PLASTISITAS OTAK PERKEMBANGAN SARAF DAN
PLASTISITAS OTAK PERKEMBANGAN SARAF DAN
KERUSAKAN OTAK
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biopsikologi.
Dosen Pembimbing : Rizki Dawanti, M.Psi, Psi.
Disusun Oleh :
Ilham Saputro
Pia Garini Jati
Fatma Maghfirah Harahap
Imran Khadafi
46117310018
46117310023
46117310036
46117310042
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
BEKASI
2017
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................3
BAB II PLASTISITAS.................................................................4
2.1 Perkembangan Sistem Saraf..................................................4
2.2 Definisi Plastisitas Otak........................................................6
2.3 Penyebab Kerusakan Otak.....................................................6
2.4 Epilepsi..............................................................................11
2.5 Respon Neuroplastik terhadap Kerusakan Sistem Saraf.....14
2.6 Neuro Plastisitas dan Penanganan kerusakan Sistem Saraf 16
BAB III KESIMPULAN............................................................17
Daftar Pustaka............................................................................18
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Otak merupakan system saraf pusat yang rentan dan mudah menerima cidera
atau penyebab-penyabab lain yang mengurangi fungsi otak tersebut.
Di lain sisi otak juga mempunyai kemampuan luar biasa untuk memperbaiki
kerusakannya secara mandiri.
Dengan makalah ini akan dibahas mengenai penyebab kerusakan otak dan
kemampuan otak untuk merecovery fungsi-fungsi yang terganggu.
.
1.2.
1.
2.
3.
4.
1.3.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
Apa definisi Plastisitas otak?
Apa saja jenis kerusakan otak?
Apa penyebab kerusakan otak?
Apa peranan plastisitas otak dalam pemulihan?
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui berbagai penyebab kerusakan otak dan penyakit neuropsikologis.
2. Mengetahui kemampuan neuroplastisitas dan penanganan kerusakan sistem saraf.
3. Mengetahui respons neuroplastik terhadap kerusakan sistem saraf.
BAB II
ISI
PLASTISITAS OTAK
1
A.
PERKEMBANGAN SISTEM SARAF
Urutan perkembangan system saraf
1.
2.
3.
4.
5.
Ovum dan sperma menyatu menjadi zigot
Zigot membelah menjadi 2 sel
2 (dua) sel membelah dan menjadi 4 sel
Sel terus membelah dan berlipat ganda (MULTIPLIKASI)
Sampai terbentuk Organisme
Untuk membentuk organisme, sel-sel harus melalui hal-hal sbb:
1. Terdeferensiasi
contoh: sebagian harus menjadi sel otot, neuron-neuron multipolar, sel-sel glia dll.
2. Sel-sel harus menuju tempat yang tepat dan menyelaraskan diri dengan sel-sel
sekitarnya untuk membentuk struktur-struktur tertentu
3. Sel-sel harus menjalin hubungan fungsional yang tepat guna dengan sel-sel
lainnya
Untuk memenuhi 3 hal diatas, sel-sel harus melalui fase sbb:
1. INDUKSI PELAT NEURAL
Pelat neural adalah jaringan kecil di lapisan endotermal (terluar) embrio.
Pelat neural melipat dan membentuk neural tube.
2. PROLIFERASI NEURAL
1
Adalah proses melipatgandakan sel-sel yang terjadi di zona ventrikuler.
3. MIGRASI DAN AGREGASI
Migrasi adalah proses perpindahan sel-sel yang sudah berlipat ke tempat
yang tepat.
Agregasi adalah proses penyelarasan neuron-neuron dengan neuron –neuron
lain yang sedang berkembang untuk membentuk struktur sitem saraf
4. PERTUMBUHAN AKSON DAN PEMBENTUKAN SINAPSIS
Setelah neuron berpindah ke tempat yang tepat, akan membentuk akson dan
dendrit.
Neuron dapat menciptakan sendiri akson dan diantara neuron-neuron
tersebut akan terbangun sinapsis.
5. KEMATIAN NEURON DAN PENYUSUNAN ULANG SINAPSIS
Neuron yang dihasilan adalah 50% lebih banyak yang dibutuhkan, sehingga
akan muncul neuron yang mati karena gagal bersaing mendapatkan bahan
kimia untuk mempertahankan hidup.
Ketika neuron mati akan meninggalkan ruang kosong dan akan diisikan oleh
neuron baru sehingga akan muncul sinapsis baru.
B.
Definisi Plastisitas Otak
Plastisitas berasal dari bahasa Yunani ‘plaistikos’ yang berarti ‘membentuk’.
Plastisitas otak atau neuroplastisitas adalah kemampuan system saraf otak
untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi secara structural dan
fungsional terhadap kebutuhan dan stimulus yang bisa berlangsung terus
sesuai kebutuhan dan stimulasinya.
Mekanisme ini merupakan mekanisme kompleks yang mellibatkan:
Perubahan kimia saraf, kelistrikan saraf, penerimaan saraf, perubahan struktur
neuron saraf, reorganisasi otak dll.
1
Saat ini otak dipahami otak mampu menyusun kembali jalur-jalurnya,
sambungan-sambungannya dengan menciptakan koneksi baru dan bahkan
menciptakan neuron baru. Penelitian modern membuktikan bahwa otak terus
membangun jalur neural baru dan mengubah jalur yang telah ada sebagai hasil
adaptasi pada pengalaman baru, mempelajari informasi baru dan menciptakan
memori baru.
C.
Penyebab Kerusakan Otak
Beberapa penyebab kerusakan otak yaitu : tumor otak, gangguan-gangguan
serobrovaskuler, closed-head injuries, infeksi otak, neurotoksin, dan faktor-faktor
genetik.
1. Tumor otak
Tumor atau neoplasma (pertumbuhan baru). Adalah masa sel yang tumbuh
secara independen dari seluruh bagian tubuh lainnya. Dengan kata lain tumor
adalah kangker. Sekitar 20% tumor pada otak manusia adalah meningiomas atau
encapsulated tumor adalah tumor yang tumbuh dalam selaputnya sendiri.
Meningiomas tumor yang tumbuh diantara meninges, tiga selaput yang menutupi
sistem saraf pusat. Tumor ini dapat mempengaruhi funsi otak hanya dengan
tekanan yang diakibatkannya pada jaringan disekitarnya, tumor ini biasanya adalah
benign tumors (tumor jinak) tumor yang dapat diangkat melalui oprasi dengan
resiko kecil pada pertumbuhan lebih lanjut pada tubuh.
Selain meningiomas, sebagian tumor bersifat menginfiltrasi. Infiltrating
tumors (tumor yang menginfiltrasi) adalah tumor yang tumbuh menyebar melalui
jaringan sekitarnya. Tumor ini biasanya adalah malignant tumors (tumor ganas).
Tumor ini sulit dibuang sepenuhnya, dan setiap jaringan yang bersifat kanker yang
tertinggal setelah operasi dan akan terus tumbuh.
Sekita 10% tumor otak tidak bermula di otak. Melainkan tumbuh dari
potongan infiltring yang dibawa ke otak oleh aliran darah dari bagian tubuh
lainnya. (otak adalah lahan subur bagi pertumbuhan tumor) tumor ini disebut
matastatic tumors (tumor metastatik), metastasis mengacu pada penyebaran
1
penyakit dari satu organ ke organ lain. Banyak tumor otak metastatik yang bermula
sebagai kanker paru-paru, peluang untuk sembuh dari kanker yang sudah
menyerang dua tempatatau lebih sangat kecil.
