Pengertian Hasil Belajar Kajian Teori

7. Motivasi intrinsik makin besar. 8. Percaya diri yang tinggi. 9. Prilaku dalam tugas lebih. Adapun kelemahan dalam model cooperative learning adalah: 1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 3. Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. Sementara itu Sanjaya 2012:249-251 menyatakan keunggulan dari model cooperative learning adalah: a. Siswa tidak terlalau menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. b. Dapat mengembangkan kemampuan menggungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. c. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. d. Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. e. Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampun sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap posotif terhadap sekolah. f. Dapat mengembangkan kemampua siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yag dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. g. Dapat meningkatkan kemampuan siswa mengunakan informasi dan kemampuan belajar absrak menjadi nyata riil. h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan uuntuk beppkir. hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. kelemahan dalam model cooperative learning di antaranya: a. Untuk memahami dan mengerti filosofis kooperatif memeng butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang di anggap kuarng memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat menganggu iklim kerja sama dalam kelompok. b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yag efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. c. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. d. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya denagn satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini. e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan untuk meminimalisir kekurangan model di atas diperlukan peran guru untuk mengelola pembelajaran sesuai kelebihan model cooperative learning. Dalam model cooperative learning terdapat beberapa tipe, salah satunya adalah cooperative learning tipe make a match yang dipakai dalam penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 6 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKOYOSO SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 31

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 BUMIHARJO

2 9 80

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Iv SD Negeri 3 Keden Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 17

Model Cooperative Learning Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa

0 0 9

Peningkatan Hasil Belajar Tema Indahnya Negeriku melalui Model Problem Based Learning

0 0 7