Implementasi program rintisan sekolah bertaraf internasional (rsbi) di sma negeri 1 Karanganyar

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR SKRIPSI

Oleh: RUTIANA ZUHRO K7408147 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

Oleh: RUTIANA ZUHRO K7408147

Skripsi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1

KARANGANYAR. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Karanganyar, hambatan- hambatan penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan upaya yang dilakukan SMA Negeri 1 Karanganyar dalam menghadapi hambatan pelaksanaan program Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan strategi studi kasus tunggal terpancang. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan analisis dokumen atau arsip. Pengambilan sample dengan purposive snowball sampling betujuan memperoleh infromasi secara mendalam dan dapat dipercaya dari informan yang telah ditentukan sebelumnya. Keabsahan data diperorel melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode dengan menggunakan analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar sebagai suatu sistem pendidikan memiliki standar layanan pendidikan yang mengacu pada tiga aspek, yaitu: (1) Input, terdiri atas (a) Kurikulum, tinjauan kurikulum yang digunakan pada program RSBI SMA Negeri

1 Karanganyar belum dapat mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum internasional melainkan menggunakan KTSP Plus yaitu dengan mengadopsi dan/ atau mengadaptasi materi-materi SNMPTN serta terdapat penambahan penguasaan IT dan bilingual. (b) Tenaga pendidik dan kependidikan, umumnya kualifikasi pendidikan baik tenaga pendidik maupun kependidikan SMA Negeri 1 Karanganyar telah memenuhi standar, yaitu lebih dari 30% tenaga pendidik berpendidikan S-2 meskipun sebagian besar diantaranya tidak dapat linear dengan latar belakang pendidikan S-1 sedangkan tenaga kependidikan sebagian besar tamatan SMA namun terdapat beberapa yang berpendidikan S-1. Akan tetapi, kompetensi yang dimiliki para tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbahasa Inggris masih rendah. (c) Sarana prasarana, ketersediaan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar belum dapat menunjang proses pembelajaran program RSBI namun hanya sarana prasarana pembelajaran di dalam kelas yang telah terpenuhi secara baik. (d) Pembiayaan, sumber pendanaan program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pengalokasian dana dari pemerintah dipergunakan untuk pemenuhan sarana prasana dan pengembangan SDM sedangkan biaya operasional sekolah serta pembangunan gedung dipenuhi melalui iuran rutin orang tua siswa. (e) Kesiswaan, untuk menjaga kualitas intake RSBI terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para calon siswa, antara lain: minimal rata-rata nilai rapor dan Ujian Akhir Negara (UN) SMP minimal 75, mengikuti tes potensi akademik, psycho test, tes keterampilan TIK, dan wawancara bahasa Inggris. (2) Proses, meliputi (a) Proses pembelajaran, keberlangsungan proses pembelajaran RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar telah

