PERBEDAAN MOTIVASI BERPARTISIPASI DALAM pdf

PENGELOLA JURNAL PENJAKORA

ISSN 2356-3397

Jurnal PENJAKORA Volume 2 Nomor 1 April 2015

Jurnal PENJAKORA merupakan

jurnal hasil penelitian, kajian pustaka dan karya ilmiah dalam bidang pendidikan jasmani, kepelatihan dan olahraga

Penanggung Jawab:

Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan

Redaktur:

I Wayan Artanayasa

Penyunting/ Editor

I Nyoman Kanca (Undiksha)

Made Sri Undi Mahardika (Unesa Surabaya) Wawan Suherman (UNY Yogyakarta)

Rusdianto (UM Malang) Yudha M. Saputra (UPI Bandung) Bambang Sudiyono (UNJ Jakarta)

I Made Danu Budhiarta (Undiksha)

I Gusti Lanang Agung Parwata (Undiksha)

I Ketut Budaya Astra (Undiksha)

Desain Grafis:

I Nyoman Sudarmada Luh Putu Tuti Ariani Ni Kadek Alit Arsani

Sekretariat:

I Made Satyawan

I Gusti Lanang Oka

I Made Arsana

Alamat Redaksi:

Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

ISSN 2356-3397

JURNAL

VOLUME 2, NOMOR 1, EDISI APRIL 2015 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

JURNAL PENJAKORA

ISSN 2356-3397

Volume 2, Nomor 1, Edisi April 2015

WACANA

Pembaca yang terhormat, penerbitan jurnal PENJAKORA merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas karya ilmiah Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Terbitan ini merupakan terbitan kedua Volume 2, Nomor 1, edisi April 2015. Jurnal ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi peneliti dalam bidang pendidikan jasmani, kepelatihan olahraga dan ilmu keolahragaan dalam publikasi karya-karya ilmiahnya.

Penerbitan jurnal PENJAKORA direncanakan dua kali setahun, yaitu pada bulan April dan September. Pada terbitan edisi April 2015 ini ditampilkan delapan artikel sebagai berikut: (1) Pengaruh Metode Pelatihan Praktik Padat dan Praktik Terdistribusi Terhadap Hasil Belajar Forehand dan Backhand Drive dalam Belajar Tenis Lapangan bagi Pemula (Penulis I Ketut Budaya Astra); (2) Efektivitas Media Audiovisual dan Media Berbasis Teks (Cetakan) Terhadap Hasil Belajar Chest Pass (Penulis Agung Sunarno); (3) Survei Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran Penjasorkes di SMA/SMK/MA Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 (Penulis I Made Satyawan); (4) Pengaruh Pelatihan Fisik Anaerob Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal Pemain Sepakbola (Penulis Suratmin); (5) Latihan Peregangan Otot Pergelangan Tangan, Tangan dan Lengan Sebagai Bentuk Usaha Pencegahan dan Rehabilitas Carpal Tunnel Syndrome (Penulis Sendhi Tristanti Puspitasari dan Febrita Paulina Heynoek); (6) Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Tendangan Pencak Silat pada Mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha (Penulis Luh Putu Spyanawati); (7) Perbedaan Motivasi Berpartisipasi dalam Olahraga antara Suku Jawa, Madura, dan Cina (Penulis Danang Ari Santoso); (8) Hubungan Indek Masa Tubuh dengan Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 13-15 Tahun di SMP N 3 Singaraja (Penulis Gede Doddy Tisna MS).

Demikian wacana ini kami kemukakan, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada penulis yang telah menyumbangkan artikelnya dan para mitra bestari yang telah menyumbangkan pemikirannya untuk mereview naskah artikel.

JURNAL PENJAKORA

ISSN 2356-3397

Volume 2 Nomor 1, Edisi April 2015

DAFTAR ISI

I Ketut Budaya Astra. Pengaruh Metode Pelatihan Praktik Padat dan Praktik Terdistribusi Terhadap Hasil Belajar Forehand dan Backhand Drive dalam Belajar Tenis Lapangan bagi Pemula .............................................................. 1-15

Agung Sunarno. Efektivitas Media Audiovisual dan Media Berbasis Teks (Cetakan) Terhadap Hasil Belajar Chest Pass.............................................. ..16-27

I Made Satyawan. Survei Sarana dan Prasarana dalam Pembelajaran Penjasorkes di SMA/SMK/MA Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2014/2015 ........... 28-38

Suratmin. Pengaruh Pelatihan Fisik Anaerob Terhadap Peningkatan Volume Oksigen Maksimal Pemain Sepakbola ........................................................... 39-50

Sendhi Tristanti Puspitasari, Febrita Paulina Heynoek. Latihan Peregangan Otot Pergelangan Tangan, Tangan dan Lengan Sebagai Bentuk Usaha Pencegahan dan Rehabilitas Carpal Tunnel Syndrome...................................................... 51-60

Ni Luh Putu Spyanawati. Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Tendangan Pencak Silat pada Mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha ......................................................................... 61-72

Danang Ari Santoso. Perbedaan Motivasi Berpartisipasi dalam Olahraga antara Suku Jawa, Madura, dan Cina ....................................................................... 73-82

Gede Doddy Tisna MS. Hubungan Indek Masa Tubuh dengan Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 13-15 Tahun di SMP N 3 Singaraja ........................ 83-93

PENGARUH METODE PELATIHAN PRAKTIK PADAT DAN PRAKTIK TERDISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR FOREHAND DAN BACKHAND DRIVE DALAM BELAJAR TENIS LAPANGAN BAGI PEMULA

I Ketut Budaya Astra

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pelatihan massed practice dan distributed practice terhadap teknik forehand dan backhand dalam olahraga tenis. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan the modificated pre-test post-test design . Subjek penelitian mahasiswa petenis pemula jurusan penjaskesrek FOK Undiksha tahun 2014/2015 sebanyak 50 orang. Forehand dan backhand diukur dengan tes keterampilan forehand dan backhand drive.

Data dianalisis dengan uji paired-sampels t-test yaitu dengan membandingkan hasil keterampilan forehand dan backhand dari kelompok perlakuan massed practice dan distributed practice dibandingkan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% ( α=0,05). Maka diperoleh 8,97>2,01 untuk metode pelatihan massed practice terhadap variabel forehand dan 10,91>2,01 untuk variabel backhand, sedangkan untuk metode pelatihan distributed practice diperoleh hasil 18,82>2,01 untuk variabel forehand dan 11,34>2,01 untuk variabel backhand. Sehingga hipotesis metode pelatihan massed practice dan distributed practice berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan forehand dan backhand diterima. Dilanjutkan dengan uji independent-sampels t-test untuk mengetahui adanya perbedaan diantara kedua kelompok tersebut, hasil uji independent-sampels t-test untuk keterampilan forehand diperoleh harga,9,88>2,01 sedangkan untuk keterampilan backhand diperoleh hasil 11,04>2,01.

