PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEND

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
UNTUK KONSUMEN
DALAM PENILAIAN PERANGKAT PONSEL
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Bayu Rima Aditya
Dosen Program Studi Teknik Komputer Politeknik Telkom
Email: byu@politel.ac.id
Abstrak
Dewasa ini semakin banyak kebutuhan masyarakat terhadap suatu sistem berbasis teknologi informasi,
termasuk bagi para pengambil keputusan yang membutuhkan keterlibatan yang tinggi, seperti
konsumen untuk produk ponsel. Setiap konsumen memiliki kebutuhan akan ponsel yang berbeda-beda,
sehingga faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusannya pun
berbeda untuk setiap konsumen. Untuk mendukung proses pengambilan keputusan konsumen menjadi
optimal, maka dibuat suatu sistem pendukung keputusan dalam penilaian perangkat ponsel dengan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Sistem ini dibangun dengan bahasa pemrograman PHP
dan MySQL sebagai database. Sistem yang berjalan Web-Sever ini akan membantu konsumen
melakukan proses pengambilan keputusan dengan menggunakan model keputusan analitik yang akan
menghasilkan alternatif pilihan ponsel dan nilai total ponsel sesuai dengan hasil perhitungan yang
dilakukan dengan menggunakan metode AHP. Pada akhirnya konsumen dapat melakukan proses
pemilihan ponsel yang paling sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Model Keputusan Analitik, Kriteria, Subkriteria, Analytical

Hierarchy Process (AHP)
Abstract
Community needs for information had been developing very rapidly. The rapid development of
information needs is causing people in need of information technology. In other words, nowadays more
and more needs of the community to information technology-based systems, including the decision
makers who need a high involvement, such as consumers to the mobile phone product. Every consumer
has a demand for different phones, so that factors into consideration in any decision-making process are
different for every consumer. To support consumer decision-making process to be optimized, then made a
decision support system in the assessment of mobile devices with AHP method. This system is built with
PHP programming language and MySQL as database. System that runs web-Sever will help consumers
make the decision making process using decision-analytic model that will generate alternative choices and
the total value of mobile phones in accordance with the results of calculations performed by using AHP
method. In the end, consumers can make the process of selecting the most appropriate device with the
desired criteria.
Keywords: Decision Support System, Decision Analytic Model, Criteria, Subcriteria, Analytical
Hierarchy Process (AHP)
1. PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan masyarakat akan
informasi memang sudah berkembang sangat pesat.
Pesatnya perkembangan kebutuhan informasi ini

menyebabkan masyarakat membutuhkan adanya
teknologi informasi. Dengan kata lain dewasa ini
semakin banyak kebutuhan masyarakat terhadap
suatu sistem berbasis teknologi informasi, termasuk
bagi para pengambil keputusan yang membutuhkan
keterlibatan yang tinggi, seperti konsumen untuk
produk ponsel. Pemanfaatan teknologi komputer
dan telekomunikasi tentunya akan sangat
mendukung keberadaan bidang informasi tersebut.
Oleh sebab itu, pemanfaatan teknologi tepat guna
untuk membantu konsumen mengambil keputusan

untuk pemilihan ponsel yang tepat secara efisien
dan efektif sangatlah dibutuhkan.
Setiap orang butuh untuk berkomunikasi.
Telepon Seluler (Ponsel) adalah alat yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Saat ini, setiap
orang bisa saja memiliki ponsel karena tiap
produsen ponsel saling berlomba menawarkan
ponsel produksinya beserta kelebihannya masingmasing dengan kisaran harga yang bervariasi. Dari

berbagai merek ponsel yang ada, akhirnya
konsumen akan dihadapkan pada situasi untuk
memilih ponsel yang paling memenuhi kriteria
yang diinginkan. Tidak sedikit konsumen yang

kesulitan dalam penentuan ponsel yang paling
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Saat ini proses pengambilan keputusan
konsumen dalam pemilihan perangkat ponsel masih
memerlukan solusi khusus, karena konsumen
memerlukan waktu yang cukup lama dalam
mempelajari perangkat ponsel yang sesuai kriteria
yang diinginkan. Selain itu, proses pengambilan
keputusan dilakukan masih hanya pada satu sudut
pandang sehingga tidak memperhatikan faktorfaktor lain yang juga memiliki kepentingan yang
besar juga.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Pendukung Keputusan (Decision
Support Systems)
Sistem

Pendukung
Keputusan
(SPK)
diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott
Morton pada tahun 1970-an dengan istilah
Management Decision System. SPK dirancang
untuk mendukung seluruh tahap pengambilan
keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah,
memilih data yang relevan, dan menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses
pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi
pemilihan alternatif. SPK dipergunakan oleh
konsumen produk ponsel misalnya dalam hal
memberikan penilaian dalam pemilihan perangkat
ponsel terbaik agar keputusan yang diambil lebih
baik [1].
II.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Salah satu pendekatan dalam SPK adalah
dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) yang merupakan sebuah model pengambilan

keputusan yang merupakan perpaduan antara
manusia dan perangkat elektronik. Pendekatan
utama dari AHP ini adalah sebuah hierarki
fungsional dimana input utamanya adalah persepsi
manusia. Sistem ini diharapkan membantu manusia
untuk menentukan pilihannya dengan cepat, tepat
dan efisien sesuai dengan pertimbangan tingkat
kebutuhannya [2].
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan
suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur,
stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya
serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat
kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik
secara subjektif tentang arti penting variabel
tersebut secara relatif dibandingkan dengan
variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut
kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan
variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem
tersebut [3].

AHP dalam sistem ini digunakan untuk
mencari bobot setiap indikator dan perspektif
dengan cara menggunakan matriks perbandingan
berpasangan yang didapatkan dari konsensus
berkelompok atau melalui tabel perbandingan yang
sering digunakan dan diterapkan pada perhitungan

AHP. AHP mampu menguraikan permasalahan
yang komplek dengan kriteria yang banyak
kedalam susunan hierarki, yang mana setiap setiap
tingkat disusun oleh elemen-elemen yang spesifik
dengan tujuan untuk menentukan prioritas. Secara
garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam
penyusunan prioritas, yaitu [4]:
Tahap 1. Dekomposisi dari masalah.
Pada dekomposisi masalah perlu merumuskan
tujuan
dari
penyusuan
prioritas,

seperti
digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Dekomposisi Masalah [4]

Kriteria seleksi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kriteria penilaian yang
digunakan oleh konsumen dalam menentukan
penilaian perangkat ponsel. Misalnya tampilan luar,
kehandalan, service, kemudahan penggunaan, trend
yang ada, harga beli, dan harga jual.
Tahap2. Penilaian/ pembandingkan elemen
Perbandingan antar kriteria dimaksudkan
untuk menentukan bobot untuk masing-masing
kriteria. Tabel 1 memperlihatkan perbandingan
skala penilaian antar elemen kriteria yang paling
sering digunakan karena dinilai lebih logis [4].
TABEL 1.
TABEL PERBANDINGAN SKALA PENILAIAN ANTAR
ELEMEN KRITERIA

Hasil Penilaian
Kriteria A
Kriteria B
A sangat jauh lebih penting dari B
1,9
0,1
A jauh lebih penting dari B
1,6
0,4
A sedikit lebih penting dari B
1,3
0,7
A dan B sama penting
1,0
1,0
A sedikit kurang penting dari B
0,7
1,3
A jauh kurang penting dari B
0,4

1,6
A sangat jauh kurang penting dari B
0,1
1,9

Dengan menggunakan penilaian seperti Tabel 1,
maka
perbandingan
antar
kriteria
akan
menghasilkan Tabel 2 [2].
Kriteri
a
CR1
CR2
CR3
CR4

TABEL 2.

TABEL PERBANDINGAN ANTAR KRITERIA
CR1
CR2
CR3
CR4
Jumla
Bobot
h
C12
C13
C14
C1
BC1=C1/C
C21
C23
C24
C2
BC2=C2/C
C31
C32

C34
C3
BC3=C3/C
C41
C42
C43
C4
BC4=C4/C
C

Dari perhitungan Tabel 2 maka dapat
diketahui nilai bobot untuk masingmasing kriteria.
Untuk pembobotan sendiri terdapat banyak pilihan.
Untuk kasus tertentu semua indikator mempunyai

bobot yang sama. Tetapi pada kasus kasus dengan
tahap seperti diatas, maka tiap indikator
mempunyai bobot yang berbeda sesuai dengan
kepentingannya seperti tahap-tahap diatas.
Tahap 3. Sintesis dari prioritas atau Sintesis
penilaian
Sintesis ini merupakan penjumlahan dari
bobot yang diperoleh setiap pilihan pada masingmasing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria
tersebut. Secara umum, nilai suatu pilihan dapat
dilihat pada persamaan 1 .

