TINJAUAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK KLAIM BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD BANYUMAS

TINJAUAN PENGGUNAAN REKAM MEDIS UNTUK KLAIM BPJS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD BANYUMAS Alifia Rahmika Handayani¹, Rano Indradi Sudra²

  

1,2

STIKes Mitra Husada Karanganyar

  anoindradi@gmail.com² ABSTRACT

  

Based on a survey in RSUD Banyumas, from 5 medical record files found 2 medical record files that still have

problems when the process of using records for claims BPJS. Purpose of research Knowing Medical Record Use

for Claim BPJS Patient Inpatient at Banyumas Hospital.

Type of research used descriptive with coss sectional approach. Subjects in this study are Assembling officer, Head

of Medical Record Installation, and data entry officer, while the object used is the process of using medical records

for claims BPJS inpatients. The research instruments are interview and observation guidelines, data collection

using structured interview and observation. This processing technique uses collecting, editing, classification, data

presentation, data analysis using descriptive analysis.

The results of the study show that the process of using medical records for BPJS claims can be obtained from the

completed medical record file consisting of Participant Eligibility Letter (SEP), medical resume, investigation re-

sult, payment billing, and prescription. However, there are still obstacles to the completeness and non-conformity

of forms in the use of medical records for BPJS claims. The form generates data in the form of the print out of INA

CBG ’s input into INA CBG’s software.

The conclusions of the research are the process of using medical records for BPJS claims from inpatient medical

records file one of them on medical resume, investigation result, payment billing, and prescription. It is expected

that all officers are more careful in preparing the file or form that will be used to claim BPJS in order to avoid

incompatibility of the form when it will be submitted to the entry of data.

  Keywords : Medical Record Inpatient Patient, Claim BPJS Literature : 17 (2003-2014) ABSTRAK

  

Berdasarkan survey pada RSUD Banyumas, dari 5 berkas rekam medis ditemukan 2 berkas rekam medis yang

masih mengalami masalah ketika proses penggunaan rekam untuk klaim BPJS. Tujuan penelitian Mengetahui

Penggunaan Rekam Medis untuk Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RSUD Banyumas.

Jenis penelitian yang digunakan deskriptif dengan pendekatan coss sectional. Subyek dalam penelitian ini adalah

petugas Assembling, Kepala Instalasi Rekam Medis, dan petugas entry data, sedangkan obyek yang digunakan

adalah proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap. Instrumen penelitian yaitu pedoman

wawancara dan observasi, pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur dan observasi. Teknik pengola-

han ini menggunakan collecting, editing, klasifikasi, penyajian data, analisis data menggunakan analisis Deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS di dapat dari berkas rekam medis

yang selesai perawatan yang terdiri dari Surat Eligibilitas Peserta (SEP), resume medis, hasil pemeriksaan

penunjang, billing pembayaran, dan resep obat. Namun masih terjadi kendala terhadap kelengkapan dan ketidakse-

suain formulir dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS. Formulir tersebut menghasilkan data-data yang

  

Simpulan penelitian yaitu proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS dari berkas rekam medis rawat inap

salah satunya pada resume medis, hasil pemeriksaan penunjang, billing pembayaran, dan resep obat. Diharapkan

semua petugas lebih teliti dalam mempersiapkan berkas atau formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS agar

tidak terjadi ketidaksesuaian formulir ketika akan diajukan ke pihak entry data.

  Kata Kunci : Rekam Medis Pasien Rawat Inap, Klaim BPJS Kepustakaan : 17 (2003-2014) PENDAHULUAN

  Penggunaan rekam medis kepada pihak lain (sec-

  ondary release ) menjadi tanggung jawab Sarana

  Pelayanan Kesehatan untuk melindungi informasi kesehatan yang terdapat di dalam rekam medis ter- hadap kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah. Rekam medis hanya dapat dikeluarkan berdasarkan otoritas Rumah Sakit yang berwenang dan kerahasiaan isinya dikeluarkan ber- dasarkan izin dari pasien yang bersangkutan, sehing- ga informasi yang terdapat di dalamnya dapat diper- tanggungjawabkan (Hatta, 2013). Menurut PerMenKes RI No. 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional bahwa”Pengajuan klaim di Rumah Sakit, diawali pasien harus melengkapi persyaratan yang telah diatur oleh Kebijakan Rumah Sakit setempat yang telah bekerja sama denngan BPJS Kesehatan. Kelengkapan persyaratan yang wajib dibawa yaitu

  Berdasarkan survei pendahuluan di RSUD Banyu- mas, dari 5 berkas rekam medis ditemukan 2 berkas rekam medis yang masih mengalami masalah ketika proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS digunakan. Hal ini menyebabkan proses klaim men- jadi terhambat, dikarenakan kelengkapan dan for- mulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data. Seperti contoh, formulir hasil laboratorium yang seharusnya dilampirkan pada saat akan diajukan ke pihak entry data tidak dilampirkan. Oleh karrena itu, penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS salah satunya menja- di tanggung jawab Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), dimana dokter bertanggung jawab melaku- kan pengisian diagnosa, riwayat penyalit, tindakan, serta resume medis hal tersebut hanya dilakukan oleh neliti ingin meneliti

  “Tinjauan Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS Pasien Rawat Inap”.

  METODE

  Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif adalah penelitian yang dilaku- kan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap di RSUD Banyumas. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan cross sectional adalah suatu rancangan penelitian observa- sional yang mengumpulkan data berdasarkan waktu tertentu secara bersamaan terkait dengan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap. Lokasi pelaksanaan penelitian di RSUD Banyumas dan waktu penelitian tanggal 05 April- 17 Juni 2017.

  Instrumen penelitian yang digunakan dalam pene- litian pedomana wawancara adalah alat yang di- gunakan untuk pengambilan data dimana peneliti mendapatkan data secara lisan dari seseorang (sasa- ran penelitian) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face), pedoman observasi adalah berisi daftar kegiatan yang diamati oleh peneliti terkait proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS pasien rawat inap di RSUD Banyu- mas. Cara pengumpulan data yang digunakan waw- ancara terstruktur dan observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam pene- litian ini yaitu pengumpulan (Collecting), edit (edit-

Kartu BPJS yang masih aktif dan Surat Rujukan asli dari Pusat Pelayanan Kesehatan (PPK) pertama”

  ing), dan memaparkan (narasi) atau penyajian data.

  Analisis Data yang digunakan yaitu deskriptif.

  HASIL

  1. Proses Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim Proses penggunaan rekam medis di RSUD Banyumas di dapat dari bagian Assembling yang bertanggung jawab terhadap penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS.

  Tugas dari masing-masing staf unit rekam me- dis terkait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu :

  2) Memberikan kode diagnosis dan tindakan pada lembar resume medis b. Tugas entry data terkait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : c. Mencocokan Nomor Kepesertaan dengan Nomor yang terdapat pada kartu BPJS 1) Membuat Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ke bagian Kantor BPJS Pusat selama 15 hari dari hari pengajuan klaim 2) Melakukan entry data ke dalam software aplikasi

  a. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) Berisi informasi tentang Nomor SEP, Tang- gal SEP, Nomor kartu, Nama peserta, Tanggal lahir, Jenis kelamin, Poli tujuan, Jenis rawat, Kelas rawat, Tanda tangan pasien/ Keluarga pasien dan Tanda tangan petugas BPJS Kese- hatan. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) di dapat pada saat pasien mendaftar di bagian pendaft- aran rawat jalan.

  Berikut jenis formulir yang digunakan dalam klaim BPJS Kesehatan pasien rawat inap di RSUD Banyumas :

  c. Billing Pembayaran Data yang dihasilkan pada Billing Pemba- yaran berupa tarif rumah sakit. Informasi me- dis tersebut menjadi salah satu bukti informasi yang akan dijadikan untuk pengajuan klaim ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes) tingkat lanjutan ke Kantor Kabupaten/Kota BPJS Kes- ehatan.

  b. Surat Eligibilitas Peserta (SEP) Data yang dihasilkan pada Surat Eligibili- tas Peserta (SEP) terdiri dari Nomor Peserta, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), poli tujuan, dan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)

