Riwayat ASI Eksklusif pada Balita ISPA di Puskesmas Sering

(1)

RIWAYAT ASI EKSKLUSIF PADA BALITA ISPA DI

PUSKESMAS SERING

Oleh :

OKTO MARA FANDI HARAHAP

060100143

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

RIWAYAT ASI EKSKLUSIF PADA BALITA ISPA DI

PUSKESMAS SERING

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

OKTO MARA FANDI HARAHAP

NIM : 060100143

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Riwayat ASI Eksklusif pada Balita ISPA di Puskesmas Sering

Nama: Okto Mara Fandi Harahap NIM : 060100143

Pembimbing Penguji

( dr. Andrina Rambe, Sp. THT ) ( dr. Lambok Siahaan, MKT ) NIP: 132174894 NIP: 19711005 200112 1 001

Medan, 10 Desember 2009 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH ) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

ASI Eksklusif merupakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada 6 bulan pertama kehidupan tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun. ASI mengandung zat imunologi yang melindungi dari infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA.

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien balita yang telah didiagnosa menderita ISPA di Puskesmas Sering, Kecamatan Medan Tembung. Sedangkan responden penelitian ini adalah ibu pasien tersebut. Data penelitian merupakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap responden. Penelitian ini dilaksanakan antara Agustus-November 2009.

Hasil yang diperoleh selama penelitian menunjukkan dari 50 balita ISPA, proporsi balita yang memiliki riwayat memperoleh ASI sebanyak 20% (10 orang), sedangkan proporsi balita yang memiliki riwayat tidak memperoleh ASI Eksklusif sebanyak 80% (40 orang).

Disarankan untuk meningkatkan kepedulian para ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk menurunkan angka kejadian penyakit infeksi pada balita. Kata kunci: ASI Eksklusif, balita, ISPA


(5)

ABSTRACT

Exclusive Breastfeeding is breastfeeding until the first 6 months of life without giving any other food or drink. Breast milk contains immunological substances that protect from infections, one of them is acute respiratory infection (ARI). The aim of this research is to know about the history of Exclusive Breastfeeding in children under five years who get ARI.

The type of this research is descriptive study by using crossectional approach. The research sample is patient with the age of under 5 years that have been diagnosed ARI in Sering Public Health Centre, Kecamatan Medan Tembung. The respondent of this research is the patient’s mother. The research data is primary data that obtained through interview by using questionnaire towards the respondents. This research held in August – November 2009.

The result during the research shows that from 50 children under five years who get ARI, the proportion of children who had history of Exclusive Breastfeeding is 10 people (20%), but in children who had history didn’t get Exclusive Breastfeeding is 40 people (80%).

The advice is to increase the mother’s care about the importance of Exclusive Breastfeeding in order to reduce the event rate of infection diseases in children under five years.

Keywords: Exclusive breastfeeding, children under five years, ARI


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan pemilik alam semesta dan ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Berkat rahmat dan karunia-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti ucapkan kepada dr. Andrina Rambe, Sp.THT, selaku dosen pembimbing peneliti. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga peneliti ucapkan kepada kedua orang tua peneliti, teman – teman, para kader Puskesmas Sering dan Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir serta pihak – pihak lain yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.

Laporan hasil penelitian dengan judul “Riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA di Puskesmas Sering” ini telah selesai dikerjakan dalam tahap penelitian dan seminar hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah CRP (Community Research Program). Semoga laporan hasil penelitian ini dapat diterima dengan baik oleh semua pihak dan mampu memberikan masukan serta manfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya.

Peneliti menyadari laporan hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran agar peneliti dapat menjadi lebih baik untuk ke depannya kelak.

Medan, 10 Desember 2009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ASI ... 4

2.1. 1. Pengertian ASI Eksklusif ... 4

2.1.2. Komposisi ASI ... 4

2.1.3. Manfaat ASI ... 6

2.1.4. Faktor- Faktor Kekebalan Dalam Air Susu Ibu …….. 9

2.1.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI .. 10

2.2. Infeksi………. 11


(8)

2.3.ISPA………... 11

2.3.1. Defenisi ISPA ……… 11

2.3.2. Etiologi ISPA ………... 12

2.3.3. Klasifikasi ISPA ………... 12

2.3.4. Manifestasi Klinis ISPA ………... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2. Defenisi Operasional ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian ... 16

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 17

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden dan Sampel... 19

5.1.2.1. Deskripsi Karakteristik Sampel Menurut Umur………. 19

5.1.2.2. Deskripsi Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin…..………... 20

5.1.2.3. Deskripsi Karakteristik Responden Menurut Umur..20

5.1.2.4. Deskripsi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan………... 21


(9)

5.1.3. ISPA... 21

5.1.4. Riwayat ASI Eksklusif... 22

5.2. Pembahasan... 24

5.2.1 ISPA... 24

5.2.2 Riwayat ASI Eksklusif... 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan... 26

6.2. Saran... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Sampel Menurut Umur

20

5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin

20

5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Menurut Umur

21

5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

21

5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase ISPA pada Sampel 22

5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif 22 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif

pada Sampel Berdasarkan Usia Sampel

23

5.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif pada Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup 33

2 Kuesioner 34

3 Informed Consent 36

4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 37


(13)

ABSTRAK

ASI Eksklusif merupakan pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada 6 bulan pertama kehidupan tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun. ASI mengandung zat imunologi yang melindungi dari infeksi, salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA.

Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien balita yang telah didiagnosa menderita ISPA di Puskesmas Sering, Kecamatan Medan Tembung. Sedangkan responden penelitian ini adalah ibu pasien tersebut. Data penelitian merupakan data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap responden. Penelitian ini dilaksanakan antara Agustus-November 2009.

Hasil yang diperoleh selama penelitian menunjukkan dari 50 balita ISPA, proporsi balita yang memiliki riwayat memperoleh ASI sebanyak 20% (10 orang), sedangkan proporsi balita yang memiliki riwayat tidak memperoleh ASI Eksklusif sebanyak 80% (40 orang).

Disarankan untuk meningkatkan kepedulian para ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif untuk menurunkan angka kejadian penyakit infeksi pada balita. Kata kunci: ASI Eksklusif, balita, ISPA


(14)

ABSTRACT

Exclusive Breastfeeding is breastfeeding until the first 6 months of life without giving any other food or drink. Breast milk contains immunological substances that protect from infections, one of them is acute respiratory infection (ARI). The aim of this research is to know about the history of Exclusive Breastfeeding in children under five years who get ARI.

The type of this research is descriptive study by using crossectional approach. The research sample is patient with the age of under 5 years that have been diagnosed ARI in Sering Public Health Centre, Kecamatan Medan Tembung. The respondent of this research is the patient’s mother. The research data is primary data that obtained through interview by using questionnaire towards the respondents. This research held in August – November 2009.

The result during the research shows that from 50 children under five years who get ARI, the proportion of children who had history of Exclusive Breastfeeding is 10 people (20%), but in children who had history didn’t get Exclusive Breastfeeding is 40 people (80%).

The advice is to increase the mother’s care about the importance of Exclusive Breastfeeding in order to reduce the event rate of infection diseases in children under five years.