bervariasi. (b) Penilaian, pelaksanaan penilaian hasil belajar SMA Negeri 1 Karanganyar sesuai dengan standar penilaian yang mengarah pada tiga aspek, yaitu: aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Selain itu, terdapat pengembangan penilaian hasil belajar yang berbasis IT sedangkan penilaian (evaluasi) program dilakukan oleh pihak-pihak terkait setiap tahunnya. (c) Pengelolaan, SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan pengelolaan sekolah dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang dibuktikan dengan perolehan sertifikat ISO versi 9001: 2008 dari NQA UKAS dan sebagai usaha peningkatan mutu sekolah melakukan kerja sama dengan sekolah/ lembaga/ institusi berataraf internasional. (3) Output, terdiri atas (a) Akreditasi, perolehan angka akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar sebesar 96 telah melebihi standar minimal akreditasi RSBI yaitu 95. (b) Kompetensi lulusan, satuan pendidikan SMA Negeri 1 Karanganyar memiliki angka kelulusan setiap tahun mencapai 100% dan lulusan yang diterima Perguruaan Tinggi Negeri (PTN) maupun kedinasan untuk tiga tahun terakhir secara berturut-turut ditahun 2009 sebesar 63%, tahun 2010 sebsar 92%, dan tahun 2011 sebesar 70%. Selain itu, standar kelulusan SMA Negeri 1 Karanganyar telah melebihi SNP (Standar Nasional Pendidikan) terbukti KKM untuk setiap mata pelajaran adalah 75. Penyelenggaraan RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal ini terbukti dengan adanya hambatan-hambatan yang dirasakan SMA Negeri 1 Karanganyar seperti belum dapat mengadopsi dan/ atau mengadaptasi kurikulum internasional, mayoritas kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam berbahasa Inggris masih tergolong rendah, minimnya optimalisasi para tenaga pendidik dalam menggunakan sarana prasarana pembelajaran yang telah tersedia, minimnya pengertian masyarakat (stakeholders) terhadap fase pengembangan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar, dan belum terpenuhinya sarana prasarana secara keseluruhan. Upaya SMA Negeri 1 Karanganyar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan RSBI dengan cara meningkatkan hubungan kerja sama dengan sekolah bertaraf internasional dalam kegiatan adopsi dan/ atau adaptasi kurikulum internasional, meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui pemberian pelatihan-pelatihan yang berupa pelatihan bahasa Inggris dalam rangka peningkatan kemampuan berbahasa Inggris agar pembelajaran yang berbilingual dapat terlaksana kemudian untuk meningkatkan kemampuan mengoperasikan IT sekolah memberikan pelatihan IT. SMA Negeri 1 Karanganyar menyelenggarakan In House Training kepada para pendidik dalam hal pengembangan silabus dan pendampingan bimbingan Olimpiade Sains Nasional (OSN). Selain itu, para tenaga pendidik diwajibkan untuk mengikuti kegiatan seminar dan workshop yang berkaitan dengan pengembangan kompetensi, inovasi pembelajaran, serta pengembangan metode pembelajaran. Sekolah berusaha membangun komunikasi dua arah antara sekolah dengan masyarakat (stakeholders) agar dapat terjalin hubungan kerja sama yang baik. Untuk pemenuhan sarana prasarana SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan perbaikan maupun pengadaan agar dapat menunjang jalannya proses pembelajaran.

1 Karanganyar telah berjalan sesuai dengan pedoman yang ada meskipun masih terdapat beberapa komponen yang belum dapat memenuhi ketentuan indikator kinerja kunci tambahan. Selain itu, adanya hambatan dalam pelaksanaan RSBI mengakibatkan penyelenggaraan program RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar belum dapat optimal dan efektif. Oleh karena itu, SMA Negeri 1 Karanganyar melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan program RSBI.

Kata Kunci : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), komponen penjamin mutu RSBI dan/ atau SBI, penyelenggaraan RSBI, kendala pelaksanaan RSBI, upaya mengatasi hambatan pelaksanaan RSBI.

Rutiana Zuhro.THE IMPLEMENTATION OF INTERNATIONAL SCHOOL PROGRAM (RSBI) IN 1 SENIOR HIGH SCHOOL OF KARANGANYAR. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. June 2012.

This research aims to determine the implementation of International School Program (RSBI) in 1 Senior High School of Karanganyar, the barriers in implementing international school (RSBI) and the efforts made 1 Senior High School of Karanganyar facing the barriers of implementation of International School Program ( RSBI).

This study is a qualitative descriptive research using a single fixed case study strategy. Data collection techniques in the form of interviews, observation, and analysis of documents or records. Taking sample by using purposive sampling snowball which aimed to obtain in-depth and flow of information from reliable informants that had been predetermined. Data validity through triangulation of sources and triangulation method by using an interactive analysis.

The results showed that: (1) The RSBI program include: (a) Obtaining accreditation number in 1 Senior High School of Karanganyar is 96 has exceeded the minimum standards of accreditation RSBI, that is 95. (b) Review the curriculum used in the program RSBI 1 Senior High School of Karanganyar not been able to adopt and / or adapt the international curriculum using the curriculum KTSP Plus is adopting and / or adapt the material to adapt SNMPTN and there are the addition of mastery of IT and English. (c) The learning process RSBI 1 Senior High School of Karanganyar has used IT-based and bilingual, even though the implementation is not optimal, in addition there is implementation of models of teaching and learning resources are used for students who have been varied. (d) Graduate education standard unit in 1 Senior High School of Karanganyar has exceeded SNP proved KKM each subject is 75 while the graduation rate each year to reach 100% and received a graduate of High State University and the official for three years in a row in the year 2009 was 63%, in 2010 sebsar 92%, and in 2011 by 70%. (e) The assessment implementation of learning outcomes 1 Senior High School of Karanganyar in accordance with the standards of judgment that led to the three aspects, namely: cognitive, affective aspects, and psychomotor aspects. In addition, there is the development of learning outcomes-based assessment of IT while the assessment (evaluation) program conducted by the relevant parties every year. (f) The Qualifications of teachers and educational staff RSBI Karanganyar SMA 1 has met the standard, which is more than 30% of educators educated S-2 even though most can not be linear with the educational background of S-1 while the staff's general high school education, but there are some who S-1 has been educated. However, the competence of teachers and the staff in English language is still low. (g) In general, the availability of educational infrastructure in SMA Negeri 1 Karanganyar has not been able to support the learning of RSBI but only in the classroom learning infrastructure that has been fulfilled as well. (h) The Management of 1 Senior High School of Karanganyar

