Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta Bpjs Kesehatan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan Tahun 2014
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN
PESERTA BPJS KESEHATAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
SKRIPSI
OLEH:
DONI KURNIAWAN
NIM: 121524128
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN
PESERTA BPJS KESEHATAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
DONI KURNIAWAN
NIM: 121524128
PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
PENGESAHAN SKRIPSI
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN
PESERTA BPJS KESEHATAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
OLEH:
DONI KURNIAWAN NIM: 121524128
Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas FarmasiUniversitas Sumatera Utara
Pada Tanggal: 27 Maret 2015
Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing I, Panitia Penguji,
Dr. Wiryanto, M.S., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195110251980021001 NIP 195807101986012001
Dosen Pembimbing II, Dr. Wiryanto, M.S., Apt.
NIP 195110251980021001
Hari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt. Drs. Ismail, M.Si., Apt.
NIP 197803142005011002 NIP 195006141980031001
Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt. NIP 195111021977102001
Medan, April 2015 Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Wakil Dekan I,
Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195807101986012001
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian hingga akhirnya menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan 2014”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama masa pendidikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Wiryanto, M.S., Apt., dan BapakHari Ronaldo Tanjung, S.Si., M.Sc., Apt., selaku pembimbing yang telah memberi motivasi dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, tanggung jawab, tulus dan ikhlas selama penelitian hingga menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Direktur RSUDDr.Pirngadi Medan, dan Kepala Instalasi RSUD Dr.Pirngadi Medan yang telah memberi izin dan fasilitas kepada penulis, juga seluruh pegawai instalasifarmasi di RSUD Dr.Pirngadi Medan yang telah menerima dan membantu penulis selama melakukan penelitian. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku ketua penguji, Bapak Drs. Ismail, M.Si., Apt., dan IbuDra.Juanita Tauwijaya, M.Si., Apt., selaku anggota penguji yang telah memberikan evaluasi dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
(5)
Penulis mengucapkan terima kasih dan rasa sayang yang tak terhingga kepada AyahandaSupangat S.Pd., dan Ibunda Ginim, dan Adinda Dian Gusriawan, Deni Kurniati, dan Rahmad Gusmawan yang selalu mendoakan, memberi dukungan, semangat, serta kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada sahabat dan teman-teman ekstensi S-1 Farmasi 2012 yang selalu memberi dukungan, semangat, dan saran kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.
Medan, April 2015 Penulis
(6)
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN
PESERTA BPJS KESEHATAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK
Latar Belakang:Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untukmemberikan gambaran pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan tahun 2014.
Metode: Penelitian menggunakan metode pendekatan Cross Sectional (studi potong lintang) yang dilakukan padatanggal 10November 2014 - 30November 2014. Gambaran tentang pendapat pasien diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh 200 pasien secara acak sistematis, terdiri dari 20 pasien penerima bantuan iuran (PBI) dan 180 pasien bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI). Penilaian pendapat pasien dilakukan terhadap variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan bukti langsung.
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapat pasien terhadap pelayanan kefarmasian, pasien PBI (100%) berpendapat sangat baik, dan pasien Non-PBI (78,3%) berpendapat baik, 39 pasien (21,7%) berpendapat sangat baik, tidak ada pasien yang berpendapat tidak baik.
Kesimpulan:Dapat disimpulkan bahwa pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan berpendapat baik terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Kata kunci:BPJS Kesehatan, pendapat pasien, pelayanan kefarmasian, RSUD Dr.Pirngadi Medan
(7)
OPINION OF
BPJS KESEHATAN
OUTPATIENTPARTICIPANTS ON PHARMACEUTICAL
SERVICES
IN HEALTH DISTRICT GENERAL HOSPITAL AT
Dr.PIRNGADI MEDAN 2014
ABSTRACT
Background:Hospitals are required to provide health care safety, quality, and affordable. Pharmaceutical services is an integral part of the health care system hospital. This study was conducted to provide an overview opinion of BPJS
Kesehatanoutpatient participants in the Health District General Hospital
Dr.Pirngadi Medan 2014.