2.3. Hirarki Pemilihan Ponsel
Penerapan model hirarki dalam penelitian ini
menggunakan hirarki pada kasus “pemilihan ponsel
yang paling disukai”. Bentuk struktur hirarki yang
ada pada kasus pemilihan ponsel ini dapat dilihat
pada diagram berikut:

n

Bop ( n )=∑ Boij∗Bcr j (1)
i=1

Gambar 2. Struktur Hirarki Pemilihan Ponsel [6]

Pada gambar diatas dapat dilihat, pada kasus
pemilihan ponsel ini terdiri dari dua tingkat. Yang
pertama adalah tingkat nol, yaitu tujuan dari
pengambilan keputusan ini, yang adalah untuk
memilih merek ponsel yang paling disukai.
Untuk
nilai
subkriteria
biasanya
Kemudian pada tingkat satu, terdapat dua kriteria
menggunakan range nilai sesuai persetujuan yang
utama, yaitu:
telah disepakati. Bisa menggunakan range nilai 0-9;
1. Faktor subjektif
0,0 - 0,9; 10-100 atau nilai-nilai lainnya. Semakin
Faktor subyektif adalah faktor-faktor yang
tinggi nilai suatu pilihan, semakin tinggi
mempengaruhi
seseorang dalam memilih ponsel
prioritasnya atau penilaian total, dan sebaliknya.
yang didasarkan pada kriteria-kriteria subyektif
Formula tersebut juga dapat disajikan dalam bentuk
masing-masing orang.
tabel. Untuk memudahkan, diasumsikan ada empat
2. Faktor objektif
kriteria dengan empat pilihan seperti Tabel 2.3 [3].
Adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
Sebagai contoh nilai prioritas/bobot pilihan 1
seseorang
dalam memilih ponsel yang didasarkan
(BOP1) diperoleh dengan mengalikan nilai bobot
pada
kriteria-kriteria
obyektif, bukan berdasarkan
pada kriteria dengan nilai yang terkait dengan
pada
selera
masing-masing
orang. Akan tetapi lebih
kriteria tersebut (nilai untuk sub kriteria) untuk
mengacu
pada
faktor-faktor
luar
yang
pilihan 1 dapat dilihat pada persamaan 2.
mempengaruhi seseorang dapat memilih merek
tersebut.
BOP (1 ) =( Bo1,1∗Bcr 1) + ( Bo2,1∗Bcr1 ) + ( Bo3,1∗Bcr 1ponsel
) + …+
( Bo i ,tingkat
j ∗Bcr kesatu,
j)
Setelah
terdapat tingkat kedua
(2)
yang adalah penjabaran dari masing-masing
kriteria-kriteria yang ada sebelumnya, yaitu faktor
TABEL 3. TABEL SINTESA PENILAIAN
subjektif dan faktor objektif.
CR1
CR2
CR3
CR4
Prioritas
Pada faktor subjektif, terdapat beberapa
Total
subkriteria, yaitu:
BCR1
BCR2
BCR3
BCR4
BCRj
OP1
BO11
BO12
BO13
BO14
BO1j
1. Penampilan luar
OP2
BO21
BO22
BO23
BO24
BO2j
Adalah hal-hal yang menyangkut kriteria-kriteria
OP3
BO31
BO32
BO33
BO34
BO3j
seperti model, berat, dan fitur yang melekat pada
OP4
BO41
BO42
BO43
BO44
BO4j
merek ponsel tersebut. Pemilihan merek ponsel
BOP1 BOP2 BOP3 BOP4 
Total BOP
yang lebih baik penampilan luarnya adalah
subjektif menurut pengambil keputusan.
OP 1, 2 ,3 dan 4 sebenarnya adalah pilihan
2. Kehandalan
(sub kriteria) dari masing-masing kriteria (CR)
Adalah hal-hal yang menyangkut kriteria-kriteria
yang berkaitan, nilai dari OP tersebut akan
seperti ketahanlamaan merek ponsel tersebut, serta
dikalikan dengan bobot kriterianya sehingga
menyangkut cepat atau tidaknya ponsel tersebut
menghasilkan nilai Bo[ij]. Semakin tinggi nilai
rusak. Handal atau tidaknya suatu merek ponsel
BOP maka semakin baik pula tingkat prioritas dari
akan ditentukan menurut pemikiran pengambil
total BOP. Dalam perhitungan bobot kriteria
keputusan sendiri.
terdapat pengujian apakah data bobot tersebut
3. Service
dinyatakan valid. Pengujian ini dilakukan dengan
Adalah hal-hal yang menyangkut kriteriamenjumlahkan semua nilai bobot dari kriteria yang
kriteria seperti mudah tidaknya menemukan tempat
ada. Nilai penjumlahan dari bobot harus
service untuk merek tersebut jika suatu saat ponsel
mempunyai nilai 1,0. Misalkan ada empat kriteria
tersebut rusak dan hendak diperbaiki serta mudah
yang digunakan maka: 1 CR + 2 CR + 3 CR + 4
tidaknya mendapatkan merek tersebut dipasaran
CR = 1,0
Bop (n) = Nilai/bobot pilihan ke (n) (sub-kriteria).
Bo(ij) = Nilai option (nilai sub-kriteria) ke (ij).
Bcr (j) = Bobot Kriteria ke (j).