quality of schools working with the school / agency / institution of international program. (I) The Financing of RSBI program in SMA Negeri 1 Karanganyar comes from central government, provincial governments, local governments, and society. The Allocation of government funds used to meet infrastructure and human resources development facilities while the school operating costs and construction are met through regular contributions of parents. (j) To maintain the quality of intake RSBI there are several requirements that must be met by the prospective students, among others: at least average grades and the State Final Examination (UN) at least 75 junior high school, take a test of academic potential, psycho test, a test of ICT skills , and the interview in English. (2) The Barriers in the implementation of the RSBI program in 1 Senior High School of Karanganyar is the majority of English language ability of teachers was still low, the lack of community sense (stakeholders) to RSBI development phase, not the fulfillment of the overall infrastructure. (3) The Efforts made in the face of these obstacles by conducting trainings, IHT, workshops, seminars, MGMP, and establish in two- way communication between the school with the community (stakeholders).

The conclusions of this research is the implementation of RSBI program in 1 Senior High School of Karanganyar has run in accordance with existing guidelines although there are some components that have not been able to meet the additional key performance indicators. In addition, the presence of obstacles in the implementation of program implementation resulted organizing RSBI program in SMA Negeri 1 Karanganyar not be optimal and effective. Therefore, the SMA Negeri 1 Karanganyar made various efforts to improve and enhance the quality of RSBI program.

Keywords: international school program (RSBI), quality assurance component of RSBI and / or SBI, organizing RSBI, RSBI implementation constraints, the barriers of RSBI implementation, the efforts to overcome the barriers in implementation of RSBI.

“Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Tuhan mu yang manakah

yang kamu dustakan” (Ar-Rahman: 29-30)

”Tuhan mu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu. Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. Dan kelak Tuhan mu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu lalu (hati) kamu menjadi puas” (Ad-Duha: 3-5)

”Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al-Insyirah: 5-6)

”There’s a will, there’s a way”

(Anonim)

“God loves us in every moment, He knows everything what we fell and need”

(Penulis)

Teriring syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

”Mami dan Papi”

Terima kasih untuk doa, kerja keras, dan pengorbanan kalian yang tiada henti. Tak ada kasih sayang yang seindah dan setulus kasih sayangmu.

”Arsyan Fuadi”

Terima kasih karena senantiasa mendukung, memotivasi, membantu, dan selalu mengajariku tuk tersenyum. I’m waiting you.

”My aunty, Agustin beserta keluarga” Terima kasih atas perhatian dan bantuannya selama ini.

”Septi, Triska, Ira, Rista”

Terima kasih telah menambah warna dalam hidupku.

”Teman-teman Akuntansi angkatan 2008”

Terima kasih atas kerja samanya.

”Dek Olga dan Dek Danu” Terima kasih untuk motivasi dan dorongannya.

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”IMPLEMENTASI PROGRAM

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA

NEGERI 1 KARANGANYAR ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi, Program Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Drs. Wahyu Adi, M. Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Sri Sumaryati, S. Pd, M. Pd, selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

II yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia menjadi informan dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Sugiyarto, S. Pd, M. Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan informasi dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

10. Bapak/ Ibu guru SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia menjadi informan bagi penelitan ini.

11. Para siswa SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan ................................................................................... 33

4.1 Daftar Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Karanganyar .................... 52

4.2 Daftar Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2011/ 2012 Program Akselerasi

dan RSBI SMA Negeri 1 Karanganyar ............................................... 53

4.3 Hasil Penilaian Akreditasi SMA Negeri 1 Karanganyar ...................... 78

4.4 Daftar Kelanjutan Studi Lulusan SMA Negeri 1 Karanganyar ke Perguruan Tinggi ................................................................................ 81

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ......................................................... 32

3.1 Kompone-komponen Analisis Data Model Interaktif ............... 41

3.2 Prosedur Penelitian .................................................................... 44

4.1 Kegiatan Diskusi Pembelajaran ................................................ 72

4.2 Pembelajaran Berbasis IT ......................................................... 72

4.3 Penggunaan Media Pembelajaran ............................................. 72

4.4 Sumber Pembelajaran melalui Blog Guru ................................. 72

25. Surat Rekomendasi Research/ Survey Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Karanganyar ...................... 275