Methods:Research using cross sectional (cross-sectional study) conducted on 10 November 2014 – 30 November 2014. The description of patients' views obtained through questionnaires by 200 patients were randomized systematic, consisting of 20 patients receiving tuition assistance (PBI) and 180 patients not beneficiaries dues (Non-PBI). Assessment conducted on patients' views variable reliability, responsiveness, assurance, empathy, and direct evidence.
Result: Results showed that patients' views on pharmacy services, PBI patients (100%) argues very well, and the Non-PBI patients (78.3%) thought well, 39 patients (21.7%) thought very well, none of the patients thought not good.
Conclusion: It can be concluded that outpatient participants BPJS Kesehatan
argues well for pharmaceutical services provided by the hospital pharmacy personnel Dr.Pirngadi Medan.
Keywords: BPJS Kesehetan, the Opinion patients, pharmaceutical services, RSUD Dr.Pirngadi Medan
(8)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Hipotesis Penelitian ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Rumah Sakit ... 6
2.2 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ... 6
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ... 8
2.3.1 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) ... 9
2.3.2 Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) ... 10
(9)
2.4.1 Pendaftaran Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) .. 11
2.4.2 Pendaftaran Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) ... 12
2.4.3 Biaya Iuran Peserta BPJS Kesehatan ... 12
2.4.4 Cara Berobat Ke Rumah Sakit Menggunakan Kartu BPJS Kesehatan ... 13
2.5 Mutu Pelayanan Kesehatan ... 14
2.6 Pelayanan Kefarmasian ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
3.1 Metode Penelitian ... 16
3.2 Data Penelitian ... 16
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 16
3.4 Populasi Dan Sampel ... 16
3.4.1 Populasi ... 16
3.4.2 Sampel ... 17
3.4.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi ... 17
3.4.3.1 Kriteria Inklusi ... 17
3.4.3.2 Kriteria Eksklusi ... 17
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 18
3.5.1 Bagian Yang Pertama ... 18
3.5.2 Bagian Yang Kedua ... 18
3.6 Penilaian Pendapat Pasien ... 20
3.7 Definisi Operasional ... 21
3.8 Uji Validitas dan Uji Reabilitas ... 22
3.8.1 Uji Validitas ... 22
(10)
3.9 Prosedur Penelitian ... 24
3.10 Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1 Karakteristik Responden Penelitian ... 26
4.1.1 Karakteristik Responden PBI ... 26
4.1.2 Karakteristik Responden Non-PBI ... 28
4.2 Penilaian Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI ... 30
4.3 Distribusi Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan ... 31
4.3.1 Distribusi Pendapat Pasien PBI ... 31
4.3.2 Distribusi Pendapat Pasien Non-PBI ... 34
4.4 Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan Terhadap Pendapat Pasien ... 37
4.4.1 Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Penerima Bantuan Iuran (PBI) Terhadap Pendapat Pasien ... 37
4.4.2 Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) Terhadap Pendapat Pasien ... 39
4.5 Perbandingan Pendapat Pasien Antara Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 42
5.1 Kesimpulan ... 42
5.2 Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 22
Tabel 3.2 Hasil Uji Reabilitas Kuesioner ... 23
Tabel 4.1 Karakteristik Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI ... 27
Tabel 4.2 Krakteristik Pasien Peserta BPJS Kesehatan Non-PBI ... 29
Tabel 4.3 Penilaian Pendapat Pasien PBI dan Non-PBI ... 31
Tabel 4.4 Distribusi Pendapat Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI ... 33
Tabel 4.5 Distribusi Pendapat Responden Peserta BPJS Kesehatan Non-PBI ... 36
Tabel 4.6 Analisis Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien PBI Dengan Pendapat Pasien ... 38
Tabel 4.7 Analisis Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Non-PBI Dengan Pendapat Pasien ... 40
Tabel 4.8 Hasil Uji Pendapat Pasien Antara Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI ... 40
(12)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Peserta Penelitian ... 46
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Peserta Penelitian ... 47
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ... 48
Lampiran 4. Uji Normalitas Data ... 52
Lampiran 5. Uji Validitas ... 53
Lampiran 6. Uji Reliabilitas ... 55
Lampiran 7. Hasil Analisis Pendapat Pasien Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI ... 56
Lampiran 8. Hasil Uji Karakteristik Responden Terhadap Pendapat Pasien PBI ... 57
Lampiran 9. Hasil Uji Karakteristik Responden Terhadap Pendapat Pasien Non-PBI ... 59
Lampiran 10. Perbandingan Pendapat Pasien Antara Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI ... 61
Lampiran 11. Surat Permohonan Penelitian ... 62
(14)
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN
PESERTA BPJS KESEHATAN
TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
ABSTRAK
Latar Belakang:Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan untukmemberikan gambaran pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan tahun 2014.
