Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2010

  

DAFTAR ISI

  Kata Pengantar......................................................................................................................... 1 Ikhtisar Eksekutif ...................................................................................................................... 2

  BAB I Pendahuluan A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi........................................................................ 3 B. Peran Strategis ........................................................................................................... 4 C. Sistematika Laporan ................................................................................................... 4 BAB II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja A. Visi, Misi, dan Penetapan Kinerja Organisasi ............................................................... 5 B. Penetapan Kinerja ...................................................................................................... 5 BAB III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan A. Capaian Indikator Kinerja Utama ................................................................................ 7 B. Evaluasi dan Analisis Kinerja ....................................................................................... 8 C. Kinerja Lainnya …………………………………………………………………………………………………………. 4 D. Permasalahan ............................................................................................................. 7 E. Strategi ....................................................................................................................... 8 F. Akuntabilitas Keuangan .............................................................................................. 0 BAB IV Penutup …………………………………………………………………………………………………………………….22

  LAMPIRAN

  1

  

Ikhtisar Eksekutif

  Tahun 2010 merupakan tahun dimana DJA terus melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan yang diberikan kepada mitra kerja. Peningkatan tersebut merupakan bagian dari proses reformasi birokrasi yang terus dijalankan DJA. Berbagai target yang telah ditetapkan pada awal tahun telah berhasil dilaksanakan oleh DJA sebagaimana diuraikan di bawah ini.

  Seiring dengan semakin kompleksnya beban tugas DJA, pada tahun 2010 telah diselesaikan penataan organisasi DJA yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Selain itu, kegiatan- kegiatan lain yang mendukung terlaksananya reformasi birokrasi seperti pengembangan sumber daya manusia, penyempurnaan dan evaluasi proses bisnis terus dilakukan.

  Penetapan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara telah diselesaikan tepat waktu, dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 47 tahun 2009 tentang APBN Tahun Anggaran 2010 dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN Tahun Anggaran 2011.

  Reformasi penganggaran yang telah digulirkan sejak tahun 2003 terus berjalan sesuai dengan program-program yang telah direncanakan. Capaian tahun 2010 adalah diselesaikannya Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Selain itu, telah dilakukan percepatan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja, pengintegrasian dokumen SAPSK dengan DIPA dan persiapan penerapan reward and punishment system.

  Capaian kinerja dalam perencanaan anggaran tahun 2010 diantaranya adalah diselesaikannya Keputusan Presiden tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2011 secara tepat waktu.

  Dalam bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pencapaian target PNBP dalam tahun 2010 adalah sebesar Rp269.374,72 miliar atau sebesar 108,98% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2010. Hal ini tak terlepas dari berbagai upaya perbaikan sistem dan administrasi PNBP yang terus dilakukan, diantaranya dengan penyempurnaan berbagai peraturan di bidang PNBP agar pemungutan PNBP memiliki kepastian hukum.

  Dalam perjalanannya, pelaksanaan kegiatan DJA menghadapi berbagai kendala dan hambatan, namun upaya perbaikan terus dilakukan demi tercapainya DJA yang profesional, kredibel, transparan, dan akuntabel.

BAB I PENDAHULUAN A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Berdasarkan pasal 182 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.01/2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Keuangan Menteri Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran

  (DJA) mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJA menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan teknis Departemen Keuangan di bidang penganggaran; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran; c. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang penganggaran;

  d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; e. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal.

  Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Anggaran terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; c. Direktorat Anggaran I;

  d. Direktorat Anggaran II;

  e. Direktorat Anggaran III;

  f. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak; g.

  Direktorat Sistem Penganggaran.

  Dalam perkembangannya, beban tugas dan fungsi DJA semakin kompleks, terutama terkait dengan kajian atas produk hukum. Untuk mengantisipasi hal tersebut dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada Stakeholders, DJA mengusulkan pengembangan Subdirektorat Harmonisasi Kebijakan Penganggaran pada Direktorat Sistem Penganggaran menjadi unit setingkat Eselon II yaitu Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran. Selain penambahan unit eselon II, DJA juga mengusulkan pembentukan unit eselon III baru yaitu Subdirektorat Analisis dan Evaluasi Kinerja Penganggaran pada Direktorat Sistem Penganggaran, dan Bagian Kepatuhan Internal dan Bantuan Hukum pada Sekretariat Direktorat Jenderal.

  Usulan tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Berdasarkan PMK tersebut DJA mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang penganggaran. Dalam menjalankan tugas tersebut, DJA menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penganggaran; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran; c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggaran; d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran; dan e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran.

  Susunan Organisasi DJA terdiri dari: a. Sekretariat Direktorat Jenderal; b. Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

  c. Direktorat Anggaran I; d.

  Direktorat Anggaran II;

  e. Direktorat Anggaran III; f.

  Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak; g.

  Direktorat Sistem Penganggaran; h.

  Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran.

  B. Peran Strategis

  Dalam penetapan pagu anggaran, peran Kementerian Keuangan sangat besar dan menentukan. Hal ini tidak terlepas dari kapasitas Kementerian Keuangan dalam menghitung

  resource envelopes dan yang paling tahu kapasitas fiskal Pemerintah.

  Dari tiga pagu anggaran yang ditetapkan setiap tahun, hanya pagu indikatif yang penetapannya dilakukan secara bersama-sama dengan Bappenas. Untuk pagu sementara dan pagu definitif sepenuhnya menjadi kewenangan Menteri Keuangan.

  Selanjutnya dalam hal terdapat Perubahan APBN yang mengakibatkan perubahan pagu anggaran K/L, peran Kementerian Keuangan juga bersifat mutlak dalam penetapan perubahan pagu anggaran K/L terkait.

  DJA memiliki peran strategis sebagai pelaksana tugas Menteri Keuangan dalam bidang penganggaran terkait dengan kewenangan-kewenangan tersebut di atas.

  C. Sistematika laporan.

  Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) DJA disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan 2.

Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja 3. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan 4. Bab IV Penutup

Bab II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA Visi, Misi, dan Penetapan Kinerja Organisasi A. Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut telah dirumuskan visi dan misi DJA, dengan

  uraian sebagai berikut: 1)

  Visi

  

Menjadi pengelola anggaran Negara yang profesional, kredibel, transparan, dan akuntabel

  Dari rumusan visi tersebut, yang dimaksud dengan Profesional adalah seluruh jajaran DJA diharapkan mampu menjadi pengelola anggaran yang menguasai bidang tugasnya karena memiliki pengetahuan dan keterampilan (hardskill) serta integritas/moralitas (softskill) yang memadai.

  Kredibel artinya diharapkan setiap perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang menjadi tanggung jawab DJA dapat dipercaya oleh Stakeholders. Transparan artinya dalam proses pelaksanaan pengelolaan anggaran, diharapkan seluruh

  jajaran DJA melakukan tugas dengan jujur dan hasil pelaksanaan tugasnya dapat diketahui secara terbuka oleh Stakeholders.

  Akuntabel artinya DJA diharapkan dapat mempertanggungjawabkan proses dan hasil

  pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan kaidah-kaidah yang baik (best practice) dalam pengelolaan keuangan negara. 2)

  Misi a.

  Mewujudkan perencanaan kebijakan APBN yang sehat, kredibel, dan berkelanjutan; b.

  Mewujudkan pengeluaran negara dan pengamanan keuangan negara yang efektif dan efisien; c. Mewujudkan penerimaan negara bukan pajak yang optimal dengan tetap menjaga

  d. Mewujudkan norma dan sistem penganggaran yang kredibel, transparan, dan akuntabel;

  e. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dan sumber daya lainnya yang berkualitas, efektif dan efisien.

B. Penetapan Kinerja

  Tujuan yang telah ditetapkan oleh DJA dan tertuang dalam Rencana Strategis DJA 2009-2014 adalah “Terlaksananya fungsi penganggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah ”.

  Sasaran yang ingin dicapai oleh DJA pada tahun 2010 (sesuai dengan strategy map DJA tahun 2010) adalah sebagai berikut :

  1. Tersusunnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang berkualitas; 2.

  Tingkat kepuasan Stakeholders DJA optimal; 3. PNBP yang optimal; 4. Efektivitas penyelesaian dokumen APBN;

  5. Efektivitas perumusan kebijakan di bidang penganggaran; 6.

  Penyelesaian SAPSK yang efektif dan efisien;

  7. Efektivitas pelaksanaan quickwin DJA; 8.

  Efektivitas optimalisasi PNBP; 9. Peningkatan edukasi Stakeholders DJA; 10.

  Pembentukan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi;

  11. Pengembangan organisasi yang handal dan modern;

  12. Pengembangan sistem TIK yang terintegrasi; 13. Pengelolaan anggaran yang optimal.

  Program yang dilaksanakan pada tahun 2010 sesuai dengan hasil restrukturisasi program dan kegiatan adalah Pengelolaan Anggaran Negara dengan didukung oleh kegiatan :

  1. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya; 2.

  Penyusunan APBN;

  3. Pengelolaan Anggaran Belanja Pemerintah Pusat; 4.

  Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-lain; 5. Pengelolaan PNBP dan Subsidi; 6. Pengembangan Sistem Penganggaran.

  

Bab III

AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN A. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Capaian IKU DJA tahun 2010 adalah sebagai berikut : TABEL 1 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 2010 % Capaian Target 1 Penyusunan APBN yang berkualitas AG-1.1 Tingkat akurasi exercise I-account 91% 99.74% 109.60% 2 Tingkat kepuasan stakeholder DJA AG-2.1 Indeks kepuasan stakeholder DJA 3.80 3.79 99.74% 3 PNBP yang optimal AG-3.1 Persentase Jumlah PNBP Nasional 100% 108.98% 108.98%

  4 Efektivitas Penyelesaian Dokumen APBN AG-4.1 Penyusunan NK & RAPBN beserta RUU-nya, Nota Keuangan dan RAPBN-P beserta RUU-nya dan Laporan Pemerintah tentang pelaksanaan APBN Semester I dan Prognosis Semester II tepat waktu sesuai jadwal siklus penyusunan APBN 100% 100% 100.00%

  5 Efektivitas perumusan kebijakan di bidang penganggaran AG-5.1 Persentase jumlah komplain stakeholder terhadap penerapan kebijakan sistem penganggaran 25% 0.00% 0.00% 6 Penyelesaian SAPSK yang efektif dan efisien AG-6.1 Persentase kesesuaian alokasi dalam SAPSK dengan standar biaya 100% 100% 100.00% AG-6.2 Persentase kesesuaian SAPSK dengan RKP 90% 90% 100.00% 7 Efektivitas pelaksanaan Quickwin DJA AG-7.1 Persentase penyelesaian SAPSK tepat waktu 100% 100% 100.00% AG-7.2 Persentase penyelesaian Revisi SAPSK tepat waktu 100% 99.26% 99.26% AG-7.3 Persentase penyelesaian SBK tepat waktu 100% 100% 100.00% AG-7.4 Persentase penyelesaian RPP tentang jenis dan tarif PNBP tepat waktu 80% 80% 100.00% AG-7.5 Persentase penyelesaian target dan pagu PNBP tepat waktu 100% 100.00% 100.00% 8 Efektivitas optimalisasi PNBP AG-8.1 Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih 75% 92.45% 123.27%

  9 Peningkatan edukasi stakeholder DJA AG-9.1 Persentase jumlah sosialisasi yang dilakukan DJA sesuai rencana 100% 100.00% 100.00% 10 Pembentukan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi AG-10.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya 90% 93.00% 103.33% AG-10.2 Persentase jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat 0.30% 0.39% 76.92% AG-10.3 Rasio jam pelatihan pegawai DJA terhadap jam kerja 3% 2.99% 99.67% 11 Pengembangan organisasi yang handal dan modern AG-11.1 Persentase penyelesaian penataan/modernisasi organisasi DJA 100% 100.00% 100.00% AG-11.2 Persentase penyelesaian SOP 100% 100.00% 100.00% AG-11.3 Persentase Unit Eselon II yang memiliki profil risiko 100% 100.00% 100.00% 12 Pembangunan sistem TIK yang terintegrasi AG-12.1 Indeks kepuasan user aplikasi penganggaran 3.00 3.78 126.00% 13 Pengelolaan anggaran yang optimal AG-13.1 Persentase Penyerapan DIPA DJA 90% 93.28% 103.64%

B. Evaluasi dan Analisis Kinerja 1.

  Sasaran Strategis: Penyusunan APBN yang berkualitas, dengan IKU tingkat akurasi I-Account.

  Target capaian IKU tingkat akurasi exercise I-account adalah 91% dengan realisasi capaian sebesar 99,74% terhadap target yaitu : 1) Tingkat akurasi exercise I-account RAPBN-P rata rata sebesar 99,85% dengan rincian sebagai berikut : a) Pendapatan dan Hibah tercapai akurasi sebesar 100 %;

  b) Belanja Negara tercapai akurasi sebesar 99,95%;

c) Pembiayaan Anggaran tercapai akurasi sebesar 99,59%.

  2) Tingkat akurasi exercise I-account Pagu Indikatif rata rata sebesar 99,37% dengan rincian sebagai berikut : a) Pendapatan dan Hibah tercapai akurasi sebesar 99%;

  b) Belanja Negara tercapai akurasi sebesar 99,1%;

c) Pembiayaan Anggaran tercapai akurasi sebesar 100 %.

  3) Tingkat akurasi exercise I-account RAPBN rata rata sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut : a)

  Pendapatan dan Hibah tercapai akurasi sebesar 100%;

  b) Belanja Negara tercapai akurasi sebesar 100%; c) Pembiayaan Anggaran tercapai akurasi sebesar 100%.

  Pencapaian IKU tingkat exercise I-Account tahun 2010 sebesar 99,74% lebih baik daripada pencapaian tahun 2009 yaitu sebesar 98,3 %.

  2. Sasaran Strategis : Tingkat Kepuasan Stakeholders DJA dengan IKU Indeks Kepuasan Stakeholders DJA.

  Indeks Kepuasan Stakeholders DJA pada tahun 2010 adalah sebesar 3,79 dari skala 1 – 5. Survey dilakukan oleh konsultan independen yang bekerjasama dengan Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Keuangan. Layanan DJA yang disurvey adalah layanan unggulan (quickwin) yang terdiri dari :

  1) Pelayanan penyelesaian Peraturan Presiden tentang Anggaran Belanja Pemerintah Pusat beserta lampirannya (SAPSK);

  2) Pelayanan penyelesaian revisi Satuan Anggaran Per Satuan Kerja/SAPSK (non APBN-P);

  3) Pelayanan penyelesaian Standar Biaya Khusus (SBK); 4) Penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

  PNBP atau revisi yang berlaku pada Kementerian/Lembaga; 5)

  Penyusunan Target dan Pagu Penggunaan PNBP pada Kementerian/Lembaga untuk RAPBN atau revisi Target dan Pagu Penggunaan PNBP.

  3. Sasaran Strategis : PNBP yang optimal Berdasarkan Buku Merah per 31 Desember 2010, total realisasi PNBP sampai dengan triwulan

  IV adalah sebesar Rp269.374,72 miliar (108,98%) dari target PNBP dalam APBN-P sebesar Rp247.176,37 miliar).

  Sumbangan terbesar realisasi PNBP berasal dari Pendapatan Sumber Daya Alam sebesar Rp170.084,03 miliar, yang terdiri dari pendapatan Migas Rp152.733,24 miliar dan pendapatan Non Migas sebesar Rp17.350,79 miliar.

  Secara rinci, capaian PNBP tahun 2010 adalah sebagai berikut :

  Tabel 2 URAIAN APBN APBN-P JML REALISASI % THD APBN-P

I. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 205.411,30 247.176,37 269.374,72 108,98% A.

  132.030,21 164.726,73 170.084,03 103,25% Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) 1. 120.529,75 151.719,87 152.733,24 100,67%

  SDA Migas

  a. Minyak Bumi 89.226,51 112.515,09 111.814,92 99,38%

  b. Gas Alam 31.303,24 39.204,78 40.918,31 104,37% 2.

  11.500,46 13.006,86 17.350,79 133,40% SDA Non Migas

  a. Pertambangan Umum 8.231,62 9.738,03 13.895,20 142,69%

  b. Kehutanan 2.874,42 2.874,42 3.019,81 105,06%

  c. Perikanan 150,00 150,00 92,00 61,33%

  d. Pertambangan Panas Bumi 244,42 244,42 343,79 140,65%

B. Bagian Laba BUMN 24.000,00 29.500,00 30.064,55 101,91% C.

  39.894,22 43.462,76 59.019,81 135,79% PNBP Lainnya 1.

  13.949,50 13.628,12 15.474,49 113,55% Pendapatan Penjualan dan Sewa

  • - Pendapatan Penjualan Hasil Produk/Sitaan 6.971,51 5.573,00 5.281,53 94,77% -

  Pendapatan Penjualan Hasil Tambang 6.861,42 5.462,90 4.881,87 89,36% - Pendapatan Penjualan Aset 44,20 44,20 263,26 595,66% - Pendapatan Sewa 92,86 92,86 146,84 158,13%

Pendapatan Bersih Hasil Penjualan BBM 0,00 0,00 401,67

  • - -

  Pendapatan Minyak Mentah DMO 6.840,93 7.918,07 9.225,10 116,51% -

Pendapatan Lainnya dari Keg. Hulu Migas 0,00 0,00 156,10

2.

  19.501,46 20.719,69 25.010,97 120,71% Pendapatan Jasa

  3.

  1.674,74 3.174,74 8.001,03 252,02% Pendapatan Bunga

  4. Pendapatan Kejaksaan dan Pengadilan 27,65 27,65 167,09 604,41% 5.

  4.150,84 4.150,84 2.991,65 72,07% Pendidikan

  6.

  49,02 49,02 213,91 436,37% Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi

  7.

  526,80 526,80 704,33 133,70% Pendapatan Iuran dan Denda

  8. Pendapatan Lain-lain 14,22 1.185,90 6.456,33 544,42% - Sisa Surplus Bank Indonesia D.

  9.486,88 9.486,88 10.206,33 107,58% PNBP Lainnya

II. Penerimaan Migas (SDA + PPh) 174.394,09 215.020,32 220.987,44 102,78%

  1. SDA Migas 120.529,75 151.719,87 152.733,24 100,67% 2.

  47.023,41 55.382,38 58.873,01 106,30% PPh Migas

  3.

  6.840,93 7.918,07 9.225,10 116,51% Pen. Minyak Mentah DMO

  4. Pendapatan Lainnya dari Keg. Hulu Migas 0,00 0,00 156,10 III.

   1. PPh DTP Panas Bumi 2.

  PBB Panas Bumi 3. PBB Migas

IV. Pembayaran Subsidi 106.526,70 143.997,10 139.952,94 97,19% 1.

  68.726,70 88.890,80 82.351,32 92,64% SDA Migas

  2.

  37.800,00 55.106,30 57.601,62 104,53% PPh Migas a.

  37.800,00 55.106,30 55.106,30 100,00% Tahun 2010 b.

  Carry Over 2009 c. Carry Over 2007

  Sumber: Data realisasi per 31 Desember 2010 berdasarkan buku merah - revisi I 4.

  Sasaran Strategis : Efektivitas Penyelesaian Dokumen APBN Pencapaian target IKU Penyusunan Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) beserta RUU-nya, Nota Keuangan dan RAPBN-P beserta RUU-nya dan Laporan Pemerintah tentang pelaksanaan APBN Semester I dan Prognosis Semester II tepat waktu sesuai jadwal siklus penyusunan APBN tercapai sebesar 100% dengan terselesaikannya dokumen-dokumen sebagai berikut :

  1) Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan APBN Semester I Tahun Anggaran 2010;

  2) Nota Keuangan dan RAPBN-P Tahun Anggaran 2010;

  3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 47 tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010;

  4) Nota Keuangan dan RAPBN Tahun Anggaran 2011; 5)

  Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011. Pencapaian IKU Penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU-nya, Nota Keuangan dan RAPBN-P beserta RUU-nya dan Laporan Pemerintah tentang pelaksanaan APBN Semester I dan Prognosis Semester II tepat waktu sesuai jadwal siklus penyusunan APBN pada tahun 2010 seperti digambarkan dalam bagan dibawah ini.