26. Surat Rekomendasi Research Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kabupaten Karanganyar .......................................................... 276

27. Surat Keterangan Penelitian SMA Negeri 1 Karanganyar ......................... 277

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era persaingan global mengakibatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemudahan dan kecepatan dalam mengakses informasi. Sebagaimana pendapat Tilaar (2004) bahwa “Salah satu gelombang

dahsyat yang melanda kehidupan manusia dewasa ini adalah globalisasi, hal ini telah menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia yang tidak diperkirakan sebelumnya”. Untuk dapat bertahan dalam era globalisasi

dibutuhkan upaya peningkatan kualitas diri suatu bangsa melalui pembangunan. Menurut Sudarja (2005), ”Pembangunan adalah upaya suatu bangsa untuk

meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi yang berkelanjutan”. (hlm. 1) Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam

menghadapi persaingan global karena SDM memiliki peran penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu negara. Berdasarkan data Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) melaporkan bahwa pada tahun 2011 Indonesia menduduki peringkat ke-124 dari 187 negara dengan kata lain HDI Indonesia mengalami kenaikan dari 125 menjadi 124 (Asmanto, 2011). Usaha peningkatan kualitas SDM akan selalu berkaitan erat dengan pendidikan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia rancangan dan program pendidikan harus dibuat dengan kualitas yang baik, sebab hal tersebut membawa implikasi positif bagi Indonesia untuk berkompetisi secara luas dalam forum internasional.

Saat ini dunia pendidikan Indonesia telah mengupayakan penyediaan layanan pendidikan berkualitas guna meningkatkan kualitas SDM, yakni dengan

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan suatu kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional agar lulusan (output) yang dihasilkan memiliki potensi dan prestasi berdaya saing secara nasional maupun internasional. Keberadaan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) secara yuridis telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 50 ayat (3) dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 61 ayat (1)

yang mengisyaratkan bahwa,”Sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan

pendidikan bertaraf internasional”. Selain itu, pada Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasionl Tahun 2005-2009 menyebutkan bahwa,

Untuk meningkatkan daya saing bangsa perlu dikembangkan sekolah bertaraf internasional pada tingkat kabupaten/ kota melalui kerja sama yang konsisten antara pemerintah pusat dengan pemerintah kabupaten/ kota yang bersangkutan untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK menjadi bertaraf internasional.

Menurut Direktorat Jendral Mandikdasmen (2009), ”Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan salah satu standar negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/ atau negara maju lainnya”. (hlm. 9). Tujuan penyelenggaraan SBI yang tertuang dalam Permendiknas no. 78 tahun 2009 yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki : a) Kompetensi sesuai dengan standar lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya; b) Daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat internasional; c) Kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya; d) Kemampuan bersaing ke luar Menurut Direktorat Jendral Mandikdasmen (2009), ”Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperkaya dengan salah satu standar negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/ atau negara maju lainnya”. (hlm. 9). Tujuan penyelenggaraan SBI yang tertuang dalam Permendiknas no. 78 tahun 2009 yaitu untuk menghasilkan lulusan yang memiliki : a) Kompetensi sesuai dengan standar lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya; b) Daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat internasional; c) Kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya; d) Kemampuan bersaing ke luar

Untuk menyelenggarakan program RSBI dan/ atau SBI pada satuan pendidikan terdapat beberapa ketentuan yang wajib dipenuhi, antara lain:

terciptanya kultur “masyarakat belajar” dengan tujuan menciptakan masyarakat yang mau belajar dan bekerja keras; terpenuhinya kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan sehingga menciptakan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; dan ketersediaan sarana prasarana belajar yang memadai dan sesuai standar. Ketentuan-ketentuan tersebut mengindikasikan bahwa untuk menyelenggarakan program RSBI dan/ atau SBI standar minimal yang telah dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan.