Disimpulkan bahwa: (1)Metode pelatihan massed practice dan distributed practice berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan forehand dan backhand, (2)Metode pelatihan distributed practice memberikan hasil yang lebih baik daripada metode pelatihan massed practice terhadap ketrampilan forehand dan backhand.

Kata-kata kunci: Pengaruh, metode pelatihan, keterampilan teknik, tenis lapangan.

PENDAHULUAN

metode latihan. Strategi merupakan Tenis lapangan (lown tenis)

perencanaan yang berisi tentang merupakan salah satu bentuk

rangkaian kegiatan yang didesain olahraga yang mempergunakan bola

untuk mencapai tujuan latihan. kecil dan setiap pemainnya memakai

Dalam proses latihan diperlukan raket

adanya metode latihan untuk Permainan ini dilakukan di atas

sebagai alat

pemukul.

membantu pencapaian tujuan latihan, lapangan berbentuk empat persegi

semakin tepat metode latihan maka panjang dengan ukuran lapangan

makin efektif pencapaian tujuan tenis internasional pada area

latihan. Oleh karena itu pelatih harus keseluruhan adalah mencapai 36 m x

mampu

menyusun program,

18 m, sedangkan ukuran lapagan memilih, dan menerapkan metode tenis pada area permainan atau game

latihan sesuai dengan tujuan latihan court sekitar 10,97m x 23,78m.

itu sendiri. Selain pelatih, orang tua Olahraga tenis lapangan merupakan

dan atlet itu sendiri mempunyai salah

peranan dan tanggung jawab yang permainan yang sangat populer

satu cabang

olahraga

sama dalam pencapaian prestasi. karena banyak

Usaha pemasalan, pembinaan, dan masyarakat. Kebutuhan akan tenis

diminati oleh

pengembangan untuk mencapai lapangan semakin meningkat karena

prestasi tersebut perlu diadakan banyaknya orang yang gemar

pendekatan ilmiah, adanya sarana bermain tenis lapangan mulai dari

yang menunjang dan metode latihan anak-anak, remaja hingga orang

yang tepat.

dewasa. Hal ini bisa dilihat dari Bertolak dari hal tersebut banyaknya club tenis lapangan yang

maka peneliti mencoba menerapkan ada di masing-masing daerah.

metode pelatihan praktik padat dan Di samping itu, sekarang

metode pelatihan praktik terdistribusi sudah banyak lapangan tenis yang

pada mahasiswa jurusan pendidikan dibangun di setiap daerah di

jasmani kesehatan dan rekreasi Indonesia. Tetapi dari sisi prestasi

(penjaskesrek) fakultas olahraga dan yang dicapai oleh para atlet tenis

kesehatan (FOK) Undiksha tahun lapangan nasional, baik ditingkat

2014/2015. Dalam praktik padat regional maupun internasional masih

mahasiswa mempraktikkan gerakan jauh dari harapan.Oleh karena itu

terus-menerus tanpa istirahat sampai cabang

waktu yang telah ditentukan. mendapatkan perhatian secara serius

dalam praktek demi pengembangan olahraga ini,

Sedangkan

mahasiswa terutama dalam aspek pembinaan

terdistribusi

mempraktikkan gerakan dengan prestasi agar bisa tampil sebagai

diselingi waktu istirahat, (Lankor, juara pada arena nasional maupun

Mengapa peneliti internasional.

memberikan dua metode tersebut Untuk pencapaian prestasi

karena dari fenomena yang terjadi yang optimal dalam permainan tenis

dilapangan bahwa pelatih belum lapangan dapat dicapai melalui

memahami tentang pemanfaatan peranan yang sangat penting dari

waktu latihan yang tepat, sehingga seorang pelatih.Seorang pelatih perlu

muncul pertanyaan di kalangan mempelajari, memahami dan mampu

pelatih tentang berapa lama suatu menerapkan berbagai strategi, dan

latihan harus berlangsung, apakah latihan harus berlangsung, apakah

fisiologis dan psikologis tubuh. harus diberikan. Untuk menjawab

Pelatihan merupakan salah satu cara pertanyaan ini diperlukan metode

untuk meningkatkan kemampuan latihan yang tepat dan pemanfaatan

teknik guna mencapai pretasi yang waktu latihan yang tepat atau baik

maksimal. Untuk mencapai prestasi akan meningkatkan efisiensi untuk

yang maksimal maka suatu pelatihan pencapaian tujuan yang diharapkan.

harus dilaksanakan sesuai dengan Oleh karena itu pemanfaatan waktu

prinsip-prinsip latihan. harus diatur dengan baik sehingga pemain tidak mengalami kelelahan.

Praktik Padat

Untuk mencapai tingkat

KAJIAN PUSTAKA

keterampilan suatu cabang olahraga,

Pelatihan

maka dalam pelaksanaan latihan Menurut Bompa (2009:8),

seorang atlet harus melakukan pelatihan adalah proses yang

gerakan dengan frekuensi sebanyak- terorganisir dimana tubuh dan

Magill (2001:270) pikiran terus-menerus dihadapkan

banyaknya.

mengatakan bahwa latihan praktik pada tekanan dari berbagai volume

padat adalah latihan dimana jumlah dan intensitas. Pelatihan adalah suatu

atau lamanya waktu istirahat yang proses latihan fisik yang terprogram

diberikan di sela-sela latihan sangat secara sistematis, dilakukan secara

pendek atau tidak ada sama sekali. berulang-ulang

Dengan kata lain latihan tersebut semakin bertambah secara bertahap,

dengan

beban

secara relatif dilaksanakan terus sehingga memiliki sasaran perbaikan

Schmidt (1998:74) fungsi organ tubuh, serta untuk

menerus.

menjelaskan bahwa latihan terus mempersiapkan atlet pada tingkat

menerus sebagai suatu bentuk latihan tertinggi penampilannya (Kanca, I

di mana waktu yang diberikan untuk Nyoman, 2004:49).

istirahat di antara bagian-bagian dari Menurut

kegiatan tersebut lebih pendek pelatihan merupakan suatu gerakan

Nala

daripada waktu yang disediakan fisik atau aktivitas mental yang

untuk melakukan satu bagian dari dilakukan secara sistematis berulang-

kegiatan latihan. Metode latihan ulang (repetitif) dalam jangka waktu

terdistribusi dan metode latihan (durasi) lama, dengan pembebanan

padat adalah dua jenis metode latihan yang meningkat secara progresif dan

memperhitungkan individual, yang bertujuan untuk

yang

perbandingan waktu kerja dan memperbaiki sistem serta fungsi

istirahat. Metode latiha praktik padat fisiologi dan psikologi tubuh agar

adalah melakukan latihan secara pada waktu melakukan aktivitas

terus-menerus tanpa selang waktu olahraga dapat mencapai penampilan

istirahat Singer (1980:419). yang optimal.

