Pembuatan tepung ubi jalar ungu gelatinisasi sebagian

3. Penyimpanan tepung untuk penghitungan kurva sorpsi isotermis

Penyimpanan tepung ubi jalar ungu gelatinisasi sebagian untuk penghitungan kurva sorpsi isotermis menurut metode Labuza 1982 diperoleh dengan cara menyimpan sampel tepung ubi jalar ungu ke dalam toples humidic chamber yang memiliki RH tertentu dari beberapa jenis garam Gambar 5. Gambar 5. Pelaksanaan penyimpanan tepung ubi jalar ungu untuk menghitung kurva sorpsi isotermis Sumber : Labuza 1982 Sejumlah garam dan air sesuai Tabel 6 dimasukkan ke dalam Erlenmeyer Masing-masing larutan garam jenuh dipindahkan ke dalam toples plastik 1,5 kg TOPLES B 5 gr tepung ubi jalar ungu dari masing-masing perlakuan dimasukkan ke plastik LDPE berukuran 7x10 cm Plastik-plastik berisi tepung tersebut dimasukkan ke dalam toples plastik 0,5 kg TOPLES A Setiap toples A beserta isinya diletakkan di dalam toples B yang sudah berisi larutan garam jenuh Setiap toples B yang sudah berisi larutan garam jenuh dan toples A ditutup rapat, simpan di suhu ruang Dihitung berat setiap sampel tepung di dalam plastik secara berkala sampai berat sampel konstan Dihitung kadar air masing-masing sampel tepung untuk membuat kurva sorpsi isotermis Masing-masing toples ditutup rapat Toples-toples tersebut dismpan selama 24 jam, suhu 37 o C Ditutup rapat masing-masing seal plastik LDPE Tabel 6. Jumlah garam dan air larutan garam jenuh NO Jenis garam Kuantitas RH a w RH100 Garam gr Air ml 1 NaOHH 2 O 150 85 7 0,07 2 MgCl 2 .6H 2 O 200 25 32 0,32 3 KI 200 50 69 0,69 4 KCl 200 80 84 0,84 5 BaCl 2 .2H 2 O 250 70 90 0,90 6 K 2 Cr 2 O 7 100 100 98 0,98 Sumber: Agus 2004

E. Pengamatan

1. Pendugaan Umur Simpan

a. Pengukuran Kadar Air Awal bk Kadar air awal ditentukan menggunakan metode gravimetrik bk Sudarmadji et al., 1997. Cawan bersih kosong dikeringkan dalam oven bersuhu kurang lebih 105 C. Didinginkan dalam desikator selama kurang lebih 15 menit dan ditimbang. Sejumlah 2 g sampel dalam cawan dimasukkan dalam oven bersuhu 105 C selama 6 jam sampai mencapai berat konstan. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator lalu ditimbang. Kadar air awal dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: A = Berat sampel sebelum dikeringkan g B = Berat sampel setelah dikeringkan g Kadar Air bk = A - B B x 100

b. Pengukuran Kadar Air Kritis

Kadar air kritis diperoleh dengan mengukur kadar air sampel yang disimpan pada suhu ruang dengan kondisi RH 76 dengan menggunakan larutan NaCl jenuh Gambar 4. Secara periodik tiap 24 jam dilakukan uji penerimaan secara organoleptik terhadap penampakan produk yaitu kehalusan butiran tepung. Setiap hari dilakukan perhitungan rata-rata skor uji penerimaan diberikan skor 5 = sangat suka, 4 = suka, 3 = agak tidak suka, 2 = tidak suka dan skor 1 = sangat tidak suka. Ketika rata-rata penilaian mencapai nilai 2 tidak suka ditetapkan bahwa produk telah berada pada kondisi kritis. Pengukuran kadar air kritis dilakukan dengan metode gravimetri Sudarmadji et al., 1997.

c. Penentuan Kurva Sorpsi Isotermis

Kurva sorpsi isotermis dibuat dengan cara memplotkan kadar air dan aktivitas air keseimbangan dari sampel tepung ubi jalar ungu gelatinisasi sebagian yang disimpan di dalam toples humidity chamber yang memiliki RH tertentu dari beberapa jenis garam Gambar 5. Sampel yang telah disimpan ditimbang bobotnya secara periodik tiap 24 jam sampai diperoleh bobot yang konstan berarti kadar air kesetimbangan telah tercapai. Sampel yang telah mencapai berat konstan diukur kadar airnya dengan menggunakan metode gravimetri Sudarmadji et al., 1997. Aktivitas air a w dihitung dengan membagi nilai RH masing-masing toples humidic chamber dengan 100 Tabel 7.

Dokumen yang terkait

PERAN PEKTIN DAN SUKROSA PADA SELAI UBI JALAR UNGU (The Role of Pectin And Sucrose On Purple Sweet Potato Jam)

0 0 7

PENGARUH DAUN UBI JALAR UNGU TERHADAP KADAR SUPEROKSID DISMUTASE TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK (EFFECT OF PURPLE SWEET POTATO LEAVES ON SUPEROXIDE DISMUTASE LEVEL ON RATS EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE)

0 0 7

FORMULASI KERIPIK SIMULASI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) FORMULATION OF PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batatas L.) SIMULATED CHIPS

0 0 9

PENGARUH FERMENTASI ALAMI PADA CHIPS UBI JALAR (Ipomoea batatas) TERHADAP SIFAT FISIK TEPUNG UBI JALAR TERFERMENTASI Effect of Natural Fermentation in Chips of Sweet Potato (Ipomoea batatas) Against Physical Properties of Wheat Sweet Potato

0 0 12

PENGARUH MODIFIKASI KIMIA DENGAN STTP TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG UBI JALAR UNGU The Effect of Chemical Modifications with STTP on Characteristics of Purple Sweet Potato Fluor

0 0 8

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MIE KERING BERBASIS TEPUNG UBI JALAR UNGU PADA BERBAGAI TINGKAT PENAMBAHAN GLUTEN Physicochemical and Organoleptical Characteristics of Purple Sweet Potato Flour Based Dry Noodle at Various Level of Gluten

1 1 7

Kharakteristik Muffin Dari Tepung Ubijalar Ungu Kaya Pati Resisten (The Characteristics Of Muffin From Resistant Starch- Rich Purple Sweet Potato Flour)

0 0 10

PENGARUH PENAMBAHAN PASTA UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) PADA KUALITAS YOGHURT DRINK THE EFFECT OF PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea Batatas) PASTE ADDITION ON YOGHURT DRINK QUALITY

0 0 12

EFEK PENAMBAHAN BREAD IMPROVER DAN SUBSTITUSI TEPUNG UBI JALAR UNGU TERHADAP KUALITAS ROTI KUKUS EFFECT OF BREAD IMPROVER ADDITION AND PURPLE SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION TO STEAMED BREAD QUALITY

0 0 11

PENGARUH TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN TEPUNG BERAS PADA PEMBUATAN MAKANAN TRADISIONAL KUE MANGKOK DITINJAU DARI SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORIS EFFECTS OF WHITE SWEET POTATO FLOUR AS PARTIAL SUBSTITUTE OF RICE FLOUR ON TRADITIONAL FOOD “KUE

0 0 13