atau tidak. Penentuan service dari suatu merek
ponsel yang lebih baik adalah subjektif menurut
pengambil keputusan.
4. Kemudahan Penggunaan
Adalah hal-hal yang menyangkut kriteriakriteria seperti mudah tidaknya penggunaan dan
pengoperasian merek ponsel tersebut bagi
pengguna, seperti kemudahan mengakses operasioperasi layaknya SMS atau menyimpan gambar,
menggunakan kamera, dan lain-lain. Serta
menyangkut
hal-hal
seperti
kemudahan
mendapatkan chasing pengganti jika suatu saat
bosan dengan model yang ada dan hendak
menggantinya dengan chasing baru yang lebih
menarik baginya. Kemudahan penggunaan ponsel
ini sangat relatif, tergantung dari pengambil
keputusan sendiri.
Sedangkan pada faktor objektif terdapat
beberapa subkriteria juga, antara lain:
1. Harga Beli
Adalah besar nilai yang harus dibayar pada saat
membeli merek ponsel tersebut saat ini. Tentunya
pengambil keputusan akan lebih memilih merek
ponsel yang lebih rendah harga belinya daripada
yang mahal. Penentuan harga beli merek mana
yang lebih mahal dilakukan dengan jalan melihat
harga beli rata-rata jenis ponsel dengan merek
tersebut.
2. Harga Jual
Adalah nilai sisa dari merek ponsel tersebut ketika
dijual kembali di pasaran. Seperti kita ketahui
bahwa produk-produk, seperti ponsel akan selalu
mengalami penurunan harga dipasar baik itu dalam
jangka waktu yang lama atau tidak. Tentunya
semakin tinggi harga jual, maka pengambil
keputusan akan semakin memilih merek tersebut.
Penentuan harga jual merek mana yang lebih tinggi
dilakukan dengan jalan melihat harga jual rata-rata
jenis ponsel dengan merek tersebut.
3. Trend yang ada
Adalah gaya kebanyakan masyarakat luar
dalam menggunakan merek ponsel tertentu. Jadi
merek ponsel apa yang sekarang yang sedang
marak-maraknya digunakan di pasaran.
Setiap subkriteria-subkriteria yang ada inilah
yang akan menjadi dasar perbandingan yang akan
dipilih pengambil keputusan.
3. MODEL KONSEPTUAL