Keywords: Exclusive breastfeeding, children under five years, ARI


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI pada 6 bulan pertama tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun (WHO, 2001). Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI Eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Linkages, 2002).

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik, mental maupun kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar (Depkes, 2007). Hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi juga karena ASI mengandung zat imunologi yang melindungi bayi dari infeksi. Praktek menyusui di negara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun. Atas dasar tersebut, WHO merekomendasikan untuk hanya memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan. Menurut Allen (2004) ASI bukanlah sekedar makanan tetapi penyelamat kehidupan. Setiap tahunnya lebih dari 25 ribu bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat diselamatkan dengan pemberian ASI Eksklusif.

Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI Eksklusif masih dirasakan kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan


(16)

kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Arimurti, 2007).

Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 1997, cakupan ASI Eksklusif masih 52%. Bahkan menurut Sensus Dasar Kesehatan Indonesia, pemberian ASI Ekslusif terus menurun. Pada tahun 1997 sebesar 42,4%; kemudian turun menjadi 39,5 % pada tahun 2003.

Di sisi lain, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) masih menjadi penyebab kematian balita nomor satu di Tanah Air. ISPA mengakibatkan sekitar 20% - 30% kematian balita (Depkes RI, 2000). ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien pada sarana kesehatan. Sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dirjen P2ML, 2000). Menurut Kartasasmita (2003) setiap 4 menit terjadi 1 kematian balita akibat ISPA. Bahkan sejak tahun 2000 angka kematian balita akibat ISPA ialah 5 per 1.000 balita. Bayi usia 0 – 11 bulan yang tidak diberi ASI mempunyai risiko 5 kali lebih besar meninggal karena ISPA dibandingkan dengan bayi yang memperoleh ASI Ekslusif.

Upaya penanggulangan ISPA sesungguhnya telah dilakukan sejak tahun 1984, dengan target menurunkan angka kematian balita menjadi 3 per 1.000 balita dalam tahun 2004. Namun penanggulangan ISPA melalui program Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) ini masih menemui banyak kendala (Kartasasmita, 2003).

Berdasarkan hal - hal tersebut,telah menimbulkan ketertarikan peneliti untuk melakukan suatu penelitian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA ? ”


(17)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui riwayat ASI Eksklusif pada balita yang menderita ISPA.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui cakupan penggunaan ASI Eksklusif pada balita yang menderita ISPA.

2. Mengetahui klasifikasi ISPA yang sering diderita balita yang menderita ISPA.

3. Mengetahui rentang usia dimana ISPA sering terjadi pada pasien balita.

4. Mengetahui distribusi jenis kelamin balita yang menderita ISPA.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Menimbulkan minat bagi peneliti dan akademisi lain untuk makin memperbanyak penelitian di bidang ini.

2. Memberikan informasi tambahan bagi pengambil kebijakan kesehatan serta sebagai laporan mengenai tingkat pelaksanaan ASI Eksklusif di masyarakat.

3. Memberikan informasi bagi sarana pelayanan kesehatan agar lebih baik dalam memberikan penyuluhan pemberian ASI Eksklusif pada ibu – ibu yang baru melahirkan.

4. Menambah kesadaran pada ibu – ibu mengenai manfaat ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ASI

2.1. 1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI pada 6 bulan pertama tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun (WHO, 2001).

2.1.2. Komposisi ASI

Menurut Suraatmaja (1997) ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam – garam organik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu. Komposisi ASI ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komposisi ASI yaitu stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, serta diet ibu.

Air susu ibu menurut stadium laktasi:

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperium.

Kolostrum disekresi dari hari 1 sampai hari 3-4. Komposisi dari kolostrum selalu berubah. Bersifat viscous dengan warna kekuning – kuningan, lebih kuning daripada ASI matur.Kolostrum juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan

mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang. Mengandung lebih banyak protein serta antibodi (yang dapat


(19)

memberikan perlindungan pada bayi sampai umur 6 bulan) daripada ASI matur, kadar karbohidrat dan lemak yang lebih rendah daripada ASI matur. Mineral, terutama natrium, kalium dan klorida lebih tinggi daripada ASI matur. Total energi yang lebih rendah daripada ASI matur, yaitu hanya 58 Kal / 100 mL kolostrum. Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi dan vitamin yang larut dalam air lebih rendah daripada ASI matur. Menggumpal jika dipanaskan serta pH lebih alkalis daripada ASI matur. Terdapat tripsininhibitor, sehingga hidrolisis protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna agar kadar antibodi lebih banyak pada bayi. Volumenya berkisar 150-300 mL / 24 jam.

b. Air Susu Masa Peralihan

Merupakan peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein makin rendah sedangkan kadar protein dan lemak makin tinggi. Volumenya juga meningkat.

c. Air Susu Matur

Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya. Komposisinya relatif konstan. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI matur berwarna putih kekuning – kuningan dikarenakan adanya garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Tidak menggumpal jika dipanaskan. Terdapat antimikrobial lain:

a) Antibodi terhadap bakteri dan virus

b) Sel ( fagosit granulosit, makrofag dan limfosit T )

c) Enzim ( lisozim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase, alkalinfosfatase )


(20)

d) Protein ( laktoferin, B12 bindingprotein ) e) Resistance factor terhadap stafilokokus f) Komplemen

g) Interferron producing cell

h) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.

i) Hormon – hormon

Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat bakteriostatik kuat terhadap Escherichia coli serta Candida Albicans.

Lactobacillus bifidus merupakan koloni kuman yang memetabolisir laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan rendahnya pH sehingga pertumbuhan kuman patogen akan terhambat.

Imunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif terhadap bakteri dan virus ( terutama IgA ) dan bila bergabung dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibakterial yang langsung terhadap Escherichia coli. Faktor lisozim dan komplemen ini adalah suatu antibakterial nonspesifik yang mengatur pertumbuhan flora usus.

2.1.3. Manfaat ASI

Menurut Depkes (2001) manfaat ASI dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologi, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologi, ekonomi dan aspek penundaan kehamilan.

1. Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum:

•Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.


(21)

•Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

•Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

•Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

2. Aspek Imunologi

•ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

•Immunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Secretory IgA tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen Escherichia. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

•Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

•Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (Escherichia.

coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisozim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

•Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus-Asociated LympocyteTissue

(BALT) yaitu antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue

(GALT) yaitu antibodi saluran pencernaan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) yaitu antibodi jaringan payudara ibu.

•Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.


(22)

3. Aspek Psikologi

•Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

•Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologi bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

•Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

•Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

•Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ 4,3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologi

•Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna. 6. Aspek Ekonomi

•Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian


(23)

akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

•Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai MetodeAmenoreaLaktasi (MAL).

2.1.4. Faktor- Faktor Kekebalan Dalam Air Susu Ibu

Menurut Santoso (1997) secara garis besar, di dalam ASI terdapat 2 macam kekebalan, ialah:

I. Faktor kekebalan non-spesifik

1. Faktor pertumbuhan Laktobacillus bifidus

Faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus atau dikenal pula sebagai

bifidus factor banyak dijumpai pada kolostrum. Bifidus factor pada suasana asam di dalam usus bayi akan menstimulir pertumbuhan

Lactobacillus bifidus ( Bifidobacteria ).Lactobacillus bifidus yang berada dalam usus bayi akan mengubah laktosa yang banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat sehingga suasana usus lebih asam. Suasana asam ini akan menghambat pertumbuhan kuman Escherichia coli (yang paling sering menyebabkan diare pada bayi – bayi) dan Enterobacteriaceae. 2. Laktoferin

Di dalam ASI matur, laktoferin selain menghambat Candida albicans, juga bersama SIgA menghambat pertumbuhan Escherichia Coli patogen.

3. Lisozim

Lisozim bersama dengan sistem komplemen dan SIgA bekerja dengan memecahkan dinding sel bakteri (bakteriolitik) kuman – kuman Enterobacteriaceae dan kuman – kuman golongan gram positif.


(24)

4. Laktoperoksidase

Khasiat enzim ini belum diketahui dengan jelas. II. Faktor kekebalan spesifik

1. Sistem komplemen

Sistem komplemen adalah suatu system yang terdiri atas 11 komponen, yaitu: C1q, C1r, C1s, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, dan C9. Diaktifkan melalui classic pathway dan alternative pathway. 2. Khasiat Seluler

Limfosit dalam ASI seperti halnya di dalam darah terdiri dari sei T dan sel B (Diaz,1974). Tetapi berbeda dengan sel T di dalam darah, peranan sel T dalam ASI terhadap antigen di dalam usus seperti

Escherichia Coli dan Micobacterium tuberculosis sangat besar, sebaliknya terhadap Clostridium tetani rendah.

3. Imunoglobulin

Semua macam imunoglobulin dapat ditemukan di dalam ASI. Di dalam ASI, IgA merupakan immunoglobulin yang terpenting, bukan hanya karena konsentrasinya yang tinggi di dalam ASI, tetapi juga karena aktivitas biologinya. Dari kelas IgA ini, SIgA adalah yang paling dominan. Fungsi utama dari SIgA adalah mencegah perlekatan kuman – kuman patogen pada dinding mukosa usus halus.. SIgA juga diduga dapat menghambat proliferasi kuman – kuman tersebut di dalam usus, meskipun tidak dapat membunuhnya.

2.1.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Menurut Suraatmaja (1997) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI antara lain:

1. Terjadinya perubahan sosial budaya

- Ibu – ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.

- Meniru teman, tetangga, atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.


(25)

- Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya. 2. Faktor psikologis

- Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. - Tekanan batin.

3. Faktor fisik ibu

- Ibu sakit, misalnya mastitis.

4. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI 5. Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.

6. Keterangan mengenai ASI yang salah, terkadang berasal dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng.

2.2. Infeksi

2.2.1. Defenisi Infeksi

Infeksi merupakan invasi mikroorganisme mikroskopik ( bakteri, virus, jamur, parasit) melewati barrier alami tubuh yang kemudian bermultiplikasi sehingga menyebabkan gejala. (Infectious Diseases Society of America, 2003).

2.3. ISPA

2.3.1. Defenisi ISPA

Menurut Depkes (2004) ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu AcuteRespiratoryInfections (ARI).

Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:

a) Infeksi : masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.


(26)

beserta organ adneksanya seperti sinus – sinus , rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru–paru ) dan organ adneksa saluran pernafasan.Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)

c) Infeksi akut : infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA, Proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

2.3.2 Etiologi ISPA

Ada 4 penyebab utama ISPA pada anak yaitu: Haemophilus influenzae, S.

pneumoniae, Klebsiella, dan E. Coli yang terutama menyerang anak golongan 0-11 bulan dan golongan 1-4 tahun. Semakin bertambah umur anak, maka jumlah patogen bakteri yang diisoolasi semakin menurun, mungkin karena etiologi ISPA bergeser ke penyebab virus. Etiologi ISPA karena golongan virus pada anak umur 0-4 tahun tidak tinggi yaitu 20-30% dari seluruh jumlah spesimen (Lubis, 2004).

2.3.3. Klasifikasi ISPA

Menurut Depkes (2008), didalam MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), ISPA pada golongan umur 2 bulan – 5 tahun dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pneumonia berat, yang ditandai secara klinis oleh adanya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau menyusui, memuntahkan semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar), atau danya tarikan dinding dada ke dalam, atau stridor.

2. Pneumonia, yang ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat (50x atau lebih per menit untuk usia 6-12 bulan, 40x atau lebih per menit untuk usia 12 bulan – 5 tahun).


(27)

3. Batuk Bukan pneumonia yang ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa dengan demam,tanpa tanda-tanda pneumonia berat dan pneumonia.

2.3.4. Manifestasi Klinis ISPA

Menurut Rasmaliah (2004), tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda – tanda klinis dan laboratorium.

Tanda – tanda klinis ISPA antara lain pada sistem respirasi dapat berupa tachypnea (> 50x/menit), nafas tidak teratur, retraksi dinding

thoraks, pernafasan cuping hidung, sianosis, suara nafas melemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem kardiovaskuler biasanya berupa tachycardia atau bradycardia, hipertensi, hipotensi, dan

cardiac arrest. Pada sistem saraf pusat adalah: gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, edema papil , kejang, bahkan koma.

Tanda-tanda laboratorium dapat berupa hipoksemia, hypercapnia dan

acidosis. Tanda – tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan – 5 tahun adalah tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk. Tanda bahaya pada anak golongan umur <2 bulan adalah : kurang bisa minum ( kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel – variabel yang akan diteliti mencakup:

1. ASI Eksklusif ialah pemberian ASI pada 6 bulan pertama tanpa disertai pemberian makanan atau minuman apapun (WHO, 2001). Penilaian yang diambil mencakup:, mengetahui tentang ASI Eksklusif, pernah diajari tentang ASI Eksklusif, anak memperoleh atau tidak memperoleh ASI Eksklusif.

2. ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya berlangsung selama 14 hari (Depkes,2002). Penilaian yang diambil mencakup: keluhan – keluhan penyakit, lamanya penyakit. Menurut Depkes (2008), ISPA diklasifikasikan:

a) Pneumonia berat, yang ditandai secara klinis oleh adanya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau menyusui, memuntahkan


(29)

semuanya, kejang, letargis atau tidak sadar), atau danya tarikan dinding dada ke dalam, atau stridor.

b) Pneumonia, yang ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat (50x atau lebih per menit untuk usia 6-12 bulan, 40x atau lebih per menit untuk usia 12 bulan – 5 tahun).

c) Batuk Bukan pneumonia yang ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa dengan demam, tanpa tanda-tanda pneumonia berat dan pneumonia.


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk mengetahui riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, dimana dilakukan pengumpulan data secara primer dengan menggunakan kuesioner.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Sering pada bulan Agustus - Oktober 2009.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah balita (usia 6 bulan – 5 tahun) yang mengalami penyakit ISPA dan dibawa berobat ke Puskesmas.

Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini diambil berdasarkan rumus dibawah ini, dimana tingkat kepercayaan yang dikehendaki (Z) sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif (d) 10% serta prevalensi (p) =15% (Dirjen P2ML, 2000). Maka diperoleh 49 sampel. Jumlah sampel (n) dibulatkan menjadi 50 sampel.

n = Z 2pq

d2 d = 0,1 Z = 1,96

dimana: p = 0,15 q = 1-p = 0,85

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

consecutive sampling. Sampel penelitian adalah balita ISPA (usia 6 bulan – 5 tahun) yang berobat ke Puskesmas Sering. Kriteria inklusinya adalah balita (usia 6 bulan-5 tahun), mengalami gejala – gejala ISPA, dibawa berobat oleh ibumya, lalu didiagnosa menderita ISPA oleh Dokter di Puskesmas Sering


(31)

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik saat penelitian dilakukan, ibunya masih mengingat riwayat ASI Eksklusif pada sampel. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah balita ISPA (6 bulan-5 tahun) yang dibawa berobat ke Puskesmas Sering bukan oleh ibunya. Sedangkan responden penelitian adalah ibu sampel tersebut.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Tahap pertama yang dilakukan adalah terlebih dahulu mengajukan permohonan izin untuk melakukan penelitian ke institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Dinas Kesehatan Kota Medan, lalu ke Puskesmas Sering untuk mengadakan penelitian. Setelah izin pelaksanaan penelitian dari Puskesmas Sering diperoleh, penelitian memasuki tahap kedua yaitu pengumpulan data penelitian.

Responden pada penelitian ini yaitu ibu yang memiliki anak, dimana anaknya memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini, setelah diberi penjelasan mengenai penelitian ini dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani informed consent., ibu tersebut lalu diwawancarai secara terstruktur oleh 1 orang pewawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun sebelumnya, yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan riwayat pemberian ASI Eksklusif pada bayi mereka.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari wawancara secara terstruktur dengan responden diperiksa secara langsung oleh pewawancara sebelum wawancara diakhiri untuk memastikan kelengkapan identitas dan data dari responden. Setiap ketidaklengkapan data diperbaiki sebelum wawancara diakhiri. Seluruh kuesioner yang lengkap lalu ditabulasi dan dilakukan pengolahan data dengan komput erisasi menggunakan SPSS versi 13. Analisis data dilakukan


(32)

secara univariate. Hasil analisis data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk tabel.


(33)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA di Puskesmas Sering, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Agustus - Oktober 2009. Penelitian diikuti oleh 50 orang ibu yang memiliki balita yang memenuhi kriteria inklusi serta ibu tersebut telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan yang tertulis di kuesioner.

5.1. Hasil

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Sering yang terletak di Jalan Sering No.20, Kecamatan Medan Tembung. Puskesmas Sering merupakan salah satu puskesmas induk yang terdapat di kota Medan yang memiliki fasilitas rawat inap. Sebagai fungsinya sebagai puskesmas induk, Puskesmas Sering memiliki 2 buah puskesmas pembantu (pustu) yang terdapat di wilayah kerjanya, yaitu Puskesmas Pembantu Sidorejo Hilir dan Puskesmas Pembantu Indra Kasih.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden dan Sampel 5.1.2.1 Deskripsi Karakteristik Sampel Menurut Umur

Dari seluruh sampel, didapati 15 sampel (30%) berumur antara 25-36 bulan, 12 sampel (24%) berumur antara 6 bulan - 12 bulan, 10 sampel (20%) berumur antara 13-24 bulan, 7 sampel (14%) berumur antara 37-48 bulan, serta 6 sampel (12%) lainnya berumur antara 49-60 bulan.


(34)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Sampel Menurut Umur

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

6-12 bulan 13-24 bulan 25-36 bulan 37-48 bulan 49-60 bulan

12 10 15 7 6

24 20 30 14 12

Total 50 100

5.1.2.2Deskripsi Karakteristik Sampel Menurut Jenis Kelamin

Dari 50 sampel, 29 anak (58%) diantaranya berjenis kelamin laki – laki, sedangkan 21 anak (42%) sisanya berjenis kelamin perempuan.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Anak Menurut Jenis Kelamin

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Laki – laki Perempuan

29 21

58 42

Total 50 100

5.1.2.3 Deskripsi Karakteristik Responden Menurut Umur

Dari seluruh responden yang diwawancarai, didapati 17 orang (34%) berumur diantara 34-38 tahun, 16 orang (32%) berumur diantara 29-33 tahun, 9 orang (18%) berumur diantara 24-28 tahun, 5 orang (10%) berumur 39-43 tahun, dan hanya 3 orang (6%) yang berumur diantara 19-23%.


(35)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Umur

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

19-23 tahun 24-28 tahun 29-33 tahun 34-38 tahun 39-43 tahun 3 9 16 17 5 6 18 32 34 10

Total 50 100

5.1.2.4Deskripsi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Dari seluruh responden, sebanyak 26 orang (52%) memiliki pendidikan terakhir di jenjang SMA/Sederajat, 11 orang (22%) di jenjang SMP/Sederajat, 10 orang (20%) di jenjang PT/Sederajat, 2 orang (4%) di jenjang SD/Sederajat, dan hanya 1 orang (2%) yang tidak bersekolah.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Tidak sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat PT/Sederajat 1 2 11 26 10 2 4 22 52 20

Total 50 100

5.1.3 ISPA

Dari 50 sampel yang telah didiagnosa ISPA, seluruhnya (100%) diklasifikasikan sebagai Batuk Bukan Pneumonia dan tak ada satu pun sampel(0%) yang diklasifikasikan sebagai Pneumonia dan Pneumonia Berat.


(36)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi dan Persentase Angka Kejadian Penyakit ISPA

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Pneumonia Berat Pneumonia

Batuk Bukan Pneumonia

0 0 50

0 0 100

Total 50 100

5.1.4 Riwayat ASI Eksklusif

Setelah ditelusuri mengenai riwayat ASI Eksklusif pada 50 sampel tersebut, didapati hanya 10 sampel (20%) yang memperoleh ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan, sedangkan 40 sampel (80%) sisanya telah diberikan makanan/minuman selain ASI sebelum umurnya mencapai 6 bulan oleh ibunya.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Memperoleh ASI Eksklusif Tidak memperoleh ASI Eksklusif

10 40

20 80

Total 50 100

Berdasarkan usia sampel, pada usia 6-12 bulan terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 11 (22%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada usia 13-24 bulan terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 9 (18%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada usia 25-36 bulan terdapat 4 (8%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 11 (22%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada usia 37-48 bulan terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 6 (12%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, usia 49-60 bulan terdapat 3 (6%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 3 (6%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif.


(37)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif pada Sampel Berdasarkan Usia Sampel

Usia Sampel Memperoleh ASI Eksklusif

Tidak Memperoleh ASI Eksklusif

6-12 bulan 13-24 bulan 25-36 bulan 37-48 bulan 49-60 bulan 1 (2%) 1 (2%) 4(8%) 1 (2%) 3 (6%) 11 (22%) 9 (18%) 11 (22%) 6 (12%) 3 (6%)

Total 10 (20%) 40 (80%)

Berdasarkan tingkat pendidikan ibunya, pada tingkat pendidikan Tidak Sekolah terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan tidak ada yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada tingkat pendidikan SD/Sederajat terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 1 (2%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada tingkat pendidikan SLTP/Sederajat terdapat 1 (2%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 10 (20%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada tingkat pendidikan SMA/Sederajat terdapat 4 (8%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 22 (44%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif, pada tingkat pendidikan PT/Sederajat terdapat 3 (6%) sampel yang memperoleh ASI Eksklusif dan 7 (14%) sampel yang tidak memperoleh ASI Eksklusif.