Eka (2012:23) menyatakan, Secara ringkas pelatihan

metode praktik padat merupakan dapat diartikan sebagai rangkaian

pengaturan giliran latihan yang aktivitas fisik yang dilakukan secara

dilakukan secara terus-menerus tanpa sistematis dan berulang-ulang dalam

diselingi istirahat. Berkaitan dengan durasi yang panjang dengan tujuan

metode praktik padat Rusli Lutan untuk meningkatkan kemampuan

(1988:113) menyatakan, “praktik (1988:113) menyatakan, “praktik

prinsip pengaturan giliran praktik dengan selang waktu istirahat yang

yang pada amat kecil di antara kegiatan

keterampilan

pelaksanaanya diselingi dengan mencoba”. Menurut Sugianto &

waktu istirahat diantara waktu Sudjarwo

latihan. Berikut ini disajikan batasan mengemukakan

terdistribusi yang gerakan keterampilan bisa dilakukan

mempraktekkan

latihan

dikemukakan beberapa ahli sebagai secara terus menerus tanpa istirahat,

berikut : 1) Menurut Sugianto & cara ini disebut massed conditions.

(1994:284) Sedangkan

Sudjarwo

mengemukakan waktu istirahat yang menyatakan praktik padat merupakan

Scmidt

diberikan tidak perlu menunggu sesi latihan dimana jumlah waktu

sampai mencapai kelelahan, tetapi latihan dalam sebuah percobaan

juga jangan terlalu sering. Yang lebih besar daripada jumlah istirahat

terpenting adalah mengatur agar diantara percobaan, yang akhirnya

rangsangan terhadap sitem-sistem mengarah pada kelelahan berbagai

yang menghasilkan gerakan tubuh tugas. Menurut Iwan Setiawan

diberikan secara cukup, atau tidak (dalam Eka, 2012:24) praktik

kurang atau tidak kelebihan. 2) padatadalah

Menurut Scmidt (1988:384) bahwa keterampilan

praktek

suatu

“dalam praktik terdistribusi, disela- dipelajari

olahraga

yang

sela percobaan yang dilakukan berkesinambungan dan konsisten

dilakukan

dengan

terdapat waktu istirahat yang sama tanpa diselingi istirahat.

atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan, yang mengarah ke

Praktik Terdistribusi

suatu urutan yang lebih santai”. 3) Magil

Menurut Iwan Setiawan (1985:46) menjelaskan

“praktik suatu terdistribusi sebagai suatu bentuk

olahraga yang latihan, di mana waktu istirahat yang

keterampilan

dipelajari dilakukan dalam waktu diberikan disela-sela kegiatan latihan

relatif singkat dan sering diselingi cukup banyak. Schmidt (1988:74)

waktu istirahat”.

mendefinisikan bahwa

latihan

terdistribusi adalah bentuk latihan di

Olahraga Tenis Lapangan (lown

mana kegiatan latihan tersebut

tenis)

dibagi-bagi oleh sejumlah waktu Budaya, I Ketut (2004:14) istirahat. Waktu yang dipergunakan

Tenis lapangan adalah jenis olahraga untuk istirahat sama atau lebih lama

permainan dengan menggunakan daripada waktu yang disediakan

raket dan bola untuk memainkannya. untuk melakukan satu rangkaian dari

Bermain tenis lapangan bukan hanya kegiatan latihan tersebut. Rusli Lutan

sekedar memukul bola agar melintasi (1988:113) “praktik terdistribusi

jaring dan menjatuhkannya dalam adalah serangkaian kegiatan latihan

batas-batas lapangan permainan melibatkan istirahat yang cukup

tenis, lapangan melainkan untuk diantara

melakukan pukulan (stroke) terhadap Menurut Eka (2012:21)

kegiatan

mencoba”.

bola dengan memenuhi syarat-syarat Berdasarkan beberapa teori di

sebagai berikut : 1). Memukul atas dapat disimpulkan bahwa

dengan

ringan, 2)Melakukan ringan, 2)Melakukan

pemain, menurut Handono (2002:20) efisiensi (tidak membuat gerakan-

“Pukulan forehand biasanya selalu gerakan yang sia-sia), 5)Memukul

digunakan sebagai senjata utama dengan keras. Permainan dapat

pemain, karena pukulan forehand dilakukan

biasanya lebih keras dari pukulan permukaan keras (hardcourt) dengan

dilapangan

dengan

backhand .” Pukulan forehand dapat ukuran panjang 23,77 m dan lebar

dibedakan melalui pegangan raket, 10,97 m serta dibatasi net dengan

yaitu pegangan eastern forhand, tinggi 1,07 cm pada bagian tepi dan

dan semi 91,4 cm pada bagian tengahnya.

westernforehand ,

westernforehand .

Permainan dapat dilakukan secara tunggal dan ganda dengan beberapa

Backhand

jenis kemenangan (game). Backhand , merupakan pukulan Adapun teknik dasar dalam

dasar kedua dalam bermain tenis permainan tenis adalah :1)forehand,

lapangan. Backhand adalah pukulan 2)backhand, 3)volley, 4)smash, dan

yang dilakukan dengan mengayun 5)service.

tangan dari tepi badan menuju depan (1987:29) ada 3 pukulan dasar dalam

Menurut

Visbeen

atau menggunakan bagian belakang

raket untuk memukul bola dan service . Sedangkan Loman (1985:47)

tenis: forehand, backhand dan

telapak tangan membelakangi bola. menyatakan bahwa yang termasuk

Pukulan ini terdiri dari 2 jenis yaitu, jenis pukulan groundstroke adalah

backhand menggunakan satu tangan pukulan –pukulan drive, lob, drop

dan backhand menggunakan dua shot dan half volley. Pukulan volley

tangan. Masing-masing pukulan terdiri atas volley biasa, drop volley,

memiliki kelebihan dan kekurangan. volley drill dan lob volley. Yang

Namun, pukulan backhand dua termasuk jenis pukulan overhead

tangan lebih banyak dipakai karena adalah pukulan – pukulan service

efektivitasnya.

dan smash. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dasar pukulan

METODE

dalam permainan tenis terdiri dari :

Rancangan volley , 5) volley, 6) service dan 7)

1) drive, 2) lob, 3) drop shot, 4) half

eksperimen

semu.

penelitian yang digunakan adalah: smash. Dasar-dasar pukulan tersebut

the modificated pre-test pos-test dapat dilakukan dengan forehand

design (Kanca, 2010:82). Rancangan maupun backhand kecuali pukulan

yang dimaksud adalah:

service yang harus dilakukan dengan telapak tangan menghadap kearah

X2 T2 Forehand

K2

Gambar 1.Rancangan penelitian Pukulan forehand merupakan pukulan (stroke) yang paling umum

Keterangan:

dipakai dalam tenis lapangan

S= Subjek

(Lardner 1990:31).