Tumor terenkapsulasi yang tumbuh di saraf kranial VIII disebut acoustic neuromas
(nuromas akustik: neuromas adalah tumor yang tumbuh disaraf atau traktus).
2. STROKE (Gangguan Serebrovaskuler)
Stroke adalah gangguan serebrovaskuler yang onsetnya tiba-tiba, yang
menyebabkan kerusakan otak. Ada dua tipe utama stroke yaitu: pendarahan
serebral (cerebral hemorrhage) dan iskemia serebral (cerebral ischemia). Di
amerika serikat, stroke adalah penyebab kematian tertinggi ke tiga dan merupakan
penyebab paling sering untuk disabilitas pada orang dewasa. Konsekuensi yang
seri ng dijumpai dari stroke adalah anemia, afasia (kesulitan berbicara), dan koma.
Daerah jaringan yang mati sekarat yang diakibatkan oleh stroke disebut
infarct (infark). Di sekitar infark terdapat daerah disfungsional yang disebut
penumbra. Jaringan dipenumbra dapat pulih atau mati, tergantung berbagai macam
faktor, dan tujuan penanganan setelah stroke adalah berusaha menyelamatkannya.
Pendarahan serebral (cerebral hemorrhage)
Pendarahan serebral atau pendarahan di otak, terjadi ketika pembuluh darah
serebral pecah dan darah mengalir ke jaringan neural disekitarnya dan merusaknya.
Bursting aneurisms (aneurisma yang pecah) adalah penyebab pendarahan
intraserebral. Aneurisms adalah dilasi (pembesaran). Aneurisma dapat bersifat
kongenital (ada pada saat lahir) atau dapat diakibatkan oleh paparan racun atau
infeksi vaskuler. Individu-individu yang memiliki anrisma seharusnya berusaha
sebisanya untuk menghindari tekanan darah tinggi atau aktivitas berat.
Iskemia serebral (cerebral ischemia)
Iskemia serebral atau iskemia di otak, adalah disrupsi pasokan darah ke sebuah
daerah di otak.tiga penyebab utama iskemia sereral adalah trombosis, embolisma,
dan arteriosklerosis.
1
1. Trombosis (trombosis) adalah sebuah sumbatan yang disebut thrombus
terbentuk dan memblokir aliran darah ditempat pembentukannya. Sebuah
trombus dapat terdiri dari bekuan darah, lemak, minyak, gelembung udara,
sel-sel tumor atau kombinasinya.
2. Embolism (embolisma) disebut embolus dibawa oleh darah dari pembuluh
yang lebih besar ke pembuluh yang lebih kecil.
3. Arterischlerosis (arteriosklerosis) dinding pembuluh darah menebal dan
salurannya menyempit. Biasanya sebagai akibat penumpukan lemak,
penyempitan ini pada akhirnya dapat menghasilkan penyumbatan total
pembuluh darah.
Banyak kerusakan yang dihasilkan oleh iskemia serebral yang hanya
membutuhkan waktu satu atau dua hari untuk berkembang penuh dan secara
paradoksikal. Sebagai neurotransmiter otak itu sendiri berperan kunci dalam
perkembangannya. Banyak kerusakan otak yang terkait dengan stroke adalah
konsekuensi pelepasan eksesif neurotransmiter asam amino eksitatorik dalam
glutamat tertentu, neurotransmiter esitatorik yang paling menonjol diotak.
Kerusakan otak yang di induksikan iskemia memiliki tiga properti penting,
1. Ia membutuhkan beberapa waktu untuk berkembang. Segera setelah
episode iskemik serebral temporer selama 10 menit biasanya hanya ada
sedikit atau tidak ada kerusakan otak, tapi kehilangan neuron yang
substensial dapat di deteksi sehari atau dua hari kemudian.
2. Kerusakan otak yang induksi iskemia tidak terjadi merata di seluruh
tubuh bagian otak. Yang paling rentan adalah neuron-neuron di daerahdaerah tertentu di hipokampus.
3. Mekanisme-mekanisme kerusakan yang di induksikan iskemia bervariasi
dari struktur-struktur dalam otak.
Salah satu implikasi penemuan bahwa pelepasan glutamat yang eksesif
menyebabkan banyak kerusakan otak yang terkait dengan stroke adalah
kemungkinan mencegah kerusakan otak terkait stroke dengan memblokir aliran
gluinergik. Yang dicari adalah antagonis glutamat yang efektif dan aman untuk
di gunakan pada manusia korban stroke. Beberapa telah terbuksi efekif pada
1
binatang-binatang laolatorium, tapi belum ada yang terbukti membatasi
kerusakan otak akibat stroke pada manusia.
3. . Closed-Head Injuries
Adalah Cedera Otak yang dihasilkan oleh benturan yang tidak menetrasi
tulang tengkorak .
•
Contusions (kontusi) adalah cedera kepala tertutup yang melibatkan
kerusakan pada sistem sirkulatorik sereba. Kerusakan semacam ini
menghasilkan pendarahan dalam yang mengakibatkan hematoma (memar)
•
Kontusi sering mengalami benturan yang disebut Contrecoup Injuries
(benturan
yang menyebabkan otak menabrak ke bagian dalam tulang tengkorak.
•
Concussion (Konkusi) ialah gangguan kesadaran setelah terjadi
benturan di kepala.
•
Punch-drunk syndrome adalah dementia (kemunduran intelektual
secara umum)
4.Infeksi Otak
Invasi Otak oleh Mikroorganisme disebut infeksi otak, dan inflamasi yg
diakibatkannya disebut enchepalitis (baca : ensefalitis).
Ada 2 (dua) tipe infeksi otak :
a. Infeksi Bakterial adalah ketika bakteri menginfeksikan otak, mereka sering kali
menyebabkan pembentukan cerebal abscess (kantung nanah di otak).
b. Inveksi Viral terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
- Rabies (yang di tularkan melalui gigitan hewan yang menggila)
Contoh :
meningkatkan probabilitas binatang gila yg biasanya
menyerang dg mengigit. Seperti anjing, kucing, rakun, kelelawar dan tikus. Utk
menyerang otak paling sedikit 1 bulan setelah dikontraksikan.
Efek : sangat mematikan
- Virus mumps (gondong) dan Herpes (Virus-virus yang dapat menyerang sistem
saraf yang tidak memiliki afinitas khusus). Virus ini menyebar ke otak, biasanya
menyerang jaringan2 tubuh lainnya.
5. Neurotoksin
Sistem saraf yang dapat dirusak oleh paparan salah satu diantara beragam bahan
kimia beracun, yang dapat memasuki sirkulasi umum dari traktus gastrointestinal,
dari paru-paru, atau melalui kulit. Beberapa Neurotoksin bersifat Endogen
(dihasilkan oleh tubuh pasien sendiri)
1
Contoh : Logam-logam berat seperti Merkuri dan timah dapat terakumulasi
(menumpuk) di otak dan merusaknya secara permanen.
6.Faktor-Faktor Genetik
Sel manusia normal mempunyai 23 pasang kromosom. Akan tetapi kadang-kadang
kecelakaan saat pembelahan sel terjadi dan sel telur yang sudah dibuahi menjadi
sebuah kromosom abnormal atau kromosom-kromosom normal yang jumlahnya
abnormal.
Jadi ketika sel telur yang telah dibuahi membelah dan membelah lagi, anomali
kromosomal ini terduplikasi di setiap sel tubuh.
Down Syndrome adalah gangguan genetik yang bukan disebabkan oleh gen yang
cacat, tetapi oleh sebuah kecelakaan genetik, yang terjadi pada sekitar 0,15%
kelahiran.
