Pengulangan Materi Bab II
Bahasa Indonesia 287
Pesawat Kepresidenan
Sumber: http:ranahberita.comwp-contentuploads201405Pesawat-Presiden-RI.jpg
Gambar 2.2: Pesawat Kepresidena RI
Keinginan Pemerintah Indonesia untuk memiliki pesawat khusus kepresidenan sudah lama ada. Sekarang
keinginan Pemerintah tersebut sudah direalisasikan meskipun mendapat tanggapan yang beragam dari
masyarakat. Pesawat berkategori Boeing Business Jet 2 BBJ2 737-800 itu sudah berada di tanah air sejak
Kamis, 10 April 2014. Dengan gagah pesawat modern itu mendarat di bandara Halim Perdanakusuma.
Meskipun tidah semewah Air Force One, pesawat tersebut tetap merupakan pesawat baru dengan
perlengkapan yang modern. Warna pesawat itu didominasi biru di punggungnya dan putih di lambungnya. Garis
lengkung merah putih sebagai garis batas dua bagian. Tulisan REPUBLIK INDONESIA terpampang di sisi
kanan dan kiri pesawat.
Ada banyak alasan yang memperkuat bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk memiliki pesawat
kepresidenan. Alasan ekonominya adalah pesawat tersebut memiliki biaya operasional yang sangat
tinggi. Alasan sosialnya adalah pada saat rakyat belum terentaskan dari kemiskinan para pejabat menikmati
288 Kelas IX SMPMTs
fasilitas negara yang mewah. Alasan keamanan dan politiknya adalah saat ini dengan pesawat komersial
keamanan pejabat masih dapat tertangani dengan baik. Penanggap sebenarnya sepakat dengan kesimpulan
bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk memiliki pesawat kepresidenan sendiri. Akan tetapi, alasan yang
tepat sebagai tanggapan terhadap permasalahan tersebut juga merupakan hal yang sangat rasional.
Pada zaman Presiden Gus Dur sudah ada wacana pembelian pesawat kepresidenan itu, tetapi dengan
mempertimbangkan biaya yang sangat tinggi akhirnya rencana
tersebut tidak
direalisasikan. Apakah
fakta tersebut tepat sebagai alasan? Hitungan dan efektivitasnya dapat diuraikan dengan jelas. Pesawat itu
dibeli dengan harga Rp820 miliar dan mulai dibuat sejak 2011. Pesawat itu mampu terbang sekitar 10-12 jam,
mampu menghalau peluru kendali, dapat mendarat di bandara kecil, bisa memuat rombongan Presiden hingga
50 orang, dan memiliki peralatan navigasi, komunikasi, sistem keamanan, isolasi kabin, dan hiburan khusus
selama penerbangan. Dari total US91,2 juta atau Rp820 miliar biaya yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia
untuk membeli BBJ2, US58,6 juta dialokasikan untuk badan pesawat, US27 juta guna interior kabin, US4,5
juta bagi sistem keamanan, dan US1,1 juta untuk biaya administrasi.
Pada masa
pemerintahan Susilo
Bambang Yudoyono SBY jilid dua, wacana ini kembali muncul.
Dalam perhitungan baru, pesawat untuk RI-1 ini bisa menghemat biaya perjalanan hingga Rp114 miliar per
tahun. Sekretaris Negara mengklaim bahwa jauh lebih murah memiliki pesawat kepresidenan sendiri daripada
menyewa pesawat dari maskapai Garuda Indonesia seperti yang selama ini dilakukan. Sistem carter ini
tidak menguntungkan karena semakin sering Presiden melakukan lawatan, biaya terus meningkat. Pada 2006
misalnya, anggaran lawatan dinas Presiden Rp75 miliar, tahun 2007 melonjak menjadi Rp175 miliar, dan tahun
2009 naik lagi ke angka Rp180 miliar.
Bahasa Indonesia 289
Alasan berikutnya jelas bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang mau tidak mau Presiden harus
memiliki pesawat sendiri. Tidak mungkin Presiden menggunakan pesawat komersial karena jadwalnya
sangat terbatas. Pandangan bahwa memiliki pesawat kepresiden bukan merupakan prioritas juga dapat
dibantah karena saat ini perekonomian Indonesia sudah stabil. Pertumbuhan cukup baik sehingga operasional
dapat ditutupi. Pembelian pesawat kepresidenan juga bukan hal yang menghilangkan kepekaan terhadap
rakyat. Kepekaan kepada rakyat dapat ditunjukkan secara langsung dengan mengeluarkan kebijakan yang memihak
kepada rakyat, khususnya dalam bidang pendidikan
GDQNHVHKDWDQODVDQNHDPDQDQNHH¿VLHQDQNHOXDVDQ negara, dan kebanggaan merupakan hal yang lebih utama
jika dibandingkan dengan data-data dari masyarakat yang menolak pembelian itu, sifatnya tampaknya emosional.
Dengan demikian, pembelian pesawat kepresidenan sangat relevan dengan kebutuhan mobilitas, keamanan,
kenyamanan, dan efektivitas kegiatan Presiden yang sangat padat itu.
Diolah dari sumber: http:www.tempo.com
Setelah siswa membaca dan memahami teks tanggapan kritis di atas, guru meminta siswa menjawab pertanyaan berikut.
1. Pahamilah isi yang terdapat pada setiap paragraf teks “Pesawat Kepresidenan”
2. Tentukanlah struktur teks tanggapan kritis “Pesawat Kepresidenan” 3. Tentukan paragraf yang termasuk bagian-bagian dari struktur teks
tersebut 4. Cermati dan telahlah penggunaan unsur kebahasaan yang ada di dalam
teks tersebut, kemudian betulkan jika kamu menemukan penggunaan unsur kebahasaan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
5. Ringkaslah teks tanggapan kritis di atas menjadi teks yang lebih ringkas dan lebih mudah dipahami Hilangkan atau ubahlah kalimat-
kalimat yang ada di dalam teks menjadi kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami
290 Kelas IX SMPMTs