Berlandaskan peraturan perundangan dan kebijakan pendidikan, saat ini banyak bermunculan sekolah bertaraf internasional, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta berlomba-lomba menaikkan statusnya menjadi sekolah bertaraf internasional. Berdasarkan catatan Kemendiknas, jumlah sekolah RSBI di Indonesia mencapai 1.110 sekolah, terdiri dari 997 sekolah negeri dan 113 sekolah swasta (Dharmaningtyas, 2010). Penyelenggaraan program RSBI dan/ atau SBI sebagai upaya peningkatan kualitas SDM mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal tersebut terlihat dari minat masyarakat, khususnya para orang tua untuk mempercayakan putra-putrinya menempuh pendidikan di sekolah bertaraf internasional tinggi sebab para orang tua percaya bahwa dengan adanya program RSBI dan/ atau SBI kualitas layanan pendidikan yang diberikan berbeda dengan sekolah biasa, seperti penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, pembelajaran berbasis IT (Information Technology), terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, kreatif, dan dialogis, serta terpenuhinya ketersediaan Berlandaskan peraturan perundangan dan kebijakan pendidikan, saat ini banyak bermunculan sekolah bertaraf internasional, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta berlomba-lomba menaikkan statusnya menjadi sekolah bertaraf internasional. Berdasarkan catatan Kemendiknas, jumlah sekolah RSBI di Indonesia mencapai 1.110 sekolah, terdiri dari 997 sekolah negeri dan 113 sekolah swasta (Dharmaningtyas, 2010). Penyelenggaraan program RSBI dan/ atau SBI sebagai upaya peningkatan kualitas SDM mendapat sambutan baik dari masyarakat. Hal tersebut terlihat dari minat masyarakat, khususnya para orang tua untuk mempercayakan putra-putrinya menempuh pendidikan di sekolah bertaraf internasional tinggi sebab para orang tua percaya bahwa dengan adanya program RSBI dan/ atau SBI kualitas layanan pendidikan yang diberikan berbeda dengan sekolah biasa, seperti penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, pembelajaran berbasis IT (Information Technology), terciptanya suasana belajar yang menyenangkan, kreatif, dan dialogis, serta terpenuhinya ketersediaan

Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas, bahwa dari 260 kepala sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang mengikuti tes bahasa Inggris, sekitar 50% nilai TOEIC (Test of English for International Communication ) di bawah 245 dengan kata lain tingkat kemampuannya di bawah elementary (dasar). Kepala sekolah yang benar-benar mampu berbahasa Inggris dengan baik hanya sekitar 10% dimana sebagian besar berlatar belakang sarjana pendidikan bahasa Inggris. (Oetomo, 2012)

Para pengamat pendidikan dan masyarakat merasakan biaya pendidikan program RSBI dan/ atau SBI sangat tinggi (mahal) sehingga menimbulkan diskriminasi terhadap kelompok anak-anak berekonomi lemah namun memiliki kecerdasan lebih. Fakta empiris menunjukkan bahwa jumlah siswa tidak mampu yang menikmati subsidi silang umumnya berjumlah kecil. Selain itu, umumnya satuan pendidikan yang menyelenggarakan program RSBI dan/ atau SBI belum dapat melaksanakan adaptasi maupun adopsi kurikulum Internasional dari negara- negara OECD/ negara maju lainnya.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan satuan pendidikan atau sub sistem dari jalur pendidikan formal yang dikembangkan pemerintah untuk menyelenggarakan program RSBI dan/ atau SBI sebagai bentuk layanan berkualitas. Oleh karena itu, pada tahun 2008 tepatnya tanggal 3 Juni Dinas P dan K Provinsi Jawa Tengah melalui keputusannya No. 193/DIKMEN/VI/2008 merekomendasikan SMA Negeri 1 Karanganyar menjadi sekolah penyelenggara Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dengan tujuan mencetak para lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan berwawasan Internasional. Selanjutnya tanggal 24 Juni 2009, SMA Negeri 1 Karanganyar resmi ditetapkan sebagai sekolah penyelenggara program Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMABI) sesuai dengan SK Direktur Pembinaan SMA No. 1823/C.C4/LL/2009.

dapat diketahui bahwa SMA Negeri 1 Karanganyar merupakan salah satu sekolah berpotensi di Kabupaten Karanganyar. Adapun visi dan misi SMA Negeri 1 Karanganyar telah berorientasi pada perwujudan insan yang berdaya saing komparatif tinggi secara nasional maupun internasional. Di samping itu, SMA Negeri 1 Karanganyar dapat menyelenggarakan pendidikan bermutu dengan cara memfasilitasi dan mengembangkan potensi para peserta didik maupun tenaga pendidik untuk berprestasi serta menyediakan layanan pendidikan yang baik dengan menerapkan kedisiplinan pada segala aspek. Sejauh ini SMA Negeri 1 Karanganyar telah menghasilkan output yang berkualitas dan berdaya saing terbukti 70% dari lulusan SMA Negeri 1 Karanganyar dapat melanjutkan jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, seperti UNS, UGM, UNDIP, ITB, UI, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penyelenggaraan RSBI di SMA Negeri 1 Karanganyar dengan

judul penelitian “Implementasi Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Karanganyar”.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Karanganyar?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Karanganyar?