7. Kematian Sel Terprogram
Neuron dan sel-sel lain-nya memiliki program genetik untuk menghancurkan
dirinya sendiri melalui proses yang disebut Apoptosis
Peran dari Apoptosis adalah :
• Memainkan peran kritis dalam perkembangan awal dengan mengeliminasi neuronneuron ekstra.
• Berperan dalam kerusakan otak, bahkan ke-6 (enam) dari kerusakan otak di atas
dapat menghasilkan kerusakan neural, sebagian dengan mengaktifkan program
Apoptotik Destruksi-Sel.
Apoptosis sebuah neuron berlangsung secara gradual, dimulai dengan penciutan
badan sel. Setelah itu ketika bagian-bagian neuron itu mati, puing-puing yang
dihasilkannya dibungkus dalam vasikel. Akibatnya tidak ada inflamasi dan
kerusakan pada sel-sel yang berdekatan dipertahankan pada tingkat minimum.
C . PENYAKIT NEUROPSIKOLOGIS
1. Epilepsi
Adalah Epileptic Seizure (kejang-kejang).
Tapi tidak semua orang yang mengalami kejang dianggap mengidap epilepsi.
Beberapa penyebab Epilepsi ialah termasuk virus neurotoksin, tumor, dan pukulan
di kepala.
Beberapa perubahan psikologis pengalaman epileptik yang khas terjadi sebelum
sebuh konvulsi. Perubahan-perubahan ini disebut epileptic auras (penciuman yang
1
buruk, perhatian yang khas, perasaan akrab yang tidak jelas, halusinasi, atau dada
sesak).
• Partial Seizures adalahSeizures yang tidak melibatkan seluruh otak. Ada 2 (dua)
kategori utama Partial Seizures :
a. Simple Partial Seizures (yang gejalanya terutama bersifat sensori atau monorik
atau keduanya)
b. Complex Partial Seizures (yang sering kali terbatas pada lobus temporal).
• Generalized Seizures adalah yang melibatkan seluruh Otak. Ada 2 (dua) kategori
Generalized Seizures :
a. Seizures Grand Mal (masalah besar) adalah hilangnya kesadaran, kehilangan
keseimbangan.
b. Seizures Petit Mal (masalah kecil) adalah kesadaran yang berhubungan dengan
penghentian perilaku yang sedang berlangsung, pandangan kosong, dan kadangkadang kelopak mata yang berkedip-kedip.
2. Penyakit Parkinson
Adalah gangguan gerakan di usia paruh baya dan tua yang menimpa sekitar 0,5%
populasi. Gejala-gejala penyakit Parkison mungkin sangat ringan tidak lebih dari
kaku atau tremor ringan di jari jemari tetapi tingkat keparahannya meningkat
secara tak terhindarkan seiring bertambahnya umur. Gejala paling lazim gangguan
yang sudah berkembang penuh adalah tremor yang nyata selama tidak aktif kaku
otot, kesulitan untuk memulai gerakan, gerakan yang lamban, dan wajah seperti
topeng. Para korban penyakit Parkinson menganggap dirinya seperti dirinya
terperangkap dalam tubuh yg tdk dapat mereka kontrol. Penyakit Parkinson
tampaknya tidak memiliki penyebab tunggal ; cacat gen, infeksi otak, stroke,
tumor, cedera otak traumatis dan neurotoksin. Di kebanyakan kasus tidak ada
penyebab yang jelas dan tidak ada riwayat keluarga. Gejala penyakit Parkinson
dapat dikurangi dengan cara ;
1. Suntikan L-dopa ( bahan kimia dopamin yang disintesis)
2. Deep Brain Stimulation yaitu penanganan dimana stimulasi elektrik
intensitas – rendah di terapkan secara terus menerus ke sebuah daerah otak
melalui elektroda yang diimplantasikan secara stereotaksik
3. Penyakit Huntington
Adalah sebuah gangguan motorik progresif pada usia paruh baya dan usia lanjut,
tetapi berbeda dengan penyakit parkinson, karena kasusnya jarang . Tanda-tanda
1
awalnya adalah fidgetness (kegelisahaan) yang meningkat. Akibatnya adalah tidak
dapat makan sendiri, tidak mampu mengontrol buang air besarnya, atau tidak dapat
mengenali anak-anaknya sendiri. Penyakit ini tidak ada obatnya, kematian
biasanya terjadi sekitar 15 tahun setelah munculnya gejala-gejala pertama. Ini
berarti penyakit Huntington dari generasi ke generasi oleh sebuah gen dominan.
Gen dominan tersebut diidentifikasi dan dikarakterisasikan pada tahun 1993
penyakit ini dinamai Huntington. Bila salah satu ayah/ibu anda mengembangkan
penyakit Huntington peluang anda untuk mengembangkan 50%.
4. Multiple Sclerosis (MS)
Adalah sebuah penyakit progresif yang menyerang mielin akson-akson di sistem
saraf pusat. Penyakit ini biasanya menyerang orang-orang muda saat mereka mulai
memasuki masa dewasanya. Gejala – gejala Multiple Sclerosis lanjut adalah
gangguan visual, kelemahan otot, mati rasa, tremor dan ataksia (kehilangan
koordinasi motorik). Studi Epidemiologis memberikan bukti faktor lingkungan dan
genetik adalah penyebabnya.
Contoh utk faktor lingkungan : Sclerosis Multiple ini lebih sering muncul di
kalangan orang – orang yang masa kanak2nya dihabiskan di lingkungan yang
dingin. Ada sejumlah obat yang telah ditemukan efektif memperlambat progresi
Sclerosis Multiple tapi sampai saat ini masih belum ada obatnya.
5. Penyakit Alzheimer
Adalah penyebab paling lazim untuk demensia (berumur 40 tahun), tahap-tahap
awalnya sering kali ditandai dengan penurunan selektif ingatan, Tahap-tahap
pertengahannya ditandai oleh konfusi, iritabilitas, kecemasan, dan deteriorasi
(kemunduran) bicara, dan pada tahap lanjut adalah sulitnya menelan serta
mengontrol kandung kemih.
Adalah perkembangan progresif dan intensifikasi konvulsi yang ditimbulkan oleh
serangkaian stimulasi otak priodik.
Dua karakteristik penentu penyakit ini adalah :
1. Neurofibrillary Tangles yaitu kekusutan protein seperti benang kusut di
sitoplasma neural
2. Anyloid Plaques itu adalah rumpun jaringan parut yang terdiri atas neuronneuron yang mengalami degenerasi dan protein yang disebut amyloid, yang
ada di otak normal jumlahnya sangat kecil
1
Orang dengan korban Alzheimer di keluarganya memiliki peluang 50% untuk
menjadi korban. Metode pengobatannya adalah imunoterapiutik yaitu
menggunakan vaksin aminoid untuk mengurangi timbunan plak dan memperbaiki
performa ingatan.
D. RESPON NEUROPLASTIK TERHADAP KERUSAKAN SISTEM
SARAF
Kerusakan pada sistem saraf dapat memicu 4 (empat) respon neuroplastik :
1.
2.
3.
4.
Degenerasi Neural
Regenerasi Neural
Reorganisasi Neural
Pemulihan Fungsi setelah kerusakan otak
1. Degenerasi Neural
Jika terjadi cidera pada sel saraf, maka akan terjadi degenerasi seluruh neuron
karena tidak terjadi sintesis protein. Pada akhirnya neuron akan mati dan
ruangan yang ditinggalkan akan diganti dengan jaringan parut.