T1= Tes awal (pre-test) Forehand merupakan salah satu

Pukulan

R= Random

teknik dasar bermain tenis lapangan T2= Tes akhir (post-test)

KI= Kelompok 1

2 X = Rata-rata sampel 2 (post-test) K2= Kelompok 2 S 1 = simpangan baku sampel 1

X1= Perlakuan dengan praktik

(pre-test)

padat (massed practice) S 2 = simpangan baku sampel 2

X2= Perlakuan praktik terdistribusi (post-test) (distributed practice)

1 = varians sampel 1 (pre-test)

S 2 = varians sampel 2 (post-test)

Uji Normalitas

Hasil uji coba dibandingkan t tabel Uji normalitas dilakukan

dengan taraf signifikan 0,05 (5%) untuk menguji apakah penyimpangan

untuk mengetahui apakah ada yang terjadi dalam pengukuran

perbedaan antara sebelum dan terhadap subyek masih berada dalam sesudah diberikan metode pelatihan batas akdemik. Uji normalitas data massed practice dan distributed dilakukan pada data forehand dan

terhadap peningkatan backhand dengan instrumen uji

practice

forehand dan Kolmogorov-Smirnov

bantuan program SPSS 16,0 pada Untuk mengetahui adanya

taraf sign ifikansi (α) 0,05. perbedaan pengaruh antara metode

pelatihan massed practice dan

Uji Homogenitas

practice terhadap Uji homogenitas data dalam

distributed

peningkatan keterampilan forehand penelitian ini menggunakan uji

dilakukan dengan Levene dengan bantuan SPSS 16,0

maka

rumus taraf signifikansi α = 0,05. Kriteria Uji-t independent (tidak berkorelasi).

menggunakan

pengambilan keputusan jika nilai Adapun rumus tersebut adalah

signifikansi Levene> α, maka variasi

sebagai berikut :

subjek sama (homogen) sedangkan jika signifikansi Levene< α, maka

variasi setiap subjek tidak sama

(tidak homogen) (Santoso, 2011:

Uji Hipotesis

Keterangan :

1 X = Rata-rata sampel 1 (perlakuan menguji perbedaan hasil pre-test dan massed practice )

Pada penelitian ini akan

pos-test setelah subjek mendapatkan perlakuan massed practice ataupun

2 X = Rata-rata sampel 2 (perlakuan distributed

distributed practice ) peningkatan keterampilan forehand 2 S

practice

terhadap

1 = varians sampel 1 (perlakuan dan backhand dengan menggunakan

massed practice ) uji-t berpasangan. Rumus untuk uji-t 2 S

2 = varians sampel 2 (perlakuan berpasangan adalah sebagai berikut.

distributed practice ) n 1 = jumlah subjek sampel 1 (perlakuan massed practice)

n 2 = jumlah subjek sampel 2 (perlakuan distributed practice) Keterangan :

Hasil minimal sebesar 22 dan varians homogen, maka, db (n1+n2)

Jika anggota sampel n 1 = n 2 dan

maksimal sebesar 29. -2

Deskripsi data penelitian Hasil uji coba dibandingkan

kelompok perlakuan t tabel dengan taraf signifikan 0,05

sampel

practice terhadap (5%) untuk mengetahui apakah ada

distributed

peningkatan keterampilan forehand perbedaan pengaruh antara metode

untuk data pre-test diketahui pelatihan massed practice dan

sebanyak dari N (subjek) sebanyak distributed

25 orang diperoleh rata-rata hasil peningkatan keterampilan forehand

practice

terhadap

pukulan sebesar 20,60 dengan dan backhand.

median (nilai tengah) sebesar 21 dan modus sebesar 15. Hasil minimal

HASIL

sebesar 11 dan maksimal sebesar 29. Deskripsi data penelitian

Sedangkan untuk data post test sampel kelompok perlakuan massed

diketahui sebanyak dari N (subjek) practice

sebanyak 25 orang diperoleh rata- keterampilan forehand untuk data

terhadap

peningkatan

rata hasil pukulan sebesar 33,00 pre-test diketahui sebanyak dari N

dengan median (nilai tengah) sebesar (subjek)

33 dan modus sebesar 31. Hasil diperoleh rata-rata hasil pukulan

sebanyak

25 orang

minimal sebesar 28 dan maksimal sebesar 20,36 dengan median (nilai

sebesar 37.

tengah) sebesar 21 dan modus Deskripsi data penelitian sebesar 26. Hasil minimal sebesar 11

kelompok perlakuan dan maksimal sebesar 27. Sedangkan

sampel

distributed

practice terhadap

peningkatan keterampilan backhand sebanyak dari N (subjek) sebanyak

untuk data post-test diketahui

untuk data pre-test diketahui

25 orang diperoleh rata-rata hasil sebanyak dari N (subjek) sebanyak pukulan sebesar 26,28 dengan

25 orang diperoleh rata-rata hasil median (nilai tengah) sebesar 26 dan

pukulan sebesar 19,80 dengan modus sebesar 26. Hasil minimal

median (nilai tengah) sebesar 21 dan sebesar 22 dan maksimal sebesar 31.

modus sebesar 14. Hasil minimal Deskripsi data penelitian

sebesar 10 dan maksimal sebesar 28. subjek kelompok perlakuan massed

Sedangkan untuk data post-test practice

diketahui sebanyak dari N (subjek) keterampilan backhand untuk data

terhadap

peningkatan

sebanyak 25 orang diperoleh rata- pre-test diketahui sebanyak dari N

rata hasil pukulan sebesar 31,28 (subjek)

dengan median (nilai tengah) sebesar diperoleh rata-rata hasil pukulan

sebanyak

25 orang

31 dan modus sebesar 31. Hasil sebesar 18,28 dengan median (nilai

minimal sebesar 27 dan maksimal tengah) sebesar 18 dan modus

sebesar 34.

sebesar 18. Hasil minimal sebesar 8 dan maksimal sebesar 26. Sedangkan

Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas data sebanyak dari N (subjek) sebanyak

untuk data post-test diketahui

dengan instrumen Uji Kolmogorof-

25 orang diperoleh rata-rata hasil Smirnov program SPSS 16,0 pukulan sebesar 25,52 dengan

diperoleh hasil untuk kelompok median (nilai tengah) sebesar 25

forehand massed practice pre-test orang dan modus sebesar 25 orang.

