BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank
Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 dalam buku Dahlan
Siamat 2004: 275, “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak”.
Menurut Kasmir 2010: 8 dalam bukunya Pemasaran Bank mengatakan bahwa secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa – jasa bank
lainnya. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, bank adalah sebuah lembaga
pemberian jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2.1.2 Jenis-jenis Bank
Adapun jenis – jenis perbankan Kasmir, 2009: 34, yaitu: 1.
Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang – Undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
Namun Setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang – Undang RI Nomor 10 Tahun
1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a.
Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat BPR
Bank perkreditan rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikan
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan, kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang
bersangkutan, yaitu: a.
Bank Pemerintah Bank pemerintah adalah bank yang baik akte pendirian maupun
modalnya dimilki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah
adalah Bank Negara Indonesia BNI, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Tabungan Negara BTN, dan Bank Pemerintah Daerah BPD.
b. Bank Milik Swasta
Bank milik swasta adalah bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh: Bank Muamalat, Danamon, Bank Niaga, BCA,
dan bank lainnya. c.
Bank Milik Koperasi Bank milik koperasi adalah bank yang kepemilikan saham – saham
bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh: Bank Umum Koperasi Indonesi
d. Bank Milik Asing
Bank milik asing adalah bank yang merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
Contoh: Mitsubishi Buana Bank, City Bank dan Hongkong Bank 3.
Dilihat dari Segi Status Dari segi status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas produknya, yaitu:
a. Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing. Contoh:
transfer keluar negeri, inkasso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran letters of credit serta transaksi lainnya.
b. Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. 4.
Dilihat dari Segi Cara Menetukan Harga Dari segi cara menentukan harga dilihat dari cara menentukan harga jual
maupun harga beli, terdiri dari: a.
Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional Bank berdasarkan prinsip konvensional adalah bank yang berorientasi
pada prinsip konvensional. Kepada para nasabahnya bank
konvensional menerapkan dua metode yaitu menetapkan bunga sebagai harga dan untuk jasa – jasa bank lainnya bank konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya – biaya dalam nominal atau persentase tertentu atau dikenal dengan istilah fee based.
b. Bank Berdasarkan Prinsip Syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpun dana maupun dalam rangka
penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah.
2.2 Pengertian Bank Syariah