Gambar 3. Model Konseptual

Model konseptual proses pengambilan
keputusan dimulai dengan adanya profil konsumen
sebagai user. Profil konsumen merupakan identitas
dari konsumen yang akan melakukan pengambilan
keputusan. Tidak menutup kemungkinan antara
konsumen yang satu dengan konsumen yang lain
memiliki profil yang sama, baik dari segi hobi,
status pekerjaan, maupun besarnya penghasilan.
Setiap konsumen memiliki kebutuhan akan
ponsel yang berbeda-beda, sehingga faktor-faktor
yang menjadi pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusannya pun berbeda untuk
setiap konsumen. Untuk mendukung proses
pengambilan keputusan konsumen menjadi optimal
(pilihan tepat sesuai dengan kriteria yang
diinginkan), maka dibuat suatu model keputusan
analitik, yaitu dengan menggunakan hirarki dari
kriteria dan subkriteria yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih ponsel. Model keputusan
analitik ini akan menghasilkan nilai prioritas
berupa bobot dari kriteria dan sub-kriteria tersebut.
Nilai bobot ini didapatkan dari proses pengolahan
kriteria dan sub-kriteria menggunakan metode
Analythical Hierarchy Process (AHP). Model
keputusan analitik ini akan menghasilkan alternatif
pilihan ponsel dan nilai total ponsel sesuai dengan
hasil perhitungan yang dilakukan dengan
menggunakan metode AHP. Pada akhirnya
konsumen dapat melakukan proses pemilihan
ponsel yang paling sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Ada dua kemungkinan dari hasil pengolahan
nilai prioritas ponsel dengan menggunakan metode
AHP, yaitu konsumen setuju dengan hasil
pengolahan dan konsumen tidak setuju dengan
hasil pengolahan. Hal inilah yang akan menjadi
gap dan dapat dikelola sebagai knowledge. Hasil
proses pengambilan keputusan untuk konsumen
yang setuju dengan hasil pengolahan akan
didokumentasikan kedalam database sistem,
sehingga dapat dimanfaatkan oleh konsumen
lainnya sebagai pembanding dan sebagai acuan
dalam melakukan proses pengambilan keputusan.
4. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
4.1
Analisis Sistem Eksisting
Kebutuhan konsumen akan ponsel
berbeda. Ada yang butuh untuk kemudahan
komunikasi, ada yang hanya butuh untuk
mentransmisikan suara (voice) saja, ada yang ingin
ponsel yang bisa mengirim data atau gambar, dan
banyak keinginan lainnya. Oleh karena itu
pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel
makin beragam.
Banyak jenis dan tipe ponsel yang
ditawarkan dipasaran dengan berbagai merek,
seperti : Nokia, Siemens, Sony Ericsson, Samsung,
Motorola dan lain-lain. Dari semua merek ponsel
yang ada masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan yang berbeda-beda, misalnya dari segi

bentuk atau desain, fasilitas, kualitas dan harga.
Oleh karena itu, konsumen memiliki banyak
pilihan jenis ponsel untuk dimiliki. Namun, tidak
sedikit konsumen menjadi kesulitan dalam hal
penentuan ponsel yang sesuai dengan kebutuhan
dan kriteria yang diinginkan.
Tidak
sedikit
konsumen
yang
memanfaatkan lebih dari satu media informasi
untuk mendukung proses pencarian jenis ponsel
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kriteria
yang diinginkan konsumen. Selain itu, dalam
proses pengambilan keputusan konsumen tidak bisa
mengetahui pasti seberapa besar nilai guna dari
ponsel yang terpilih tersebut dari beberapa faktor,
dan konsumen cenderung pada satu sudut pandang
tidak memperhatikan faktor-faktor lain yang juga
punya kepentingan yang besar juga.
4.2
Gambaran Umum Sistem
Sistem yang dikembangkan adalah sebuah
sistem yang berupa perangkat lunak yang
membantu pengambil keputusan yakni konsumen
untuk pemilihan ponsel dengan menggunakan
pendekatan metode AHP.
Konsumen pada awalnya diminta untuk
mengisi profil konsumen seperti nama, jenis
kelamin, usia, status pekerjaan, hobi dan
penghasilan. Kemudian konsumen diberikan
beberapa kriteria yang menjadi faktor dalam proses
pengambilan keputusan untuk memilih ponsel yang
sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen, lalu
diproses melalui pemodelan menggunakan AHP.
Analisis kriteria-kriteria penilaian ini menghasilkan
keluaran berupa nilai prioritas kriteria. Kemudian
setelah semua penilaian dianalisis, setiap penilaian
diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan analisis
pada setiap kriteria.
Pengambil keputusan dalam hal ini
konsumen melakukan proses komunikasi dengan
sistem mealui dialog yang telah disediakan.
Konsumen dapat melakukan pengolahan data dan
memberi perintah pada sistem untuk mengolah data
yang ada sesuai model yang digunakan dan
meminta sistem memberikan alternatif solusi
setelah dimasukkan beberapa kriteria dan bobot
yang diperhitungkan.
4.3
Metode Perancangan
Sistem pendukung penilaian perangkat
ponsel yang paling sesuai keinginan merupakan
sebuah sistem yang dapat merepresentasikan
persepsi konsumen dalam hal pengambilan
keputusan saat akan memilih jenis ponsel ke dalam
sebuah aplikasi berbasis web, sehingga penilaian
yang selama ini bersifat abstrak dapat
didokumentasikan dan dipertanggungjawabkan
secara subjektif. Sistem penilaian pada penelitian
ini dibangun dengan metode AHP.
Untuk melihat proses pembuatan sistem
ini, yang mencakup proses input dan proses output
dinyatakan dengan Data Flow Diagram (DFD).

