Obat Kumur TINJAUAN PUSTAKA

2.2.6 Pengaruh Sirih Terhadap Jumlah Bakteri

Sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya tanin dan minyak atsiri. Efek antibakteri tanin yaitu dengan menginaktivasi perlekatan mikroba dan menghambat enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein. Senyawa tanin diduga dapat mengerutkan dinding sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Minyak atsiri pada daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Apabila senyawa fenol berinteraksi dengan dinding sel bakteri akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas bakteri. Interaksi antar bakteri mengakibatkan perubahan keseimbangan muatan dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat, kemudian sel menjadi rusak dan mati. Salah satu senyawa turunan pada minyak atsiri daun sirih adalah kavikol. Kavikol memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol. 31,36-39

2.3 Obat Kumur

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas mulut dengan beberapa tujuan antara lain untuk menghilangkan atau membunuh bakteri, menghilangkan bau tak sedap dan mempunyai efek terapi dengan menghilangkan infeksi atau mencegah karies. 7 Berdasarkan bahan aktif yang dikandungnya, obat kumur dapat dibedakan menjadi: 1. Obat kumur yang mengandung CPC CPC dikenal sebagai agen anti mikroba yang digunakan oleh sebagian besar obat kumur yang dijual dipasaran. 40 CPC adalah senyawa amonium kuaternari yang merupakan bakterisid monokationik dengan kegunaan yang mirip dengan agen-agen aktif kationik lainya. Senyawa amoniak kuaterner berinteraksi dengan membran sel dari bakteri yang mempengaruhi permeabilitasnya dan kemudian berdampak pada hilangnya isi dari sel. Senyawa amoniak kuaterner bersifat bakterisidal baik pada bakteri gram positif maupun gram negatif. Senyawa ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan kuat terhadap jaringan mulut namun mereka terlepas lebih cepat dibandingkan dengan Chlorhexidine. 41 CPC larut dalam air, alkohol, benzena, kloroform dan eter. CPC dengan konsentrasi 0,05-0,1 efektif meningkatkan aktivitas penghambat plak ketika digunakan sebagai tambahan disamping penyingkiran plak secara mekanis. 42 Sebuah percobaan klinis yang dilakukan oleh Rawlinson dkk, yang mencoba memperlihatkan perbedaan efektifitas antara CPC 0,05 dan CPC 0,1, namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektifitas obat kumur CPC dengan konsentrasi yang berbeda tersebut. 11 Beberapa obat kumur yang mengandung CPC antara lain: oral b, colgate plax dan total care. 2. Obat kumur yang mengandung chlorhexidine Obat kumur golongan ini mempunyai mekanisme berikatan kuat dengan sel membran bakteri, meningkatkan permeabilitas sel sehingga mengawali atau mempercepat kerusakan komponen intraseluler. Selanjutnya mengikat mucin saliva, mengurangi pembentukan pelikel dengan demikian menghambat kolonisasi berikutnya. Ia juga menghalangi adsorpsi bakteri ke struktur gigi. Chlorhexidine gluconate adalah bisguanida katonik dan awalnya diperkenalkan dipasaran sebagai obat kumur dengan konsentrasi 0,2 . Sekarang menjadi obat kumur yang banyak digunakan, namun dalam penggunaan jangka panjang Chlorhexidine dapat menimbulkan efek samping seperti timbulnya noda berwarna kecoklatan pada gigi, rasa tidak enak, gangguan pengecapan, sensasi terbakar, dan iritasi mukosa. 41,43 Minosep merupakan obat kumur yang mengandung chlorhexidine 3. Obat kumur yang mengandung minyak esensial Obat kumur dengan minyak esensial mengandung thymol, eucalyptol, menthol, dan mythyl salicilate dinyatakan dapat berpenetrasi ke dalam biofilm plak dan membunuh mikroorganisme penyebab gingivitis. Obat kumur ini menunjukkan aktivitas antimikroba spektrum luas, mencegah agregasi bakteri, memperlambat multiplikasi bakteri, memperlambat maturasi plak dan mengurangi massa plak. 43,44 Contoh obat kumur yang mengandung minyak esensial adalah listerin.

2.4 Penghitungan Jumlah Bakteri

Dokumen yang terkait

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

0 2 11

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

0 0 2

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

0 0 5

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

0 2 15

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

1 17 3

Efektivitas Berkumur Teh Hitam Dibandingkan Teh Hijau Terhadap Penurunan Jumlah Bakteri Rongga Mulut Pada Mahasiswa FKG USU

0 0 11

Efektifi tas berkumur rebusan daun sirih 10 dibandingkan obat kumur yang mengandung Cetylpyridinium chloride terhadap penurunan jumlah bakteri rongga mulut

0 0 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU

1 2 10

EFEKTIVITAS PENURUNAN JUMLAH BAKTERI RONGGA MULUT BERKUMUR AIR REBUSAN DAUN SIRIH 10 DIBANDINGKAN DENGAN OBAT KUMUR YANG MENGANDUNG CETYLPIRIDINIUM CHLORIDE (CPC) PADA MAHASISWA FKG USU

0 0 12

Efek fi tas berkumur rebusan daun sirih 10 dibandingkan obat kumur yang mengandung Cetylpyridinium chloride terhadap penurunan jumlah bakteri rongga mulut

0 0 5