  BAGAN 1

  • - SEPTEMBER DESEMBER JANUARI APRIL
  • Pembahasan - Pokok pokok Pembahasan PEMBAHASAN

    MEI AGUSTUS

    (4) (8) (9)

    UU APBN DPR

      Umum dan Kebijakan Fiskal & RKP Kebijakan RKA KL RAPBN - (7) KEUANGAN NOTA (11) KEPPRES KABINET/ Prioritas RAPBN DAN TENTANG KEMENTRIAN CANAAN PRESIDEN - PEREN Anggaran KONSISTENSI DENGAN RKP PENELAAHAN LAMPIRAN RINCIAN APBN

    SEB PRIORITAS

      (6) PROGRAM DAN LAMPIRAN (10) (13)

      INDIKASI PAGU (2) SEMENTARA SE PAGU (HIMPUNAN RKAKL) RAPBN KEPPRES TTG RANCANGAN RINCIAN PENGESAHAN Kementrian (5) APBN Keuangan (3) DENGAN PRIORITAS PENELAAHAN KONSISTENSI ANGGARAN (12) (14)

      (1) KONSEP DOKUMEN Kement. Renstra Rancangan DOKUMEN PELAKSANAAN RKA - KL Negara/ KL Renja KL PELAKSANAAN ANGGARAN ANGGARAN Lembaga

      5. Sasaran Strategis : Efektivitas perumusan di bidang penganggaran dengan IKU persentase jumlah komplain stakeholders terhadap penerapan kebijakan sistem penganggaran.

      Sampai dengan triwulan IV, capaian dari IKU ini adalah 0% (tidak ada komplain dari stakeholder baik yang masuk melalui hotmail maupun hotline). DJA juga telah menyediakan layanan

      helpdesk, namun pertanyaan yang berasal dari stakeholder hanya berupa permintaan penjelasan terkait dengan penerapan sistem penganggaran yang baru.

      6. Sasaran Strategis : Penyelesaian SAPSK yang efektif dan efisien dengan IKU persentase kesesuaian alokasi SAPSK dengan Standar Biaya dan persentase kesesuaian SAPSK dengan RKP, dengan rincian capaian : a.

      Kesesuaian alokasi SAPSK dengan Standar Biaya telah mencapai target yang ditentukan, yaitu sebesar 100%. Capaian ini diperoleh berdasarkan hasil penelaahan dokumen SAPSK (SP-RKAKL) yang menggunakan standar biaya sebagai dasar perencanaan.

      b.

      Capaian kinerja dari IKU Persentase kesesuaian SAPSK dengan RKP sampai dengan akhir tahun telah mencapai target yang ditentukan. Penetapan target tahunan dari IKU ini (90%), ditentukan dengan pertimbangan ada kemungkinan perubahan RKP setelah pembahasan dengan Komisi di DPR.

    7. Sasaran Strategis : Efektivitas pelaksanaan quickwin DJA, dengan IKU : a.

      Persentase penyelesaian SAPSK tepat waktu Sampai dengan akhir tahun 2010 capaian kinerja dari IKU ini telah mencapai 100% sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pada bulan November telah dilakukan penelaahan RKAKL berdasarkan pagu definitif sebagai tahap akhir dari rangkaian proses penyelesaian SAPSK (SP-RKAKL).

      b.

      Persentase penyelesaian Revisi SAPSK tepat waktu Capaian kinerja dari IKU persentase penyelesaian jumlah revisi SAPSK yang selesai tepat waktu adalah sebesar 99,26% dengan rincian dari 406 permohonan revisi SAPSK yang diproses terdapat 1 revisi Kementerian Pertahanan/TNI dan 2 revisi Kepolisian RI yang melebihi batas waktu penyelesaian 5 hari kerja (6 hari kerja).

      c.

      Persentase penyelesaian Standar Biaya Khusus (SBK) tepat waktu Penyelesaian SBK telah sesuai dengan norma waktu yang ditentukan, yaitu sebelum pagu sementara ditetapkan (semester I). SBK ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.02/2010 Tanggal 23 Juni 2010 tentang Standar Biaya Khusus 2011 dan telah diubah dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 141/PMK.02/2010 tanggal 11 Agustus 2010.

      d.

      Persentase penyelesaian RPP tentang jenis dan tarif PNBP tepat waktu Capaian IKU ini diukur berdasarkan jumlah RPP yang disetujui oleh Menteri Keuangan.

      Jumlah RPP yang ditargetkan selesai pada tahun 2010 adalah 8 RPP dari total 10 RPP. Sampai dengan triwulan IV tahun 2010, jumlah RPP Jenis dan Tarif PNBP yang telah Sebanyak 5 Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP tersebut telah ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah, yaitu : 1) Kementerian Budaya dan Pariwisata (Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2010); 2)

      Badan Pertanahan Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010); 3)

      Badan Pengawas Obat dan Makanan (Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2010); 4)

      Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2010);

    5) Kepolisian RI (Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2010).

