penambahan inhibitor terhadap laju korosi yang terjadi pada Baja Karbon Schedule 40 Grade B, efektifitas daun lamtoro sebagai inhibitor korosi Baja
Karbon Schedule 40 Grade B serta pengaruh inhibitor daun lamtoro terhadap jumlah Fe dan C yang terlarut dalam larutan bekas perendaman Baja Karbon
Schedule 40 Grade B.
Melalui penelitian ini diharapkan bahwa masyarakat lebih memahami pemanfaatan daun lamtoro secara luas dan sangat penting bagi berbagai bidang.
Secara umum daun lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun lamtoro diketahui menghasilkan zat
penyamak dan zat pewarna merah, coklat dan hitam dari pepagan kulit batang, daun dan polongnya. Namun pemakaian daun lamtoro sebagai sumber senyawa
kimia yang dapat menghambat laju korosi belum banyak dilakukan. Padahal senyawa tannin dan kandungan nitrogen bebas yang tinggi dalam daun lamtoro
sangat efektif untuk menghambat laju korosi pada bahan – bahan yang mudah teroksidasi dan mengalami korosi perkaratan. Sehingga diharapkan melalui
penelitian ini, pemanfaatan daun lamtoro lebih dikembangkan dan dimaksimalkan untuk perkembangan ilmu pengetahuan kedepannya.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak metanol daun lamtoro
terhadap laju korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B 2.
Bagaimana efektifitas daun lamtoro sebagai inhibitor pada proses korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B dalam media NaCl 3
3. Bagaimana pengaruh inhibitor ekstrak metanol daun lamtoro terhadap
jumlah Fe dan C yang terlarut dalam larutan bekas perendaman Baja Karbon Schedule 40 Grade B
1.3 Pembatasan Masalah
1. Logam yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah Baja Karbon
Schedule 40 Grade B 2.
Yang akan diamati pada sampel Baja Karbon Schedule 40 Grade B adalah Fe dan C
3. Inhibitor korosi yang digunakan adalah ekstrak metanol dari daun lamtoro
yang diambil dari daerah Pekanbaru, Riau 4.
Media yang dijadikan lingkungan uji adalah larutan NaCl 3 5.
Waktu perendaman sampel adalah selama 7 hari 168 jam 6.
Alat yang akan digunakan untuk analisis permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B adalah Mikroskop Stereo dan alat yang digunakan untuk
mengetahui jumlah Fe dan C yang terdapat di dalam larutan bekas perendaman adalah Spektrofotometer Serapan Atom
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak metanol daun
lamtoro terhadap laju korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B 4.
Untuk mengetahui efektifitas daun lamtoro sebagai inhibitor pada proses korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B dalam media NaCl 3
5. Untuk mengetahui pengaruh inhibitor ekstrak metanol daun lamtoro
terhadap jumlah Fe dan C yang terlarut dalam larutan bekas perendaman Baja Karbon Schedule 40 Grade B
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah memperoleh informasi efisiensi daun lamtoro sebagai alternatif inhibitor korosi pada Baja Karbon
Schedule 40 Grade B sehingga penggunaan baja tersebut dapat lebih maksimal dan bertahan lama kualitasnya.
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu eksperimen laboratorium. Daun lamtoro yang sudah dikeringanginkan dihaluskan dan diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh
hingga diperoleh serbuk daun lamtoro. Serbuk daun lamtoro ditimbang sebanyak 250 gram. Kemudian direndam dengan menggunakan pelarut metanol sebanyak 1
liter selama 24 jam pada suhu kamar. Hasil ekstraksi kemudian disaring. Residu yang berupa ampas kembali direndam dengan pelarut metanol yang baru selama
24 jam pada suhu kamar dan dilakukan hal yang sama hingga lima kali perendaman. Filtrat yang masih larut kemudian dipisahkan dengan cara evaporasi
dan dilanjutkan dengan penguapan sehingga didapat senyawa hasil ekstraksi berupa pasta. Pasta hasil ekstraksi kemudian ditimbang. Dilakukan Uji Kjeldahl
dan Uji FeCl
3
5 pada pasta.
Selanjutnya sampel Baja Karbon Schedule 40 Grade B digosok dengan kertas pasir, kemudian dikeringkan dan ditimbang. Media yang digunakan untuk
larutan uji korosi adalah NaCl 3 yang dibuat dengan melarutkan 30 gram NaCl
s
p.a dalam labu ukur 1 liter. Sedangkan larutan inhibitor dengan variasi konsentrasi 200; 400; 600 dan 800 ppm dibuat dengan melarutkan masing–masing
200; 400; 600 dan 800 mg pasta ekstrak metanol daun lamtoro dalam 1 liter aquadest. Setelah semua siap, dilakukan perendaman 1 sampel Baja Karbon
Schedule 40 Grade B kedalam 400 ml NaCl 3 , 4 sampel Baja Karbon Schedule 40 Grade B ke dalam masing-masing 100 ml larutan inhibitor selama 24 jam
dengan variasi konsentrasi 200, 400, 600, dan 800 ppm lalu baja dipindahkan ke dalam larutan NaCl 3 untuk direndam selama 7 hari 168 jam, dan 4 sampel
baja di dalam campuran NaCl 3 dan larutan inhibitor dengan variasi konsentrasi 200, 400, 600, dan 800 ppm dengan perbandingan 3:1 selama 7 hari 168 jam.
Terhadap Baja Karbon Schedule 40 Grade B hasil perendaman dilakukan analisis morfologi permukaan dengan Mikroskop Stereo dan pengukuran kehilangan berat
weight loss, sedangkan pada larutan bekas perendaman dilakukan analisis SSA.
Adapun variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas : perendaman sampel di dalam media korosi dan konsentrasi
inhibitor 2.
Variabel terikat : Pengukuran Weight Loss, Analisis Mikroskop Stereo dan Analisis SSA
3. Variabel tetap : Suhu, waktu perendaman dan media pengkorosi logam
NaCl 3
1.7 Lokasi Penelitian