Gambar 4. DFD tingkat 0

Gambar 5. DFD tingkat 1

Gambar 6. DFD tingkat 2 pengolahan nilai dengan AHP

Pada proses penilaian dengan metode AHP
terdapat hirarki sistem yang telah disesuaikan
dengan tujuan awal penelitian yaitu penilaian
perangkat ponsel. Hirarki sistem ini sebenarnya
adalah dekomposisi dari masalah penilaian
perangkat. Menentukan tujuan (penilaian perangkat
ponsel), mencari kriteria tepat yang digunakan
untuk menyelesaikan tujuan serta dekomposisi dari
kriteria yang telah ditentukan. Dekomposisi ini
merupakan penjabaran dari kriteria yang telah
ditentukan yang menghasilkan identifikasiidentifikasi item penilaian dari permasalahan
utama.

7

pndpatan

float(20)

pendapatan konsumen

Tabel profil digunakan untuk menyimpan data
konsumen.
No
1
2
3

TABEL 6. TABEL BOBOT
Field Name
Data Type
Description
ID_kriteria
Varchar(15)
ID kriteria
Nm_kriteria
Varchar(40)
Nama kriteria
bobot
Float(8)
Bobot kriteria

Tabel bobot digunakan untuk menyimpan data
bobot kriteria.
Gambar 7. Hirarki Pemilihan Ponsel

Selain hirarki sistem penilaian tersebut,
terdapat juga skala penilaian pembandingan antar
elemen. Skala nilai ini digunakan sebagai nilai
dasar pembandingan antar elemen kriteria. Nilai
yang digunakan sebagai nilai pembandingan ini
berdasarkan teori AHP oleh Bourgeois (2005) yang
paling sering digunakan:
TABEL 4.
TABEL PERBANDINGAN SKALA PENILAIAN ANTAR
ELEMEN KRITERIA
Hasil Penilaian
Kriteria A
Kriteria B
A sangat jauh lebih penting dari B
1,9
0,1
A jauh lebih penting dari B
1,6
0,4
A sedikit lebih penting dari B
1,3
0,7
A dan B sama penting
1,0
1,0
A sedikit kurang penting dari B
0,7
1,3
A jauh kurang penting dari B
0,4
1,6
A sangat jauh kurang penting dari B
0,1
1,9

Perancangan flow chart untuk pengolahan
nilai dengan AHP menunjukkan alur kerja atau
proses pada pengolahan nilai perangkat ponsel.

Ga
mbar 8. Flow chart pengolahan nilai dengan AHP

Basis data dibuat dengan menggunakan SQL
Server. Struktur tabel tersebut adalah:
No
1
2
3
4
5
6

TABEL 5. TABEL PROFIL KONSUMEN
Field Name
Data Type
Description
nama
varchar(40)
nama konsumen
usia
float(3)
usia konsumen
jenis_kelamin
float(3)
jenis kelamin konsumen
status_pekerjaan
float(20)
pekerjaan konsumen
Hobi1
float(20)
hobi pertama
Hobi2
float(20)
hobi kedua

No
1
2
3

TABEL 7. TABEL SUBKRITERIA
Field Name
Data Type
Description
ID_sub
Varchar(15)
ID sub-kriteria
Nama_sub
Varchar(40)
Nama sub-kriteria
ID_kriteria
Varchar(15)
ID_kriteria

Tabel subkriteria digunakan untuk menyimpan
semua subkriteria penilaian.
No
1
2
3

TABEL 8. TABEL NILAI
Field Name
Data Type
Description
Id_ponsel
Varchar(15)
ID ponsel
ID_sub
Varchar(15)
ID sub kriteria
Nilai
float(8)
Nilai sub-kriteria

Tabel nilai digunakan untuk menyimpan data nilai
perangkat dari masing-masing konsumen.
No
1
2

TABEL 9. TABEL TEMP
Field Name
Data Type
Description
ID_kriteria
Varchar(50)
ID kriteria
nilai
Float(8)
Nilai kriteria

Tabel temp digunakan untuk menyimpan sementara
nilai perhitungan pembandingan elemen kriteria.
Seteleh nilai bobot kriteria diketahui maka data di
tabel ini akan terhapus.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

TABEL 10. TABEL PONSEL
Field Name
Data Type
Description
tipe
varchar(30)
tipe ponsel
merek
varchar(10)
merek ponsel
harga
float(12)
range harga
g2
number(5)
jenis 2g network
g3
number(5)
jenis 3g network
g5
number(5)
jenis 3.5g network
dual
varchar(18)
dual sim
availibility
varchar(18)
kondisi pasaran
qwerty
varchar(18)
qwerty system
os
varchar(24)
operating system
dc
varchar(24)
display colors
dr
varchar(24)
display resolution
ds
varchar(24)
display size
touchscreen
varchar(18)
touchscreen
jack
varchar(18)
3.5 mm audio jack
camera
varchar(18)
camera
c_flash
varchar(18)
camera flash
second_c
varchar(18)
secondary camera
mc
varchar(18)
memory card slot
gps
varchar(18)
GPS
wlan
varchar(18)
WLAN(Wi-fi)
edge
varchar(18)
EDGE
gprs
varchar(18)
GPRS
bluetooth
varchar(18)
bluetooth
infrd
varchar(18)
infared port
wap
varchar(18)
WAP
java
varchar(18)
JAVA
radio
varchar(18)
radio
ringtones
varchar(18)
ringtones
s_time
varchar(18)
stand by time
t_time
varchar(18)
talk time

Tabel ponsel digunakan untuk menyimpan data
spesifikasi perangkat dari masing-masing ponsel.
TABEL 11.. TABEL PERANCANGAN ANTAR MUKA
Menu
Admin
Konsumen
Welcome


a. Login

b. Logout

2
Profil Konsumen

Display pengolahan profil

3
Pilih Kriteria

Display pilih kriteria

4
Banding Kriteria

Display banding kriteria

5
Filter

Display
filter
ponsel

berdasarkan keinginan
6
Pilih Ponsel

Display pilih 3 ponsel yang

diminati
7
Penilaian Subkriteria

Display Penilaian subkriteria

8
Input Ponsel

Display Input spesifikasi

ponsel
9
Profil user Admin

Display pengolahan profil

admin
10
Laporan


a. Display laporan admin

b. Display
laporan

konsumen

No
1

HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi merupakan tahap dimana
sistem siap dioperasikan pada tahap yang
sebenarnya,
sehingga akan diketahui apakah
sistem yang telah dibuat benar-benar sesuai
dengan yang direncanakan. Pada implementasi
perangkat lunak ini akan dijelaskan bagaimana
program sistem pendukung penilaian perangkat
ponsel dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) ini bekerja, dengan memberikan
tampilan form-form yang dibuat dan sesuai dengan
analisa kebutuhan proses serta perancangan yang
telah dijelaskan sebelumnya.
5.2.
Implementasi Prosedural
Implementasi
prosedural
merupakan
penerapan dari rancangan yang telah dibuat
sebelumnya menjadi bentuk program. Pada
aplikasi sistem pendukung penilaian perangkat
ponsel dengan metode AHP ini, mengutamakan
pada proses pengolahan data (nilai, pengguna,
dan bobot) serta pengolahan perhitungan nilai
bobot kriteria. Pada implementasi prosedural ini
menjelaskan tentang modul-modul apa saja yang
digunakan dalam aplikasi ini.
Modul-modul yang ada di dalam aplikasi
ini antara lain:
1. Modul pengolahan data.
Modul ini digunakan untuk mengelola data admin,
data nilai perangkat, dan data bobot kriteria.
2. Modul perhitungan bobot kriteria.

Modul ini digunakan untuk menghitung nilai bobot
kriteria dengan menggunakan metode AHP.
Perhitungan ini dimulai dari pembandingan
elemen kemudian diolah menjadi nilai bobot
kriteria.
3. Modul perhitungan nilai perangkat.
Modul ini digunakan sebagai tahap sintesa
penilaian dimana nilai dari item penilaian
dikalikan dengan bobot kriteria item tersebut.
Modul perhitungan ini akan menghasilkan nilai
perangkat ponsel.
4. Modul perhitungan nilai total. Modul ini
digunakan untuk mengitung nilai total dari
keseluruhan penilaian yang ada pada system ini
yaitu total nilai perangkat ponsel.
5.3.

