Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Dalam Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Dalam

4.2.1. Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B

Foto morfologi permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Stereo dengan perbesaran 40 kali.

4.2.1.1. Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B

Sebelum Perendaman Foto morfologi permukaan sampel Baja Karbon Schedule 40 Grade B sebelum perendaman ditunjukkan dalam gambar berikut. Dimana terlihat permukaan baja yang berwarna hitam dan belum terdapat karat yang menempel karena telah dibersihkan sebelumnya. Terlihat pula permukaan yang tidak rata dan terdapat tonjolan -tonjolan baja akibat percatakan yang tidak homogen pada permukaannya. Gambar 4.5. Permukaan Baja Awal Sebelum Perendaman

4.2.1.2. Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Dalam

Media Korosi NaCl 3 Tanpa Penambahan Larutan Inhibitor Foto morfologi permukaan sampel baja yang direndam dalam media korosi NaCl 3 tanpa penambahan inhibitor ditunjukkan oleh gambar berikut. Dimana terlihat bahwa proses korosi terjadi secara menyeluruh di permukaan logam ditandai dengan terlihatnya warna kuning karat yang terdeposit pada permukaan sampel baja, membuat suatu lapisan karat yang rapi dan terdeposit sempurna sehingga berat baja setelah terkorosi jauh meningkat dan laju korosi terhitung sangat tinggi. Gambar 4.6. Permukaan Baja Dalam Media NaCl 3

4.2.1.3. Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Dalam

Larutan Inhibitor Selama 24 Jam Lalu NaCl 3 Selama 7 Hari Foto morfologi permukaan baja yang telah dilapisi dengan inhibitor dengan perendaman selama 24 jam lalu diikuti dengan perendaman dengan NaCl 3 selama 7 hari diperlihatkan oleh Gambar 4.7 berikut dengan variasi konsentrasi inhibitor masing – masing 200; 400; 600; dan 800 ppm. Pada konsentrasi inhibitor 200 ppm terlihat bahwa korosi terjadi secara menyeluruh pada permukaan baja karbon. Hal ini dikarenakan konsentrasi inhibitor yang sangat rendah sehingga lapisan pelindung yang sudah terbentuk sebelumnya habis terserang oleh ion Cl - yang berasal dari media korosi NaCl 3 yang digunakan. Sehingga korosi terjadi dalam jumlah besar. Pada konsentrasi inhibitor 400 ppm terlihat bahwa korosi terjadi lebih sedikit dibandingkan dengan konsentrasi inhibitor 200 ppm walaupun masih tergolong banyak. Hal ini disebabkan karena konsentrasi inhibitor yang meningkat dari sebelumnya sehingga proses inhibisi berlangsung lebih lama, walaupun akhirnya lapisan pelindung dari inhibitor yang digunakan habis terserang oleh ion Cl - yang berasal dari media korosi NaCl 3 yang digunakan. Pada konsentrasi inhibitor 600 ppm terlihat korosi yang terjadi pada sampel baja menjadi lebih ringan. Terlihat dari serbuk karat yang hanya berada di permukaan, tidak masuk ke dalam pori sampel baja. Hal ini disebabkan karena konsentrasi inhibitor yang digunakan cukup tinggi yaitu 600 ppm sehingga lapisan pelindung pada permukaan baja lebih stabil dan tidak mudah terserang ion Cl - dari media korosi NaCl 3 yang digunkana. Sehingga karat yang terjadi selama 7 hari hanya berbentuk serbuk yang mudah dihilangkan dengan kertas pasir, belum terdeposit ke dalam pori sampel baja. Pada konsentrasi inhibitor 800 ppm, terlihat bahwa korosi yang terjadi di permukaan baja adalah yang paling sedikit. Hal ini terlihat dari serbuk karat berwana kekuningan hanya menempel pada permukaannya dalam jumlah sedikit, tidak masuk ke dalam pori baja. Hal ini disebabkan oleh proteksi inhibitor tehadap baja masih kuat setelah perendaman selama 7 hari. Sehingga ion Cl - yang berasal dari media korosi NaCl 3 yang digunakan tidak menyerang banyak dan serbuk karat yang terbentuk tidak menempel permanen, tetapi bisa dihilangkan dengan mudah pada permukaan baja. Gambar 4.7. Permukaan Baja Dalam Larutan Inhibitor Selama 24 Jam Dengan Konsentrasi a 200 ppm, b 400 ppm, c 600 ppm, dan d 800 ppm Lalu NaCl 3 Selama 7 Hari

4.2.2. Foto Morfologi Permukaan Baja Karbon Schedule 40 Grade B Dalam

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena leucocephald) Dalam Ransum Terhadap Performans Ayam Broiler Umur 0-6 Minggu 0

0 26 68

Pengaruh Beberapa Perlakuan Pemberian Tepung Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) Dalam Ransum Terhadap Karkas Ayam Broiler Umur 6 Minggu

0 39 61

POTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala Lamk) SEBAGAI BIOPRESERVATIF POTENSI EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala Lamk) SEBAGAI BIOPRESERVATIF TELUR AYAM.

0 3 15

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia Sinensis) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW.

4 5 12

Pengaruh Waktu Terhadap Laju Korosi Logam Fe dan Cr Pada Baja SS 316 Dalam Medium HCl 3M Dengan Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Kopi

0 0 6

MANFAAT DAUN LAMTORO Leucaena leucocepha

0 2 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karat dan Akibatnya - Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala L) Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B Serta Jumlah Fe Dan C Yang Terkorosi Dalam Natrium Klorida 3 %

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala L) Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B Serta Jumlah Fe Dan C Yang Terkorosi Dalam Natrium Klorida 3 %

0 1 7

Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak Metanol Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala L) Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Schedule 40 Grade B Serta Jumlah Fe Dan C Yang Terkorosi Dalam Natrium Klorida 3 %

0 0 13

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO (LEUCAENA LEUCOCEPHALA) SEBAGAI GREEN INHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BESI DALAM MEDIUM NaCl 3

0 0 14