Adalah komponen lazim perkembangan dan penyakit otak. Ada 2 (dua) macam
degenerasi :
a. Degenerasi Anterograd adalah degenerasi segmen distal yaitu segmen
akson yang dipotong diantara tempat pemotongan itu dan terminal-terminal
sinaptiknya.
degenerasi segmen proksimal -> segmen akson yang dipotong diantara tempat
pemotongan itu dan badan sel.
b. Degenerasi Retrograd adalah degenerasi segmen proksimal yaitu
segmen akson dipotong diantara tempat pemotongan itu dan badan sel.
2. Regenerasi Neural
Adalah neuron-neuron rusak yang tumbuh kembali, tidak berjalan sukses pada
mamalia dan vetebrata-vetebrata tingkat tinggi lainnya seperti yang terjadi pada
kebanyakan invertebrata dan vertebrata tingkat rendah.
Kapasitas perkembangan akson aksonal yang akurat yang dimilliki oleh vertebrata
tingkat tinggi selama masa perkembangannya hilang begitu mereka memasuki
masa kematangannya.
1
Regernerasi nyari tidak tejadi lagi di CNS (sistem saraf pusat) mamalia dewasa,
dan hanya terjadi paling jauh adalah proses hit and miss pada sistem PNS (sistem
saraf periferal/tepi).
3. Reorganisasi Neural
Beberapa studi tentang reorganisasi neural pasca kerusakan telah difokuskan
pada korteks sensori motoric dari hewan-hewan laboratorium.
Reorganisasi kerusakan terinduksi dari korteks sensori dan motorik primer telah
dikaji dibawah dua kondisi.
A. Reorganisasi Kortikal Pasca Kerusakan pada Manusia
Temuannya konsistensi dengan hipotesis bahwa ada kompetisi terus menerus untuk
mendapatkan ruang kortikal diantara sirkuit-sirkuit fungsional.
Misal, pada tuna netra ada ekspansi neuron ke korteks auditori, dan somatosensori,
sehingga daya dengar dan raba mereka lebih peka.
B. Mekanisme Reorganisasi Neural
Dua macam mekanisme diduga menjelaskan atas reorganisasi sirkuit-sirkuit neural,
adalah yaitu:
1. penguatan penghubungan yang sudah ada, mungkin melalui pelepasan dari
hambatan.
2. penciptaan penghubungan-penghubungan baru melalui pertunasan kolateral.
4. Pemulihan Fungsi Setelah Kerusakan Otak
Adalah sebuah fenomenon yang baru sedikit sekali dipahami. Ada dua alasan
kesulitan dalam memahami pemulihan fungsi sitem saraf, yaitu:
a. Sulit untuk melaksanakan eksperimen terkontol terhadap pasien yang
mengalami kerusakan otak.
b. Kerusakan sistem saraf mungkin menimbulkan beragam perubahan
kompensatorik yang dapat dengan mudah dikacaukan dengan pemulihan fungsi
yang sesungguhnya.
Tetapi ada hasil study menyebutkan pemulihan otak dapat dipengaruhi oleh
hal-hal sbb:
Ukuran lesi (luas vs sempit? umbra vs penumbra?)
Umur (bgmn bayi vs orang dewasa vs lanjut usia?)
Jenis kelamin (bgmn lelaki vs wanita?)
Tipe/perjalanan kerusakan (mendadak vs perlahan?)
Kematangan dari area yang rusak
1
Fungsi dari area tersisa
Pengalaman (didapat dari specific training)
Pemakaian/latihan motorik/ (dari therapeutic intervention)
Lingkungan
Intervensi obat-obatan (pharmacotherapy)
V. NEUROPLASTISITAS DAN PENANGANAN KERUSAKAN SISTEM
SARAF
Penemuan penemuan mutakir tentang neuroplastisitas dapat diterapkan di dunia
medis dengan metode penaganan sbb:
1. Mengurangi kerusakan otak dengan memblokir Neurodegenerasi
Beberapa studi pada binatang menunjukan bahwa ada kemungkinan untuk
mengurangi kerusakan otak dengan memblokir degenerasi neural pada pasien
manusia.
2. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS dengan Membantu Regenerasi
Meskipun regenerasi biasanya tidak terjadi pada CNS mamalia, beberapa studi
pada hewan-hewan laboratorium menunjukan bahwa hal itu dapat diinduksikan.
3. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS denagn Neurotransplantasi
Beberapa upaya untuk menangani kerusakan otak melalui neurotransplantasi telah
dilakukan melalui dua macam yaitu :
a.
Mentransplantasi Jaringan Fetal kedalam daerah yang rusak.
b.
Mentransplantasi kultur batang sel.
4. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS dengan Latihan Rehabilitas
a.
Stroke kecil, mengikat tangan yang berfungsi sementara tangan yang terkena
pengaruh harus menerima latihan intensif.
1
b.
Cedera Tulang Belakang salah satu pendekatannya yaitu dengan di topang
oleh harnes diatas tradmill (ban berjalan)
c.
Latihan Kognitif dan Fisik
BAB III
KESIMPULAN
1. Pemulihan sebenarnya (true recovery) pada otak mungkin terjadi pada
situasi tertentu. Kompensasi mungkin bisa lebih menonjol dibanding dengan
pemulihan sebenarnya bila kompensasi dikedepankan maka pemulihan
sebenarnya tidak akan terjadi. Pasien harus tahu kapan mengembangkan
pemulihan sebenarnya atau kompensasi, karena pemulihan sebenarnya
memungkinkan gerakan fungsional yang efektif dan efisien walaupun akan
terjadi kelambatan kemajuan gerak fungsional.
2. Proses pembelajaran dan latihan dini lebih efektif daripada intervensi yang
terlambat, semakin intens latihan menghasilkan outcome yang lebih baik,
semakin spesifik jenis latihan, semakin baik hasil fungsionalnya. Pemulihan
maksimal terjadi pada masa-masa awal (golden period) tetapi pemulihan
dapat terus berlangsung hingga beberapa tahun (jangka panjang). Study pada
otak hewan, latihan motorik memperkuat hubungan neuron yang ada dan
menciptakan hubungan yang baru. Pada manusia, latihan motorik
menghasilkan perubahan fungsional di dalam otak.
3. Informasi yang masuk dan diterima memori jangka pendek hanya
merupakan fenomena biolistrik yang berlangsung beberapa menit sampai
beberapa jam. Keberhasilan pembelajaran dan latihan terjadi, bila informasi
ditransfer ke memori jangka panjang sehingga dapat diingat lebih lama
Proses transfer informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang melalui strategi latihan, ulangan, perhatian dan asosiasi
4. Orang dengan pengangkatan satu belahan otak (hemispherectomy) ternyata
menunjukkan relokasi fungsi dan melatih otak yang tersisa untuk melakukan
aktivitas yang dulunya dikerjakan oleh hemisfer yang sudah diangkat. Otak
1
bisa dianalogikan dengan otot, dimana semakin diaktifkan semakin baik
hasil yang diperoleh. Neural Plasticity dapat terjadi tidak hanya pada
pemulihan kemampuan motorik dan sensorik, tetapi juga pada kemampuan
memori, penglihatan ataupun bicara, bahkan beberapa tahun setelah stroke,
plastisitas otak dapat terus terjadi sepanjang kehidupan.
Daftar Pustaka
Media Elektronik, Google Search : Biopsikologi – Plastisitas Otak
John P.J. Pinel 2009, BIOPSIKOLOGI. Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar
School of Physiotherapy, 2001, Physiotherapy Studies 1: Neurological Physiotherapy,
School of Physiotherapy The University of Melbourne.
Edwards, S., 2002, Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach, Churchill
Livingstone, Edinburgh
1
KERUSAKAN OTAK
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biopsikologi.
