bahasanya, dan 4 alat perhubungan antarbudaya serta antardaerah Alwi dan Sugono, 2003.
Dengan demikian lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap pemilihan penggunaan Bahasa Indonesia yang juga sebagai bahasa persatuan bangsa,
sehingga hal ini dapat berdampak dengan pudarnya bahasa daerah.
d. Penggunaan Bahasa di Lingkungan Sosial
Teori behaviorisme menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan
melalui lingkungan. Bahasa merupakan salah satu perilaku, di antara perilaku-perilaku manusia lainnya. Kemudian kemampuan berbicara dan
memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya Ritzer dan Goodman, 2011
Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu. Perkembangan bahasa
remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku remaja terhadap pemilihan penggunaan bahasa. Penelitian Roger dalam
Notoatmojo, 2003 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, yaitu:
1. Awareness kesadaran, yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui setimulus objek terlebih dahulu. 2.
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation, menimbang–nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi
dirinya. 4.
Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru. 5.
Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Dengan demikian lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap perilaku remaja khususnya dalam pemilihan penggunaan bahasa untuk berinteraksi.
Terutama remaja yang menetap di lingkungan berheterogenitas suku, mereka cenderung menggunakan Bahasa Indonesia dibandingkan Bahasa Lampung.
D. Heterogenitas Suku
1. Pengertian heterogenitas suku
Spencer dalam Martono, 2011 menggambarkan perkembangan dari tipe masyarakat homogen menuju tipe masyarakat yang heterogen. Perubahan ini
dianalogikan dengan tipe masyarakat primitif homogen dan masyarakat modern heterogen. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia heterogenitas
adalah adanya keanekaragaman yang dimiliki oleh suatu kelompok, sedangkan suku bangsa adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari
kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.
Menurut Koentjaraningrat 1985, suku bangsa merupakan kelompok sosial atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma
yang mengatur interaksi tersebut, adanya kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatuan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan