PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT
PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas
perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak
kepada
kebudayaan,
pendidikan,
nilai
dan
norma-norma
kehidupan
bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi,
mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim
kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.
Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri atas suami, istri,
anak-anak ( bila ada ) yang terikat atau didahului dengan
perkawinan.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri
atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi
fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan
1990 : 39).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan
kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi
1
dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang
demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni
kualitas sumberdaya manusia yang meliputi
; kreatifitas yang kuat,
produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang
besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad
Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai salah satu unsur
sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai
kemajuan bangsa, “Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasila “.
Pada dasarnya, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak
situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis
besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang
terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu Pendidikan di dalam
Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam Sekolah ( Pendidikan
Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan Non Formal ).
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati.
Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya
yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan
berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga
segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam
kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua
2
akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai
pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
Maka, keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi
diantara para anggotanya. Sebagaimana dikemukakan oleh St. Vembriarto
( 1978 : 35 ) :
Bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar yaitu suatu proses
akomodasi dengan mana individu memohon, menahan, mengubah
impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau
kebudayaan masyarakat.
Komunikasi, istilah ini berasal dari bahasa Inggris yaitu
Communication, yang berarti “memberitahukan”, berpartisipasi, kabar”.
( Poerwadarminto WJS dkk, 1980 : 28 ). Sedangkan Menurut A.G. Lunandi
Komunikasi adalah suatu kegiatan terus menerus yang dilakukan
orang untuk saling berhubungan dengan orang lain, khususnya
pada waktu berhadapan muka. (
Komunikasi orang tua dengan anak memegang peranan penting
dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat dengan nyata,
misalnya : membimbing, membantu mengarahkan, menyayangi, menasehati,
mengecam, mengomando, mendikte, dan lain sebagainya.
Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan
menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua
yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung
dapat
tumbuh,
berkembang,
membuat
perubahan-perubahan
yang
membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis
semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan
potensi sepenuhnya.
3
Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan
berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang
pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan
dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah
diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas
kegiatan mengajar dan belajar”.
Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasardasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah.
Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan
mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip
yang dipelajari dilua sekolah.
Tugas pokok SMP dan SMA adalah mendidik dalam arti luas.
Sedangkan fungsi pokok SMP dan SMA adalah dalam arti mengajar, melatih
dan mendidik dalam arti sempit.
Mendidik dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah
adalah dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa
untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan
lingkungannya disamping memberikan latihan mengenai : akhlak, dan
kecerdasan seseorang.
Disamping tugas pokok sekolah tersebut diatas, maka dapat
dijelaskan pula tentang tujuan institusional SMA sebagai lembaga pendidikan
4
formal tingkat atas, sesuai dengan fungsi SMA dalam rangka keseluruhan
pendidikan, yaitu :
1. Menjadikan para siswa untuk menjadi manusia Indonesia
seutuhnya, sebagai warga negara yang Pancasila
2. Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswasiswa yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi.
3. Memberikan bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke
dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA.
( Depdikbud, 1984 : 7 )
Pencapaian tujuan institusional SMA sesuai dengan fungsinya
dalam rangka keseluruhan proses pendidika pada khususnya dala salah satu
tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya tidaklah
mudah.
Disepanjang tahun, khususnya pada tahun ajaran baru, mutu
pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan secara umum
disegala
jenjang
pendidikan
formal,
termasuk
SMA
sering
dipermasalahkan.Permasalahan ini seringkali dikaitankan dengan adanya
kecenderungan merosotnya minat belajar dan prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siwa tentunya
beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor yaitu “Faktor-faktor
pada pihak siswa dan Faktor-faktor diluar siswa” ( Winkel :
)
Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Johny Killis ( 1988 : 26
) Ada tiga factor yang menimbulkan minat yaitu : Faktor yang ditimbulkan
dari dalam diri sendiri, faktor motif sosial dan faktor emosional yang
ketiganya mendorong timbulnya minat.
5
Pendapat tersebut sejalan yang dikemukakan Sudarsono, Faktoffaktor yang meimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut ;
1). Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan.
2). Faktor motif sosial
Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh
motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
penghargaan dari lingkungan dimana ia berada
3). Faktor emosional
Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan / objek tertentu
( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendaat diatas faktor yang meimbulkan
minat, dalam hal ini minat untuk belajar ada tiga yaitu ; dorongaan dari diri
individu, dorongan sosial dan dorongan emosional. Timbulnya minat untuk
belajar pada individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial
dan dorongan emosional, juga adanya pengaruh perhatian orang tua.
Karena hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh minat dalam
belajr, perhatian orang tua, maka keduanya menjadi perlu untuk dibahas dan
diteliti. Hal ini dikemukakan oleh Dakir :
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu,
baik yang didalam maupun yang ada diluar ( 1993 : 114 )
Dengan demikian seseorang yang mempunyai perhatian dan
hubungan yang baik ( bukan broken home ), cenderung mempunyai
kesanggupan
yang
lebih
besar
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya, memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat
6
dan tepat, termasuk problem-peoblem dalam rangka meraih prestasi yang
optimal.
Uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan
Prestasi Belajar siswa dalam bentuk Karangan Ilmiah dengan :
1. Tema
: Prestasi Belajar
2. Aspek Masalah
: Pengaruh Perhatian Orang Tua, minat
3. Judul
: Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
( Penelitian yang dikhususkan pada
Prestasi Belajar pilihan program Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas II SMA PGRI
2 Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004 / 2005 )
B. Identifikasi Masalah
Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul
penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar yang
dicapai siswa-siswa di segala jenjang pendidikan formal yang
ada di Indonesia termasuk SMA sehingga perlu mendapatkan
perhatian dan penanganannya.
2. Salah satu penanganannya adalah perlunya mencari latar
belakang masalah tersebut.
7
3. Salah satu indicator yang menyebabkan prestasi belajar siswa
menurun adalah pengaruh perhatian orang tua, yang kurang
baik.
4. Disisi lain diagnosa minat belajar didalam dunia pendidikan
dirasa cukup penting dan perlu untuk dibahas dan diteliti.
Karena Minat Belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi
dengan hasil prestasi belajar siswa.
5. Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam suatu lembaga
pendidikan formal merupakan hal yang sangat pokok untuk
diperhatikan, karena dengan mengetahui prestasi belajar siswa
kita akan mengetahui pula efektifitas proses belajar dan
mengajar yang berlangsung di sekolah.
C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas pengertian yang terkadang dalam Judul
penelitian diatas, maka akan penulis kemukakan arti daripada judul penelitian
tersebut, dengan maksud memberi gambaran secara jelas dan tidak terjadi
salah tafsir terhadapjudul penelitian tersebut. Adapun penjelasan judul yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh, yang dimaksud disini mempunyai arti yang sama
dengan “Hubungan atau Korelasi” ( Sutrisno Hadi, 1977 : 20 ).
Pengaruh disini diartikan mempunyai hubungan yang timbal balik
antara dua variabel atau lebih. Sedangkan yang dimaksud
8
hubungan timbal balik adalah hubungan dimana satu variabel dapat
menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.
2. Perhatian
Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) : “Perhatian adalah Keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun
yang ada di luar.
Sedangkan yang dimaksud dengan perhatian dalam penelitian ini
adalah Kecenderungan atau Keaktifan perhatian orang tua yang
dikerahkan, untuk memberikan motivasi atau dorongan yang
positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar
yang optimal
3. Minat Belajar
Minat adalah Kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik
pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (
Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 )
Sedangkan pengertian Belajar adalah proses mental yang mengarah
kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill, kebiasaan atau
sukap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif
( Winkel, 1983 : 92 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat
Belajar disini, adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa
9
untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan
dengan kegiatan belajar.
4. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat
yang dapatmencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu ( Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan prestasi
belajar disini adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil
usaha belajar siswa dalam satu semester untuk semua bidang studi
kelompok pilihan program. Indikasi hasil belajar yang akan
digunakan adalah angka hasil tes prestasi belajar semester genap
tahun pelajaran 2004/2005.
Anak judul yang berbunyi Penelitian yang dikhususkan
pada Prestasi belajar pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabuaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004/2005 mempunyai maksud bahwa penelitian tentang
pengaruh perhatian orang tuan dan minat belajar dengan prestasi
belajar siswa dikhususkan pada siswa SMA PGRI 2 Kajen yang
duduk di kelas II pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam, untuk
mendalam mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika
sebagai pilihan progran yang diambil.
10
D. Rumusan Masalah
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian
orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari masalahmasalah yang ada dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dan
minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian orang
tua dengan prestasi belajar siswa
3. Apakah benar ada hubungan antara minat belajar dengan
prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang
hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua
dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat belajar
dengan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
11
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam
rangka mengembangkan khasanah ilmiah
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam
c. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai
spesifikasi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengelola pendidikan menengah khususnya SMA :
memberikan masukan di dalam memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk
meningkatkan prestasi belajar.
b. Bagi siswa-siswa SMA :
1). Memberi pengetahuan bahwa perhatian orang tua,
minat belajar sangat membantu dalam meningkatkan
prestasi belajar di sekolah
2). Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua,
guru sangat mendukung dalam memperbesar minat
belajar
3). Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian
orang tua,minat belajar sangat berpengaruh dalam
12
mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi
belajar.
G. Batasan Istilah
1. Perhatian orang tua adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu agar dapat memilih, menyiapkan, menyesuikan dan menetapkan
dirinya dalam belajar sesuai dengan keadaan dirinya.
2. Minat Belajar adalah suatu kecenderungan yang mengandung perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman untuk melakukan suatu kegiatan
belajar
3. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha
belajar siswa dan bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
memuaskan dari sebelumnya.
H. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian
skripsi ini, maka penulis sajikan sistematika skripsi berikut :
1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi : Halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar dan ucapan
terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar laporan dan abstrak
2. Bagian Inti
Pada bagian inti ini terdiri dari lima bab, secara berturut-turut meliputi :
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dikemukakan uraian yang berhubungan dengan
dasar-dasar teori untuk menganalisa masalah-masalah yang akan diteliti yang
merupakan hasil studi kepustakaan.
A. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan minat Belajar dengan Prestasi
Belajar
1. Tinjauan terhadap masalah pengaruh perhatian orang tua
Sebelum batasan tentang perhatian dan orang tua dikemukakan,
maka perlu kiranya dibicarakan tentang makna perhatian dan orang tua itu
sendiri.
Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek
psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dam luar
diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku
seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran
kemungkinan rangsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
a. Pengertian Perhatian
Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan pengertian
perhatian. Ketidakmudahan itu disebabkan antara lain oleh beberapa
14
hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat.
Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi
maupun empati.
Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi
walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga
seseorang. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun
yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan
oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang
dari lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang
datang dari dalam dan dari luar individu.
b. Pengertian orang tua
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 )
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang
dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah
ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu )
atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak
15
tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal
bersama wali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil
kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis
yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau
wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.
c. Macam-macam Perhatian Orang Tua
Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 )
disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :
1). Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau
tidak sekehendak subjek.
b). Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau
sekehendak subjek.
2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan
aspek kesadarannya.
b). Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak
menyertakan aspek kesadaran.
16
3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan
menjadi :
a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup
objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan
perhatian Konsentratif.
b). Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada
macam-macam objek.
Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan
perhatian menjadi tiga yaitu :
(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang
terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan.
Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita
harus memaksakan perhatian kepadanya.
(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita
memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita
menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita
memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan
perhatian tersebut distributif.
(3). Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu
perhatian semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari
objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
macam-macam perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu yang
disertai aktivitas. Dalam penelitian ini perhatian orang tua terhadap anak
disimpulkan sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu
objek yang dilakukan oleh orang tua ( ayah, ibu atau wali ) yang berupa :
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat
dan perhatian terpencar.
17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua
Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal
ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :
1). Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang
kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi
perhatian, objek yang besar menarik perhatian, begitu pula
rangsangan dapat menarik perhatian
2). Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang
bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa
rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian
daripada hal yang lain.
Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa halhal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif
dan faktor subjektif.
Yang termasuk faktor objektif, adalah :
a). Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian
b). Perangsang yang luar biasa
c). Perangsang yang tiba-tiba
d). Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu
e). Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.
18
Sedangkan faktor subjektif, adalah :
(a). Pekerjaan yang sedang kita laksanakan
(b). Keinginan yang sedang kita laksanakan
(c). Minat
(d). Perasaan
(e). Mode, dan
(f).
Kebiasaan
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :
1. Faktor Objektif yang meliputi :
a. Rangsangan yang kuat
Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya.
Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan
biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang
sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak
dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.
Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera
memberikan perhatian agar anak tersebut dapat membebaskan dari
kemurungan itu.
b. Kualitas Rangsangan
Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat
terus menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat
membutuhkan perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak
19
sedang
menghadapi
ulangan
misalnya.
Maka
orang
tua
memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan
perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi
sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas
rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.
c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa
Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam
hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik
perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga
perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar
biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar
anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak
dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan
mendapatkan perhatian yang lebih besar.
d. Rangsangan yang baru
Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas
menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan
perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.
2.
Faktor Subjektif yang meliputi :
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan
pekerjaan. Ini diakibatkan karena keinginan orang tua dalam
20
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal.
Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang
mendapatkan
perhatian
dan
kasih sayang,
hal
ini dapat
berpengaruh terhadap minat belajar.
b. Keinginan orang tua
Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap
harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri
antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika
tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga
dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan
berpengaruh terhadap minat belajar.
c. Minat
Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat
dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila
tidak
dapat
terlaksana,
hal
ini
akan
mengganggu
atau
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.
d. Perasaan
Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat
belajar anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja
perasaan
gembira
akan
membuat
suasana
rumah
yang
menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan
perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang
21
menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak
berkurang / menurun.
e. Mode
Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang
selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru,
baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga
orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan
anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang
mendapatkan perhatian orang tuanya.
f. Kebiasaan
Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman
keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar.
Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan
contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah
dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaankebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca
buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.
Berdasarkan
penjelasan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan
subjektif.
Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam
diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri
22
individu. Kedua faktor tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan
sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada objek yang sedang
dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar
dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap anak.
2. Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar
a. Pengertian tentang minat,
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah
pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa
individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan
terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
Karateristik minat menurut Bimo Walgito :
(1). Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
(2). Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu
objek itu.
(3). Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan
atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya
( 1977 ; 4 )
Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah
aspek terakhir yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan
23
bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan
dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong
seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno Surachmad, 1980 : 90 )
Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut
membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi
serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini
Arikunto, “Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek,
suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.”
(1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas pengertian minat tersebut
dalam kaitannya dengan perhatian seseorang. Perhatian adalah
pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat
menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau
situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme
penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu
perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang
tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari
bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran
yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat.
Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman.
24
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang
menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri
individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya
mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 : 26 ). Pendapat
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor
yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
(1). Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
(2). Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
(3). Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas
seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau
objek tertentu ( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang
menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu,
dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat
pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu
mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan
dorongan sosial dan dorongan emosional.
c. Proses Timbulnya Minat
Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo
dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di
dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya
perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas
( Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan
25
daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga
hal-hal tersebut. Secara skematis proses terbentuknya minat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Perhatian
Keterlibatan
Minat
Gambar 1 : Proses terbentuknya minat
d. Fungsi Minat
Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ”....the word
interested may be used to the motivatoring force which courses and
individual to give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat
disini dmaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun
aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh
perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas tertentu sementara
ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang,
sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya
minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek
yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang
kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan
melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada
perhatian, rasa senang dan pengalaman.
26
e. Pengertian Belajar
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah
melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai
mencapai umur tua.
Menurut Winkel :
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau
sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan
adaptif.
Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan
pada proses, baik proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan,
proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan
maupun praktek.
Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian
belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh
Witherington, bahwa ,”Belajar adalah perubahan dalam diri individu
yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian
dan apresiasi”.
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang
pengertian belajar tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa
belajar adalah suatu peoses psikis yang berlangsung dalam interaksi
antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahanperubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan
27
kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui
pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang
baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari
yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih
tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan
kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel
bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran
dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.” (
:
)
f. Pengertian Minat Belajar
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan
belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman.
Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar
akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan
mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Faktor-faktor Yang Menimbulkan minat Belajar
Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap
pada diri individu, tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses.
Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya, minat tersebut akan
menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan
dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan
28
diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik
melalui latihan maupun belajar.
Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam
hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan
dorongan emosional.
h. Macam-Macam Minat Belajar
Sesuai dengan aturan diatas, bahwa minat merupakan
kecenderungan untuk memiliki rasa senang terhadap suatu objek dan
dalam penelitian ini objek yang diteliti mengenai belajar, maka penulis
kemukakan tentang macam-macam minat yang berhubungan dengan
macam-macam belajar.
Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno
( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut :
“Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis belajar
sebagai berikut :
1). Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan
respon terhadap suatu tanda ( signal )
2). Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian
hubungan stimulus respon S – R )
3). Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus tertentu.
4). Verbal Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal
jenis ini terutama diperlukan dalam belajar bahasa.
29
5). Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan
respon yang berbeda-beda.
6). Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat
mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian
atau membentuk konsep tentang suatu hal.
7). Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip
antara dua pengertian / konsep atau lebih.
8). Problem solving : belajar memecahkan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
macam-macam minat belajar diikuti adanya kegiatan-kegiatan
yang mendukung timbulnya suatu aktivitas belajar. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh delapan macam model belajar yakni belajar
dengan tanda, belajar merangkai, belajar memberikan respon,
belajar memahami pengertian verbal, belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah banyak, belajar konsep, belajar prinsip dan
memecahkan masalah, sehingga minat belajar siswa akan lebih
terarah dengan adanya kegiatan tersebut.
i. Ciri-Ciri Orang Yang Berminat Belajar
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, AM
( 1998 : 46 ) menyebutkan hal-hal yang dapat mendorong atau
menimbulkan minat belajar adalah sebagai berikut :
30
1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang labih
luas.
2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan keinginan
untuk maju
3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru
dan teman-temannya
4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan
kompetensi.
5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Maslow yang dikutip oleh Sardiman AM ( 1998 : 46 )
mengemukakan dorongan-dorongan seseorang untuk belajar yaitu
sebagai berikut :
1). Adanya kebutuhan fisik
2). Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekuatan
3). Adanya kebutuhan dan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain.
4). Adanya
kebutuhan
untuk
mendapatkan
kehormatan
dari
masyarakat
5). Sesuai dengan sifat seseorang untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri.
31
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
orang yang berminat belajar ditandai adanya sifat ingin tahu, adanya
kreativitas, adanya simpati dari orang lain, memperbaiki kegagalan,
adanya rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman.
j. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar
Perhatian itu timbul karena adanya dorongan psikis
tertentu
dan
karena
adanya
rangsangan
dari
lingkungan.
Memperhatikan atau menaruh perhatian dapat diartikan sebagai
mengarah kepada sesuatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan
pengamatan satu objek atau pelaksanaan satu perbuatan. Perhatian
orang tua terhadap minat belajar anak dapat dilakukan dengan berbagai
macam tergantung sudut objek atau sudut pandang. Hal ini karena
masing-masing orang tua mempunyai perbedaan sendiri-sendiri, antara
yang satu dengan yang lainnya. Apabila orang tua memberikan
perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anak dalam hal belajar
maka aktivitas belajar dapat menumbuhkan minat belajar tanpa ada
rasa terpaksa.
Adanya perhatian dari ayah, ibu atau wali yang berupa
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian
terpusat dan perhatian terpencar maka anak merasa dilindungi dan
diperhatikan oleh orang tua sehingga dalam melakukan berbagai
kegiatan termasuk juga kegiatan belajar tidak mengalami tekanantekanan psikis. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap anak
32
berpengaruh terhadap minat belajar anak.
Semakin baik perhatian
yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap
minat belajar. Dan sebaliknya semakin kurang perhatian orang tua
terhadap anak, maka semakin berkurang minat belajar yang
ditimbulkan oleh anak.
3. Tinjauan Terhadap Masalah Prestasi Belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa :
Yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. (
:
80 )
Dari batasan diatas, dapat penulis uraikan bahwa setelah siswa
melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu, maka untuk
selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu test yang biasa disebut Tes Hasil
Belajar. Dari hasil test tersebut dapat diukur prestasi belajar siswa dengan
standar tertentu. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan
dalam bentuk angka, huruf atau kata.
Secara garis besarnya, karateristik prestasi belajar dapat
disebutkan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar seseorang merupakan perubahan perilaku yang dapat
diukur, dalam hal ini dengan menggunakan tes.
b. Prestasi belajar seseorang menunjuk pada individu, sebagai sebab,
artinya individulah sebagai pelakunya.
33
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standard
tertentu, baik berdasarkan norma kelompok ataupun norma yang tidak
ditetapkan.
d. Prestasi belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang disengaja
dan disadari yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
1). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan
kondisi yang mempengaruhinya.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses
atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua yaitu :
a). Faktor individu yang belajar ( faktor interen )
b). Faktor lingkungan di luar individu yang belajar ( faktor
eksteren )
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih
terinci tentang kedua faktor yang mempengaruhi belajar :
(1).Faktor individu yang belajar ( faktor internal)
Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa akan
tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa.
34
Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi
siswa ini adalah :
(a). Faktor
Fisiologis
/
Jasmaniyah
yang
bersifat
pembawaan maupun bukan pembawaan seperti :
penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan
fisik dan sejenisnya.
(b).Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau
bukan
pembawaan
seperti
:
taraf
intelegensi,
kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu
seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa
aman,
penyesuaian
diri,
perhatian,
kematangan
psikologis dan sejenisnya.
(1).Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor
Eksternal )
Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah
satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar
mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa
selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor
ini diantaranya adalah sebagai berikut :
(a). Faktor Tujuan
Setiap kegiatan manusia menpunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan proses belajar
yang merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia
35
dalam lingkungannya, sudah barang tentu mempunyai
tujuan tertentu pula.
Semakin jelas tujuan yang akan dicapai
dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatankegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat
merangsang individu untuk lebih giat melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
(b).Faktor Guru
Guru
sebagai
perantara
dalam
usaha
memperoleh perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab
itu faktor guru merupakan faktor penting dalam proses
belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Faktor guru yang perlu dipertimbangkan
antara lain adalah : karateristik intelektual baik berupa
kecakapan
potensial
maupun
aktual,
kecakapan
psikomotorik, karateristik afektif yang meliputi ;
kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap
terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan
diajarkan guru serta aspek kepribadian lainnya.
36
(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar
Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung,
akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.
Keadaan
fisik
sekolah
yang
baik
akan
lebih
memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan
lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan
fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan
ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya
yang diperlukan dalam belajar.
(d).Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system
sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan
interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses
belajar mengajar maupun di luar proses belajar
mengajar.
(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi
keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim,
waktu dan sekitarnya.
2). Tes Hasil Belajar Dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar
Dalam Kaitannya dengan proses belajar mengajar, maka
untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar dan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang
diharapkan dari hasil belajarnya perlu diadakan evaluasi belajar.
37
Untuk mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
diperlukan suatu alat evaluasi yang biasanya disusun oleh guru
mata pelajaran itu sendiri dan biasa disebut dengan Tes Hasil
Belajar ( THB ).
Di Indonesia THB ada dua macam yaitu THB yang disusun oleh
guru untuk kelasnya sendiri dan disusun oleh sejumlah guru secara
bersamaan yang disebut dengan .................... biasanya digunakan
untuk
ulangan
semesteran.
Kedua
macam
THB
tersebut
mempunyai peranan besar sebagai alat evaluasi dalam bidang
pendidikan.
Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan
dan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam THB ini,
siswa diberi nilai tertentu yang menyatakan taraf prestasi yang
telah dicapai siswa.
Dalam Tes Hasil Belajar saat ini, dapat dibedakan antara
Tes Formatif dan Tes Sumatif.
Menurut Abd. Gafur :
Tes Formatif digunakan sewaktu pengajaran sedang
berlangsung untuk memacu, mengarahkan, dan menilai
belajar siswa dan untuk menilai efektifitas proses
pengajaran.
Sedangkan, Tes Sumatif adalah tes yang diberikan diakhir
pengajaran untuk menentukan apakah yang letah dipelajari
siswa ( 1984 : 82 )
Menilik pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa ada bentuk THB, yaitu : Formatif, misalnya :
38
Tes Akhir Unit Bahan, Tes Latihan dalam Kelas, sedangkan Tes
Sumatif misalnya : Tes Ulangan yang dilakukan pada akhir
semester, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester.
Dari uraian dimuka, maka berhubungan erat dengan
Prestasi Belajar siswa. Tes hasil belajar akan menggambarkan
sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari
proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa.
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
Menjadi orang tua tidak berarti menjadi arif, serba tahu dan
serba benar. Mencari dan menyayangi anak adalah suatu naluri tetapi
bagaimana menyatakan rasa sayang dan cinta adalah suatu ketrampilan
yang bisa dipelajari dan dilatih.
Orang tua yang memutuskan untuk bersama-sama berkarir,
perlu saling memberi dukungan psikologis satu sama lain ssehingga
memperkuat, melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi
kualitas hubungan dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan
kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu
dipertajam sehingga orang tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya
ke dalam pikiran dan perasaan anak dalam kondisi khusus misalnya si
anak sedang belajar maka dibutuhkan lebih banyak perhataian dari orang
39
tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model bagi anak yntuk
mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi untuk
berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.
Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama
dan utama bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga
seharusnya anak memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh
dilakukan dan apa saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Membiasakan anak hidup teratur, tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam
keluarga maupun dengan lingkungan diluar keluarga. Semua ini diarahkan
pula untuk menanamkan jiwa kemandirian dan sebagai modal untuk
menumbuhkan profesionalisme, mencapai prestasi belajar di sekolah yang
sangat diperlukan dalam masa depannya.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa pada siswa
kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan.
2. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
Bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tak usah
dipertanyakan lagi. Kalau seorang siswa tidak berminat untuk mempelajari
sesuatu tidap dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam
mempelajari hal tersebut, sebaliknya kalau seorang mempelajari sesuatu
dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih
baik. Karena itu persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana
mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu
40
menarik para siswa, atau bagaimana caranya menentukan agar para siswa
itu mengenai hal-hal yang memang menarik minat mereka. Dalam
hubungan yang terakhir ini misalnya persoalan mengenai pemilihan
jurusan / pilihan program bidang studi pada lembaga-lembaga pendidikan
formal. Sebaliknya pilihan program terhadap bidang studi itu dipilih yang
benar-benar dengan minat para siswa, karena dengan demikian dapat
diharapkan hasil dan prestasi belajar yang lebih baik.
Dengan demikian diduga ada hubungan antara adanya minat
belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk membina hubungan
orang tua dan anak yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan,
membina dan mengembangkan minat belajar anak salah satunya adalah
penanaman kedisiplinan te
BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA.5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas
perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak
kepada
kebudayaan,
pendidikan,
nilai
dan
norma-norma
kehidupan
bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi,
mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim
kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.
Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri atas suami, istri,
anak-anak ( bila ada ) yang terikat atau didahului dengan
perkawinan.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri
atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi
fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan
1990 : 39).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan
kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi
1
dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang
demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni
kualitas sumberdaya manusia yang meliputi
; kreatifitas yang kuat,
produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang
besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad
Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai salah satu unsur
sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai
kemajuan bangsa, “Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasila “.
Pada dasarnya, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak
situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis
besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang
terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu Pendidikan di dalam
Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam Sekolah ( Pendidikan
Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan Non Formal ).
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati.
Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya
yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan
berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga
segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam
kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua
2
akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai
pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
Maka, keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi
diantara para anggotanya. Sebagaimana dikemukakan oleh St. Vembriarto
( 1978 : 35 ) :
Bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar yaitu suatu proses
akomodasi dengan mana individu memohon, menahan, mengubah
impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau
kebudayaan masyarakat.
Komunikasi, istilah ini berasal dari bahasa Inggris yaitu
Communication, yang berarti “memberitahukan”, berpartisipasi, kabar”.
( Poerwadarminto WJS dkk, 1980 : 28 ). Sedangkan Menurut A.G. Lunandi
Komunikasi adalah suatu kegiatan terus menerus yang dilakukan
orang untuk saling berhubungan dengan orang lain, khususnya
pada waktu berhadapan muka. (
Komunikasi orang tua dengan anak memegang peranan penting
dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat dengan nyata,
misalnya : membimbing, membantu mengarahkan, menyayangi, menasehati,
mengecam, mengomando, mendikte, dan lain sebagainya.
Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan
menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua
yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung
dapat
tumbuh,
berkembang,
membuat
perubahan-perubahan
yang
membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis
semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan
potensi sepenuhnya.
3
Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan
berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang
pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan
dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah
diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas
kegiatan mengajar dan belajar”.
Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasardasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah.
Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan
mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip
yang dipelajari dilua sekolah.
Tugas pokok SMP dan SMA adalah mendidik dalam arti luas.
Sedangkan fungsi pokok SMP dan SMA adalah dalam arti mengajar, melatih
dan mendidik dalam arti sempit.
Mendidik dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah
adalah dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa
untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan
lingkungannya disamping memberikan latihan mengenai : akhlak, dan
kecerdasan seseorang.
Disamping tugas pokok sekolah tersebut diatas, maka dapat
dijelaskan pula tentang tujuan institusional SMA sebagai lembaga pendidikan
4
formal tingkat atas, sesuai dengan fungsi SMA dalam rangka keseluruhan
pendidikan, yaitu :
1. Menjadikan para siswa untuk menjadi manusia Indonesia
seutuhnya, sebagai warga negara yang Pancasila
2. Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi siswasiswa yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi.
3. Memberikan bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun ke
dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA.
( Depdikbud, 1984 : 7 )
Pencapaian tujuan institusional SMA sesuai dengan fungsinya
dalam rangka keseluruhan proses pendidika pada khususnya dala salah satu
tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya tidaklah
mudah.
Disepanjang tahun, khususnya pada tahun ajaran baru, mutu
pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan secara umum
disegala
jenjang
pendidikan
formal,
termasuk
SMA
sering
dipermasalahkan.Permasalahan ini seringkali dikaitankan dengan adanya
kecenderungan merosotnya minat belajar dan prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siwa tentunya
beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor yaitu “Faktor-faktor
pada pihak siswa dan Faktor-faktor diluar siswa” ( Winkel :
)
Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Johny Killis ( 1988 : 26
) Ada tiga factor yang menimbulkan minat yaitu : Faktor yang ditimbulkan
dari dalam diri sendiri, faktor motif sosial dan faktor emosional yang
ketiganya mendorong timbulnya minat.
5
Pendapat tersebut sejalan yang dikemukakan Sudarsono, Faktoffaktor yang meimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut ;
1). Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan.
2). Faktor motif sosial
Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh
motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
penghargaan dari lingkungan dimana ia berada
3). Faktor emosional
Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan / objek tertentu
( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendaat diatas faktor yang meimbulkan
minat, dalam hal ini minat untuk belajar ada tiga yaitu ; dorongaan dari diri
individu, dorongan sosial dan dorongan emosional. Timbulnya minat untuk
belajar pada individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial
dan dorongan emosional, juga adanya pengaruh perhatian orang tua.
Karena hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh minat dalam
belajr, perhatian orang tua, maka keduanya menjadi perlu untuk dibahas dan
diteliti. Hal ini dikemukakan oleh Dakir :
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu,
baik yang didalam maupun yang ada diluar ( 1993 : 114 )
Dengan demikian seseorang yang mempunyai perhatian dan
hubungan yang baik ( bukan broken home ), cenderung mempunyai
kesanggupan
yang
lebih
besar
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya, memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat
6
dan tepat, termasuk problem-peoblem dalam rangka meraih prestasi yang
optimal.
Uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan
Prestasi Belajar siswa dalam bentuk Karangan Ilmiah dengan :
1. Tema
: Prestasi Belajar
2. Aspek Masalah
: Pengaruh Perhatian Orang Tua, minat
3. Judul
: Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
( Penelitian yang dikhususkan pada
Prestasi Belajar pilihan program Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas II SMA PGRI
2 Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004 / 2005 )
B. Identifikasi Masalah
Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul
penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar yang
dicapai siswa-siswa di segala jenjang pendidikan formal yang
ada di Indonesia termasuk SMA sehingga perlu mendapatkan
perhatian dan penanganannya.
2. Salah satu penanganannya adalah perlunya mencari latar
belakang masalah tersebut.
7
3. Salah satu indicator yang menyebabkan prestasi belajar siswa
menurun adalah pengaruh perhatian orang tua, yang kurang
baik.
4. Disisi lain diagnosa minat belajar didalam dunia pendidikan
dirasa cukup penting dan perlu untuk dibahas dan diteliti.
Karena Minat Belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi
dengan hasil prestasi belajar siswa.
5. Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam suatu lembaga
pendidikan formal merupakan hal yang sangat pokok untuk
diperhatikan, karena dengan mengetahui prestasi belajar siswa
kita akan mengetahui pula efektifitas proses belajar dan
mengajar yang berlangsung di sekolah.
C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas pengertian yang terkadang dalam Judul
penelitian diatas, maka akan penulis kemukakan arti daripada judul penelitian
tersebut, dengan maksud memberi gambaran secara jelas dan tidak terjadi
salah tafsir terhadapjudul penelitian tersebut. Adapun penjelasan judul yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh, yang dimaksud disini mempunyai arti yang sama
dengan “Hubungan atau Korelasi” ( Sutrisno Hadi, 1977 : 20 ).
Pengaruh disini diartikan mempunyai hubungan yang timbal balik
antara dua variabel atau lebih. Sedangkan yang dimaksud
8
hubungan timbal balik adalah hubungan dimana satu variabel dapat
menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.