Dosen Pembimbing : Rizki Dawanti, M.Psi, Psi.
Disusun Oleh :
Ilham Saputro
Pia Garini Jati
Fatma Maghfirah Harahap
Imran Khadafi
46117310018
46117310023
46117310036
46117310042
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
BEKASI
2017
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................3
BAB II PLASTISITAS.................................................................4
2.1 Perkembangan Sistem Saraf..................................................4
2.2 Definisi Plastisitas Otak........................................................6
2.3 Penyebab Kerusakan Otak.....................................................6
2.4 Epilepsi..............................................................................11
2.5 Respon Neuroplastik terhadap Kerusakan Sistem Saraf.....14
2.6 Neuro Plastisitas dan Penanganan kerusakan Sistem Saraf 16
BAB III KESIMPULAN............................................................17
Daftar Pustaka............................................................................18
BAB I
1
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Otak merupakan system saraf pusat yang rentan dan mudah menerima cidera
atau penyebab-penyabab lain yang mengurangi fungsi otak tersebut.
Di lain sisi otak juga mempunyai kemampuan luar biasa untuk memperbaiki
kerusakannya secara mandiri.
Dengan makalah ini akan dibahas mengenai penyebab kerusakan otak dan
kemampuan otak untuk merecovery fungsi-fungsi yang terganggu.
.
1.2.
1.
2.
3.
4.
1.3.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
Apa definisi Plastisitas otak?
Apa saja jenis kerusakan otak?
Apa penyebab kerusakan otak?
Apa peranan plastisitas otak dalam pemulihan?
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
1. Mengetahui berbagai penyebab kerusakan otak dan penyakit neuropsikologis.
2. Mengetahui kemampuan neuroplastisitas dan penanganan kerusakan sistem saraf.
3. Mengetahui respons neuroplastik terhadap kerusakan sistem saraf.
BAB II
ISI
PLASTISITAS OTAK
1
A.
PERKEMBANGAN SISTEM SARAF
Urutan perkembangan system saraf
1.
2.
3.
4.
5.
Ovum dan sperma menyatu menjadi zigot
Zigot membelah menjadi 2 sel
2 (dua) sel membelah dan menjadi 4 sel
Sel terus membelah dan berlipat ganda (MULTIPLIKASI)
Sampai terbentuk Organisme
Untuk membentuk organisme, sel-sel harus melalui hal-hal sbb:
1. Terdeferensiasi
contoh: sebagian harus menjadi sel otot, neuron-neuron multipolar, sel-sel glia dll.
2. Sel-sel harus menuju tempat yang tepat dan menyelaraskan diri dengan sel-sel
sekitarnya untuk membentuk struktur-struktur tertentu
3. Sel-sel harus menjalin hubungan fungsional yang tepat guna dengan sel-sel
lainnya
Untuk memenuhi 3 hal diatas, sel-sel harus melalui fase sbb:
1. INDUKSI PELAT NEURAL
Pelat neural adalah jaringan kecil di lapisan endotermal (terluar) embrio.
Pelat neural melipat dan membentuk neural tube.
2. PROLIFERASI NEURAL
1
Adalah proses melipatgandakan sel-sel yang terjadi di zona ventrikuler.
3. MIGRASI DAN AGREGASI
Migrasi adalah proses perpindahan sel-sel yang sudah berlipat ke tempat
yang tepat.
Agregasi adalah proses penyelarasan neuron-neuron dengan neuron –neuron
lain yang sedang berkembang untuk membentuk struktur sitem saraf
4. PERTUMBUHAN AKSON DAN PEMBENTUKAN SINAPSIS
Setelah neuron berpindah ke tempat yang tepat, akan membentuk akson dan
dendrit.
Neuron dapat menciptakan sendiri akson dan diantara neuron-neuron
tersebut akan terbangun sinapsis.
5. KEMATIAN NEURON DAN PENYUSUNAN ULANG SINAPSIS
Neuron yang dihasilan adalah 50% lebih banyak yang dibutuhkan, sehingga
akan muncul neuron yang mati karena gagal bersaing mendapatkan bahan
kimia untuk mempertahankan hidup.
Ketika neuron mati akan meninggalkan ruang kosong dan akan diisikan oleh
neuron baru sehingga akan muncul sinapsis baru.
B.
Definisi Plastisitas Otak
Plastisitas berasal dari bahasa Yunani ‘plaistikos’ yang berarti ‘membentuk’.
Plastisitas otak atau neuroplastisitas adalah kemampuan system saraf otak
untuk beradaptasi dan memodifikasi organisasi secara structural dan
fungsional terhadap kebutuhan dan stimulus yang bisa berlangsung terus
sesuai kebutuhan dan stimulasinya.
Mekanisme ini merupakan mekanisme kompleks yang mellibatkan:
Perubahan kimia saraf, kelistrikan saraf, penerimaan saraf, perubahan struktur
neuron saraf, reorganisasi otak dll.
1
Saat ini otak dipahami otak mampu menyusun kembali jalur-jalurnya,
sambungan-sambungannya dengan menciptakan koneksi baru dan bahkan
menciptakan neuron baru. Penelitian modern membuktikan bahwa otak terus
membangun jalur neural baru dan mengubah jalur yang telah ada sebagai hasil
adaptasi pada pengalaman baru, mempelajari informasi baru dan menciptakan
memori baru.
C.
Penyebab Kerusakan Otak
Beberapa penyebab kerusakan otak yaitu : tumor otak, gangguan-gangguan
serobrovaskuler, closed-head injuries, infeksi otak, neurotoksin, dan faktor-faktor
genetik.
1. Tumor otak
Tumor atau neoplasma (pertumbuhan baru). Adalah masa sel yang tumbuh
secara independen dari seluruh bagian tubuh lainnya. Dengan kata lain tumor
adalah kangker. Sekitar 20% tumor pada otak manusia adalah meningiomas atau
encapsulated tumor adalah tumor yang tumbuh dalam selaputnya sendiri.
Meningiomas tumor yang tumbuh diantara meninges, tiga selaput yang menutupi
sistem saraf pusat. Tumor ini dapat mempengaruhi funsi otak hanya dengan
tekanan yang diakibatkannya pada jaringan disekitarnya, tumor ini biasanya adalah
benign tumors (tumor jinak) tumor yang dapat diangkat melalui oprasi dengan
resiko kecil pada pertumbuhan lebih lanjut pada tubuh.
Selain meningiomas, sebagian tumor bersifat menginfiltrasi. Infiltrating
tumors (tumor yang menginfiltrasi) adalah tumor yang tumbuh menyebar melalui
jaringan sekitarnya. Tumor ini biasanya adalah malignant tumors (tumor ganas).
Tumor ini sulit dibuang sepenuhnya, dan setiap jaringan yang bersifat kanker yang
tertinggal setelah operasi dan akan terus tumbuh.
Sekita 10% tumor otak tidak bermula di otak. Melainkan tumbuh dari
potongan infiltring yang dibawa ke otak oleh aliran darah dari bagian tubuh
lainnya. (otak adalah lahan subur bagi pertumbuhan tumor) tumor ini disebut
matastatic tumors (tumor metastatik), metastasis mengacu pada penyebaran
1
penyakit dari satu organ ke organ lain. Banyak tumor otak metastatik yang bermula
sebagai kanker paru-paru, peluang untuk sembuh dari kanker yang sudah
menyerang dua tempatatau lebih sangat kecil.
Tumor terenkapsulasi yang tumbuh di saraf kranial VIII disebut acoustic neuromas
(nuromas akustik: neuromas adalah tumor yang tumbuh disaraf atau traktus).