3. Bagaimana upaya SMA Negeri 1 Karanganyar dalam menghadapi hambatan- hambatan yang terjadi pada pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf

Karanganyar dalam pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

3. Untuk mengetahui upaya SMA Negeri 1 Karanganyar dalam menghadapi hambatan-hambatan pada pelaksanaan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti tentang Pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

b. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan pelaksanaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan khususnya SMA Negeri 1 Karanganyar sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan atau menentukan kebijakan dalam rangka penyelenggaraan dan usaha memperbaiki penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada SMA Negeri 1 Karanganyar.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan profesi yang penulis tekuni sehingga dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan secara nyata.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Istilah pendidikan secara terminologis, menurut McLeod (dalam Muhibbinsyah) pengertian sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (2011: 10). Selain itu, Muhibbinsyah (2011) berpendapat dalam pengertian yang agak luas “Pendidikan diartikan sebagai sebuah prooses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan” (hlm. 10).

George F. Kneller mendefinisikan pendidikan dalam tiga cakupan yaitu luas, teknik, dan hasil. Pengertian luas dari pendidikan adalah menunjukkan pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh dan berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan pikiran (mind), watak (character), dan kemampuan fisik (physical ability). Pengertian teknis dari pendidikan adalah suatu proses dimana masyarakat, melalui lembaga-lembaga pendidikan dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan dari generasi ke generasi. Pengertian hasil dari pendidikan merupakan apa yang boleh kita peroleh melalui belajar (Rohman, 2009: 7).

Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. 1889- 1959) mengartikan “Pendidikan sebagai usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai kesempurnaan hidup”. (Rohman, 2009: 8). Makna pendidikan menurut yuridis atau perundang-undangan yang berlaku, yakni UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. 1889- 1959) mengartikan “Pendidikan sebagai usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak baik sebagai individu manusia maupun sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai kesempurnaan hidup”. (Rohman, 2009: 8). Makna pendidikan menurut yuridis atau perundang-undangan yang berlaku, yakni UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan aktivitas atau usaha sadar untuk meningkatkan kepribadian dan kedewasaan baik secara fisik, psikologik, maupun sosial melalui penciptaan suasana belajar atau proses belajar dengan jalan membina potensi-potensi pribadi, baik jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan) maupun rohani (cipta, rasa, dan karsa).

b. Tujuan Pendidikan

Pendidikan merupakan serangkaian aktivitas pengembangan kepribadian dan kecakapan seseorang melalui proses pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaan aktivitas tersebut terdapat tujuan yang hendak dicapai. Menurut Rohman (mengutip dari Dirto Hadisusanto, 1995),”Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan” (2009: 87). Selain itu, terdapat beberapa rumusan tujuan pendidikan menurut para ahli dalam Rohman (2009: 92), antara lain: Crow and Crow berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang baik dan sehat adalah mendorong anak didik untuk berfikir efektif, jernih, dan objektif di dalam suasana yang bagaimana pun. MJ. Langeveld menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia dewasa. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya kesempurnaan hidup pada anak didik. Bangsa Indonesia merumuskan tujuan pendidikan dalam peraturaturan perundang-undangan, yakni UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan merupakan serangkaian aktivitas pengembangan kepribadian dan kecakapan seseorang melalui proses pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaan aktivitas tersebut terdapat tujuan yang hendak dicapai. Menurut Rohman (mengutip dari Dirto Hadisusanto, 1995),”Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan” (2009: 87). Selain itu, terdapat beberapa rumusan tujuan pendidikan menurut para ahli dalam Rohman (2009: 92), antara lain: Crow and Crow berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang baik dan sehat adalah mendorong anak didik untuk berfikir efektif, jernih, dan objektif di dalam suasana yang bagaimana pun. MJ. Langeveld menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah terwujudnya manusia dewasa. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya kesempurnaan hidup pada anak didik. Bangsa Indonesia merumuskan tujuan pendidikan dalam peraturaturan perundang-undangan, yakni UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

Secara akademik, pendidikan memiliki beberapa tujuan. Pertama, mengoptimalisasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa. Kedua, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari pengikisan budaya maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi kondisi masa depan yang terus mengalami perubahan. Keempat, meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk membedakan kebenaran dan kesalahan. Kelima, mendorong dan mengembangkan rasa harga diri, kemandirian hidup, kejujuran dalam bekerja, dan integrasi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan umumnya bersifat universal, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya sehingga menjadi manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, beretos kerja profesional, berkepribadian, mandiri, berdisiplin, cerdas, kreatif, terampil, serta memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa yang berdasar atas falsafah negara Pancasila.

