Hubungan Air Dengan Kesehatan

g. Saluran pembuangan air limbah dengan lubang peresapan dibangun pada 10 meter dari sumur.

2.5. Hubungan Air Dengan Kesehatan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor : 20 Tahun 1990, air digolongkan menjadi 4 empat golongan yaitu : 1. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum. 3. Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan pembangkit tenaga air. Untuk kelangsungan hidup manusia air sangat dibutuhkan terutama air minum. Air yang memenuhi syarat kesehatan tentunya memberi manfaat yang sangat tak ternilai. Akan tetapi air yang dikomsumsi oleh masyarakat masih banyak yang belum memenuhi syarat – syarat kesehatan yang telah ditetapkan, sehingga pada akhirnya air tersebut bukan memberi manfaat, tetapi justru menimbulkan kerugian. Penyakit – penyakit yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokkan menjadi 4 empat kategori yaitu Kusnoputranto, 2000 : Universitas Sumatera Utara 1. Water Borne Disease Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, dimana kuman pathogen dapat di dalam air minum. Diantara penyakit – penyakit tersebut adalah penyakit kolera, penyakit typoid, penyakit hepatitis, infektiosa, penyakit dysentri dan penyakit gastroenteritis. 2. Water Washed Disease Adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan air untuk pemeliharaan hygiene perorangan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan dan dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu : a. Penyakit infeksi saluran pencernaan, misalnya diare. Penyakit dalam kelompok ini serupa dengan yang terdapat dalam water borne disease yaitu : kolera, typoid, hepatitis. Berjangkitnya penyakit ini erat dengan tersedianya air untuk makan, minum dan memasak, serta untuk kebersihan alat-alat makan. b. Penyakit kulit dan selaput lendir. Penyakit yang termasuk golongan ini antara lain penyakit infeksi fungsi pada kulit, penyakit conjunctivitis trachoma. Berjangkitnya penyakit ini sangat erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk hygiene perorangan. c. Penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada kulit dan selaput lendir. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum tidak terjamin. Universitas Sumatera Utara 3. Water Base Disease Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus hidupnya berada di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistomiasis hidup di dalam keong air. Setelah waktunya, larva ini akan mengubah bentuk menjadi Curcuma dan dapat menembus kaki manusia yang berada di dalam air tersebut. Air ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia seperti mandi, mencuci, menangkap ikan, dan sebagainya. 4. Water Related Insecta Vektors Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung pada air, misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever, dan lain sebagainya. Nyamuk sebagai vektor penyakit akan berkembang biak dengan mudah, bila dilingkungannya terdapat genangan- genangan air seperti gentongan air, pot, dan sebagainya tempat perindukannya. 2.5.2. Penyimpangan Standard Terhadap Parameter Penting. Pihak yang berwewenang dalam penyediaan air bersih masih banyak mendistribusikan air ke konsumen yang tidak memenuhi standard Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990 tentang persyaratan kualitas air bersih, dan masyarakat di pedesaan masih banyak yang menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih yang tidak memenuhi syarat kesehatan, akibat yang dapat terjadi apabila air tidak memenuhi standar kualitas air bersih adalah terjadinya penyimpangan terhadap standar parameter penting yang merugikan konsumenmasyarakat yaitu Soemirat, 2003 : Universitas Sumatera Utara 1. Suhu Temperatur dari air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air tersebut dan dapat mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengolahan, terutama apabila temperature tersebut sangat tinggi. Berdasarkan Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990 suhu maksimum yang di perbolehkan yaitu dibawah 3 C atau diatas 3 C dari suhu udara. Penyimpangan terhadap standard suhu ini akan mengakibatkan air tersebut tidak disukai oleh konsumen, meningkatnya daya toksisitas bahan kimia atau bahan pencemar dalam air dan pertumbuhan mikroba dalam air. 2. Warna Air bersih sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Berdasarkan Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990 warna maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 50 TCU. Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah mengganggu estetika, air tersebut tidak diterima oleh konsumen, memungkinkan masyarakatkonsumen akan mencari sumber air lain yang mungkin saja justru tidak memenuhi syarat kesehatan. 3. Bau dan Rasa Biasanya bau dan rasa terjadi bersama-sama yaitu akibat adanya dekomposisi bahan organic dalam air. Demikian juga senyawa kimia tertentu menyebabkan rasa di dalam air seperti NaCl menyebabkan air menjad asin. Standard persyaratan menyangkut baud an rasa menurut Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990 menyatakan bahwa air tidak boleh terdapat bau dan rasa Universitas Sumatera Utara yang tidak diinginkan. Efek kesehatan yang dapat ditibulkan adalah kemungkinan masyarakatkonsumen akan mencari sumber lain yang mungkin saja justru tidak memenuhi syarat kesehatan dan dapat mengganggu estetika dan tidak disukai konsumen. 4. Kekeruhan Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel, bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warnarupa yang berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhsn ini meliputi : tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Standard persyaratan menyangkut kekeruhan menurut Permenkes RI No. 416MenkesPerIX1990 menyatakan bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 25 NTU. Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah gangguan estetika dan mengurangi efektifitas desinfeksi air. 5. Mangan Mn Endapan MnO 2 akan memberikan noda-noda pada bahanbenda-benda yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. Unsur ini bersifat toksis pada alat pernapasan. Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mgl, dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan meninggalkan warna coklat-coklatan pada pakaian cucian, dan dapat juga menyebabkan kerusakan pada hati. Konsentrasi standart maksimum yang ditetapkan oleh Permenkes R.I No : 416MenkesPerIX1990 adalah sebesar 0,5 mgl. Universitas Sumatera Utara 6. Besi Fe Konsentrasi unsur ini dalam air yang melebihi ± 2 mgl akan menimbulkan noda- noda pada peralatan dan bahan-bahan yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat pula menimbulkan bau dan warna pada air minum, dan warna koloid pada air. Selain itu, konsentrasi yang lebih besar dari 1 mgl dapat menyebabkan warna air menjadi kemerah-merahan, memberi rasa tidak enak pada minuman. Konsentrasi standart maksimum yang ditetapkan oleh Permenkes R.I No : 416MenkesPerIX1990 adalah sebesar 1,0 mgl. 7. Nitrat NO 3 - Air sumur perseorangan dengan konsentrasi Nitrat 67 – 1100 mgl telah mengakibatkan methemoglobinemia pada bayi yang memperoleh susu yang dibuat dengan campuran air tersebut. Kandungan Nitrat mempengaruhi suatu populasi tertentu dalam penggunaan air yang khusus. Konsentrasi Nitrat yang melebihi 45 mgl dalam air merupakan peringatan agar berhati-hati dalam penggunaan air tersebut untuk campuran makananminuman untuk bayi. Jumlah Nitrat NO 3 - yang besar dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit NO 2 - , yang dapat bereaksi langsung dengan haemoglobin dalam darah membentuk ”methaemoglobine” yang dapat menghalangi perjalanan oksigen di dalam tubuh. Konsentrasi standart maksimum yang ditetapkan oleh Permenkes R.I No : 416MenkesPerIX1990 adalah sebesar 10 mgl. Universitas Sumatera Utara 8. Bakteriologi Penyimpangan terhadap standard ini dapat disimpulkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh tinja atau limbah yang berarti dalam air tersebut kemungkinan besar terdapat kuman-kuman pathogen dan non phatogen yang membahayakan kesehatan seperti : salmonella typi, shigella disentri, entonisiba, coliform.

2.7. Standard Kualitas Air

Dokumen yang terkait

Keadaan Sumur Gali Di Desa Aek Nauli Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tap-Sel Tahun 2000 (Ditinjau Dari Aspek Konstruksi)

0 38 57

Hubungan Keadaan Konstruksi Sarana Air Bersih Sumur GaIi Dan Kualitas Bakteriologi Air Di Desa Sukadame Kec. Tigapanah Kab. Karo Tahun 2000

1 27 73

Hubungan Menyiram Menggunakan Air Sumur dengan Kontaminasi Soil Transmitted Helminths pada Tanaman Kubis di Desa Seribu Dolok, Simalungun, Sumatera Utara Tahun 2011

5 46 51

Analisa Kualitas Fisik, Bakteriologis Dan Kimia Air Sumur Gali Serta Gambaran Keadaan Konstruksi Sumur Gali Di Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

9 73 99

Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

8 83 127

Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

5 20 127

Hubungan Jarak Septic Tank, Konstruksi Sumur Gali, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia coli Air Sumur Gali Penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2016

2 42 156

STUDI KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDUDUK DILIHAT DARI FISIK, KIMIA DAN BAKTERIOLOGIS SERTA GAMBARAN KONSTRUKSI SUMUR GALI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 21

GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA KEMA III KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2016

1 2 8

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DUSUN RUMBIA DESA LUNJEN KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG

0 1 90