0,151 dengan signifikansi 0,143, 0,151 dengan signifikansi 0,143,

untuk kelompok dengan signifikansi 0,200. Pada taraf

backhand distributed practice post- signifikansi α=0,05 signifikansi pada

test 0,098 dengan signifikansi 0,113. kelompok forehand massed practice

Pada taraf signifikansi α=0,05 pre-test dan kelompok forehand

pada kelompok massed practice post-test lebih besar

signifikansi

backhand distributed practice pre- daripada α (sig>0,05) sehingga data

test dan kelompok backhand yang diuji merupakan data yang

distributed practice post-test lebih berdistribusi normal.

besar daripada α (sig>0,05) sehingga Dari hasil uji normalitas data

data yang diuji merupakan data yang dengan instrumen Uji Kolmogorof-

berdistribusi normal.

Smirnov program SPSS 16,0

diperoleh hasil untuk kelompok

Uji Homogenitas

forehand distributed practice pre- Dari hasil uji homogenitas test 0,078 dengan signifikansi 0,200,

menggunakan instrumen uji levene sedangkan untuk kelompok forehand

dengan bantuan program SPSS 16,0 distributed practice post-test 0,146

diperoleh nilai uji 0,688 dan dengan signifikansi 0,177. Pada taraf

signifikansi 0,501 untuk variabel signifikansi α=0,05 signifikansi pada

forehand massed practice . Nilai kelompok forehand

signifikansi levene untuk variabel practice pre-test dan kelompok

distributed

forehand massed practice lebih besar forehand distributed practice post-

dari α (sig>0,05) sehingga data yang test lebih besar daripada α (sig>0,05)

diuji berasal dari data yang sehingga data yang diuji merupakan

homogen.

data yang berdistribusi normal. Dari hasil uji homogenitas Dari hasil uji normalitas data

menggunakan instrumen uji levene dengan Instrumen Uji Kolmogorof-

dengan bantuan program SPSS 16,0

diperoleh nilai uji 0,954 dan diperoleh hasil untuk kelompok

Smirnov program SPSS 16,0

signifikansi 0,123 untuk variabel backhand massed practice pre-test forehand distributed practice . Nilai

0,089 dengan signifikansi 0,200, signifikansi levene untuk variabel sedangkan

untuk

kelompok

forehand distributed practice lebih backhand massed practice post-test besar dari α (sig>0,05) sehingga data

0,168 dengan signifikansi 0,067. yang diuji berasal dari data yang Pada taraf signifikansi α = 0,05

homogen.

Dari hasil uji homogenitas backhand massed practice pre-test menggunakan instrumen uji levene dan kelompok backhand massed

signifikansi pada

kelompok

dengan bantuan program SPSS 16,0 practice post-test lebih besar

diperoleh nilai uji 12,198 dan daripada α (sig>0,05) sehingga data

signifikansi 0,150 untuk variabel yang diuji merupakan data yang

backhand massed practice . Nilai berdistribusi normal.

signifikansi levene untuk variabel Dari hasil uji normalitas data

backhand massed practice lebih dengan instrumen Uji Kolmogorof-

besar dari α (sig>0,05) sehingga data

yang diuji berasal dari data yang diperoleh hasil untuk kelompok

Smirnov program SPSS 16,0

homogen.

backhand distributed practice pre-

Dari hasil uji homogenitas 10,9166, dibandingkan dengan harga menggunakan instrumen uji levene

t tabel untuk db 48 dengan taraf dengan bantuan program SPSS 16,0

signifikansi 5% ( α=0,05) adalah diperoleh nilai uji 0,969 dan

signifikansi 0,203 untuk variabel backhand distributed practice . Nilai

Pengaruh

Metode Pelatihan

signifikansi levene untuk variabel

Distributed Practice Terhadap

backhand distributed practice lebih

peningkatan

keterampilan

besar dar i α (sig>0,05) sehingga data

Forehand

yang diuji berasal dari data Berdasarkan hasil yanghomogen.

perhitungan dengan menggunakan rumus uji t berpasangan, diketahui

Pengaruh Metode

Pelatihan

bahwa metode pelatihan distributed

Massed Practice

Terhadap

practice

memberikan pengaruh

peningkatan

keterampilan

terhadap peningkatan keterampilan

Forehand

teknik forehand pada mahasiswa Berdasarkan

Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha perhitungan dengan menggunakan

hasil

tahun akademik 2014/2015, dimana rumus uji t berpasangan, diketahui

ada perbedaan yang signifikan antara bahwa metode pelatihan massed

sebelum dan sesudah diberi pelatihan practice memberikan

distributed practice (t hitung sebesar terhadap peningkatan keterampilan

pengaruh

18,82, dibandingkan dengan harga teknik forehand pada mahasiswa

t tabel untuk db 48 dengan taraf Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

signifikansi 5% ( α=0,05) adalah tahun akademik 2014/2015, dimana

ada perbedaan yang signifikan antara

Pengaruh

Metode Pelatihan

sebelum dan sesudah diberi pelatihan

Distributed Practice Terhadap

massed practice (t hitung sebesar 8,97,

peningkatan

keterampilan

dibandingkan dengan harga t tabel

Backhand

untuk db 48 dengan taraf signifikansi Berdasarkan

hasil 5% ( α=0,05) adalah 2,01). perhitungan dengan menggunakan

Pengaruh Metode

Pelatihan

rumus uji t berpasangan, diketahui

Massed Practice

Terhadap

bahwa metode pelatihan distributed

memberikan pengaruh

Backhand

terhadap peningkatan keterampilan Berdasarkan

teknik backhand pada mahasiswa perhitungan dengan menggunakan

hasil

Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha rumus uji t berpasangan, diketahui

tahun akademik 2014/2015, dimana bahwa metode pelatihan massed

ada perbedaan yang signifikan antara practice memberikan

sebelum dan sesudah diberi pelatihan terhadap peningkatan keterampilan

pengaruh

distributed practice (t hitung sebesar teknik backhand pada mahasiswa

11,34, dibandingkan dengan harga Jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

t tabel untuk db 48 dengan taraf tahun akademik 2014/2015, dimana

signifikansi 5% ( α=0,05) adalah ada perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah diberi pelatihan

massed practice (t hitung sebesar

Ada Perbedaan Pengaruh Antara

jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

Metode Pelatihan Massed Practice

tahun akademik 2014/2015.

