Klasifikasi Jenis Tikus Putih Rattus norvegicus Galur Sprague dawley

Kriteria inklusi: a Sehat tidak tampak penampakan rambut kusam, rontok, botak, dan bergerak aktif. b Memiliki berat badan 100−150 gram. c Berjenis kelamin jantan. d Berusia sekitar 8−10 minggu dewasa. Kriteria eksklusi: a Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10 setelah masa adaptasi. Kriteria drop out: a Sakit selama perlakuan. b Mati selama masa perlakuan.

3.4 Bahan dan Alat Penelitian

3.4.1 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah bahan organik, seperti daun, ranting, batang pohon, kayu dan arang.

3.4.2 Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah: a Neraca analitik Metler Toledo dengan tingkat ketelitian 0,01 gram, untuk menimbang berat tikus. b Tungku untuk membakar bahan organik. c Pipa. d Plastic box sebagai tempat pengumpul asap. e Korek api. f Kapas alkohol. g Minor set. h Mikroskop.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Adaptasi Tikus

Tikus sebanyak 25 ekor dibagi ke dalam 5 kandang dan diadaptasi selama 1 minggu sebelum perlakuan dimulai. Selama masa adaptasi tikus diberi makan berupa pelet dan air. Pengukuran berat badan tikus sebelum perlakuan.

3.5.2 Persiapan Asap Bakaran

Bakar bahan organik daun, ranting, batang pohon, kayu dan arang pada tungku, kemudian tunggu sampai asap hasil bakaran tersebut sampai pada plastik pengumpul asap yang melewati pipa. Pastikan bahan bakar sudah menjadi bara, sehingga jumlah asap yang dihasilkan lebih konsisten atau statis.

3.5.3 Prosedur Pemberian Intervensi

Untuk pemberian intervensi dilakukan berdasarkan kelompok perlakuan. Kelompok 1 K- sebagai kontrol negatif, dimana hanya akan diberi aquadest. Kelompok 2 P1 sebagai kontrol positif, dimana dipaparkan asap pembakaran bahan organik selama 1 jam per hari. Kelompok 3 P2 sebagai kontrol positif, dimana dipaparkan asap pembakaran bahan organik selama 2 jam per hari. Kelompok 4 P3 sebagai kontrol positif, dimana dipaparkan asap pembakaran bahan organik selama 3 jam per hari. Kelompok 5 P4 sebagai kontrol positif, dimana dipaparkan asap pembakaran bahan organik selama 4 jam per hari. Paparan asap pembakaran organik dilakukan dengan cara membakar bahan organik, kemudian ditunggu sampai bahan bakar menjadi bara, sehingga asap yang dihasilkan lebih konsisten atau statis. Paparan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

PENGARUH PERBEDAAN DURASI PAPARAN ASAP PEMBAKARAN BAHAN ORGANIK TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARENKIM PARU TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 6 76

PENGARUH PEMBERIAN HERBISIDA GOLONGAN PARAQUAT DIKLORIDA PER-ORAL TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

3 13 78

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH PADA GAMBARAN HISTOPATOLOGI MIOKARDIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 4 65

PENGARUH EKSTRAK ETANOL 96 % BIJI JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

1 8 50

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI ARTERI KORONARIA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 13 66

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

1 12 70

EFEK PROTEKTIF THYMOQUINONE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley YANG DIINDUKSI RIFAMPISIN

2 35 76

PENGARUH PEMBERIAN MINYAK JELANTAH TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR Sprague dawley

0 26 71