      Sedangkan 3 RPP yaitu RPP Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP pada Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Kementerian Komunikasi dan Informasi, dan Kementerian Perdagangan sampai dengan akhir tahun 2010 masih dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

      e.

      Persentase penyelesaian target dan pagu PNBP tepat waktu Kegiatan penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP Kementerian Negara/Lembaga untuk usulan pagu sementara TA 2011 telah selesai dilakukan. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 22 Maret 2010 sampai dengan 17 Juni 2010 (61 hari kerja). Namun dari jangka waktu tersebut sudah termasuk waktu tunggu selama 24 hari kerja yang tidak diperhitungkan dalam proses penyelesaian target dan pagu PNBP. Dengan demikian total waktu penyelesaian penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP adalah selama 37 hari kerja.

    8. Sasaran Strategis : Efektivitas optimalisasi PNBP, dengan IKU Persentase jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih.

      Target realisasi piutang PNBP Khusus BUN sampai dengan akhir tahun adalah sebesar 75 persen (Rp10,3 triliun) dari total piutang PNBP yang direncanakan tertagih yaitu sebesar Rp14,3 triliun. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2010, piutang PNBP Khusus BUN yang tertagih adalah sebesar Rp13.221,42 miliar (92,45%) yang berasal dari: 1)

      Penyelesaian tagihan piutang migas sebesar Rp11.906,385 miliar; 2)

      Penyelesaian piutang pendapatan bersih hasil penjualan BBM sebesar Rp401,00 miliar, dan; 3) Penyelesaian tagihan piutang denda dividen sebesar Rp914.033,00 miliar.

      9. Sasaran Strategis : Peningkatan edukasi stakeholder DJA dengan IKU Persentase jumlah sosialisasi yang dilakukan DJA sesuai rencana.

      Kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan oleh DJA sebanyak 22 sosialisasi sesuai dengan yang direncanakan, antara lain: Sosialisasi peraturan pelaksanaan UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP (6 kali);

      2) Sosialisasi pagu sementara (1 kali); 3) Sosialisasi PMK Revisi (3 kali); 4) Peraturan Menteri Keuangan tentang Multiyears Contract (1 kali); 5)

      Petunjuk Teknis RKAKL dan aplikasi RKAKL (9 kali); 6) Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus (2 kali).

      10. Pembentukan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi, dengan IKU : a.

      Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya Dalam IKU ini, yang diukur adalah keikutsertaan pejabat yang masih memiliki kompetensi dibawah 72% dalam beberapa diklat kompetensi. Pada tahun ini terdapat 15 orang pejabat yang masih memiliki kompetensi dibawah 72% termasuk 1 orang yang telah memasuki usia pensiun. Dari 14 orang pejabat tersebut, sampai dengan triwulan IV 13 orang telah mengikuti diklat, 1 orang belum mengikuti diklat.

      b.

      Persentase jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat; Realisasi capaian kinerja sampai dengan triwulan IV sebesar 0,39% (3 orang pegawai dari 736 orang pegawai), karena adanya pejabat/pegawai DJA yang dijatuhi hukuman disiplin berat berdasarkan PP 30/1980 atas kasus yang terjadi pada tahun 2008/2009 dan 2 orang pegawai dijatuhi hukuman disiplin ringan.

      c.

      Rasio jam pelatihan pegawai DJA terhadap jam kerja.

      Capaian kinerja dari IKU ini mencapai realisasi sebesar 2,99%. Total jam kerja efektif per triwulan untuk pegawai DJA adalah 281.432 jam, dimana total jam efektif selama 1 tahun dari seluruh pegawai DJA sebesar 1.125.749 jam. Hitungan ini mengacu pada KMK No. 71/KMK.01/1996 tentang Hari dan Jam Kerja di lingkungan Departemen Keuangan.

    11. Sasaran Strategis : Pengembangan organisasi yang handal dan modern, dengan IKU : a.

      Persentase penyelesaian penataan/modernisasi organisasi DJA; Realisasi Capaian IKU Persentase penyelesaian penataan/modernisasi organisasi telah mencapai target sebesar 100% pada triwulan II, yaitu sampai dengan penyampaian usulan penataan organisasi kepada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

      Usulan penataan organisasi DJA telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. Penataan yang dilakukan antara lain : 1)

      Adanya penambahan unit eselon II baru yaitu Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran yang bertugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang harmonisasi peraturan penganggaran. Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran terdiri dari empat Subdirektorat, yaitu Subdirektorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran Kementerian dan Lembaga, Subdirektorat Harmonisasi Peraturan Jaminan Sosial, Subdirektorat Harmonisasi Peraturan PNBP, dan Subdirektorat Harmonisasi Penganggaran Remunerasi.

      Dua unit Eselon III, yaitu Sub Direktorat Evaluasi Kinerja Penganggaran pada Direktorat Sistem Penganggaran dan Bagian Kepatuhan dan Bantuan Hukum pada Sekretariat Direktorat Jenderal.