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi dan Persentase Riwayat ASI Eksklusif pada Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat Pendidikan Responden

Sampel Memperoleh ASI Eksklusif

Sampel Tidak Memperoleh ASI Eksklusif Tidak Sekolah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SMA/Sederajat PT/Sederajat 1 (2%) 1 (2%) 1(2%) 4 (8%) 3 (6%) 0 (0%) 1 (2%) 10 (20%) 22 (44%) 7 (14%)


(38)

5.2. Pembahasan 5.2.1 ISPA

Dari tabel 5.2, responden paling banyak memiliki pendidikan terakhir di jenjang SMA/Sederajat dengan persentase 52%. Hal ini jauh lebih tinggi daripada penelitian yang dilakukan Amiruddin pada tahun 2006 dimana pada penelitiannya, responden terbanyak juga memiliki pendidikan terakhir di jenjang SMA/Sederajat, namun dengan persentase 37,2%.

Dari hasil yang diperoleh selama penelitian, didapati bahwa ISPA lebih banyak terjadi pada sampel dengan jenis kelamin laki – laki daripada sampel dengan jenis kelamin perempuan. Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa persentase kejadian ISPA pada sampel laki-laki sebanyak 58%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djoko Wahyono (2004) di Kabupaten Banjarnegara dimana persentase balita ISPA dengan jenis kelamin laki-laki adalah 55,8%, sedangkan persentase balita ISPA dengan jenis kelamin perempuan adalah 44,2%.

Berdasarkan tabel 5.5, dari seluruh sampel yang diambil, seluruhnya (100%) menderita batuk bukan pneumonia dan tidak ada sampel (0%) yang menderita pneumonia dan pneumonia berat. Data ini berbeda dengan angka kejadian bukan pneumonia balita yang diperkirakan sebesar 80% dan angka kejadian pneumonia balita di Indonesia diperkirakan berkisar antara 10-20% (Naim,2001).

5.2.2 Riwayat ASI Eksklusif

Berdasarkan tabel 5.6, dapat dilihat bahwa riwayat cakupan ASI Eksklusif pada sampel adalah sebesar 20%. Persentase ini lebih kecil daripada hasil survey yang dilakukan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (2003) yang menunjukkan penurunan cakupan ASI eksklusif 6 bulan dari 42,4 % pada tahun 1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2003. Maka dapatlah diduga bahwa kemungkinan terjadi trend penurunan cakupan ASI Eksklusif hingga


(39)

sekarang sehingga cakupan ASI Eksklusif pada penelitian ini lebih rendah daripada survey tersebut.

Pada tabel 5.7, juga dapat dilihat bahwa berdasarkan tingkat pendidikan ibu, paling banyak sampel tidak memperoleh ASI eksklusif pada tingkat pendidikan responden SMA/Sederajat. Hal ini berbeda dengan penelitian Amiruddin pada tahun 2006 yang menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan responden, tingkat penggunaan ASI Eksklusif akan lebih banyak karena proses pencarian dan penerimaan informasi tentang ASI Eksklusif ini akan lebih cepat jika ibu berpendidikan tinggi.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. ISPA pada penelitian ini lebih banyak terjadi pada balita laki – laki daripada balita perempuan.

2. Dalam penelitian ini, ISPA terbanyak terjadi pada balita dengan rentang usia 24-36 bulan.

3. Berdasarkan klasifikasi ISPA yang diderita, seluruh balita diklasifikasikan menderita Batuk Bukan Pneumonia.

4. Dalam penelitian ini, dari 50 balita ISPA, proporsi balita yang memiliki riwayat memperoleh ASI sebanyak 20% (10 orang), sedangkan proporsi balita yang memiliki riwayat tidak memperoleh ASI Eksklusif sebanyak 80% (40 orang).

6.2. Saran

1. Untuk Peneliti

Kelemahan dalam penelitian ini adalah kurang diperhitungkannya faktor – faktor resiko lain yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA selain ASI Eksklusif serta belum sampai pada tahap membuktikan adanya hubungan antara ASI Eksklusif dan ISPA. Maka untuk penelitian selanjutnya, diharapkan mampu melakukan penelitian analitik mendalam mengenai hubungan antara ASI Eksklusif serta faktor – faktor resiko penyebab ISPA lainnya dengan ISPA pada balita.

2. Untuk pemerintah dan sarana kesehatan terkait

Untuk pemerintah sebagai pengambil kebijakan kesehatan, puskesmas serta posyandu hendaknya lebih meningkatkan lagi program sosialisasi, penyuluhan, serta pelayanan ASI Eksklusif di masyarakat sehingga tingkat


(41)

keberhasilan program ASI Eksklusif diharapkan dapat meningkat secara signifikan. Pemahaman mengenai pentingnya ASI Eksklusif haruslah ditanamkan sedini mungkin saat ibu sedang mengandung.

3. Untuk para ibu

Di lain pihak, untuk para ibu, pemahaman akan pentingnya ASI Eksklusif haruslah ditingkatkan, karena ibu lah yang merupakan tokoh sentral yang pada akhirnya menentukan kesuksesan serta keberhasilan program ASI Eksklusif yang dicanangkan pemerintah.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, S., 1996. Kajian Imunoglobulin di Dalam ASI. Surabaya: Airlangga University Press.

Allen, 2004. Fakta tentang ASI Eksklusif. Jakarta. Available from:

Amiruddin, R., 2006. Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 6-11 Bulan di Kelurahan Pa’baeng – Baeng Makassar Tahun 2006, Universitas Hasanuddin.

Arimurti, I., 2007. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan ASI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Behrman, R.E., Kliegman, R., Arvin, A.M., 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume II. Jakarta: EGC.

Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.

Butte, N.F., Lopez, M.G., Garza, C., 2002. Nutrient Adequacy of Exclusive Breastfeeding for the Term Infandt During the First Six Months of Life. Geneva: WHO.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. Informasi tentang ISPA pada Anak Balita. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat. Available from:


(43)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita. Jakarta.

Available from:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004. Info Dasar ISPA. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Available from:

April 2009].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Kebijakan Departemen Kesehatan tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dirjen P2ML, 2000. Modul Pelatihan ISPA Untuk Petugas . Dirjen P2ML.

Handy, F. 2008. ASI Cegah Penyakit Infeksi dan Alergi, Sentral Laktasi Indonesia. Available from:


(44)

Health Canada, 2004. Exclusive Breastfeeding Duration2004 Health Canada Recommendation. Health Canada. Available from:

Infectious Diseases Society of America, 2003. Facts About Infectious Diseases.

Infectious Diseases Society of America. Available from:

Kartasasmita, C.R., 2003. ISPA Penyebab Kematian Balita Nomor Satu, Sinar Harapan. Available from:

2009].

Kramer, M.S., Kakuma, R., 2002. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding a Systematic Review. Geneva: WHO.

Linkages, 2002. Pemberian ASI Eksklusif atau ASI Saja: Satu – Satunya Sumber Cairan yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Washington DC: Linkages. Available from:

Lubis, I., 2004. Penyebab Utama ISPA pada Anak. Jakarta.

Available from:

Lunsford, T.R., Lunsford, B.R., 1995. Research Forum: the Research Sample, American Academy of Orthotists and Prosthetists. Available from:


(45)

2009].

Moez, 2009. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Klinikita. Available from:

[Accessed 12 April 2009].

Naim,K, 2001. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian

Pneumonia pada Anak Umur 4-24 bulan di Kabupaten Indramayu,

Universitas Indonesia. Available from:

[Accessed 16 April 2009].

Notoatmodjo, S., 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007.

Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Available from:

[Accessed 10 Maret 2009]

Rasmaliah, 2004. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Banyumas. Available from:

April 2009].

Suraatmaja, S., 1997. Aspek Gizi Air Susu Ibu. In: Soetjiningsih, ed. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC, 16-28.


(46)

Santoso, H., 1997. Faktor – Faktor Kekebalan di Dalam Air Susu Ibu. In: Soetjiningsih, ed. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC, 29-41.

Sensus Dasar Kesehatan Indonesia. 2003. ASI Eksklusif. Jakarta: Sensus Dasar Kesehatan Indonesia. Available from:

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0801/14/sumbagut/4165838.htm. [Accessed 10 Maret 2009].

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 1997. ASI Eksklusif. Jakarta: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Available from:

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0801/14/sumbagut/4165838.htm. [Accessed 10 Maret 2009].

Wahyono, D., 2004. Pola pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut Anak Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Rawat Jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004. Universitas Gadjah Mada.

Available from:

[Accessed 30 November 2009].

World Health Organization, 2001. Exclusive breastfeeding. Geneva: WHO. Available from:

[Accessed 16 April 2009].


(47)

Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Okto Mara Fandi Harahap Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 29 Oktober 1988 Agama : Islam

Alamat : Jl. Pendidikan No.97 Medan

Riwayat Pendidikan : 1. TK Swasta Pertiwi Medan (1993-1994) 2. SD Swasta Pertiwi Medan (1994-2000) 3. SLTP Swasta Pertiwi Medan (2000-2003) 4. SMA Negeri 3 Medan (2003-2006)

5. Universitas Sumatera Utara (2006-sekarang) Riwayat Pelatihan : 1. Workshop RJPO 2007 TBM FK USU

2. TBM Camp 2007

Riwayat Organisasi : 1. Tim Bantuan Medis FK USU 2. BEM PEMA FK USU


(48)

Lampiran 2: Kuesioner

KUESIONER

” RIWAYAT ASI EKSKLUSIF PADA BALITA ISPA DI PUSKESMAS SERING ”

Petunjuk : a. Isilah kotak yang tersedia sesuai dengan nomor jawaban b. Isi garis titik sesuai jawaban responden

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

No. Urut Responden :

01. Nama Ibu : ……… 02. Umur Ibu : …………. Tahun

03. Alamat : ……… 04. Pendidikan Ibu :

1. Tidak sekolah 2. SD / Sederajat 3. SLTP / Sederajat 4. SMA / Sederajat 5. PT / Sederajat

05. Nama anak : ... 06. Tanggal Lahir Anak : ... 07. Umur anak : ... Tahun ... Bulan

08. Jenis kelamin : 1. Laki - laki 2. Perempuan

B. PERTANYAAN

01.Apakah anda mengerti apa yang dimaksud dengan 'ASI Eksklusif '? 1. Ya

2. Tidak

Jelaskan jawaban anda___________________________________________ 02.Apakah Anda pernah memperoleh pendidikan / pengajaran mengenai ASI

dan menyusui ? 1. Ya 2. Tidak


(49)

03.Tahukah Anda bahwa pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi hanya mengkonsumsi ASI?

1. Ya 2. Tidak

04.Setelah lahir, anak anda mendapat ASI Ekslusif sampai umur berapa ? 1. Sampai umur 6 bulan

2. Tidak sampai umur 6 bulan

05. Berdasarkan hasil diagnosa dokter pada catatan medis, anak anda dinyatakan menderita :

1. Pneumonia berat (radang paru berat) 2. Pneumonia (radang paru)


(50)

Lampiran 3: Informed Consent

PENGANTAR dan INFORMED CONSENT

Pengantar

Saya, Okto Mara Fandi Harahap, mahasiswa FK USU semester VII, sedang melakukan penelitian tentang riwayat ASI Eksklusif pada balita ISPA di Puskesmas Sering. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi tugas akhir Community Research Program (CRP).

Saya akan melakukan wawancara secara langsung mengenai riwayat penggunaan ASI Eksklusif pada anak anda yang mengalami penyakit ISPA. Semua keterangan yang Ibu sampaikan akan menjadi rahasia penelitian, tidak akan disebarluaskan, dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian.

Informed Consent

Setelah membaca pengantar di atas, maka dengan ini saya menyatakan bersedia

menjadi responden dalam penelitian tersebut. Semua keterangan yang saya sampaikan adalah benar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, ………. 2009

(……….)


(51)

Lampiran 4: Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Validitas

Correlations

Correlations

1 1,000** ,802** ,764* ,802** ,901**

,000 ,005 ,010 ,005 ,000

10 10 10 10 10 10

1,000** 1 ,802** ,764* ,802** ,901**

,000 ,005 ,010 ,005 ,000

10 10 10 10 10 10

,802** ,802** 1 ,612 ,583 ,890**

,005 ,005 ,060 ,077 ,001

10 10 10 10 10 10

,764* ,764* ,612 1 ,612 ,832**

,010 ,010 ,060 ,060 ,003

10 10 10 10 10 10

,802** ,802** ,583 ,612 1 ,656*

,005 ,005 ,077 ,060 ,040

10 10 10 10 10 10

,901** ,901** ,890** ,832** ,656* 1

,000 ,000 ,001 ,003 ,040

10 10 10 10 10 10

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N p1 p2 p3 p4 p5 ptotal

p1 p2 p3 p4 p5 ptotal

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

Uji Realibilitas

Reliability

Ca se P rocessing Sum ma ry

10 100,0

0 ,0

10 100,0

Valid Ex cludeda

Total Cases

N %

Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,938 5

Cronbach's


(52)

Ite m S tati stics

1,70 ,483 10

1,70 ,483 10

1,60 ,516 10

1,80 ,422 10

1,60 ,516 10

p1 p2 p3 p4 p5

Mean St d. Deviation N

Item-Total Statistics

6,70 2,900 ,959 ,899

6,70 2,900 ,959 ,899

6,80 3,067 ,762 ,937

6,60 3,378 ,746 ,939

6,80 3,067 ,762 ,937

p1 p2 p3 p4 p5

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Scale Sta tisti cs

8,40 4,711 2,171 5


(53)