2. Perhatian
Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) : “Perhatian adalah Keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun
yang ada di luar.
Sedangkan yang dimaksud dengan perhatian dalam penelitian ini
adalah Kecenderungan atau Keaktifan perhatian orang tua yang
dikerahkan, untuk memberikan motivasi atau dorongan yang
positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar
yang optimal
3. Minat Belajar
Minat adalah Kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik
pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (
Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 )
Sedangkan pengertian Belajar adalah proses mental yang mengarah
kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill, kebiasaan atau
sukap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif
( Winkel, 1983 : 92 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat
Belajar disini, adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa
9
untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan
dengan kegiatan belajar.
4. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat
yang dapatmencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu ( Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan prestasi
belajar disini adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil
usaha belajar siswa dalam satu semester untuk semua bidang studi
kelompok pilihan program. Indikasi hasil belajar yang akan
digunakan adalah angka hasil tes prestasi belajar semester genap
tahun pelajaran 2004/2005.
Anak judul yang berbunyi Penelitian yang dikhususkan
pada Prestasi belajar pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabuaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004/2005 mempunyai maksud bahwa penelitian tentang
pengaruh perhatian orang tuan dan minat belajar dengan prestasi
belajar siswa dikhususkan pada siswa SMA PGRI 2 Kajen yang
duduk di kelas II pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam, untuk
mendalam mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika
sebagai pilihan progran yang diambil.
10
D. Rumusan Masalah
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian
orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari masalahmasalah yang ada dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua dan
minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian orang
tua dengan prestasi belajar siswa
3. Apakah benar ada hubungan antara minat belajar dengan
prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang
hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua
dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat belajar
dengan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
11
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam
rangka mengembangkan khasanah ilmiah
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam
c. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai
spesifikasi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengelola pendidikan menengah khususnya SMA :
memberikan masukan di dalam memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk
meningkatkan prestasi belajar.
b. Bagi siswa-siswa SMA :
1). Memberi pengetahuan bahwa perhatian orang tua,
minat belajar sangat membantu dalam meningkatkan
prestasi belajar di sekolah
2). Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua,
guru sangat mendukung dalam memperbesar minat
belajar
3). Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian
orang tua,minat belajar sangat berpengaruh dalam
12
mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi
belajar.
G. Batasan Istilah
1. Perhatian orang tua adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu agar dapat memilih, menyiapkan, menyesuikan dan menetapkan
dirinya dalam belajar sesuai dengan keadaan dirinya.
2. Minat Belajar adalah suatu kecenderungan yang mengandung perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman untuk melakukan suatu kegiatan
belajar
3. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha
belajar siswa dan bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
memuaskan dari sebelumnya.
H. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian
skripsi ini, maka penulis sajikan sistematika skripsi berikut :
1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi : Halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar dan ucapan
terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar laporan dan abstrak
2. Bagian Inti
Pada bagian inti ini terdiri dari lima bab, secara berturut-turut meliputi :
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dikemukakan uraian yang berhubungan dengan
dasar-dasar teori untuk menganalisa masalah-masalah yang akan diteliti yang
merupakan hasil studi kepustakaan.
A. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan minat Belajar dengan Prestasi
Belajar
1. Tinjauan terhadap masalah pengaruh perhatian orang tua
Sebelum batasan tentang perhatian dan orang tua dikemukakan,
maka perlu kiranya dibicarakan tentang makna perhatian dan orang tua itu
sendiri.
Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek
psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dam luar
diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku
seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran
kemungkinan rangsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
a. Pengertian Perhatian
Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan pengertian
perhatian. Ketidakmudahan itu disebabkan antara lain oleh beberapa
14
hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat.
Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi
maupun empati.
Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi
walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga
seseorang. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) ”Perhatian adalah keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun
yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan
oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang
dari lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang
datang dari dalam dan dari luar individu.
b. Pengertian orang tua
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 )
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang
dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah
ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu )
atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak
15
tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal
bersama wali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil
kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis
yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau
wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.
c. Macam-macam Perhatian Orang Tua
Menurut Tim Penulis FIP – IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 )
disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :
1). Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau
tidak sekehendak subjek.
b). Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau
sekehendak subjek.
2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan
aspek kesadarannya.
b). Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak
menyertakan aspek kesadaran.
16
3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya, dibedakan
menjadi :
a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup
objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan
perhatian Konsentratif.
b). Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada
macam-macam objek.
Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan
perhatian menjadi tiga yaitu :
(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang
terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan.
Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita
harus memaksakan perhatian kepadanya.
(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita
memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita
menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita
memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan
perhatian tersebut distributif.
(3). Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu
perhatian semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari
objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
macam-macam perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu yang
disertai aktivitas. Dalam penelitian ini perhatian orang tua terhadap anak
disimpulkan sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu
objek yang dilakukan oleh orang tua ( ayah, ibu atau wali ) yang berupa :
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat
dan perhatian terpencar.
17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua
Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal
ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :
1). Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu rangsangan yang
kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan mempengaruhi
perhatian, objek yang besar menarik perhatian, begitu pula
rangsangan dapat menarik perhatian
2). Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal yang
bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa
rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian
daripada hal yang lain.
Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa halhal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif
dan faktor subjektif.
Yang termasuk faktor objektif, adalah :
a). Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian
b). Perangsang yang luar biasa
c). Perangsang yang tiba-tiba
d). Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu
e). Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.
18
Sedangkan faktor subjektif, adalah :
(a). Pekerjaan yang sedang kita laksanakan
(b). Keinginan yang sedang kita laksanakan
(c). Minat
(d). Perasaan
(e). Mode, dan
(f).
Kebiasaan
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :
1. Faktor Objektif yang meliputi :
a. Rangsangan yang kuat
Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya.
Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan
biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang
sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak
dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.
Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera
memberikan perhatian agar anak tersebut dapat membebaskan dari
kemurungan itu.
b. Kualitas Rangsangan
Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat
terus menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat
membutuhkan perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak
19
sedang
menghadapi
ulangan
misalnya.
Maka
orang
tua
memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan
perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi
sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas
rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.
c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa
Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam
hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik
perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga
perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar
biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar
anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak
dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan
mendapatkan perhatian yang lebih besar.
d. Rangsangan yang baru
Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas
menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan
perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.
2.
Faktor Subjektif yang meliputi :
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan
pekerjaan. Ini diakibatkan karena keinginan orang tua dalam
20
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal.
Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang
mendapatkan
perhatian
dan
kasih sayang,
hal
ini dapat
berpengaruh terhadap minat belajar.
b. Keinginan orang tua
Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap
harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri
antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika
tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga
dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan
berpengaruh terhadap minat belajar.
c. Minat
Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat
dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila
tidak
dapat
terlaksana,
hal
ini
akan
mengganggu
atau
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.
d. Perasaan
Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat
belajar anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja
perasaan
gembira
akan
membuat
suasana
rumah
yang
menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan
perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang
21
menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak
berkurang / menurun.
e. Mode
Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang
selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru,
baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga
orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan
anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang
mendapatkan perhatian orang tuanya.
f. Kebiasaan
Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman
keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar.
Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan
contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah
dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaankebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca
buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.
Berdasarkan
penjelasan
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan
subjektif.
Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam
diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri
22
individu. Kedua faktor tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan
sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada objek yang sedang
dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar
dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap anak.
2. Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar
a. Pengertian tentang minat,
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah
pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa
individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan
terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
Karateristik minat menurut Bimo Walgito :
(1). Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
(2). Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu
objek itu.
(3). Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan
atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya
( 1977 ; 4 )
Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah
aspek terakhir yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan
23
bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan
dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong
seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno Surachmad, 1980 : 90 )
Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut
membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi
serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini
Arikunto, “Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek,
suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.”
(1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas pengertian minat tersebut
dalam kaitannya dengan perhatian seseorang. Perhatian adalah
pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat
menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau
situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme
penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu
perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang
tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari
bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran
yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat.
Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman.
24
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang
menimbulkan minat yaitu “Faktor yang timbul dari dalam diri
individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya
mendorong timbulnya minat”, (Johny Killis, 1988 : 26 ). Pendapat
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor
yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
(1). Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
(2). Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
(3). Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas
seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau
objek tertentu ( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang
menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu,
dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat
pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu
mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan
dorongan sosial dan dorongan emosional.
c. Proses Timbulnya Minat
Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo
dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di
dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya
perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas
( Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan
25
daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga
hal-hal tersebut. Secara skematis proses terbentuknya minat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Perhatian
Keterlibatan
Minat
Gambar 1 : Proses terbentuknya minat
d. Fungsi Minat
Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ”....the word
interested may be used to the motivatoring force which courses and
individual to give attenrion force person a thing or activity.” Pendapat
disini dmaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun
aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh
perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas tertentu sementara
ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang,
sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya
minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek
yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang
kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan
melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada
perhatian, rasa senang dan pengalaman.
26
e. Pengertian Belajar
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah
melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai
mencapai umur tua.
Menurut Winkel :
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau
sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan
adaptif.
Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan
pada proses, baik proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan,
proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan
maupun praktek.
Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian
belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh
Witherington, bahwa ,”Belajar adalah perubahan dalam diri individu
yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian
dan apresiasi”.
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang
pengertian belajar tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa
belajar adalah suatu peoses psikis yang berlangsung dalam interaksi
antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahanperubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan
27
kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui
pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang
baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari
yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih
tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan
kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel
bahwa,” Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran
dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu.” (
:
)
f. Pengertian Minat Belajar
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan
belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman.
Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar
akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan
mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Faktor-faktor Yang Menimbulkan minat Belajar
Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap
pada diri individu, tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses.
Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya, minat tersebut akan
menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan
dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan
28
diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik
melalui latihan maupun belajar.
Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam
hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan
dorongan emosional.
h. Macam-Macam Minat Belajar
Sesuai dengan aturan diatas, bahwa minat merupakan
kecenderungan untuk memiliki rasa senang terhadap suatu objek dan
dalam penelitian ini objek yang diteliti mengenai belajar, maka penulis
kemukakan tentang macam-macam minat yang berhubungan dengan
macam-macam belajar.
Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno
( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut :
“Cumulative Learning Model” Adapun macam atau jenis belajar
sebagai berikut :
1). Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan
respon terhadap suatu tanda ( signal )
2). Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian
hubungan stimulus respon S – R )
3). Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus tertentu.
4). Verbal Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal
jenis ini terutama diperlukan dalam belajar bahasa.
29
5). Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan
respon yang berbeda-beda.
6). Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat
mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian
atau membentuk konsep tentang suatu hal.
7). Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip
antara dua pengertian / konsep atau lebih.
8). Problem solving : belajar memecahkan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
macam-macam minat belajar diikuti adanya kegiatan-kegiatan
yang mendukung timbulnya suatu aktivitas belajar. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh delapan macam model belajar yakni belajar
dengan tanda, belajar merangkai, belajar memberikan respon,
belajar memahami pengertian verbal, belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah banyak, belajar konsep, belajar prinsip dan
memecahkan masalah, sehingga minat belajar siswa akan lebih
terarah dengan adanya kegiatan tersebut.
i. Ciri-Ciri Orang Yang Berminat Belajar
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, AM
( 1998 : 46 ) menyebutkan hal-hal yang dapat mendorong atau
menimbulkan minat belajar adalah sebagai berikut :
30
1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang labih
luas.
2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan keinginan
untuk maju
3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru
dan teman-temannya
4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan
kompetensi.
5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Maslow yang dikutip oleh Sardiman AM ( 1998 : 46 )
mengemukakan dorongan-dorongan seseorang untuk belajar yaitu
sebagai berikut :
1). Adanya kebutuhan fisik
2). Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekuatan
3). Adanya kebutuhan dan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain.
4). Adanya
kebutuhan
untuk
mendapatkan
kehormatan
dari
masyarakat
5). Sesuai dengan sifat seseorang untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri.
31
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
orang yang berminat belajar ditandai adanya sifat ingin tahu, adanya
kreativitas, adanya simpati dari orang lain, memperbaiki kegagalan,
adanya rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman.
j. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar
Perhatian itu timbul karena adanya dorongan psikis
tertentu
dan
karena
adanya
rangsangan
dari
lingkungan.
Memperhatikan atau menaruh perhatian dapat diartikan sebagai
mengarah kepada sesuatu dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan
pengamatan satu objek atau pelaksanaan satu perbuatan. Perhatian
orang tua terhadap minat belajar anak dapat dilakukan dengan berbagai
macam tergantung sudut objek atau sudut pandang. Hal ini karena
masing-masing orang tua mempunyai perbedaan sendiri-sendiri, antara
yang satu dengan yang lainnya. Apabila orang tua memberikan
perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anak dalam hal belajar
maka aktivitas belajar dapat menumbuhkan minat belajar tanpa ada
rasa terpaksa.
Adanya perhatian dari ayah, ibu atau wali yang berupa
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian
terpusat dan perhatian terpencar maka anak merasa dilindungi dan
diperhatikan oleh orang tua sehingga dalam melakukan berbagai
kegiatan termasuk juga kegiatan belajar tidak mengalami tekanantekanan psikis. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap anak
32
berpengaruh terhadap minat belajar anak.
Semakin baik perhatian
yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap
minat belajar. Dan sebaliknya semakin kurang perhatian orang tua
terhadap anak, maka semakin berkurang minat belajar yang
ditimbulkan oleh anak.