  2. Informasi Yang Dihasilkan Untuk Klaim BPJS Informasi yang dihasilkan untuk klaim BPJS di RSUD Banyumas di dapat dari berkas rekam me- dis rawat inap yang terdapat pada : a. Resume medis Data yang dihasilkan pada resume medis terdiri dari Nomor RM, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, jenis dan kelas perawatan,tanggal masuk dan tanggal keluar, serta kode diagnosa dan tindakan

  INA CBG ’s yang berasal dari BPJS Kesehatan

  sembling

  a. Tugas Assembling berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : 1) Meneliti kelengkapan formulir yang digu- nakan untuk proses klaim 2) Menyiapkan formulir yang akan digu- nakan sebagai proses klaim yang terdiri dari : a) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

  a. Tugas Koding berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : 1) Menerima berkas rekam medis dari As-

  e) Resep obat

  d) Billing pembayaran

  Scan , dan lain-lain

  c) Formulir hasil pemeriksaan penunjang yang terdiri dari hasil laboratorium, hasil rontgen, CT-

  b) Resume Medis

  b. Resume medis berisi informasi tentang Nomor Rekam Medis, Nama, Alamat, Tanggal masuk, Tanggal keluar, Jenis kelamin, Diagnosis, Tin- dakan/ operasi, Ringkasan riwayat dan Pemer- iksaan fisik, Hasil pemeriksaaan penunjang, dan Pengobatan. Diisi oleh Dokter pada saat pasien pulang dari Rumah Sakit. c. Formulir hasil laboratorium Berisi informasi tentang Nama, Umur, Tanggal pemeriksaan, Dokter pengirim, Alamat, He-

  matologi , Kimia darah/ immuno serologi. For- mulir

  b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlam- bat karena Dokter Penanggung Jawab Pasien

  b) Resume Medis

  a. Tugas Assembling berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : 1) Meneliti kelengkapan formulir-formulir yang akan digunakan untuk proses klaim, hal ini sesuai dengan Hatta (2013), standar pengungkapan informasi dan petugas rekam medis memeriksa legitimasinya dengan cara meneliti informasi apakah yang diminta dan apakah peminta memang berwenang me- minta informasi tersebut. 2) Menyiapkan formulir yang akan digunakan sebagai proses klaim yang terdiri dari : a) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

  Tugas dari masing-masing staf unit rekam medis ter- kait penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu :

  1. Proses Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS melalui Instalasi Rekam Medis salah satun- ya bagian Assembling dimana petugas Assembling meneliti kelengkapan berkas rekam medis setelah pasien pulang dari ruang perawatan/ bangsal su- dah terdapat Standar Operasional Prosedur (SOP) sesuai SK Direktur No. 445/01. 13. 001/2015 yang menangani tentang prosedur di bagian As- sembling, meneliti kelengkapan data yang tercatat pada formulir rekam medis terkait klaim BPJS menjadi tanggung jawab petugas Assembling da- lam mengendalikan formulir.

  PEMBAHASAN

  c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data , seperti contoh apabila tidak ditemukan lembar hasil pemeriksaan penunjang/ labora- torium pada folder maka petugas Assembling menghubungi petugas laboratorium untuk me- lengkapi formulir yang tidak sesuai.

  (DPJP) sedang tidak berada di Rumah Sakit maka formulir yang akan diajukan ke pihak en- try data menjadi terlambat

  ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien(DPJP)

  hasil pemeriksaan penunjang diisi oleh petugas laboratorium rumah sakit pada saat pa- sien melakukan pemeriksaan di laboratorium.

  Medis yang tidak di isi lengkap dan tidak

  3. Kendala Dalam Penggunaan Rekam Medis Untuk Klaim BPJS Kendala yang dihadapi dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu: a. Berkas rekam medis yang belum lengkap pada formulir Ringkasan Masuk dan Keluar serta Resume

  f.

  Kode Rumah Sakit, Kelas pasien, Nomor Rekam perawatan, Tanggal masuk, Tang- gal keluar, Tanggal lahir, Umur tahun, Umur hari, Jenis kelamin, Cara pulang, Berat, Diag- nosa utama, INA CBG ’s, Deskriptif tarif, Total tarif, Nama pasien, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan dilaporkan ke BPJS Kese- hatan oleh petugas entry data ke Kantor Kabu- paten/ Kota BPJS Kesehatan.

  e. Hasil print out Grouper INA CBG ’s beri- si

  d. Resep obat Berisi informasi tentang Nama, Umur, Alamat, Nomor Rekam Medis, Ruang, Tanggal Rawat, Resep Dokter, Tanda tangan dokter, dan Jum- lah obat yang diberikan. Resep obat diisi oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) pada saat pasien mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit.

  c. Billing pembayaran Berisi informasi tentang Nama, Alamat, Ru- ang, Umur, Nomor Rekam Medis, Nomor BPJS dan Total biaya. Billing pembayaran diii- si oleh petugas bendahara Rumah Sakit.

  c) Formulir hasil pemeriksaan penunjang yang rontgen, CT-Scan, dan lain-lain d) Billing pembayaran e) Resep obat, Hal ini sesuai dengan Pe- tunjuk Teknis Verifikasi (2014), Berkas klaim yang akan diverifikasi meliputi : (1) Surat perintah rawat inap

  (2) Surat Eligibilitas Peserta (SEP) (3) Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur serta tandatan- gan Dokter Penanggung Jawab Pa- sien (DPJP) (4) Pada kasus tertentu bila ada pemba- yaran klaim diluar INA CBG ’s diper- lukan tambahan bukti pendukung : (a) Protokol terapi dan regimen (jad- ual pemberian) obat khusus untuk oncology (b) Resep alat bantu kesehatan (alat bantu gerak,

  collar neck, corset , dll)

  (c) Tanda terima alat bantu kesehatan

  b. Tugas Koding berdasarkan penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : 1) Menerima berkas rekam medis dari Assem-

  bling

  lembar resume medis, hal ini sesuai DepKes, (2006) penetapan diagnosis mer- upakan kewajiban, hak dan tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah oleh karena itu kode diagno- sis yang ada dalam rekam medis diisi den- gan lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku

  ICD-10. Menurut Hat- ta (2013) kualitas pengodean dan ketepa- tan data diagnosis sangat krusial dibidang manajemen data klinis, penagihan kembali biaya, beserta hal-hal lain yang berkaitan dengan asuhan dan pelayanan kesehatan. Kecepatan dan ketepatan pemberian kode dari suatu diagnosis sangat tergantung ke- pada pelaksana yang menangani berkas rekam medis tersebut yaitu : a) Tenaga Medis dalam menetapkan diag- nosis

  b) Tenaga Rekam Medis sebagai pemberi kode

  c) Tenaga Kesehatan lainnya

  c. Tugas Entry data terkait penggunaan rekam medis untuk klim BPJS : 1) Mencocokan Nomor Kepesertaan dengan Nomor yang terdapat pada kartu BPJS, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014), purifikasi berfungsi untuk melaku- kan validasi

  output data INA CBG

  ’s yang ditagihkan Rumah Sakit terhadap data pen- erbitan SEP purifikasi yang terdiri dari : (a) No. SEP (b) No. Kartu peserta (c) Tanggal SEP 2) Membuat Formulir Pengajuan Klaim (FPK) ke bagian Kantor BPJS Pusat selama 15 hari dari hari pengajuan klaim, hal ini sesuai dengan BPJS (2014), klaim diajukan kepada Kantor Kabupaten/ Kota BPJS Kesehatan dengan Formulir Pengajuan Klaim (FPK) 15 hari dari hari pengajuan klaim maksimal tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk

  softcopy (iuran aplikasi INA CBG ’s Kemen- trian

  Kesehatan yang berlaku) dan hardcopy (berkas pendukng klaim) 3) Melakukan entry data ke dalam software aplikasi INA CBG ’s yang berasal dari BPJS Kesehatan, hal ini sesuai Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim (2014), yaitu :

  a) Verifikasi Administrasi Kepesertaan Verifikasi administrasi kepesertaan ada- lah meneliti kesesuaian berkas klaim yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan data kepesertaan yang di- input dalam aplikasi INA CBG ’s.

  b) Verifikasi Administrasi Pelayanan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam verifikasi administrasi pelayanan ada- lah: (1) Mencocokkan kesesuaian berkas klaim dengan berkas yang dipers- yaratkan sebagaimana tersebut poin 1a diatas (diuraikan termasuk men- jelaskan tentang kelengkapan dan keabsahan berkas) (2) Apabila terjadi ketidaksesuaian an- tara kelengkapan dan keabsahan berkas maka berkas dikembalikan ke Rumah Sakit untuk dilengkapi (3) Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator diten- tukan oleh kewenangan medis yang diberikan Direktur Rumah Sakit se- cara tertulis. Perlu dilakukan konfir- masi lebih lanjut.