Dan Distributed Practice Terhadap

Sesuai

dengan rumusan

peningkatan

keterampilan

masalah dan tujuan penelitian

Forehand

tentang bagaimana pengaruh kedua Berdasarkan

bentuk metode pelatihan tersebut perhitungan dengan menggunakan

hasil

(massed practice dan distributed rumus Uji-t independent, diketahui

terhadap peningkatan bahwa terdapat perbedaan secara

practice )

forehand dan signifikan antara metode pelatihan

keterampilan

backhand , dan terdapat perbedaan massed practice dan distributed

pengaruh yang signifikan antara practice terhadap

metode pelatihan massed practice keterampilan forehand. (t hitung 9,88,

peningkatan

dengan metode pelatihan distributed dibandingkan dengan harga t pada

terhadap peningkatan tabel dengan db 48 dengan taraf

practice

forehand dan signifikansi 5% ( α=0,05) adalah

keterampilan

backhand . Untuk selanjutnya akan 2,01).

dibahas dan diuraikan secara lengkap tentang hasil-hasil yang sudah

Ada Perbedaan Pengaruh Antara

diperoleh sebagai berikut:

Metode Pelatihan Massed Practice

Dan Distributed Practice Terhadap

Metode Pelatihan Peningkatan

Kelompok

Massed Practice Berpengaruh Backhand

Keterampilan Forehand

perhitungan dengan menggunakan Melihat hasil perhitungan rumus Uji-t independent, diketahui

menggunakan uji t bahwa terdapat perbedaan secara

dengan

bahwa terdapat signifikanantara metode pelatihan

menyatakan

perbedaan yang signifikan antara massed practice dan distributed

metode latihan massed practice dan practice terhadap

metode latihan distributed practice keterampilan

peningkatan

backhand (t hitung terhadap peningkatan keterampilan 11,045, dibandingkan dengan harga t

berdasarkan hasil pada tabel dengan db 48 dengan taraf

forehand ,

perhitungan hasil pre-test dan post- signifikansi 5% ( α=0,05) adalah

test untuk metode pelatihan massed 2,01).

practice

terhadap peningkatan keterampilan forehand diketahui

PEMBAHASAN

bahwa jumlah t hitung sebesar 8,97, Dari hasil analisis data yang

dibandingkan dengan harga t pada sudah didapatkan, maka akan dibuat

tabel dengan db=n1+n2 –2=50-2=48. suatu pembahasan mengenai hasil-

Diketahui harga t tabel untuk db 48 hasil dari penelitian tersebut.

pada taraf signifikansi 5% ( α = 0,05) Pembahasan di sini membahas

adalah 2,01 dan harga t hitung 8,97. penguraian hasil penelitian tentang

Dengan demikian, harga t hitung >t tabel , pengaruh perbedaan pemberian

sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. metode pelatihan massed practice

Ini berarti bahwa ada perbedaan yang dan metode pelatihan distributed

signifikan antara sebelum dan practice terhadap

peningkatan

sesudah kelompok diberi perlakuan keterampilan forehand dan backhand

massed practice . Dengan demikian massed practice . Dengan demikian

memori dengan lebih kuat. memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan teknik

Metode Pelatihan

forehand pada mahasiswa petenis

Massed Practice Berpengaruh

pemula jurusan Penjaskesrek FOK

Terhadap

Peningkatan

Undiksha tahun

akademik

Keterampilan Backhand

2014/2015. Melihat hasil perhitungan Hasil tersebut memberikan

menggunakan uji t bukti nyata bahwa metode latihan

dengan

bahwa terdapat massed practice merupakan salah

menyatakan

perbedaan yang signifikan antara satu

metode latihan massed practice dan keterampilan yang fungsinya untuk

bentuk metode

latihan

metode latihan distributed practice melatih keterampilan forehand dalam

terhadap peningkatan keterampilan olahraga tenis lapangan. Bagi atlet

berdasarkan hasil tenis lapangan, khususnya atlet

backhand ,

perhitungan hasil pre-test dan post- pemula metode latihan massed

test untuk metode pelatihan massed practice merupakan salah satu

terhadap peningkatan bentuk metode latihan yang tepat,

practice

keterampilan backhand diketahui karena

jumlah t hitung sebesar 10,9166 jika keterampilan

dapat

meningkatkan

dibandingkan dengan harga t pada efektif, hal tersebut sangat baik

forehand

dengan

tabel dengan db=n1+n2 –2=50-2=48. untuk menunjang ketika melakukan

Harga t tabel untuk db 48 pada taraf metode latihan teknik dasar forehand

signifikansi 5% ( α=0,05) adalah (groundstroke)

2,01. Dengan demikian, harga olahraga tenis lapangan.

dalam

cabang

t hitung >t tabel 10,9166>2,01 sehingga H 0 Menurut

ditolak dan H 1 diterima. Ini berarti (1988:163), latihan forehand dengan

Lutan

Rusli

perbedaan yang latihan padat memiliki keuntungan,

bahwa

ada

signifikan antara sebelum dan yaitu dengan adanya ingatan jangka

sesudah kelompok diberi perlakuan pendek (short term memory), yaitu

massed practice . Dengan demikian sistem memori yang berfungsi untuk

dapat disimpulkan bahwa metode menyimpan sejumlah besar informasi

massed practice yang diterima selama periode waktu

pelatihan

memberikan pengaruh terhadap yang singkat. Setelah melakukan

peningkatkan keterampilan teknik pukulan forehand , short term

backhand pada mahasiswa petenis sensory store atlet mencatat di dalam

pemula jurusan Penjaskesrek FOK short term memory. Apa yang baru

tahun akademik saja dilakukan masih terkonsep dan

Undiksha

tersimpan di dalam memori selama Hal ini dapat dikatakan beberapa saat, dan memori itu akan

bahwa pemberian metode latihan hilang setelah beberapa lama.

practice berpengaruh Dengan latihan secara terus menerus

massed

terhadap peningkatan keterampilan (massed practice), maka sebelum

backhand pada mahasiswa petenis memori

pemula jurusan Penjaskesrek FOK melakukan gerakan lagi sehingga

itu hilang,

pemain

Undiksha

tahun akademik

konsep gerakan forehand yang

Hasil tersebut memberikan bukti nyata bahwa Hasil tersebut memberikan bukti nyata bahwa