Pengujian Perangkat Lunak
Tahap
pengujian
perangkat
lunak
merupakan tahap pembandingan antara kebenaran
masukan serta kesesuaian program dengan
kebutuhan sistem.
5.4
Pengujian Masukan

5.
5.1.

Gambar 9. Hasil Masukan Profil Konsumen

Gambar 10. Antarmuka Masukan Pengolahan Kriteria

Gambar 11. Antarmuka Masukan Pembandingan Kriteria

Gambar 15. Antarmuka Masukan Hasil Rekomendasi

Gambar 12. Antarmuka Masukan Proses Filter

Gambar 13. Antarmuka Masukan Pilih Ponsel

Adapun kelebihan dan kekurangan
sistem ini adalah:
1. Kelebihan Sistem:
1) Proses penilaian oleh konsumen lebih
sederhana dan mudah
2) Tampilan yang user-friendly.
3) Selalu memberikan konfirmasi saat
melakukan eksekusi sebagai informasi
untuk memperjelas
4) Sistem menampilkan informasi spesifikasi
lengkap dari ponsel yang menjadi
rekomendasi.
5) Adanya
rekomendasi
berdasarkan
penilaian para pengguna sebelumnya
disetiap langkah dalam proses penilaian,
sehingga akan membantu pengguna
selanjutnya dalam melakukan proses
penilaian.

2.

6.

Gambar 14. Antarmuka Masukan Penilaian Subkriteria

Kekurangan sistem:
1) Kriteria pada struktur hirarki tidak dapat
ditambah sesuai dengan keinginan
pengguna.
2) Tidak ada tampilan visual dari pembuatan
diagram hirarki pada proses pengambilan
keputusan..
KESIMPULAN

Dari
hasil
penelitian,
analisis,
perancangan sistem, pembuatan program sampai
tahap penyelesaian program, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah melakukan pengujian dari beberapa
proses utama yang menggunakan perhitungan dan
analisis dengan melibatkan perhitungan secara
manual, dapat diketahui bahwa hasil yang didapat
dari perhitungan manual sama dengan perhitungan
oleh sistem. Sehingga secara umum sistem telah
bekerja dengan baik karena proses perhitungan
telah sesuai dengan yang diharapkan.

2. Aplikasi ini mampu mengolah data penilaian
perangkat ponsel. Sistem ini dapat menjadi sarana
penyimpanan data-data tersebut sehingga dapat
didokumentasikan. Dari pengolahan nilai ini dapat
disimpulkan bahwa sistem ini dapat membantu
meningatkan keefektifan keputusan memilih
ponsel, karena alternatif pilihan ponsel diperoleh
berdasarakn penilaian terhadap kriteria dan
subkriteria yang diinginkan.
3. Dengan adanya sistem ini akan membantu
konsumen untuk mengetahui alternatif ponsel yang
paling sesuai dengan keinginan dan sebagai bahan
pertimbangan ketika akan membeli ponsel.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sprague, R.H. & Watson H.J. Decision Support Systems:
Putting Theory Into Practice. Englewood Clifts, N.J:
Prentice Hall. 1993.
[2] Kusrini, M.Kom. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan. C.V Andi Offset, Yogyakarta. 2007.
[3] Marimin. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan
Kriteria Majemuk. Jakarta: Grasindo. 2004
[4] Susila, W.R. & Munadi, R. (2007). Penggunaan Analytical
Hierarchy Process untuk Penyusunan Prioritas Proposal
Penelitian.
Artikel
Internet:
http://www.litbang.deptan.go.id/warta-ip/pdffile/1.wayanerna_ipvol16-2-2007.pdf . Diunduh tanggal 09
Juni 2010.
[5] Bourgeois, R. Analytical Hierarchy Process: An Overview.
Bogor: UNCAPSA-UNESCAP. 2005.
[6] Felicia, Priska. Stochastic Judgment Dalam AHP:
Menentukan Selang Kepercayaan Dengan Pendekatan
Simulasi. Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Petra,
Surabaya. 2006.