      3) Unit eselon IV bertambah 21 unit, yaitu 4 unit pada Direktorat Sistem Penganggaran, 13 unit pada Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran dan 4 unit pada Sekretariat Direktorat Jenderal b. Persentase penyelesaian SOP;

      Pada tahun 2010, DJA mengusulkan penyusunan 58 SOP. Dari 58 SOP yang diusulkan oleh DJA, Sekretariat Jenderal telah memberikan persetujuan terhadap seluruh SOP yang diusulkan DJA berdasarkan hasil pembahasan antara Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan DJA.

      11

      5

      7

      4

      49 Dit. Sistem Penganggaran

      9

      26

      14

      21 Dit. PNBP

      12

      9

      16 Dit. Anggaran III

      c.

      19 Dit. Anggaran II

      12. Sasaran Strategis : Pembangunan sistem TIK yang terintegrasi, dengan IKU Indeks kepuasan user aplikasi penganggaran Capaian kinerja dari IKU ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada stakeholder (K/L). Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, indeks kepuasan user aplikasi penganggaran mencapai realisasi sebesar 3,78 melebihi target yang ditetapkan sebesar 3.

      11

      8

      13 Dit. Anggaran I

      9

      4

      II, sehingga jumlah risiko pada level tinggi berjumlah 47 risiko Dit. Penyusunan APBN

      38 Pada risiko dengan kategori tinggi terdapat risiko-risiko yang sama, 2 risiko pada tiga unit eselon II dan 1 risiko pada dua unit eselon

      28

      10

      Tabel 3 Pemilik Risiko Kategori Risiko Jumlah Keterangan Tinggi Sedang Rendah Sekretariat

      Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan, telah dibentuk Komite Risiko DJA 2010 dengan Keputusan Direktur Jenderal Anggaran Nomor Kep-65/AG/2010 tanggal 19 Agustus 2010 tentang Komite Manajemen Risiko. Komite bertugas untuk menyusun profil risiko dan mengawal penerapan Manajemen Risiko di lingkungan DJA. Hasil yang dicapai oleh Komite Manajemen Risiko pada tahun 2010 adalah telah dilakukan pemetaan risiko (first assessment) pada semua unit pemilik risiko di lingkungan DJA sehingga capaian kinerja dari IKU ini telah terpenuhi sesuai target sebesar 100% pada semester II. Rincian Risiko pada DJA adalah sebagai berikut :

      Persentase Unit Eselon II yang memiliki profil risiko; Untuk mengimplementasikan penerapan Manajemen Risiko sesuai dengan amanat

      11 Jumlah 54 104 9 167

    13. Sasaran Strategis : Pengelolaan anggaran yang optimal dengan IKU Persentase Penyerapan

      DIPA DJA Realisasi penyerapan DIPA DJA sampai dengan triwulan IV mencapai Rp95.625.189.671 (93,28%) dari total pagu DIPA DJA sebesar Rp102.518.069.000 sesuai dengan target yang telah ditentukan, dengan rincian:

    • Belanja Pegawai Rp35.172.586.568 (Pagu Rp36.057.218.000);
    • Belanja Barang Rp53.077.910.349 (Pagu Rp58.789.841.000);
    • Belanja Modal Rp7.374.692.754 (Pagu Rp7.671.010.000).

      C.

      Kinerja Lainnya Selain melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan seperti yang sudah tercantum dalam kontrak kinerja di atas, beberapa kinerja yang telah dicapai pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

      1. Penyusunan Rencana Kerja Penyelesaian Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang

      dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Sejak tahun 2009 DJA telah mempersiapkan landasan hukum dalam penyusunan anggaran sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 21/2004 mengenai Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Pada tahun 2010 telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan pengganti dari Peraturan Pemerintah No.

      21/2004 mengenai Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL). Substansi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga pada prinsipnya mengubah/menyesuaikan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 pada beberapa bagian dengan garis besar perubahan sebagai berikut: a.

      Penambahan ketentuan yang mengatur tentang Bagian Anggaran, baik Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga maupun Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara; b. Penambahan ketentuan yang mengatur mengenai konsep anggaran bergulir yang diterjemahkan ke dalam dua jenis atau kelompok kebijakan yang meliputi kebijakan berjalan dan Inisiatif Baru; c. Penyempurnaan proses sejak awal penyusunan RKA-K/L sampai dengan disahkannya dokumen pelaksanaan anggaran; d.

      Penambahan ketentuan yang mengatur tentang perubahan RKA-K/L dalam pelaksanaan APBN; dan e. Penambahan ketentuan mengenai pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran serta penyelenggaraan sistem informasi yang terintegrasi.

    2. Pemantapan penerapan reformasi penganggaran sesuai dengan amanah UU No. 17 Tahun

      2003. Pada tahun 2010, beberapa kegiatan telah dilaksanakan meliputi : a.

      Restrukturisasi program dan kegiatan untuk seluruh K/L termasuk rumusan outcome,

      output, indikator kinerja dengan pendekatan struktur organisasi dan tugas fungsi masing-

      masing unit organisasi secara spesifik ;

      b. Penetapan pagu APBN jangka menengah, diikuti penetapan pagu K/L dalam jangka menengah ; c. Penerapan reward and punishment system khususnya untuk K/L pelaksana kegiatan dalam rangka stimulus fiskal pada tahun 2009 ; d.

