Kualitas madu dapat dilihat dari warna, rasa, kekentalan, kadar air dan aroma pada madu, namun hal tersebut tergantung dari asal tanaman dan
perkembangan teknologi pengolahannya. Warna madu tergantung dari tanaman asal madu tersebut, namun tingkatan pemanasan pada saat pengolahan juga
mempengaruhi warna. Aroma madu ada hubungannya dengan warna, semakin gelap warna madu maka aromanya akan semakin keras atau tajam, namun aroma
madu mudah menguap sehingga jika tidak dijaga dengan baik aromanya akan menghilang Suprapto, 1993.
Untuk menjaga kualitas, madu tidak boleh disimpan dalam wadah logam guna mencegah terjadinya reaksi kimia dan penyerapan logam berbahaya.
Penyimpanan madu terbaik adalah didalam wadah gelas atau botol plastik Sarwono, 2001.
Banyaknya kadar air pada madu menentukan keawetan madu. Madu dengan kadar air tinggi mudah berfermentasi. Fermentasi terjadi karena terdapat
jamur di dalam madu, jamur dapat tumbuh dengan aktif apabila kadar air dalam madu tinggi, semakin tinggi kadar air dalam madu maka semakin cepat madu
berfermentasi. Kadar air pada madu yang baik adalah bekisar 17-18. Kandungan air dalam madu dapat diukur dengan alat yang dinamakan hydrometer dan
refractometer Suprapto, 1993.
2.4.2 Manfaat madu
Madu mempunyai banyak manfaat, beberapa manfaat madu adalah sebagai berikut:
1. merupakan suplemen makanan yang baik bagi tubuh
2. mencegah terjadinya peragian dalam saluran pencernaan, dan kandungan
gizinya cepat diserap tubuh 3.
membantu pembentukan darah 4.
mencegah pertumbuhan mikroba seperti Salmonella, Shigella, E.colli, dan V.cholerae yang menyebabkan diare.
5. mengobati penyakit luar seperti luka bakar, bibir pecah-pecah, sariawan
dan penyakit kulit. 6.
mengatur bekerjanya usus besar, baik untuk kerja hati, bermanfaat bagi kesehatan paru-paru dan dapat menyembuhkan penyakit grastitis
Sarwono, 2001.
BAB III METODELOGI
3.1 Tempat Pengujian
Pengujian identifikasi siklamat pada madu secara kualitatif dengan reaksi pengendapan dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah yang bertempat
di Jl. Williem Iskandar Pasar V Barat I No.4 Medan–Estate.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara pemeriksaan langsung. Pemeriksaan dilakukan melalui pengamatan dari hasil visual pada sampel yang diperiksa di Balai
Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3.3 Sampel, Alat dan Bahan
3.3.1 Sampel
Organoleptis sampel: − Bentuk
: Suspensi − Warna
: Cokelat kekuningan − Rasa
: Manis − Bau
: Harum
3.3.2 Alat
Alat–alat yang digunakan untuk identifikasi siklamat pada madu secara kualitaif dengan reaksi pengendapan adalah :
− Batang pengaduk − Beaker glass
− Corong pisah − Erlenmeyer
− Gelas ukur − Penangas air
− Tabung reaksi
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan untuk identifikasi siklamat pada madu secara kualitaif dengan reaksi pengendapan adalah :
− Akuades − BaCl
2
10 − Etil asetat
− HClp − NaNO
2
10 3.4
Prosedur − Disiapkan 100 ml sampel madu
− Dimasukkan ke dalam corong pisah − Ditambahkan 50 ml HCLp
− Diekstraksi 3 kali, setiap kali ekstraksi dengan 50 ml etil asetat
− Dikumpulkan hasil lapisan etil asetat, diekstraksi kembali 3 kali dengan
masing-masing 10 ml air