  2. Informasi Yang Dihasilkan Untuk Klaim BPJS merupakan terdiri dari data isi rekam medis pa- sien rawat inap meliputi Nomor Rekam medis, Nomor Kepesertaan, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Jenis dan Kelas Perawatan, Tang- gal Masuk dan Kelur, Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Tarif RS, Diagnosa, dan Tinda- kan. Hal ini sesuai Hatta (2013), informasi yang mengandung nilai kerahasiaan yaitu laporan atau catatan yang terdapat didalam berkas rekam me- dis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, obser- vasi, atau wawancara dengan kepada pihak-pihak yang tidak berwenang karena menyangkut infor- masi pribadi individu pasien.

  Informasi medis yang dihasilkan dan jenis for- mulir yang digunakan untuk klaim BPJS Kes- ehatan di RSUD Banyumas sudah sesuai BPJS (2014), klaim diajukan kepada Kantor Kabupat- en/ Kota BPJS Kesehatan secara kolektif setiap bulan dengan kelengkapan administrasi umum dan kelengkapan lain sebagai berikut :

  a. Rekapitulasi pelayanan

  b. Berkas pendukung masing-masing pasien yang terdiri dari : 1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP) 2) Resume medis/ laporan status pasien/ ket- erangan diagnosa dari dokter yang merawat bila diperlukan 3) Bukti pelayanan lainnya misalnya, protokol terapi dan regimen (jadwal pemberian obat) pemberian obat khusus, pencarian tagi- han Rumah Sakit (manual atau automatic billing), serta berkas pendukung lain yang diperlukan. Adapun hasil print out Grouper INA CBG ’s, ber- isi Kode Rumah Sakit, Nama Rumah Sakit, jenis tarif Rumah Sakit, Nomor Peserta, Nomor RM, Tanggal lahir, Jenis kelamin, Kelas perawatan, Nomor SEP, Jenis tarif perawatan, Cara pulang, LOS (length of

  stay ), Diagnosa utama dan diag- nosa sekunder. Hal

  ini sesuai BPJS (2014), Tarif paket INA CBG ’s sudah mencakup biaya seluruh pelayanan yang diberikan kepada peserta BPJS, baik biaya administrasi, jasa pelayanan, sarana / alat bahan habis pakai, obat, akomodasi dan lain- lain. Tagihan klaim menjadi sah setelah mendapat persetujuan dan ditandatangani Direktur/ Kepala Fasilitas Kesehatan lanjutan dan petugas Verifika- tor BPJS Kesehatan.

  3. Kendala Dalam penggunaan Rekam Medis Untuk Kualitas rekam medis yang optimal perlu dilaku- kan audit dan analisis rekam medis dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh staf medis dan para medis serta hasil-hasil pemerik- saan dari unit- unit penunjang medis sehingga ke- benaran diagnosa dari kelengkapan rekam medis dapat dipertanggungjawabkan. Kendala dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS yaitu: a. Berkas rekam medis yang belum lengkap pada formulir Ringkasan Masuk dan Keluar serta Resume Medis yang tidak di isi lengkap dan tidak ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien(DPJP), hal ini sesuai DepKes (2006), berdasarkan UU Praktik Kedokteran No. 29 Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa se- tiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam me- dis. Tanggung jawab utama atas kelengkapan pengisisan rekam medis terletak pada dokter dan dokter gigi yang merawat bertanggung jawab akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis.

  b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlam- bat karena Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sedang tidak berada di Rumah Sakit maka formulir yang akan diajukan ke pihak en- try data menjadi terlambat, hal ini sesuai UU Praktik Kedokteran No. 29 Pasal 49 ayat (1) menyatakan setiap dokter atau dokter gigi da- lam melaksanakan praktik kedokteran atau ke- dokteran gigi wajib menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.

  Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta : Direktorat Pe- layanan 2014

  ehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan . Ja- karta :

  Jakarta : Balai Pustaka. Hal 73 dan 574. Hatta, G. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kes-

  Jakarta : De- partemen Kesehatan RI. Departemen Pendidikan Nasional.2013. Kamus Be- sar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa . Edisi Ke-3.

  Indonesia No. 269/MENKES/PER/ III/2008 tentang Rekam Medis . Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.

  Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Jakarta 2008.Peraturan Menteri Kesehatan Re- publik

  Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi II,

  hatan.go.id . Diunduh tanggal 22 Septem- ber 2016 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.

  .2014. Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim. Jakarta : Di- rektorat Pelayanan 2014.

  :198-271 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2014. Buku

  c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data , seperti contoh apabila tidak ditemukan lembar hasil pemeriksaan penunjang/ labora- torium pada folder maka petugas Assembling menghubungi petugas laboratorium untuk me- lengkapi formulir yang tidak sesuai. Hal ini sesuai DepKes (2006), Petugas rekam medis membantu dokter yang merawat dalam mem- pelajari kembali isi rekam medis guna untuk menganalisa mutu rekam medis yang dalam pengisiannya memang menjadi tanggung jawab para tenaga kesehatan, sebab petugas medis tersebut yang melaksanakan perekaman medis.

  Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal

  Press. Hal :71 Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu

  dan Kesehatan. Surakarta : LPP UNS dan UNS

  Arief M. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran

  b. Lamanya proses kelengkapan formulir yang akan digunakan untuk klaim BPJS terlambat c. Formulir rekam medis yang tidak sesuai untuk klaim BPJS yang akan diajukan ke pihak entry data

  3. Kendala dalam penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS : a. Berkas rekam medis yang belum lengkap

  2. Informasi yang dihasilkan untuk klaim BPJS di dapat dari berkas rekam medis rawat inap meli- puti Nomor Rekam medis, Nomor Kepesertaan, Nomor Surat Eligibilitas Peserta (SEP), Jenis dan Kelas Perawatan, Tanggal Masuk dan Kelur, Dok- ter Penanggung Jawab Pasien (DPJP), Tarif RS, Diagnosa, dan Tindakan.

  1. Proses penggunaan rekam medis untuk klaim BPJS di dapat dari bagian Assembling yang ber- tanggung jawab menyiapkan formulir penggu- naan rekam medis untuk klaim BPJS.

  SIMPULAN

  Universitas Indonesia Press Normanto, E. 2011. Tinjauan Pelepasan Informasi

  

Rekam Medis Dalam Menjamin Aspek Hu- kum

Kerahasiaan Rekam Medis di RSUD. Dr. H. Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin. [ Karya Tulis Ilmiah] :

  Universitas Diswan- toro Semarang Notoatmodjo S. 2012. Metodologi Penelitian Kese-

  hatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hal : 139-

  142 dan 172-178 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

  28 Tahun 2014.Pedoman Pelaksanaan Pro-

  gram Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta

  : Kemenkes RI. Diunduh tanggal 16 Maret 2016 2013 Standar Tarif Pelayanan

  

Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama dan Fasilitas Tingkat Lanjutan. Jakarta :

  Ke- menkes RI. Diunduh tanggal 16 Maret 2016 Ramadhani, E.T. 2015. Tinjauan Pelepasan

  

Informa- si Medis Kepada Pihak BPJS Kesehatan

di Rumah Sakit Qadr Tangerang. [ Karya Tulis

  Ilmiah] : Rumah Sakit Qadr Tangerang Riyanto. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian. Ce- takan Kedua. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal : 28-

  29 Sudra, RI. 2013. Rekam Medis. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka Undang-undang RI, 2004. UU No. 29 tahun 2004.

  Praktek Kedokteran . Jakarta pkes.go.id. Diunduh tanggal 19 September 2016

  2004. UU No 40 tahun 2004. Sistem

Jami- nan Sosial Nasional. Jakarta :

pkes.go.id . Diunduh tanggal 19 Maret 2015