      Pengembangan IT dalam pengelolaan Keuangan melalui proyek SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) ;

      e. Penyempurnaan format RKA-KL dengan mengintegrasikan informasi kinerja disamping informasi Keuangan yang akan diterapkan mulai tahun anggaran 2011 ;

      

    3. Selain itu, berbagai peraturan bidang penganggaran yang telah dihasilkan pada tahun 2010

    adalah :

      a.

      Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2011; b.

      Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyetoran PNBP dari Dividen dan Sisa Surplus Bank Indonesia; c.

      Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35 Tahun 2010 tentang Mekanisme Pajak Penghasilan Ditanggung Pemerintah dan Penghitungan PNBP atas Hasil Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi untuk Pembangkit Energi/Listrik Tahun Anggaran 2010; d. Menteri Keuangan Nomor 56/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Pengajuan Kontrak Tahun

      Jamak (Multiyears Contract) dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah; e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.02/2010 tentang Standar Biaya Tahun 2011; f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.02/2010 tentang Petunjuk Penyusunan RKA-

      KL Tahun Anggaran 2011;

      g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.02/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Revisi Anggaran 2010;

      h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/PMK.02/2010 tentang Tata Cara Pergeseran Anggaran Belanja dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pengelola Belanja Lainnya (BA 999.08) ke Bagian Anggaran K/L Tahun 2010.

      4. Evaluasi Remunerasi Pejabat Negara Hingga akhir tahun 2010, ouput yang dihasilkan oleh Tim Evaluasi Remunerasi Pejabat Negara adalah :

    a. Draft RPP tentang honorarium keanggotaan Lembaga Non Struktural; b.

      Draft RPP tentang honorarium Hakim Ad Hoc; c. Draft RPP tentang Tunjangan Duta Besar; d. Data mengenai fasilitas Duta Besar.

      5. Evaluasi Tunjangan Kinerja Kementerian/Lembaga dalam rangka Reformasi Birokrasi Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa untuk mendukung keberhasilan pembangunan, perlu dilakukan pembangunan aparatur negara melalui reformasi birokrasi. Dalam rangka pelaksanaan amanat dari Undang-Undang tersebut, Presiden menetapkan Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010- 2014. Dalam Peraturan Presiden tersebut disebutkan bahwa salah satu fokus prioritas pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik adalah melalui reformasi birokrasi. Kegiatan yang dilaksanakan oleh DJA terkait dengan evaluasi tunjangan kinerja K/L dalam rangka reformasi birokrasi adalah :

    a. melakukan evaluasi terhadap penghasilan dan tunjangan yang saat ini diterima pejabat/pegawai K/L beserta dasar hukumnya, terutama K/L yang telah melaksanakan reformasi birokrasi; b. melakukan kajian terhadap sistem/pola penggajian bagi PNS, TNI dan POLRI; c.

    melakukan evaluasi terhadap usulan tunjangan kinerja yang disampaikan oleh Tim Reformasi Birokrasi Nasional; d. melakukan perhitungan dan implikasi anggaran; e.

    menyiapkan rancangan awal sistem reformasi birokrasi K/L dan membuat simulasi perhitungan

    besaran tunjangan kinerja bagi pejabat/pegawai K/L dalam rangka reformasi birokrasi;

    f. memberikan rekomendasi, usulan, dan pendapat kepada pimpinan terkait dengan tunjangan

    kinerja bagi pejabat/pegawai K/L dalam rangka reformasi birokrasi.

      Peraturan lainnya terkait penganggaran yang telah dihasilkan DJA tahun 2010 adalah : a.

    Peraturan Presiden Nomor 69 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; b.

      

    Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; c.

      

    Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;

    d. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Tentara Nasional Indonesia; e.

      

    Peraturan Presiden Nomor 73 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kepolisian Republik Indonesia; f.

      

    Peraturan Presiden Nomor 74 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Pertahanan;

    g. Peraturan Presiden Nomor 75 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; h.

      

    Peraturan Presiden Nomor 76 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan

    Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

    i. Peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2010 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri di

    Lingkungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

    D. Permasalahan

      Tingginya tuntutan Stakeholders atas kinerja DJA menyebabkan perlunya SDM DJA memiliki pemahaman yang baik atas sistem penganggaran terutama terkait dengan konsep Performance

      Based Budgeting. Permasalahan yang ada, SDM DJA yang memahami konsep Performance Based Budgeting dengan baik jumlahnya terbatas.

      Dari sisi belanja Negara, permasalahan yang dihadapi DJA adalah : 1)

      Terbatasnya ruang gerak fiskal yang disebabkan oleh komposisi dan struktur belanja negara yang belum sepenuhnya sehat (sound); 2)

      Belum optimalnya sistem penyusunan perencanaan dan penganggaran pada K/L; 3) Belum optimalnya koordinasi perencanaan pemerintah pusat (K/L) dengan daerah dalam hal perencanaan belanja negara untuk kegiatan dekonsentrasi/tugas pembantuan; 4)

      Belum optimalnya sistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan belanja negara dalam rangka penyusunan kegiatan dan anggaran; 5)