2. STROKE (Gangguan Serebrovaskuler)
Stroke adalah gangguan serebrovaskuler yang onsetnya tiba-tiba, yang
menyebabkan kerusakan otak. Ada dua tipe utama stroke yaitu: pendarahan
serebral (cerebral hemorrhage) dan iskemia serebral (cerebral ischemia). Di
amerika serikat, stroke adalah penyebab kematian tertinggi ke tiga dan merupakan
penyebab paling sering untuk disabilitas pada orang dewasa. Konsekuensi yang
seri ng dijumpai dari stroke adalah anemia, afasia (kesulitan berbicara), dan koma.
Daerah jaringan yang mati sekarat yang diakibatkan oleh stroke disebut
infarct (infark). Di sekitar infark terdapat daerah disfungsional yang disebut
penumbra. Jaringan dipenumbra dapat pulih atau mati, tergantung berbagai macam
faktor, dan tujuan penanganan setelah stroke adalah berusaha menyelamatkannya.
Pendarahan serebral (cerebral hemorrhage)
Pendarahan serebral atau pendarahan di otak, terjadi ketika pembuluh darah
serebral pecah dan darah mengalir ke jaringan neural disekitarnya dan merusaknya.
Bursting aneurisms (aneurisma yang pecah) adalah penyebab pendarahan
intraserebral. Aneurisms adalah dilasi (pembesaran). Aneurisma dapat bersifat
kongenital (ada pada saat lahir) atau dapat diakibatkan oleh paparan racun atau
infeksi vaskuler. Individu-individu yang memiliki anrisma seharusnya berusaha
sebisanya untuk menghindari tekanan darah tinggi atau aktivitas berat.
Iskemia serebral (cerebral ischemia)
Iskemia serebral atau iskemia di otak, adalah disrupsi pasokan darah ke sebuah
daerah di otak.tiga penyebab utama iskemia sereral adalah trombosis, embolisma,
dan arteriosklerosis.
1
1. Trombosis (trombosis) adalah sebuah sumbatan yang disebut thrombus
terbentuk dan memblokir aliran darah ditempat pembentukannya. Sebuah
trombus dapat terdiri dari bekuan darah, lemak, minyak, gelembung udara,
sel-sel tumor atau kombinasinya.
2. Embolism (embolisma) disebut embolus dibawa oleh darah dari pembuluh
yang lebih besar ke pembuluh yang lebih kecil.
3. Arterischlerosis (arteriosklerosis) dinding pembuluh darah menebal dan
salurannya menyempit. Biasanya sebagai akibat penumpukan lemak,
penyempitan ini pada akhirnya dapat menghasilkan penyumbatan total
pembuluh darah.
Banyak kerusakan yang dihasilkan oleh iskemia serebral yang hanya
membutuhkan waktu satu atau dua hari untuk berkembang penuh dan secara
paradoksikal. Sebagai neurotransmiter otak itu sendiri berperan kunci dalam
perkembangannya. Banyak kerusakan otak yang terkait dengan stroke adalah
konsekuensi pelepasan eksesif neurotransmiter asam amino eksitatorik dalam
glutamat tertentu, neurotransmiter esitatorik yang paling menonjol diotak.
Kerusakan otak yang di induksikan iskemia memiliki tiga properti penting,
1. Ia membutuhkan beberapa waktu untuk berkembang. Segera setelah
episode iskemik serebral temporer selama 10 menit biasanya hanya ada
sedikit atau tidak ada kerusakan otak, tapi kehilangan neuron yang
substensial dapat di deteksi sehari atau dua hari kemudian.
2. Kerusakan otak yang induksi iskemia tidak terjadi merata di seluruh
tubuh bagian otak. Yang paling rentan adalah neuron-neuron di daerahdaerah tertentu di hipokampus.
3. Mekanisme-mekanisme kerusakan yang di induksikan iskemia bervariasi
dari struktur-struktur dalam otak.
Salah satu implikasi penemuan bahwa pelepasan glutamat yang eksesif
menyebabkan banyak kerusakan otak yang terkait dengan stroke adalah
kemungkinan mencegah kerusakan otak terkait stroke dengan memblokir aliran
gluinergik. Yang dicari adalah antagonis glutamat yang efektif dan aman untuk
di gunakan pada manusia korban stroke. Beberapa telah terbuksi efekif pada
1
binatang-binatang laolatorium, tapi belum ada yang terbukti membatasi
kerusakan otak akibat stroke pada manusia.
3. . Closed-Head Injuries
Adalah Cedera Otak yang dihasilkan oleh benturan yang tidak menetrasi
tulang tengkorak .
•
Contusions (kontusi) adalah cedera kepala tertutup yang melibatkan
kerusakan pada sistem sirkulatorik sereba. Kerusakan semacam ini
menghasilkan pendarahan dalam yang mengakibatkan hematoma (memar)
•
Kontusi sering mengalami benturan yang disebut Contrecoup Injuries
(benturan
yang menyebabkan otak menabrak ke bagian dalam tulang tengkorak.
•
Concussion (Konkusi) ialah gangguan kesadaran setelah terjadi
benturan di kepala.
•
Punch-drunk syndrome adalah dementia (kemunduran intelektual
secara umum)
4.Infeksi Otak
Invasi Otak oleh Mikroorganisme disebut infeksi otak, dan inflamasi yg
diakibatkannya disebut enchepalitis (baca : ensefalitis).
Ada 2 (dua) tipe infeksi otak :
a. Infeksi Bakterial adalah ketika bakteri menginfeksikan otak, mereka sering kali
menyebabkan pembentukan cerebal abscess (kantung nanah di otak).
b. Inveksi Viral terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
- Rabies (yang di tularkan melalui gigitan hewan yang menggila)
Contoh :
meningkatkan probabilitas binatang gila yg biasanya
menyerang dg mengigit. Seperti anjing, kucing, rakun, kelelawar dan tikus. Utk
menyerang otak paling sedikit 1 bulan setelah dikontraksikan.
Efek : sangat mematikan
- Virus mumps (gondong) dan Herpes (Virus-virus yang dapat menyerang sistem
saraf yang tidak memiliki afinitas khusus). Virus ini menyebar ke otak, biasanya
menyerang jaringan2 tubuh lainnya.
5. Neurotoksin
Sistem saraf yang dapat dirusak oleh paparan salah satu diantara beragam bahan
kimia beracun, yang dapat memasuki sirkulasi umum dari traktus gastrointestinal,
dari paru-paru, atau melalui kulit. Beberapa Neurotoksin bersifat Endogen
(dihasilkan oleh tubuh pasien sendiri)
1
Contoh : Logam-logam berat seperti Merkuri dan timah dapat terakumulasi
(menumpuk) di otak dan merusaknya secara permanen.
6.Faktor-Faktor Genetik
Sel manusia normal mempunyai 23 pasang kromosom. Akan tetapi kadang-kadang
kecelakaan saat pembelahan sel terjadi dan sel telur yang sudah dibuahi menjadi
sebuah kromosom abnormal atau kromosom-kromosom normal yang jumlahnya
abnormal.
Jadi ketika sel telur yang telah dibuahi membelah dan membelah lagi, anomali
kromosomal ini terduplikasi di setiap sel tubuh.
Down Syndrome adalah gangguan genetik yang bukan disebabkan oleh gen yang
cacat, tetapi oleh sebuah kecelakaan genetik, yang terjadi pada sekitar 0,15%
kelahiran.