2. Tinjauan Tentang Kategori Sekolah

Pada umumnya proses pendidikan akan selalu berhubungan dengan lingkungan karena keberlangsungan proses pendidikan terjadi di dalam lingkungan tersebut. Salah satu jenis lingkungan pendidikan yang berkaitan erat dengan proses pendidikan peserta didik adalah sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat dengan fungsi untuk mendidik anak. Menurut Young Pai

(to transmit societal values) dan sebagai agen untuk transformasi sosial (to be agent of social transform )” (Rohman, 2009: 201). Oleh karena itu, sekolah memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Berlandaskan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal (2) dan (3) yang berisi tentang dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, pemerintah mengkategorikan sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP), yaitu Sekolah Standar, Sekolah Mandiri, dan Sekolah Bertaraf Internasional. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk peningkatan pencapaian kualitas pendidikan nasional. Adapun penjelasan pada masing-masing kategori sekolah adalah sebagai berikut:

a. Sekolah Standar

Menurut Aqib (2010), ”Sekolah Standar adalah sekolah yang masih relatif banyak memiliki kekurangan atau kelemahan untuk memenuhi kriteria sekolah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan

(SNP)” (hlm. 4). Umumnya Sekolah Standar berada di daerah pinggiran/ terpencil/ terisolir dan baru dapat memenuhi sebagian kecil dari Standar

Nasional Pendidikan (SNP) sehingga mengakibatkan kualitas pendidikan yang dimiliki bervariasi dan relatif rendah baik dari kualitas lulusan atau perolehan prestasi akademik dan/ atau non-akademik, sarana prasarana, dan aspek pendidikan lainnya

Pada dasarnya Sekolah Standar dapat dikembangkan menjadi Sekolah Mandiri dengan ketetentuan seluruh aspek pendidikan pada Sekolah Standar telah memenuhi delapan aspek Standar Nasional Pendidikan (SNP) mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Upaya pengembangan dan peningkatan aspek pendidikan Pada dasarnya Sekolah Standar dapat dikembangkan menjadi Sekolah Mandiri dengan ketetentuan seluruh aspek pendidikan pada Sekolah Standar telah memenuhi delapan aspek Standar Nasional Pendidikan (SNP) mencakup standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Upaya pengembangan dan peningkatan aspek pendidikan

b. Sekolah Mandiri

Menurut Dirjen Mandikdasmen (2009),”Sekolah Kategori Mandiri merupakan sekolah yang telah atau hampir memenuhi Standar

Nasional Pendidikan (SNP), mampu menerapkan dan mengelola pembelajaran dengan sistem SKS” (hlm. 10). Hal ini berarti kualitas

pendidikan yang dihasilkan Sekolah Mandiri memiliki daya saing nasional dan pengelolaan aspek-aspek pendidikan dapat berjalan dengan baik. Seperti halnya dengan Sekolah Standar, terlaksananya keseluruhan komponen Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Sekolah Mandiri dapat mendorong Sekolah Mandiri menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Hal ini disebabkan untuk pengembangan program rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan syarat utama yang harus dipenuhi.

c. Sekolah Bertaraf Internasional

Menurut Dirjen Mendikdasmen (2009) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan Sekolah Mandiri yang telah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP), menerapkan sistem kredit semester serta mengembangkan keunggulan yang mengacu pada peningkatan daya saing setara dengan mutu sekolah-sekolah unggul dari negara maju (hlm. 10).