Lampiran 5: Data Induk

Ibu Anak Umuribu Umuranak Jkelanak Pendidikanibu Suharti Dimas 42 58 Laki-laki SMA/Sederajat Liya Aulia 19 27 Perempuan SLTP/Sederajat Santinar Diana 38 57 Perempuan PT/Sederajat Fatmawati Abimanyu 32 9 Laki-laki SD/Sederajat Fitri Abdillah 24 28 Laki-laki Tidak sekolah Bintang Kayla 35 23 Perempuan SMA/Sederajat Intan Lailatul 35 46 Perempuan SMA/Sederajat Arryyati Wira 29 22 Laki-laki SMA/Sederajat Arryyati Christian 29 44 Laki-laki SMA/Sederajat Juriah Amalia 27 59 Perempuan SMA/Sederajat Ita Riyanda 33 27 Perempuan SMA/Sederajat Eprida Adly 23 11 Laki-laki SMA/Sederajat Pince Esra 40 33 Perempuan PT/Sederajat Pince John 40 18 Laki-laki PT/Sederajat Sumarni Ais 37 23 Perempuan SMA/Sederajat Khadijah Chairi 23 8 Laki-laki SLTP/Sederajat Lina Surya 30 56 Laki-laki SLTP/Sederajat Lina Irvan 30 6 Laki-laki SLTP/Sederajat Mudianti Assyita 33 28 Perempuan PT/Sederajat Erna Andrean 29 7 Laki-laki SMA/Sederajat Erna Luthfi 29 39 Laki-laki SMA/Sederajat Romada Grace 38 48 Perempuan SMA/Sederajat Eni Jeni 34 33 Perempuan PT/Sederajat Rika Refan 28 32 Laki-laki SMA/Sederajat Julita Reynold 38 31 Laki-laki SMA/Sederajat Dorlan Catherine 35 13 Perempuan SLTP/Sederajat Ratih Azril 42 16 Laki-laki SLTP/Sederajat Eka Fauzi 25 10 Laki-laki SMA/Sederajat Eka Fadillah 25 26 Perempuan SMA/Sederajat Aisyah Abdulhalim 34 46 Laki-laki SD/Sederajat Sujratna Ardiansyah 36 9 Laki-laki SLTP/Sederajat Susilawati Salwa 34 45 Perempuan SMA/Sederajat Siti Maulidia 29 31 Perempuan PT/Sederajat Nurhayati Ijrel 31 16 Laki-laki PT/Sederajat Iin Zahra 40 6 Perempuan SMA/Sederajat Arliani Jira 25 28 Perempuan SMA/Sederajat Sarmi Andika 36 32 Laki-laki SMA/Sederajat


(54)

Anita Habib 28 31 Laki-laki SMA/Sederajat Purnama Tesalonika 25 12 Perempuan SMA/Sederajat Masriona Kevin 32 15 Laki-laki SMA/Sederajat Hamida Abdulrahim 32 54 Laki-laki SMA/Sederajat Susana Ade 35 12 Laki-laki SLTP/Sederajat Sri Ramadhan 36 25 Laki-laki SLTP/Sederajat Mudianti Arya 33 54 Laki-laki PT/Sederajat Yassih Rizaq 38 48 Laki-laki PT/Sederajat Yassih Zalfa 38 22 Perempuan PT/Sederajat Muliyani Abdulrazaq 36 29 Laki-laki SMA/Sederajat Lasmi Nisa 30 7 Perempuan SLTP/Sederajat Sukma Faiz 26 17 Laki-laki SMA/Sederajat Rinda Nurhasana 29 10 Perempuan SLTP/Sederajat


(55)

Ibu Anak p1 p2 p3 p4 p5

Suharti Dimas Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Liya Aulia Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Santinar Diana Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Fatmawati Abimanyu Tidak Tidak Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Fitri Abdillah Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Bintang Kayla Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Intan Lailatul Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Arryyati Wira Tidak Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Arryyati Christian Tidak Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Juriah Amalia Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Ita Riyanda Tidak Ya Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Eprida Adly Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Pince Esra Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Pince John Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Sumarni Ais Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Khadijah Chairi Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Lina Surya Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Lina Irvan Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Mudianti Assyita Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Erna Andrean Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Erna Luthfi Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Romada Grace Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Eni Jeni Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Rika Refan Tidak Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Julita Reynold Tidak Tidak Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa)


(56)

Dorlan Catherine Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Ratih Azril Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Eka Fauzi Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Eka Fadillah Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Aisyah Abdulhalim Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Sujratna Ardiansyah Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Susilawati Salwa Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Siti Maulidia Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Nurhayati Ijrel Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Iin Zahra Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Arliani Jira Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Sarmi Andika Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Anita Habib Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Purnama Tesalonika Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Masriona Kevin Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Hamida Abdulrahim Tidak Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Susana Ade Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Sri Ramadhan Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Mudianti Arya Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Yassih Rizaq Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Yassih Zalfa Ya Ya Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Muliyani Abdulrazaq Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Lasmi Nisa Tidak Tidak Tidak Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Sukma Faiz Ya Ya Ya Sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa) Rinda Nurhasana Tidak Tidak Ya Tidak sampai umur 6 bulan Batuk bukan pneumonia (batuk pilek biasa)


(57)

Frequencies

Statistics Umuribu 50 0 Valid Missing N

Um uri bu

1 2,0 2,0 2,0

2 4,0 4,0 6,0

1 2,0 2,0 8,0

4 8,0 8,0 16,0

1 2,0 2,0 18,0

1 2,0 2,0 20,0

2 4,0 4,0 24,0

6 12,0 12,0 36,0

3 6,0 6,0 42,0

1 2,0 2,0 44,0

3 6,0 6,0 50,0

3 6,0 6,0 56,0

3 6,0 6,0 62,0

4 8,0 8,0 70,0

4 8,0 8,0 78,0

1 2,0 2,0 80,0

5 10,0 10,0 90,0

3 6,0 6,0 96,0

2 4,0 4,0 100,0

50 100,0 100,0

19 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 40 42 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics Pendidikanibu 50 0 Valid Missing N


(58)

Pendidikanibu

1 2,0 2,0 2,0

2 4,0 4,0 6,0

11 22,0 22,0 28,0

26 52,0 52,0 80,0

10 20,0 20,0 100,0

50 100,0 100,0

Tidak s ekolah SD/Sederajat SLTP/Sederajat SMA/Sederajat PT/Sederajat Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics Jk elanak 50 0 Valid Missing N Jkelanak

29 58,0 58,0 58,0

21 42,0 42,0 100,0

50 100,0 100,0

Laki-laki Perempuan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics Umuranak 50 0 Valid Missing N


(59)

Um ura nak

2 4,0 4,0 4,0

2 4,0 4,0 8,0

1 2,0 2,0 10,0

2 4,0 4,0 14,0

2 4,0 4,0 18,0

1 2,0 2,0 20,0

2 4,0 4,0 24,0

1 2,0 2,0 26,0

1 2,0 2,0 28,0

2 4,0 4,0 32,0

1 2,0 2,0 34,0

1 2,0 2,0 36,0

2 4,0 4,0 40,0

2 4,0 4,0 44,0

1 2,0 2,0 46,0

1 2,0 2,0 48,0

2 4,0 4,0 52,0

3 6,0 6,0 58,0

1 2,0 2,0 60,0

3 6,0 6,0 66,0

2 4,0 4,0 70,0

2 4,0 4,0 74,0

1 2,0 2,0 76,0

1 2,0 2,0 78,0

1 2,0 2,0 80,0

2 4,0 4,0 84,0

2 4,0 4,0 88,0

2 4,0 4,0 92,0

1 2,0 2,0 94,0

1 2,0 2,0 96,0

1 2,0 2,0 98,0

1 2,0 2,0 100,0

50 100,0 100,0

6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 22 23 25 26 27 28 29 31 32 33 39 44 45 46 48 54 56 57 58 59 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p1 50 0 Valid Missing N


(60)

p1

16 32,0 32,0 32,0

34 68,0 68,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p2 50 0 Valid Missing N p2

21 42,0 42,0 42,0

29 58,0 58,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p3 50 0 Valid Missing N p3

39 78,0 78,0 78,0

11 22,0 22,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p4 50 0 Valid Missing N


(61)

p4

10 20,0 20,0 20,0

40 80,0 80,0 100,0

50 100,0 100,0

Sampai umur 6 bulan Tidak s ampai umur 6 bulan

Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p5

50 0 Valid

Missing N

p5

50 100,0 100,0 100,0

Batuk bukan pneumonia (batuk pilek bias a) Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Crosstabs

Case Processing Summary

50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%

Pendidikanibu * p4

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total


(62)

Pe ndi dika nibu * p4 Crosstabulati on

1 0 1

2,0% ,0% 2,0%

1 1 2

2,0% 2,0% 4,0%

1 10 11

2,0% 20,0% 22,0%

4 22 26

8,0% 44,0% 52,0%

3 7 10

6,0% 14,0% 20,0%

10 40 50

20,0% 80,0% 100,0%

Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Tidak s ekolah

SD/Sederajat

SMP/S ederajat

SMA/S ederajat

PT/Sederajat Pendidikanibu

Total

Sampai umur 6 bulan

Tidak s ampai umur 6 bulan p4


(63)

Umuranak * p4 Crosstabulation

p4 Total

Sampai umur 6 bulan

Tidak sampai

umur 6 bulan

Umuranak 6 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

7 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

8 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

9 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

10 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

11 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

12 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

13 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

15 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

16 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

17 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

18 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

22 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

23 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

25 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

26 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

27 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

28 Count 2 1 3

% of Total 4,0% 2,0% 6,0%

29 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

31 Count 1 2 3

% of Total 2,0% 4,0% 6,0%


(64)

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

33 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

39 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

44 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

45 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

46 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

48 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

54 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

56 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

57 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

58 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

59 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

Total Count 10 40 50


(1)

Um ura nak

2 4,0 4,0 4,0

2 4,0 4,0 8,0

1 2,0 2,0 10,0

2 4,0 4,0 14,0

2 4,0 4,0 18,0

1 2,0 2,0 20,0

2 4,0 4,0 24,0

1 2,0 2,0 26,0

1 2,0 2,0 28,0

2 4,0 4,0 32,0

1 2,0 2,0 34,0

1 2,0 2,0 36,0

2 4,0 4,0 40,0

2 4,0 4,0 44,0

1 2,0 2,0 46,0

1 2,0 2,0 48,0

2 4,0 4,0 52,0

3 6,0 6,0 58,0

1 2,0 2,0 60,0

3 6,0 6,0 66,0

2 4,0 4,0 70,0

2 4,0 4,0 74,0

1 2,0 2,0 76,0

1 2,0 2,0 78,0

1 2,0 2,0 80,0

2 4,0 4,0 84,0

2 4,0 4,0 88,0

2 4,0 4,0 92,0

1 2,0 2,0 94,0

1 2,0 2,0 96,0

1 2,0 2,0 98,0

1 2,0 2,0 100,0

50 100,0 100,0

6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 22 23 25 26 27 28 29 31 32 33 39 44 45 46 48 54 56 57 58 59 Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p1 50 0 Valid Missing N


(2)

p1

16 32,0 32,0 32,0

34 68,0 68,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p2

50 0 Valid

Missing N

p2

21 42,0 42,0 42,0

29 58,0 58,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p3

50 0 Valid

Missing N

p3

39 78,0 78,0 78,0

11 22,0 22,0 100,0

50 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p4

50 0 Valid

Missing N


(3)

p4

10 20,0 20,0 20,0

40 80,0 80,0 100,0

50 100,0 100,0

Sampai umur 6 bulan Tidak s ampai umur 6 bulan

Total Valid

Frequency Percent Valid P ercent

Cumulative Percent

Frequencies

Statistics p5

50 0 Valid

Missing N

p5

50 100,0 100,0 100,0

Batuk bukan pneumonia (batuk pilek bias a) Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Crosstabs

Case Processing Summary

50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%

Pendidikanibu * p4

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total


(4)

Pe ndi dika nibu * p4 Crosstabulati on

1 0 1

2,0% ,0% 2,0%

1 1 2

2,0% 2,0% 4,0%

1 10 11

2,0% 20,0% 22,0%

4 22 26

8,0% 44,0% 52,0%

3 7 10

6,0% 14,0% 20,0%

10 40 50

20,0% 80,0% 100,0%

Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Tidak s ekolah

SD/Sederajat SMP/S ederajat SMA/S ederajat PT/Sederajat Pendidikanibu

Total

Sampai umur 6 bulan

Tidak s ampai umur 6 bulan p4


(5)

Umuranak * p4 Crosstabulation

p4 Total

Sampai umur 6 bulan

Tidak sampai

umur 6 bulan

Umuranak 6 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

7 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

8 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

9 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

10 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

11 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

12 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

13 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

15 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

16 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

17 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

18 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

22 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

23 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

25 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

26 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

27 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

28 Count 2 1 3

% of Total 4,0% 2,0% 6,0%

29 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

31 Count 1 2 3

% of Total 2,0% 4,0% 6,0%


(6)

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

33 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

39 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

44 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

45 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

46 Count 0 2 2

% of Total ,0% 4,0% 4,0%

48 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

54 Count 1 1 2

% of Total 2,0% 2,0% 4,0%

56 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

57 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

58 Count 0 1 1

% of Total ,0% 2,0% 2,0%

59 Count 1 0 1

% of Total 2,0% ,0% 2,0%

Total Count 10 40 50


Dokumen yang terkait

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

5 83 76

Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Woyla Barat Kabupaten Aceh Barat

13 77 118

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan

0 62 71

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan Klaten.

1 5 15

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 20

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 1 15

HUBUNGAN HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 9

HUBUNGAN RIWAYAT ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 7-36 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS GONDOKUSUMAN I TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Riwayat Asi Eklusif dengan Status Gizi Balita Usia 7-36 Bulan di Wilayah Puskesmas Gondokusuman 1 Tahun 201

0 0 13

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI TIDAK EKSKLUSIF DAN KETIDAKLENGKAPAN IMUNISASI DIFTERI PERTUSIS TETANUS (DPT) DENGAN PNEUMONIA PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Riwayat Pemberian ASI Tidak Eksklusif dan Ketikle

0 0 13

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TERJADINYA ISPA BERULANG PADA ANAK BALITA DI RUMAH SAKIT GOTONG ROYONG SURABAYA SKRIPSI

0 0 29