7. Kematian Sel Terprogram
Neuron dan sel-sel lain-nya memiliki program genetik untuk menghancurkan
dirinya sendiri melalui proses yang disebut Apoptosis
Peran dari Apoptosis adalah :
• Memainkan peran kritis dalam perkembangan awal dengan mengeliminasi neuronneuron ekstra.
• Berperan dalam kerusakan otak, bahkan ke-6 (enam) dari kerusakan otak di atas
dapat menghasilkan kerusakan neural, sebagian dengan mengaktifkan program
Apoptotik Destruksi-Sel.
Apoptosis sebuah neuron berlangsung secara gradual, dimulai dengan penciutan
badan sel. Setelah itu ketika bagian-bagian neuron itu mati, puing-puing yang
dihasilkannya dibungkus dalam vasikel. Akibatnya tidak ada inflamasi dan
kerusakan pada sel-sel yang berdekatan dipertahankan pada tingkat minimum.
C . PENYAKIT NEUROPSIKOLOGIS
1. Epilepsi
Adalah Epileptic Seizure (kejang-kejang).
Tapi tidak semua orang yang mengalami kejang dianggap mengidap epilepsi.
Beberapa penyebab Epilepsi ialah termasuk virus neurotoksin, tumor, dan pukulan
di kepala.
Beberapa perubahan psikologis pengalaman epileptik yang khas terjadi sebelum
sebuh konvulsi. Perubahan-perubahan ini disebut epileptic auras (penciuman yang
1
buruk, perhatian yang khas, perasaan akrab yang tidak jelas, halusinasi, atau dada
sesak).
• Partial Seizures adalahSeizures yang tidak melibatkan seluruh otak. Ada 2 (dua)
kategori utama Partial Seizures :
a. Simple Partial Seizures (yang gejalanya terutama bersifat sensori atau monorik
atau keduanya)
b. Complex Partial Seizures (yang sering kali terbatas pada lobus temporal).
• Generalized Seizures adalah yang melibatkan seluruh Otak. Ada 2 (dua) kategori
Generalized Seizures :
a. Seizures Grand Mal (masalah besar) adalah hilangnya kesadaran, kehilangan
keseimbangan.
b. Seizures Petit Mal (masalah kecil) adalah kesadaran yang berhubungan dengan
penghentian perilaku yang sedang berlangsung, pandangan kosong, dan kadangkadang kelopak mata yang berkedip-kedip.
2. Penyakit Parkinson
Adalah gangguan gerakan di usia paruh baya dan tua yang menimpa sekitar 0,5%
populasi. Gejala-gejala penyakit Parkison mungkin sangat ringan tidak lebih dari
kaku atau tremor ringan di jari jemari tetapi tingkat keparahannya meningkat
secara tak terhindarkan seiring bertambahnya umur. Gejala paling lazim gangguan
yang sudah berkembang penuh adalah tremor yang nyata selama tidak aktif kaku
otot, kesulitan untuk memulai gerakan, gerakan yang lamban, dan wajah seperti
topeng. Para korban penyakit Parkinson menganggap dirinya seperti dirinya
terperangkap dalam tubuh yg tdk dapat mereka kontrol. Penyakit Parkinson
tampaknya tidak memiliki penyebab tunggal ; cacat gen, infeksi otak, stroke,
tumor, cedera otak traumatis dan neurotoksin. Di kebanyakan kasus tidak ada
penyebab yang jelas dan tidak ada riwayat keluarga. Gejala penyakit Parkinson
dapat dikurangi dengan cara ;
1. Suntikan L-dopa ( bahan kimia dopamin yang disintesis)
2. Deep Brain Stimulation yaitu penanganan dimana stimulasi elektrik
intensitas – rendah di terapkan secara terus menerus ke sebuah daerah otak
melalui elektroda yang diimplantasikan secara stereotaksik
3. Penyakit Huntington
Adalah sebuah gangguan motorik progresif pada usia paruh baya dan usia lanjut,
tetapi berbeda dengan penyakit parkinson, karena kasusnya jarang . Tanda-tanda
1
awalnya adalah fidgetness (kegelisahaan) yang meningkat. Akibatnya adalah tidak
dapat makan sendiri, tidak mampu mengontrol buang air besarnya, atau tidak dapat
mengenali anak-anaknya sendiri. Penyakit ini tidak ada obatnya, kematian
biasanya terjadi sekitar 15 tahun setelah munculnya gejala-gejala pertama. Ini
berarti penyakit Huntington dari generasi ke generasi oleh sebuah gen dominan.
Gen dominan tersebut diidentifikasi dan dikarakterisasikan pada tahun 1993
penyakit ini dinamai Huntington. Bila salah satu ayah/ibu anda mengembangkan
penyakit Huntington peluang anda untuk mengembangkan 50%.
4. Multiple Sclerosis (MS)
Adalah sebuah penyakit progresif yang menyerang mielin akson-akson di sistem
saraf pusat. Penyakit ini biasanya menyerang orang-orang muda saat mereka mulai
memasuki masa dewasanya. Gejala – gejala Multiple Sclerosis lanjut adalah
gangguan visual, kelemahan otot, mati rasa, tremor dan ataksia (kehilangan
koordinasi motorik). Studi Epidemiologis memberikan bukti faktor lingkungan dan
genetik adalah penyebabnya.
Contoh utk faktor lingkungan : Sclerosis Multiple ini lebih sering muncul di
kalangan orang – orang yang masa kanak2nya dihabiskan di lingkungan yang
dingin. Ada sejumlah obat yang telah ditemukan efektif memperlambat progresi
Sclerosis Multiple tapi sampai saat ini masih belum ada obatnya.
5. Penyakit Alzheimer
Adalah penyebab paling lazim untuk demensia (berumur 40 tahun), tahap-tahap
awalnya sering kali ditandai dengan penurunan selektif ingatan, Tahap-tahap
pertengahannya ditandai oleh konfusi, iritabilitas, kecemasan, dan deteriorasi
(kemunduran) bicara, dan pada tahap lanjut adalah sulitnya menelan serta
mengontrol kandung kemih.
Adalah perkembangan progresif dan intensifikasi konvulsi yang ditimbulkan oleh
serangkaian stimulasi otak priodik.
Dua karakteristik penentu penyakit ini adalah :
1. Neurofibrillary Tangles yaitu kekusutan protein seperti benang kusut di
sitoplasma neural
2. Anyloid Plaques itu adalah rumpun jaringan parut yang terdiri atas neuronneuron yang mengalami degenerasi dan protein yang disebut amyloid, yang
ada di otak normal jumlahnya sangat kecil
1
Orang dengan korban Alzheimer di keluarganya memiliki peluang 50% untuk
menjadi korban. Metode pengobatannya adalah imunoterapiutik yaitu
menggunakan vaksin aminoid untuk mengurangi timbunan plak dan memperbaiki
performa ingatan.
D. RESPON NEUROPLASTIK TERHADAP KERUSAKAN SISTEM
SARAF
Kerusakan pada sistem saraf dapat memicu 4 (empat) respon neuroplastik :
1.
2.
3.
4.
Degenerasi Neural
Regenerasi Neural
Reorganisasi Neural
Pemulihan Fungsi setelah kerusakan otak
1. Degenerasi Neural
Jika terjadi cidera pada sel saraf, maka akan terjadi degenerasi seluruh neuron
karena tidak terjadi sintesis protein. Pada akhirnya neuron akan mati dan
ruangan yang ditinggalkan akan diganti dengan jaringan parut.