Berdasarkan pengertian tersebut, sekolah dikategori sebagai Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang telah memenuhi dan melaksanakan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebab pencapaian dan pelaksanaan keseluruhan SNP merupakan indikator kunci kinerja minimal bagi Sekolah Bertaraf Internasional. Selain itu, pada kategori Sekolah Bertaraf Internasional terdapat indikator kinerja kunci Berdasarkan pengertian tersebut, sekolah dikategori sebagai Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang telah memenuhi dan melaksanakan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebab pencapaian dan pelaksanaan keseluruhan SNP merupakan indikator kunci kinerja minimal bagi Sekolah Bertaraf Internasional. Selain itu, pada kategori Sekolah Bertaraf Internasional terdapat indikator kinerja kunci

3. Tinjauan Tentang Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

a. Pengertian RSBI

Guna meningkatkan kualitas SDM, bangsa Indonesia telah mengupayakan penyediaan layanan pendidikan berkualitas dengan menyelenggarakan program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang terlebih dahulu diawali oleh program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dirjen Mendikdasmen (2009) menyatakan bahwa: “Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah sekolah nasional

yang telah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP), menerapkan sistem kredit semester, dan dalam sistem pendidikan nasional Sekolah Bertaraf Internasional” (hlm. 10). Oleh karenanya,

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan suatu fase bagi sekolah untuk melaksanakan uji coba atau pembinaan awal menuju sekolah bertaraf internasional yang dilakukan secara bertahap dalam mencapai standar sekolah bertaraf internasional, sehingga RSBI bersifat sementara karena apabila selama masa uji coba atau pembinaan sekolah telah memenuhi kriteri sebagai Sekolah Bertaraf Internasional maka selanjutnya disebut dengan SBI (tidak lagi sebagai rintisan).

“Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah nasional dengan standar mutu Internasional yang proses pembelajarannya

menekankan pada pengembangan daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide- ide baru” (Dian, 2010). Menurut

(SNP) yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari negara anggota the Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD) atau negara maju lainnya”. Jadi, SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi dan melaksanakan Standar Nasional Pendidikan (SNP), meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Selanjutnya aspek-aspek SNP tersebut diperkaya, diperkuat, dan dikembangkan melalui adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu negara OECD dan/ atau negara maju lain yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, reputasi mutu yang diakui internasional, serta lulusan (output) berdaya saing internasional seperti Cambridge, IB, TOEFL/ TOEIC, UNESCO, ISO.

Berdasarkan pengertian di atas, maka konsep SBI dapat dirumuskan sebagai berikut: SBI = SNP + X yang berarti Sekolah Bertaraf Internasional merupakan sekolah yang telah melaksanakan dan memenuhi delapan aspek SNP sebagai indikator kinerja kunci minimal dan ditambah dengan (X), yaitu penambahan, pengayaan, pengembangan, perluasan, dan pendalaman dari delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja kunci tambahan yang berstandar internasional dari salah satu anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya.

b. Karakteristik RSBI dan/ atau SBI

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan/ atau SBI harus memiliki karakteristik keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap masukan (input), proses, dan hasil (output) pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek. Pengakuan tersebut diperoleh melalui penggunaan standar pendidikan internasional dan mendapatkan sertifikat berpredikat baik dari salah satu

keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. Tolak ukur karakteristik RSBI dan/ atau SBI adalah sekolah harus memenuhi delapan unsur pendidikan yang secara rinci dijabarkan dalam standar indikator-indikator kinerja kunci minimal sebagai jaminan mutu pendidikan telah berstandar nasional. Selain itu, sekolah harus mampu memenuhi indikator-indikator kinerja kunci tambahan sebagai nilai plusnya, yaitu indikator-indikator kinerja sekolah yang berstandar internasional dari salah satu negara OECD dan/ atau negara maju lainnya. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional, 2007 indikator kinerja kunci minimal dan kinerja kunci tambahan adalah sebagai berikut :

Indikator kinerja kunci minimal: - Menerapkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP); - Menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/ SMK/ MA; - Memenuhi Isi; dan - Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan. Keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kerja kunci tambahan sebagai berikut: - Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) dimana setiap saat siswa dapat mengakses transkipnya masing-masing.

- Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

- Menerapkan standar kelulusan sekolah/ madrasah yang lebih

tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.

Haryana (2007) menjelaskan bahwa karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal sesuai dengan SNP dan indikator kunci tambahan (X) sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional meliputi beberapa objek yakni: akreditasi, Kurikulum Standar Isi (ISI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), proses pembelajaran, penilaian, pendidik, kepala sekolah, sarana prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan (hlm. 159).

Penyelenggaraan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI dan/ atau SBI) merupakan suatu kebijakan pemerintah Indonesia yang berkekuatan hukum guna memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Oleh karena itu, pedoman penyelenggaraan dan pengembangan program RSBI dan/ atau SBI berlandaskan atas beberapa peraturan perundangan dan kebijakan sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 50 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pemerintah dan/ atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional.

2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.