a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, manjelaskan, menghargai, menghayati hingga
mengamalkan. Seluruh ativitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimilkik melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevauasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar
dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan persamaan dengan aktivitas belajar dalam domain ketrampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan penelitian discoveryinquiry learning. Untuk
mendorong peserta didik untuk menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karyaberbasis pemecahan masah project based learning. c. Ketrampilan
Ketrampilan diperoleh dari kegiatan mengamati, menaya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi topik dan subtopik mata pelajaran
yang diturunkan dari ketrampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan ketrampilan tersebut perlu
dilakukan pembelajaran
yang menerakan
modus belajar
berbasis penyingkapanpenelitian discoveryinquiry learning dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah project based learning.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual atau kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasilhasil yang diperoleh
untuk selanjutnya scara bersama menentukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan d.
menginformasikan rncana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
2.1.6 Penilaian Pembelajaran
Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau
kriteria. Dalam penilaian Pendidikan, mencangkup tiga sasaran utama yakni program pendidikan, proses belajar mengajar dan hasil-hasil belajar. Sutikno
2013:117 juga mengungkapkan bahwa penilaian adalah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
membandingkan hasilnya dengan tolok ukur untuk memperoleh simpulan. Dapat disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran adalah tindakan atau kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dengan menggunakan suatu instrument dan tolok ukur tertentu dan suatu periode tertentu.
2.1.6.1 Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Belajar
Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah skap, ketrampilan, dan pengetahuan. Istilah lain
dari penilaian sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah lain dari autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable.
Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakana secara signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru
menerapkan criteria yang erkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan menilai prestasi luar sekolah.
Penilaian autentik mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan
siswa belajar, motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta ketrampilan belajar. Karena penilaian ini merupakan bagaian dari proses pembelajaran, guru dan
peserta didik berbagai pemahaman tentang criteria kinerja. Penilaian autntik harus mampu menggambarkan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan apa yang sudah
atau belum dimiliki oleh peserta didi, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk material apa pula kegiatan
remedial harus dilakukan. Penilaian semacam ini cenderung berfokus pada tugas- tugas kompleks atau kontekstual bagi peserta didik, yang memungkinkan mereka
secara nyata menunjukkan kompetensi atau ketrampilan yang dimilikinya.
Dengan demikian, penilaian autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar semua siswa dapat mencapai hasil akhir meski dengan
satuan waktu yang berbeda. konstruksi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas dimana peserta didik telah memainkan peran
aktif dan kreatif. keterlibatan peserta didik dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka. Data penilaian autentik digunakan
untuk berbagai tujuan seperti menentukan kelayakan akuntabilitas implementasi kurikulum dan pembelajaran dikelas tertentu.
Data autentik dapat dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, kuanitatif,
maupun kuantitatif. Analisis kualitatif dari penilaian autentik berupa narasi atau deskripsiatas capaian hasil belajar peserta didik, misalnya keunggulan dan
kelemahan, motivasi, kebranian berpendapat, dan sebagainya. analisis kualitatif dari data penilaian autentik merupakan rubric skor atau daftar cek chechlist
untuk menilai tanggapan relative peserta didik relative dalam kisaran terbatas dari empat atau lebih tingkat kemahiran misalnya: sangat mahir, mahir, sebagian
mahir, dan tidak mahir. Rubrik penilaian dapat berupa autentik atau holistic. Analisis holistic memberikan skor keseluruhan kinerja peserta didik, seperti
menialai kompetensi olimpiade sains nasional.
2.1.6.2 Jenis-jenis Penilaian Autentik
Dalam rangka melaksanakan penialaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya kepada diri
sendiri, khususnya berkenaan dengan: 1 sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang akan dinilai; 2 focus penilaian akan dilakukan, misalnya berkaiatan dengan
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; 3 tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Beberapa penialain autentik
disajikan sebagai berikut ini.
1. Penilaian Kinerja
Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan peserta didi, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyektugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan criteria penyelesaiannya. Dengan informasi ini, guru
dapa memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas. Ada beberapa cara berbeda untuk merekam
hasil penilaian berbasis kinerja: a.
Daftar cek checklist. Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsure-unsur tertentu dari indicator atau subindikator yang harus muncul
dalam sebuah peristiwa atau tindakan. b.
Skala anekdotnarasi anecdotalnarrative records. Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing
peserta didik selama melakukan tindakan.Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan berapa baik peserta didik.
c. Skala penilaian rating scale. Biasanya digunakan dengan menggunakan
skala numeric berikut predikatnya. Misalnya: 5=baik sekali, 4=baik, 3=cukup, 2=kurang, 1=kurang sekali.
d. Memori atau ingatan memory approach. Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat