hemodialysis, serta menunjukkan Kartu Askes, untuk menerbitkan Surat Jaminan Perawatan SJP.
d. Dengan Surat Jaminan Perawatan peserta pergi ke unit pelayanan haemodialisa untuk mendapatkan pelayanan haemodialisa.
e. Apabila Peserta hendak bepergian keluar kota dan perlu mendapatkan pelayanan haemodialisa, cukup menunjukkan Kartu Askes dan Pengantar dari dokter yang
merawat yang memuat tentang riwayat pelayanan haemodialisa.
2.5.6.2. Prosedur Pelayanan Hemodialisa di Unit Hemodialisa
A. Administrasi Penerimaan Pasien. 1. Surat dari dokter nefrologi untuk tindakan hemodialisa instruksi dokter .
2. Identitas pasien dan surat persetujuan tindakan hemodialisa. 3. Riwayat penyakit yang pernah di derita penyakit lain dan alergi .
4. Keadaan umum pasien. 5. Keadaan psikologi.
6. Keadaan fisik ukur tanda vital, berat badan, warna kulit, mata, ext, edema + 7. Pastikan pasien benar – benar telah siap untuk hemodialisa.
B. Persiapan Mesin 1. Listrik.
2. Air yang sudah diolah dengan cara : a. Filtrasi.
b. Softenering. c. Deionisasi.
d. Reverse Osmosis. 3. Sistem sirkulasi dialisit :
a. Proportioning system. b. AcetatBicarbonat.
4. Sirkulasi darah dialiserhollow fiber. C. Persiapan Peralatan
1. Dializerhollow fiber. 2. AV Blood line.
3. AV Fistula. 4. NaCl 0,9.
5. In fus set. 6. Spuit 10 cc, Spuit 5 cc, Spuit 1 cc.
7. Heparin. 8. Lidocain.
9. Kassa steril. 10. Duk.
11. Sarung tangan. 12. Bak injeksi kecil.
13. Desinfektan Alkohol, Betadine 14. Arteri klem.
15. Matkan. 16. Plaster.
17. Timbangan. 18. Tensi meter.
19. Stetoskop. 20. Termometer.
Prosedur hemodialisa antara lain: A. Setting dan Priming.
1. Mesin di hidupkan. 2. Lakukan setting dengan cara :
a. Keluarkan dializer dan AV blood line dari bungkusan juga selang infuse set dan NaCl 0,9 perhatikan sterilitasnya.
b. Dengan teknik aseptik hubungkan ujung AV blood line pada dializer. c. Pasang alat tersebut pada mesin sesuai tempatnya.
d. Hubungkan NaCl melalui infus set bebas dari udara dengan mengisinya terlebih dahulu.
e. Tempatkan ujung vena blood line dalam matkan, hindarkan kontaminasi dengan penampung dan jangan terendam cairan yang keluar.
3. Lakukan preming dengan posisi dializer biru outlet diatas dan yang merah inflet dibawah :
a. Alirkan NaCl ke dalam sirkulasi dengan kecepatan 100 mlmenit. b. Udara dikeluarkan dari sirkulasi.
c. Setelah semua sirkulasi terisi dan bebas dari udara, pompa dimatikan, klem kedua di buka kembali.
d. Hubungkan ujung A blood line dan V blood line dengan memakai konektor dan klem dibuka kembali.
e. Sambungkan cairan dialisat dengan dializer dengan posisi outlet di bawah dan inflet di atas.
f. Lakukan sirkulasi 5-10 menit dengan QB 100 ccmenit sd 300 ccmenit. g. Masukkan heparin 1500 dalam sirkulasi.
B. Punctie Vaskular Akses CEMINO 1. Tentukan tempat punctie atau periksa tempat tidur shunt.
2. Atur posisi pasien yang nyaman. 3. Bawa alat-alat ke dekat tempat tidur pasien alat-alat steril masukkan ke
dalam bak steril . 4. Cuci tangan, bak steril dibuka kemudian memakai hand-scoon.
5. Beritahu pasien bila akan dilakukan punctie. 6. Pasang duk kecil, sebelumnya daerah yang akan di punctie dengan betadine
dan alkohol. 7. Ambil fistula dan puntie outlet terlebih dahulu bila perlu lakukan anesresi
local, kemudian desinfeksi. 8. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium.
9. Bolus heparin yang sudah diencerkan dengan NaCl 0,9 dosis awal . 10. Selanjutnya punctie inlet dengan cara yang sama kemudian difiksasi.
C. Funksi Femoral Prosedur memulai hemodialisa adalah:
Sebelumnya dilakukan punctie dan memulai homodialysis, ukur tanda-tanda vital dan berat badan pre-dialisi.
Pelaksanaannya : 1. Setelah selesai punctie, sirkulasi dihentikan, pompa dimatikan, ujung AV blood
line diklem. 2. Sambungkan AV blood line di lepas, kemudian A blood line di hubungkan
dengan punctie outlet, ujung V blood line ditempatkan ke Matcan. 3. Buka semua klem dan putar pompa perlahan0lahan sampai kurang lebih 100
ccmenit untuk mengalirkan darah , mengawasi apakah ada penyakit. 4. Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai buble trap V blood line, kemudian
pompa dimatikan, dan V blood line klem. 5. Ujung V blood line di hapusnamakan kemudian dihubungkan dengan punctie
inlet, klem di buka pastikan sambungan bebas dari udara . 6. Putar pompa dengan QB 100 ccmenit kemudian naikkan perlahan-lahn sd 200-
300 mlmenit. 7. Fikasi AV blood line agar tidak mengganggu pergerakan.
8. Hidupkan heparin pump sesuai dengan lamanya hemodialsis. 9. Buka klem slang monitor AV presure.
10. Hidupkan detektor udara kebocoran. 11. Hidupkan detektor udara kebocoran.
12. Cek mesin dan sirkulasi dialisat. 13. Cek posisi dializer merah diatas, biru dibawah
14. Observasi kesadaran dan keluhan pasien 15. Isi formulir hemodialisa.
16. Rapikan peralatan. Penatalaksanaan selama hemodialisa antara lain:
Memprogram dan memonitor mesin hemodialisa : 1. Lamanya hemodialisa.
2. QB kecepatan aliran darah = 100-250 ccmenit. 3. QD kecepatan aliran dialisat = 400-600 ccmenit.
4. Temperatur dialisat 37-40 C. 5. TMP dan USR.
6. Heparinisasi. 7. Pemeriksaan laboratorium, EEG, dll
8. Pemberian obat-obatan, tranfusi, dll. 9. Memonitoring tekanan :
a. Fistula pressure. b. Anterial pressure.
c. Venous pressure. d. Dialisat pressure.
10. Detektor udara, blood leak detektor
Observasi Pasien. 1. Tanda-tand vital T, N, S, pernapasan, kesadaran
2. Fisik. 3. Pendarahn.
4. Sarana hubungan sirkulasi. 5. Posisi dan aktivitas.
6. Keluhan dan komplikasi hemodialisa. Prosedur mengakhiri pelayanan hemodialisa:
A. Persiapan Alat : 1. Tensimeter.
2. Kassa, betadine, alkohol. 3. Band aid.
4. Verband gulung. 5. Plester.
6. Emben tempat pembuangan. 7. Alat penekan bantal pasir .
B. Pelaksanaan : 1. 5 menit sebelum hemodialisa habid QB di turunkan, TMP dinolkan.
2. Ukur tekanan darah dan nadi. 3. QB dinolkan, ujung arteri line dan fistula punctie di klem kemudian
sambungan di lepas. 4. Fistula di hubungkan dengan split, darah didorong masuk memakai udara.
5. Ujung arteri line di hubungkan dengan NaCl 0,9 klem dibuka dan QB di putar 100 ccmenit untuk mendorong darah dalam blood line masuk ke
dalam tubuh. 6. Pompa di matikan, ujung venous line dan fistula di klem, sambungan di
lepas. 7. Pasien diukur tekanan darahnya dan diobservasi.
8. Jika hasil bagus, jarum punctie dicabut, bekas punctie ditekan dengan kassa betadine.
9. Jika darah sudah tidak keluar, tutup dengan band aid. 10. Pasang balutan dengan verband, gulung sebagai penekan jangan terlalu
kencang 11. Timbang berat badan.
12. Isi formulir hemodialisa. 13. Rapikan tempat tidur dan alat-alat.
14. Perawat cuci tangan. 15. Mesin dibersihkan dan didesinfektan.
16. Setelah proses pembersihan selesai mesin di matikan, lepaskan stiker mesin dari stop kontak, dan tutup kran air.
17. Bersihkan ruangan hemodialisa.
2.6. Landasan Teori