3. Tinjauan Terhadap Masalah Prestasi Belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa :
Yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. (
:
80 )
Dari batasan diatas, dapat penulis uraikan bahwa setelah siswa
melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu, maka untuk
selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu test yang biasa disebut Tes Hasil
Belajar. Dari hasil test tersebut dapat diukur prestasi belajar siswa dengan
standar tertentu. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan
dalam bentuk angka, huruf atau kata.
Secara garis besarnya, karateristik prestasi belajar dapat
disebutkan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar seseorang merupakan perubahan perilaku yang dapat
diukur, dalam hal ini dengan menggunakan tes.
b. Prestasi belajar seseorang menunjuk pada individu, sebagai sebab,
artinya individulah sebagai pelakunya.
33
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standard
tertentu, baik berdasarkan norma kelompok ataupun norma yang tidak
ditetapkan.
d. Prestasi belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang disengaja
dan disadari yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
1). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan
kondisi yang mempengaruhinya.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses
atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua yaitu :
a). Faktor individu yang belajar ( faktor interen )
b). Faktor lingkungan di luar individu yang belajar ( faktor
eksteren )
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih
terinci tentang kedua faktor yang mempengaruhi belajar :
(1).Faktor individu yang belajar ( faktor internal)
Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa akan
tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa.
34
Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi
siswa ini adalah :
(a). Faktor
Fisiologis
/
Jasmaniyah
yang
bersifat
pembawaan maupun bukan pembawaan seperti :
penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan
fisik dan sejenisnya.
(b).Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau
bukan
pembawaan
seperti
:
taraf
intelegensi,
kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu
seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa
aman,
penyesuaian
diri,
perhatian,
kematangan
psikologis dan sejenisnya.
(1).Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor
Eksternal )
Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah
satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar
mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa
selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor
ini diantaranya adalah sebagai berikut :
(a). Faktor Tujuan
Setiap kegiatan manusia menpunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan proses belajar
yang merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia
35
dalam lingkungannya, sudah barang tentu mempunyai
tujuan tertentu pula.
Semakin jelas tujuan yang akan dicapai
dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatankegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat
merangsang individu untuk lebih giat melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
(b).Faktor Guru
Guru
sebagai
perantara
dalam
usaha
memperoleh perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab
itu faktor guru merupakan faktor penting dalam proses
belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Faktor guru yang perlu dipertimbangkan
antara lain adalah : karateristik intelektual baik berupa
kecakapan
potensial
maupun
aktual,
kecakapan
psikomotorik, karateristik afektif yang meliputi ;
kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap
terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan
diajarkan guru serta aspek kepribadian lainnya.
36
(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar
Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung,
akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.
Keadaan
fisik
sekolah
yang
baik
akan
lebih
memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan
lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan
fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan
ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya
yang diperlukan dalam belajar.
(d).Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system
sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan
interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses
belajar mengajar maupun di luar proses belajar
mengajar.
(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi
keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim,
waktu dan sekitarnya.
2). Tes Hasil Belajar Dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar
Dalam Kaitannya dengan proses belajar mengajar, maka
untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar dan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang
diharapkan dari hasil belajarnya perlu diadakan evaluasi belajar.
37
Untuk mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
diperlukan suatu alat evaluasi yang biasanya disusun oleh guru
mata pelajaran itu sendiri dan biasa disebut dengan Tes Hasil
Belajar ( THB ).
Di Indonesia THB ada dua macam yaitu THB yang disusun oleh
guru untuk kelasnya sendiri dan disusun oleh sejumlah guru secara
bersamaan yang disebut dengan .................... biasanya digunakan
untuk
ulangan
semesteran.
Kedua
macam
THB
tersebut
mempunyai peranan besar sebagai alat evaluasi dalam bidang
pendidikan.
Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan
dan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam THB ini,
siswa diberi nilai tertentu yang menyatakan taraf prestasi yang
telah dicapai siswa.
Dalam Tes Hasil Belajar saat ini, dapat dibedakan antara
Tes Formatif dan Tes Sumatif.
Menurut Abd. Gafur :
Tes Formatif digunakan sewaktu pengajaran sedang
berlangsung untuk memacu, mengarahkan, dan menilai
belajar siswa dan untuk menilai efektifitas proses
pengajaran.
Sedangkan, Tes Sumatif adalah tes yang diberikan diakhir
pengajaran untuk menentukan apakah yang letah dipelajari
siswa ( 1984 : 82 )
Menilik pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa ada bentuk THB, yaitu : Formatif, misalnya :
38
Tes Akhir Unit Bahan, Tes Latihan dalam Kelas, sedangkan Tes
Sumatif misalnya : Tes Ulangan yang dilakukan pada akhir
semester, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester.
Dari uraian dimuka, maka berhubungan erat dengan
Prestasi Belajar siswa. Tes hasil belajar akan menggambarkan
sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari
proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa.
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
Menjadi orang tua tidak berarti menjadi arif, serba tahu dan
serba benar. Mencari dan menyayangi anak adalah suatu naluri tetapi
bagaimana menyatakan rasa sayang dan cinta adalah suatu ketrampilan
yang bisa dipelajari dan dilatih.
Orang tua yang memutuskan untuk bersama-sama berkarir,
perlu saling memberi dukungan psikologis satu sama lain ssehingga
memperkuat, melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi
kualitas hubungan dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan
kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu
dipertajam sehingga orang tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya
ke dalam pikiran dan perasaan anak dalam kondisi khusus misalnya si
anak sedang belajar maka dibutuhkan lebih banyak perhataian dari orang
39
tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model bagi anak yntuk
mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi untuk
berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.
Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama
dan utama bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga
seharusnya anak memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh
dilakukan dan apa saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Membiasakan anak hidup teratur, tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam
keluarga maupun dengan lingkungan diluar keluarga. Semua ini diarahkan
pula untuk menanamkan jiwa kemandirian dan sebagai modal untuk
menumbuhkan profesionalisme, mencapai prestasi belajar di sekolah yang
sangat diperlukan dalam masa depannya.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa pada siswa
kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan.
2. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
Bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tak usah
dipertanyakan lagi. Kalau seorang siswa tidak berminat untuk mempelajari
sesuatu tidap dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam
mempelajari hal tersebut, sebaliknya kalau seorang mempelajari sesuatu
dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih
baik. Karena itu persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana
mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu
40
menarik para siswa, atau bagaimana caranya menentukan agar para siswa
itu mengenai hal-hal yang memang menarik minat mereka. Dalam
hubungan yang terakhir ini misalnya persoalan mengenai pemilihan
jurusan / pilihan program bidang studi pada lembaga-lembaga pendidikan
formal. Sebaliknya pilihan program terhadap bidang studi itu dipilih yang
benar-benar dengan minat para siswa, karena dengan demikian dapat
diharapkan hasil dan prestasi belajar yang lebih baik.
Dengan demikian diduga ada hubungan antara adanya minat
belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk membina hubungan
orang tua dan anak yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan,
membina dan mengembangkan minat belajar anak salah satunya adalah
penanaman kedisiplinan te