Adalah komponen lazim perkembangan dan penyakit otak. Ada 2 (dua) macam
degenerasi :
a. Degenerasi Anterograd adalah degenerasi segmen distal yaitu segmen
akson yang dipotong diantara tempat pemotongan itu dan terminal-terminal
sinaptiknya.
degenerasi segmen proksimal -> segmen akson yang dipotong diantara tempat
pemotongan itu dan badan sel.
b. Degenerasi Retrograd adalah degenerasi segmen proksimal yaitu
segmen akson dipotong diantara tempat pemotongan itu dan badan sel.
2. Regenerasi Neural
Adalah neuron-neuron rusak yang tumbuh kembali, tidak berjalan sukses pada
mamalia dan vetebrata-vetebrata tingkat tinggi lainnya seperti yang terjadi pada
kebanyakan invertebrata dan vertebrata tingkat rendah.
Kapasitas perkembangan akson aksonal yang akurat yang dimilliki oleh vertebrata
tingkat tinggi selama masa perkembangannya hilang begitu mereka memasuki
masa kematangannya.
1
Regernerasi nyari tidak tejadi lagi di CNS (sistem saraf pusat) mamalia dewasa,
dan hanya terjadi paling jauh adalah proses hit and miss pada sistem PNS (sistem
saraf periferal/tepi).
3. Reorganisasi Neural
Beberapa studi tentang reorganisasi neural pasca kerusakan telah difokuskan
pada korteks sensori motoric dari hewan-hewan laboratorium.
Reorganisasi kerusakan terinduksi dari korteks sensori dan motorik primer telah
dikaji dibawah dua kondisi.
A. Reorganisasi Kortikal Pasca Kerusakan pada Manusia
Temuannya konsistensi dengan hipotesis bahwa ada kompetisi terus menerus untuk
mendapatkan ruang kortikal diantara sirkuit-sirkuit fungsional.
Misal, pada tuna netra ada ekspansi neuron ke korteks auditori, dan somatosensori,
sehingga daya dengar dan raba mereka lebih peka.
B. Mekanisme Reorganisasi Neural
Dua macam mekanisme diduga menjelaskan atas reorganisasi sirkuit-sirkuit neural,
adalah yaitu:
1. penguatan penghubungan yang sudah ada, mungkin melalui pelepasan dari
hambatan.
2. penciptaan penghubungan-penghubungan baru melalui pertunasan kolateral.
4. Pemulihan Fungsi Setelah Kerusakan Otak
Adalah sebuah fenomenon yang baru sedikit sekali dipahami. Ada dua alasan
kesulitan dalam memahami pemulihan fungsi sitem saraf, yaitu:
a. Sulit untuk melaksanakan eksperimen terkontol terhadap pasien yang
mengalami kerusakan otak.
b. Kerusakan sistem saraf mungkin menimbulkan beragam perubahan
kompensatorik yang dapat dengan mudah dikacaukan dengan pemulihan fungsi
yang sesungguhnya.
Tetapi ada hasil study menyebutkan pemulihan otak dapat dipengaruhi oleh
hal-hal sbb:
Ukuran lesi (luas vs sempit? umbra vs penumbra?)
Umur (bgmn bayi vs orang dewasa vs lanjut usia?)
Jenis kelamin (bgmn lelaki vs wanita?)
Tipe/perjalanan kerusakan (mendadak vs perlahan?)
Kematangan dari area yang rusak
1
Fungsi dari area tersisa
Pengalaman (didapat dari specific training)
Pemakaian/latihan motorik/ (dari therapeutic intervention)
Lingkungan
Intervensi obat-obatan (pharmacotherapy)
V. NEUROPLASTISITAS DAN PENANGANAN KERUSAKAN SISTEM
SARAF
Penemuan penemuan mutakir tentang neuroplastisitas dapat diterapkan di dunia
medis dengan metode penaganan sbb:
1. Mengurangi kerusakan otak dengan memblokir Neurodegenerasi
Beberapa studi pada binatang menunjukan bahwa ada kemungkinan untuk
mengurangi kerusakan otak dengan memblokir degenerasi neural pada pasien
manusia.
2. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS dengan Membantu Regenerasi
Meskipun regenerasi biasanya tidak terjadi pada CNS mamalia, beberapa studi
pada hewan-hewan laboratorium menunjukan bahwa hal itu dapat diinduksikan.
3. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS denagn Neurotransplantasi
Beberapa upaya untuk menangani kerusakan otak melalui neurotransplantasi telah
dilakukan melalui dua macam yaitu :
a.
Mentransplantasi Jaringan Fetal kedalam daerah yang rusak.
b.
Mentransplantasi kultur batang sel.
4. Membantu Pemulihan dari Kerusakan CNS dengan Latihan Rehabilitas
a.
Stroke kecil, mengikat tangan yang berfungsi sementara tangan yang terkena
pengaruh harus menerima latihan intensif.
1
b.
Cedera Tulang Belakang salah satu pendekatannya yaitu dengan di topang
oleh harnes diatas tradmill (ban berjalan)
c.
Latihan Kognitif dan Fisik
BAB III
KESIMPULAN
1. Pemulihan sebenarnya (true recovery) pada otak mungkin terjadi pada
situasi tertentu. Kompensasi mungkin bisa lebih menonjol dibanding dengan
pemulihan sebenarnya bila kompensasi dikedepankan maka pemulihan
sebenarnya tidak akan terjadi. Pasien harus tahu kapan mengembangkan
pemulihan sebenarnya atau kompensasi, karena pemulihan sebenarnya
memungkinkan gerakan fungsional yang efektif dan efisien walaupun akan
terjadi kelambatan kemajuan gerak fungsional.
2. Proses pembelajaran dan latihan dini lebih efektif daripada intervensi yang
terlambat, semakin intens latihan menghasilkan outcome yang lebih baik,
semakin spesifik jenis latihan, semakin baik hasil fungsionalnya. Pemulihan
maksimal terjadi pada masa-masa awal (golden period) tetapi pemulihan
dapat terus berlangsung hingga beberapa tahun (jangka panjang). Study pada
otak hewan, latihan motorik memperkuat hubungan neuron yang ada dan
menciptakan hubungan yang baru. Pada manusia, latihan motorik
menghasilkan perubahan fungsional di dalam otak.
3. Informasi yang masuk dan diterima memori jangka pendek hanya
merupakan fenomena biolistrik yang berlangsung beberapa menit sampai
beberapa jam. Keberhasilan pembelajaran dan latihan terjadi, bila informasi
ditransfer ke memori jangka panjang sehingga dapat diingat lebih lama
Proses transfer informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka
panjang melalui strategi latihan, ulangan, perhatian dan asosiasi
4. Orang dengan pengangkatan satu belahan otak (hemispherectomy) ternyata
menunjukkan relokasi fungsi dan melatih otak yang tersisa untuk melakukan
aktivitas yang dulunya dikerjakan oleh hemisfer yang sudah diangkat. Otak
1
bisa dianalogikan dengan otot, dimana semakin diaktifkan semakin baik
hasil yang diperoleh. Neural Plasticity dapat terjadi tidak hanya pada
pemulihan kemampuan motorik dan sensorik, tetapi juga pada kemampuan
memori, penglihatan ataupun bicara, bahkan beberapa tahun setelah stroke,
plastisitas otak dapat terus terjadi sepanjang kehidupan.
Daftar Pustaka
Media Elektronik, Google Search : Biopsikologi – Plastisitas Otak
John P.J. Pinel 2009, BIOPSIKOLOGI. Jakarta: Penerbit Pustaka Pelajar
School of Physiotherapy, 2001, Physiotherapy Studies 1: Neurological Physiotherapy,
School of Physiotherapy The University of Melbourne.
Edwards, S., 2002, Neurological Physiotherapy: A Problem Solving Approach, Churchill
Livingstone, Edinburgh
1