Berdasarkan hasil perhitungan data latihan keterampilan yang fungsinya

pre-test dan post-test diketahui t hitung untuk

sebesar 18,82, jika dibandingkan backhand dalam olahraga tenis. Bagi

melatih

keterampilan

dengan harga t pada tabel dengan atlet tenis, khususnya atlet pemula

db=n1+n2 –2=50-2=48. Harga t tabel metode latihan massed practice

untuk db 48 dan dengan taraf merupakan salah satu bentuk metode

signifikansi 5% ( α=0,05) adalah latihan yang tepat, karena dapat

2,01. Dengan demikian, harga meningkatkan

t hitung >t tabel , sehingga H 0 ditolak dan backhand dengan efektif, hal tersebut

keterampilan

H 1 diterima. Ini berarti bahwa ada sangat baik untuk menunjang ketika

perbedaan yang signifikan antara melakukan metode latihan teknik

sebelum dan sesudah kelompok dasar backhand (groundstroke)

diberi perlakuan distributed practice. dalam cabang olahraga tenis

Dengan demikian dapat disimpulkan lapangan.

bahwa metode pelatihan distributed Menurut

memberikan pengaruh (1988:163), latihan backhand dengan

terhadap peningkatan keterampilan latihan padat memiliki keuntungan,

teknik forehand pada mahasiswa yaitu dengan adanya ingatan jangka

petenis pemula jurusan Penjaskesrek pendek (short term memory), yaitu

FOK Undiksha tahun akademik sistem memori yang berfungsi untuk

menyimpan sejumlah besar informasi Hal ini dapat dijelaskan yang diterima selama periode waktu

bahwa pemberian metode latihan yang singkat. Setelah melakukan

distributed practice berpengaruh pukulan forehand , short term

terhadap peningkatan sensory store atlet mencatat di dalam

positif

forehand . Hasil short term memory. Apa yang baru

keterampilan

tersebut memberikan bukti nyata saja dilakukan masih terkonsep dan

bahwa metode latihan distributed tersimpan di dalam memori selama

practice merupakan salah satu beberapa saat, dan memori itu akan

bentuk metode pelatihan tehnik dasar hilang setelah beberapa lama.

forehand yang fungsinya untuk Dengan latihan secara terus menerus

keterampilan (massed practice), maka sebelum

meningkatkan

forehand . Hal ini sangat berguna memori

bagi atlet tenis khususnya atlet melakukan gerakan lagi sehingga

itu hilang,

pemain

pemula pada saat melatih teknik konsep gerakan backhand yang

forehand .

dilakukan terkonsep ke dalam Metode pelatihan praktik memori dengan lebih kuat.

terdistribusi (distributed practice) memberikan

kontribusi dalam

Kelompok Metode

Distributed Practice Berpengaruh

forehand . Latihan forehand dengan

metode latihan

Keterampilan Forehand

practice dapat Melihat hasil perhitungan

distributed

keterampilan dengan

meningkatkan

forehand . Hal ini dikarenakan dalam menyatakan

menggunakan

uji

pelaksanaannya atlet melakukan perbedaan yang signifikan terhadap

bahwa

terdapat

gerakan sesuai dengan intruksi dari gerakan sesuai dengan intruksi dari

keterampilan backhand. Hal ini Istirahat yang diberikan ini dapat

sangat berguna bagi atlet tenis digunakan untuk relaksasi atau

khususnya atlet pemula pada saat pelatih dapat memberikan koreksi

melatih teknik dasar backhand. dari latihan yang telah dilakukan

Metode pelatihan praktik oleh pemain atau atlet.

terdistribusi (distributed practice) memberikan

kontribusi dalam

Kelompok Metode

Distributed Practice Berpengaruh

backhand . Latihan backhand dengan

metode latihan

Keterampilan Backhand

practice dapat Melihat hasil perhitungan

distributed

meningkatkan keterampilan teknik dengan

backhand . Hal ini dikarenakan dalam menyatakan

menggunakan

uji

pelaksanaannya atlet melakukan perbedaan yang signifikan terhadap

bahwa

terdapat

gerakan sesuai dengan intruksi dari peningkatan keterampilan backhand,

pelatih dan pada saat tertentu pemain Berdasarkan hasil perhitungan data

diberikan waktu untuk istirahat. pre-test dan post-test diketahui

Istirahat yang diberikan ini dapat jumlah t hitung sebesar 11,34 jika

digunakan untuk relaksasi atau dibandingkan dengan harga t pada

pelatih dapat memberikan koreksi tabel dengan db=n1+n2 –2=50-2=48.

dari latihan yang telah dilakukan Harga t tabel untuk db 48 dan dengan

oleh pemain.

taraf signifikansi 5% ( α=0,05) adalah 2,01. Dengan demikian, harga t hitung

Perbedaan Antara Kelompok I

lebih besar daripada harga t tabel ,

dan II (Metode Pelatihan Massed

11,34>2,01 sehingga H 0 ditolak dan

Practice dan Distributed Practice)

H 1 diterima. Ini berarti bahwa ada

Terhadap

Peningkatan

perbedaan yang signifikan antara

Keterampilan Forehand

sebelum dan sesudah kelompok Melihat hasil perhitungan diberi perlakuan distributed practice.

menggunakan uji t Dengan demikian dapat disimpulkan

dengan

bahwa terdapat bahwa metode pelatihan distributed

menyatakan

perbedaan yang signifikan antara practice memberikan

metode latihan massed practice terhadap peningkatan keterampilan

pengaruh

dengan metode latihan distributed teknik backhand pada mahasiswa

terhadap peningkatan petenis pemula jurusan Penjaskesrek

practice

keterampilan forehand. Pemberian FOK Undiksha tahun akademik

metode pelatihan distributed practice 2014/2015.

dapat memberikan hasil yang lebih Hal ini dapat dijelaskan

baik daripada pemberian metode bahwa pemberian metode latihan

pelatihan massed practice terhadap distributed practice berpengaruh

peningkatan keterampilan forehand terhadap peningkatan keterampilan

pada mahasiswa petenis pemula backhand .

jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha memberikan bukti nyata bahwa

