2.5.1 Fluktuasi Nilai Mata Uang Dolar Amerika terhadap Rupiah pada
krisis Ekonomi Indonesia tahun 19971998
Indikator fundamental adalah agent-agent yang berperan langsung terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing khusunya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika
USD. Grafik fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar pada periode 1980 sd 2005 dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Grafik Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap USD [5]
Berdasarkan pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa periode sebelum krisis 1997 1998 nilai tukar mata uang relatif stabil pada kisaran Rp.2.000US-
Rp.3.000US. Kestabilan nilai tukar ini salah satunya diakibatkan oleh sistem nilai tukar yang dianut yakni sistem Managed floating dengan crawling band system yang
diterapkan sejak 1992-1997. Namun setelah periode krisis ekonomi tersebut sistem nilai tukar menganut sistem mengambang bebas free floating exchange rate system.
Dampak dari naik turunnya nila tukar tersebut dapat menyebabkan perekonomian mengalami fluktuasi output yang dihasilkannya. Selain itu pula fluktuasi yang terjadi
tersebut mengharuskan otoritas moneter untuk melakukan intervensi pasar yang ditujukan untuk menjaga nilai tukar mata uang RpUS agar tidak keluar dari interval
kurs yang telah ditetapkannya. Berdasarkan pada uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volatilitas nilai tukar mata uang RpUS selama periode
1980-2005.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5.2 Fluktuasi Nilai Mata Uang Dolar Amerika terhadap Rupiah Akibat Kenaikan Harga Minyak Dunia
Nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang cukup berat disertai dengan peningkatan volatilitas. Dalam triwulan II-2004, rupiah melemah 6,3 hingga secara rata-rata kurs
rupiah mencapai Rp 9.005 per dolar AS. Pelemahan rupiah tersebut dimulai pada awal Mei 2004 sebagai dampak rambatan penguatan dolar AS secara global dan kenaikan
harga minyak dunia. Perkembangan tersebut telah mendorong sentimen untuk melepas portofolio dalam bentuk rupiah capital outflows terutama yang berjangka waktu
pendek oleh pelaku asing. Tekanan depresiasi rupiah semakin meningkat karena dari sisi domestik terjadi peningkatan permintaan valas oleh korporasi dan BUMN
bandwagon effect. Namun, sejalan dengan membaiknya ekspektasi pasar yang positif serta cukup efektifnya implementasi Paket Kebijakan Stabilisasi nilai tukar
yang ditempuh oleh Bank Indonesia, dalam awal bulan Juli 2004 nilai tukar rupiah mulai bergerak stabil bahkan telah menunjukkan kecenderungan menguat hingga
mencapai Rp 8.990 per dolar AS [5].
2.5.3 Pengaruh Peningkatan Inflasi dan Krisis Ekonomi Global pada nilai tukar Rupiah terhadap Dollar
Pada tahun 2011, penguatan nilai tukar rupiah diwarnai oleh beberapa koreksi terkait dengan meningkatnya ekspektasi inflasi pada awal tahun dan meningkatnya krisis
ekonomi global yang berlanjut hingga akhir tahun. Pada tahun 2011, rupiah secara rata-rata menguat sebesar 3,56 dari Rp 9.080 per dolar AS menjadi Rp 8.768 per
dolar AS. Namun, meningkatnya ketidakpastian ekonomi global berdampak pada tertahannya penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga akhir semester I 2011.
Pada akhir tahun, rupiah ditutup melemah 0,64 menjadi Rp 9.068 per dolar AS dibandingkan dengan Rp 9.010 per dolar AS pada akhir 2010 [13]. Grafik
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap dolar AS dapat dilihat pada Gambar 2.2.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.2 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah [13]
Perkembangan serupa juga tercermin pada tingkat volatilitas nilai tukar rupiah yang terus menurun hingga pertengahan tahun mencapai 0,32, selanjutnya
meningkat pada semester II menjadi 0,43. Secara rata-rata tahunan, volati litas pada tahun 2011 menjadi 0,38 meningkat dibandingkan dengan 0,35 pada tahun 2010
seperti pada Gambar 2.3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah [15]
2.6 Perdagangan