Hasil

tersebut

tahun akademik 2014/2015. metode latihan distributed practice

Perbedaan dari kedua metode merupakan salah satu bentuk metode

tersebut disebabkan karena masing- pelatihan tehnik dasar backhand

masing metode pelatihan memiliki masing metode pelatihan memiliki

terhadap peningkatan keterampilan tersendiri, namun untuk metode

kekurangannya

forehand dan backhand mahasiswa pelatihan

petenis pemula jurusan Penjaskesrek (distributed practice) memberikan

praktik

terdistribusi

FOK Undiksha tahun akademik kontribusi lebih besar dalam

2014/2015. 2).Metode pelatihan peningkatan keterampilan teknik

distributed practice memberikan forehand .

hasil yang lebih baik daripada metode pelatihan massed practice

Perbedaan Antara Kelompok I

terhadap ketrampilan forehand dan

dan II (Metode Pelatihan Massed

backhand mahasiswa petenis pemula

Practice dan Distributed Practice)

jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

Terhadap

Peningkatan

tahun akademik 2014/2015. Metode

Keterampilan Backhand

distributed practice Melihat hasil perhitungan

pelatihan

memberikan hasil yang lebih baik dengan

t (efektif) daripada massed practice menyatakan

menggunakan

uji

terhadap peningkatan keterampilan perbedaan yang signifikan antara

bahwa

terdapat

forehand dan backhand mahasiswa metode latihan massed practice

petenis pemula jurusan Penjaskesrek dengan metode latihan distributed

FOK Undiksha tahun akademik practice

keterampilan backhand. Pemberian metode pelatihan distributed practice

DAFTAR PUSTAKA

dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada pemberian metode

Tudor. 2009. pelatihan massed practice terhadap

Bompa,

Periodization Theory and peningkatan keterampilan backhand

Methodology of Training. pada mahasiswa petenis pemula

Kanada: Human Kinetics. jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha

Budaya Astra, I Ketut. 2004. tahun akademik 2014/2015.

Pengaruh Penggunaan Perbedaan dari kedua metode

Alat Bantu Pelontar Bola tersebut disebabkan karena masing-

Power Lengan masing metode pelatihan memiliki

dan

Terhadap peningkatan kelebihan

keterampilan Memukul tersendiri, namun untuk metode

dan

kekurangannya

Forehand dan Backhand pelatihan

Drive Dalam Belajar (distributed practice) memberikan

praktik

terdistribusi

Tenis Pemula . Tesis kontribusi lebih besar dalam

(tidak diterbitkan) peningkatan keterampilan teknik

Fakultas Pasca Sarjana, forehand. Hal ini sejalan dengan

Universitas Sebelas yang dinyatakan dengan Magil

Maret, Surakarta. (2001:299)

Eka Budi Darmawan, Gede. 2012. ”Perbedaan

Pengaruh

SIMPULAN

Metode Latihan dan Berdasarkan hasil analisis

Kemampuan Gerak data dan pembahasan,

(Motor Ability) Terhadap disimpulkan

dapat

bahwa: 1).Metode Peningkatan pelatihan massed practice dan

Keterampilan Menembak

distributed practice berpengaruh

(Jump Shoot) Bola

Basket ”.

Schimdt, Richard A. 1988. Motor Universitas Pendidikan

Singaraja:

Learning and Control: A Ganesha.

Behavorial Emphasis. Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh

Champagain, Illinois: Pelatihan Fisik Aerobik

Human Kinetics dan Anaerobik terhadap

Publisher, Inc. Absorpsi

Sugiyanto & Sudjarwo, 1994. dan Protein di Usus

Karbohidrat

Perkembangan Gerak Halus Rattus Norvegicusn

Belajar Gerak . Strain Wistar. Surabaya :

dan

Jakarta: Depdikbud. Program

Singer, Robert, N. 1980. Motor Universitas Airlangga.

Pascasarjana

Learning and Human Kanca, I Nyoman. 2010. Metode

Perfomance. New York: Penelitian Pengakademik

Me Milan Publising Pendidikan Jasmani dan

Company, Inc. Olahraga.

Visbeen, Jon. 1987. Tenis.Jakarta: Jurusan

Singaraja:

PT. Rosda Jayaputra. Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi

Pendidikan

Fakultas

Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha.

Lankor. 2007. Teori Kepelatihan Dasar: Materi Untuk Kepelatihan

Kementerian Pemuda dan Olahraga Jakarta.

Loman, Lucas. 1985. Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung: Angkasa.

Magill A. Richard. 2001. Motor Learning: Concepts and

Applications 6 th ed. New

York: Mc. Graw-Hill Companies.

Handono, Murti. 2002. Tenis Sebagai Prestasi dan

Profesi, Jakarta: Tyas

Biratno Pallal. Lardner Rex.1990. Teknik Dasar Tenis Strategi dan Taktik yang Akurat. Semarang: Dahara Prize.

Rusli Lutan. 1988.

Belajar

Keterampilan Motorik. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIOVISUAL DAN MEDIA BERBASIS TEKS (CETAKAN) TERHADAP HASIL BELAJAR CHEST PASS

Agung Sunarno

Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual dan media berbasis teks (cetakan) terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas

VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi 316 orang dari kelas VII SMP Negeri

20 Medan dan yang dijadikan sebagai sampel 40 orang dengan teknik purposive sampling . Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test post-test, desain yakni 20 orang ditetapkan sebagai kelompok media pembelajaran audiovisual

(X 1 ) dan 20 orang siswa ditetapkan sebagai kelompok media pembelajaran berbasis teks (cetakan) (X 2 ). Instrumen penelitian menggunakan tes hasil belajar chest pass bola basket. Hasil analisis data diperoleh bahwa: (a) media pembelajaran audiovisual memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, (t hitung = 5,04 > t tabel = 1,73) (b) media pembelajaran berbasis teks (cetakan) memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, (t hitung = 3,71 > t tabel = 1,73) (c) media pembelajaran audiovisual sama-sama berpengaruh dengan media pembelajaran berbasis teks (cetakan) terhadap hasil pelajaran pelajaran chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013 (t hitung =0.812 < t tabel = 1,70).

Simpulannya adalah media pembelajaran audiovisual dan media berbasis teks sama-sama memberikan pengaruh terhadap hasil belajar chest pass dalam permainan bola basket pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Medan tahun pelajaran 2012/2013, dan media pembelajaran audiovisiual memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan media berbasis teks (cetakan).

Kata-Kata Kunci: Media, Hasil Belajar, Bola Basket

PENDAHULUAN

(2002;9) Sesungguhnya pendidikan Pendidikan pada dasarnya

dan pembinaan jasmani merupakan adalah usaha sadar yang menumbuh

bagian dari persiapan membentuk kembangkan potensi sumber daya

manusia seutuhnya, persiapan ini manusia (SDM) peserta didik dengan

dilakukan melalui usaha pembinaan, cara mendorong dan memfasilitasi