Metode: Penelitian menggunakan metode pendekatan Cross Sectional (studi potong lintang) yang dilakukan padatanggal 10November 2014 - 30November 2014. Gambaran tentang pendapat pasien diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh 200 pasien secara acak sistematis, terdiri dari 20 pasien penerima bantuan iuran (PBI) dan 180 pasien bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI). Penilaian pendapat pasien dilakukan terhadap variabel kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati, dan bukti langsung.
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapat pasien terhadap pelayanan kefarmasian, pasien PBI (100%) berpendapat sangat baik, dan pasien Non-PBI (78,3%) berpendapat baik, 39 pasien (21,7%) berpendapat sangat baik, tidak ada pasien yang berpendapat tidak baik.
Kesimpulan:Dapat disimpulkan bahwa pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan berpendapat baik terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Kata kunci:BPJS Kesehatan, pendapat pasien, pelayanan kefarmasian, RSUD Dr.Pirngadi Medan
(15)
OPINION OF
BPJS KESEHATAN
OUTPATIENTPARTICIPANTS ON PHARMACEUTICAL
SERVICES
IN HEALTH DISTRICT GENERAL HOSPITAL AT
Dr.PIRNGADI MEDAN 2014
ABSTRACT
Background:Hospitals are required to provide health care safety, quality, and affordable. Pharmaceutical services is an integral part of the health care system hospital. This study was conducted to provide an overview opinion of BPJS
Kesehatanoutpatient participants in the Health District General Hospital
Dr.Pirngadi Medan 2014.
Methods:Research using cross sectional (cross-sectional study) conducted on 10 November 2014 – 30 November 2014. The description of patients' views obtained through questionnaires by 200 patients were randomized systematic, consisting of 20 patients receiving tuition assistance (PBI) and 180 patients not beneficiaries dues (Non-PBI). Assessment conducted on patients' views variable reliability, responsiveness, assurance, empathy, and direct evidence.
Result: Results showed that patients' views on pharmacy services, PBI patients (100%) argues very well, and the Non-PBI patients (78.3%) thought well, 39 patients (21.7%) thought very well, none of the patients thought not good.
Conclusion: It can be concluded that outpatient participants BPJS Kesehatan
argues well for pharmaceutical services provided by the hospital pharmacy personnel Dr.Pirngadi Medan.
Keywords: BPJS Kesehetan, the Opinion patients, pharmaceutical services, RSUD Dr.Pirngadi Medan
(16)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan (Pemerintah RI, 2009).
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah(Presiden RI, 2013).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut atau pensiun (Pemerintah RI, 2004).
(17)
Pembentukan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS) ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUUIII/2005, guna memberikan kepastian hukum bagi pembentukan BPJS untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia. Undang-Undang ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN yang mengamanatkan pembentukan BPJS (Pemerintah RI, 2011).
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupaka menyelenggarakan rakyat PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan sejak tanggal jaminan kesehatan (Pemerintah RI, 2011).
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan dan menyediakan pelayanan beruparawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Jasa pelayanan rumah sakit pada jaman sekarang mengalami perkembangan seiring adanya peningkatan kebutuhan dari masyarakat dan bertambahnya jumlah rumah sakit negeri dan swasta. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis
(18)
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2002. Kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya kesehatan merupakan salah satu alasan bahwa kebutuhan akan sarana dan prasarana kesehatan juga semakin meningkat. Selain itu pula masyarakat akan semakin bijak dan selektif dalam memilih mana yang terbaik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Taraf hidup yang semakin baik menuntut penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas (Lusiana, dkk., 2013).
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Pirngadi yang beralamat di Jl. Prof. H. Yamin N. 47, Medan, berdiri pada tanggal 11 Agustus 1928 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama "Gementa Zieken Huis". Pelaksanaan BPJS Kesehatan yang sudah dimulai Januari 2014, maka Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan terus melakukan pembenahan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Termasuk merenovasi dan menambah ruangan. Untuk meningkatkan layanan, rumah sakit ini telah membenahi infrastruktur yang ada di rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan gambaran pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Medan tahun 2014.
1.2 Perumusan masalah
(19)
a. Bagaimana pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan?
b. Apakah karakteristik demografi pasien mempengaruhi pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan?
1.3 Hipotesis Penelitian
a. Pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah baik.
b. Karakteristik demografi pasien mempengaruhi pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
a. Untuk mengetahui pendapat pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
b. Untuk mengetahuiapakah karakteristik demografi pasien mempengaruhi pendapatpasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya sebagai berikut:
(20)
Dengan penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.Pirngadi Medan sebagai bahan pertimbangan dalam meningatkan kualitas pelayanan sehingga harapan pasien dapat terpenuhi.
b. Bagi Orang Lain
Sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan mengenai objek yang diteliti dan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian pada objek atau masalah yang sama.
1.6Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1.1 menunjukkan alur pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian
Karakteristik demografi 1. Umur
2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Penghasilan
6. Kunjungan Pendapat pasien
Variabel Bebas
Variabel Terikat
1. Kehandalan 2. Ketanggapan 3. Keyakinan 4. Empati
5. Bukti Langsung
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit
Rowland dan Rowland dalam buku Hospital Administration Handbook (1984) menyampaikan bahwa rumah sakit adalah salah satu sistem kesehatan yang paling kompleks dan paling efektif di dunia. Rumah sakit tidak hanya sebuah tempat tetapi juga sebuah fasilitas, sebuah institusi dan sebuah organisasi. Rumah sakit merupakan lembaga yang padat moral, padat karya, padat teknologi dan padat pula masalah yang dihadapinya.
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 bahwa rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
2.2 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, dalam Ketetapan Majelis
(22)
Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/2001, Presiden ditugaskan untuk membentuk sistem jaminan sosial nasional dalam rangka memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat yang lebih menyeluruh dan terpadu.Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehatihatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta.
Pembentukan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, setelah Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap perkara Nomor 007/PUUIII/2005, guna memberikan kepastian hukum bagi pembentukan BPJS untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia. Undang-Undang ini merupakan pelaksanaan dari Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan transformasi kelembagaan PT Askes (Persero), PT Jamsostek (Persero), PT TASPEN (Persero), dan PT ASABRI (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
(23)
2.3 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014. Sejak beroperasinya BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kementerian Kesehatan tidak lagi menyelenggarakan program jaminan kesehatan masyarakat, Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Republik Indonesia tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya, yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden dan PT Jamsostek (Persero) tidak lagi menyelenggarakan program jaminan pemeliharaan kesehatan.
Pada saat BPJS Kesehatan mulai beroperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PT Askes (Persero) dinyatakan bubar tanpa likuidasi dan semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT Askes (Persero) menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan, semua pegawai PT Askes (Persero) menjadi pegawai BPJS Kesehatan dan Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT Askes (Persero) setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik dan Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisikeuangan pembuka dana jaminan kesehatan.
Kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI).
(24)
2.3.1 Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud merupakan peserta yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas (Presiden RI, 2012):
1. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu.
2. Kriteria Fakir Miskin dan orang tidak mampu ditetapkan oleh menteri di bidang sosial setelah berkoordinasi dengan menteri dan /atau pimpinan lembaga terkait 3. Kriteria Fakir Miskin dan Orang tidak mampu sebagaimana dimaksud menjadi dasar bagi lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik untuk melakukan pendataan
4. Data Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu yang telah diverifikasi dan divalidasi sebagaimana dimaksud, sebelum ditetapkan sebagai data terpadu oleh Menteri di bidang sosial, dikoordinasikan terlebih dahulu dengan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dan menteri dan/atau pimpinan lembaga terkait.
5. Data terpadu yang ditetapkan oleh Menteri dirinci menurut provinsi dan kabupaten/kota.
6. Data terpadu sebagaimana dimaksud menjadi dasar bagi penentuan jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan.
7. Data terpadu sebagaimana dimaksud, disampaikan oleh Menteri di bidang sosial kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
(25)
8. Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan mendaftarkan jumlah nasional PBI Jaminan Kesehatan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud sebagai peserta program Jaminan Kesehatan kepada BPJS Kesehatan
9. Penetapan jumlah PBI Jaminan Kesehatan pada tahun 2014 dilakukan dengan menggunakan hasil Pendataaan Program Perlindungan Sosial tahun 2011. 10.Jumlah peserta PBI Jaminan Kesehatan yang didaftarkan ke BPJS Kesehatan
sejumlah 86,4 juta jiwa.
2.3.2 Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana yang dimaksud merupakan peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas (Presiden RI, 2013):
1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota TNI c. Anggota Polri d. Pejabat Negara
e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri f. Pegawai swasta dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima Upah.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, terdiri atas pekerja di luar hubungan kerja dan pekerja mandiri.
(26)
a. Investor b. Pemberi Kerja c. Penerima pensiun d. Veteran
e. Perintis Kemerdekaan dan
f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang mampu membayar iuran.
4. Penerima Pensiun sebagaimana yang dimaksud terdiri atas: a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun
b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun
d. Penerima pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana yang dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun (Presiden RI, 2012).
2.4Cara Mendaftar Menjadi Peserta BPJS Kesehatan 2.4.1 Pendaftaran peserta penerima bantuan iuran (PBI)
1. Calon Peserta datang ke Puskesmas dengan membawa KTP (kartu tanda penduduk) yang masih berlaku, dan KK (kartu keluarga)
2. Mengisi formulir Pendaftaran BPJS Kesehatan. 3. Kemudian mendaftar kepada Bidan Desa
4. Bidan Desa akan memasukkan data-data calon peserta ke Dinas Kesehatan 5. Dinas Kesehatan akan memberikan data-data calon peserta ke BPJS
(27)
6. BPJS Kesehatan akan menggeluarkan kartu Peserta BPJS Kesehatan
2.4.2 Pendaftaran peserta bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI)
1. Calon peserta langsung datang ke kantor BPJS Kesehatan dengan membawa persyaratan sebagai berikut:
a. KK (Kartu Keluarga)
b. KTP (kartu tanda penduduk) yang masih berlaku c. kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) d. Alamat Email dan No Hp calon peserta
e. Nomor Rekening penanggung yang digunakan untuk pembayaran iuran 2. Mengisi formulir Pendaftaran BPJS Kesehatan.
3. Setelah mengisi formulir, maka akan mendapatkan Virtual Account yang digunakan sebagai nomor transaksi untuk pembayaran premi. Virtual account berlaku untuk masing-masing individu calon peserta.
4. Bagi calon peserta harus membayar iuran terlebih dahulu melakukan pembayaran ke bank dengan virtual account yang sudah diberikan BPJS Kesehatan. Setelah membayar iuran anda resmi menjadi anggota BPJS kesehatan.
5. Kemudian calon peserta akan mendapatkan kartu anggota BPJS Kesehatan.
2.4.3 Biaya Iuran Peserta BPJS Kesehatan
1. Biaya iuran peserta penerima bantuan iuran (PBI)
Peserta BPJS Kesehatan PBI dibayar oleh pemerintah sebesar Rp 19.225/orang/bulan
2. Biaya iuran bukan penerima bantuan iuran (Non-PBI) a. PNS 5% (gaji): I. 2% dari Pekerja
(28)
II. 3% dari Pemerintah
b. Pegawai Perusahaan 4,5% (gaji): I. 0,5% dari Pekerja II. 4% dari Perusahaan c. Mandiri: Kelas 1 = Rp 59.500/orang/bulan
Kelas 2 = Rp 42.500/orang/bulan
Kelas 3 = Rp 25.500/orang/bulan (Presiden RI, 2013).
2.4.4 Cara berobat ke Rumah Sakit menggunakan kartu BPJS Kesehatan
a. Peserta membawa identitas BPJS Kesehatanserta surat rujukan dari fasilitas kesehatantingkat pertama
b. Peserta melakukan pendaftaran ke rumah sakit dengan memperlihatkan identitas dan suratrujukan
c. Fasilitas kesehatan bertanggung jawabuntuk melakukan pengecekan keabsahankartu dan surat rujukan serta melakukaninput data ke dalam aplikasi Surat ElijibilitasPeserta (SEP) dan melakukan pencetakanSEP d. Petugas BPJS kesehatan melakukanlegalisasi SEP
e. Fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan,perawatan, pemberian tindakan, obat danbahan medis habis pakai (BMHP)
f. Setelah mendapatkan pelayanan pesertamenandatangani bukti pelayanan padalembar yang disediakan. Lembar buktipelayanan disediakan oleh masing-masingfasilitas kesehatan
g. Atas indikasi medis peserta dapat dirujuk kepoli lain selain yang tercantum dalam suratrujukan dengan surat rujukan/konsul intern.
h. Atas indikasi medis peserta dapat dirujukke Fasilitas kesehatan lanjutan lain dengan surat rujukan.
(29)
i. Apabila pasien masih memerlukanpelayanan di Faskes tingkat lanjutankarena kondisi belum stabil sehinggabelum dapat untuk dirujuk balik ke Faskestingkat pertama, maka Dokter Spesialis/SubSpesialis membuat surat keterangan yangmenyatakan bahwa pasien masih dalamperawatan.Apabila pasien sudah dalam kondisi stabilsehingga dapat dirujuk balik ke Faskestingkat pertama, maka Dokter Spesialis/SubSpesialis akan memberikan surat keteranganrujuk balik.
j. Apabila Dokter Spesialis/Sub Spesialistidak memberikan surat keteranganyang dimaksud pada huruf i dan j makauntuk kunjungan berikutnya pasien harusmembawa surat rujukan yang baru dariFaskes tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2013).
2.5 Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik (Azwar, 1995).
Berdasarkan batasan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai (Bustami, 2011).
(30)
2.6 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian adalah bentuk pelayanan dan tanggungjawab lagsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien (Menkes RI, 2004). Pelayanan kefarmasian dalam hal memberikan perlindungan terhadap pasien, berfungsi sebagai (Bahfen, 2006):
a. Menyediakan informasi tentang obat – obatan kepada tenaga kesehatan lainnya, tujuan yang ingin dicapai mencakup mengidentifikasikan hasil pengobatan dan tujuan akhir pengobatan, agar pengobatan dapat diterima untuk terapi, agar diterapkan penggunaan secara rasional, memantau efek samping obat, dan menentukan metode penggunaan obat.
b. Mendapat rekam medis untuk digunakan pemilihan obat yang tepat.
c. Memantau penggunaan obat apakah efektif, tidak efektif, reaksi yang berlawanan, keracunan, dan jika perlu memberikan saran untuk memodifikasi pengobatan.
d. Menyediakan bimbingan dan konseling dalam rangka pendidikan kepada pasien.
e. Menyediakan dan memelihara serta memfasilitasi pengujian pengobatan bagi pasien penyakit kronis.
f. Berpartisipasi dalam pengelolaan obat – obatan untuk pelayanan gawat darurat. g. Pembinaan pelayanan informasi dan pendidikan bagi masyarakat.
h. Partisipasi dalam penilaian penggunaan obat dan audit kesehatan.
(31)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk mengetahui pendapat pasien peserta BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Pirngadi dengan teknik survei menggunakan instrumen kuesioner. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan variabel dependen (Nursalam, 2009).
3.2 Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu penilaian yang diperoleh langsung melalui pengisian angket (kuesioner) oleh responden.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian inidilaksanakan pada tanggal 10 November 2014 – 30 November 2014 di RSUD Dr.Pirngadi Medan yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan.
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono, 2011), sedangkan menurut Sugiyono (2007), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
(32)
pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non PBI di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Berdasarkan data kunjungan pasien peserta BPJS Kesehatan, rata-rata jumlah pasien PBI dalam 1 bulan yaitu 1.200 orang, dan jumlah pasien Non PBI dalam 1 bulan yaitu 12.900 orang, jadi jumlah keseluruhan pasien peserta BPJS Kesehatan dalam 1 bulan yaitu 14.100 orang (RSUD Dr.Pirngadi, 2014).
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalahyang memenuhi kriteria inklusi pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling dan penarikan jumlah sampel menggunakan Calculator Raosoftdengan margin of error 6,88%, jumlah sampel yang diambil yaitu 200 sampel, 180 pasien Non-PBI dan 20 pasien PBI (www.Raosoft.com).
3.4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.3.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan di teliti (Nursalam, 2011).
Adapun yang menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan. 2. Berusia diatas 18 tahun.
(33)
3.4.3.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2011).
Adapun yang menjadi kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Pasien yang memiliki keterbelakangan mental
2. Pasien yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden. Penyebaran kuesioner, teknik pengumpulan data yang disebarkan kepada responden dengan menyusun daftar pertanyaan. Kuesioner penelitian terbagi atas dua bagian.
3.5.1 Kuesioner bagian pertama
Bagian yang pertama yaitu identitas responden terdiri atas: 1. Kode (diisi peneliiti)
2. Tanggal 3. Nama 4. Umur
5. Jenis kelamin 6. Pendidikan 7. Pekerjaan
8. Tingkat penghasilan/bulan 9. Frekwensi kunjungan
3.5.2 Kuesioner bagian kedua
(34)
1. Kehandalan (reliability): Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
Item pertanyaan:
a. Kecepatan pelayanan obat b. Obat tersedia dengan lengkap
c. Petugas melayani dengan ramah dan tersenyum d. Petugas selalu siap membantu
2. Ketanggapan (responsiveness): kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau tanggap.
Item pertanyaan:
a. Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen
b. Petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen
c. Terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
d. Konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebusnya
3. Keyakinan (Confidence): pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
Item pertanyaan:
a. Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja
b. Obat yang diperoleh terjamin kualitasnya
(35)
4. Empati (emphaty): syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi pelanggan.
Item pertanyaan:
a. Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
b. Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa
memandang status sosial
c. Konsumen merasa nyaman selama menunggu obat
5. Fasilitas berwujud (tangible): penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi.
Item Pertanyaan:
a. Apotek terlihat bersih dan rapi b. Kenyamanan ruang tunggu
c. Penataan eksterior dan interior ruangan d. Petugas apotek berpakain bersih dan rapi
Responden cukup menjawab pertanyaan pada kolom-kolom yang sudah tersedia menggunakan Skala Likert, yaitu memberi pilihan 5 jawaban alternatif diantaranya: Sangat Baik diberi skor 5, Baik diberi skor 4, Netral diberi skor 3, Tidak Baik diberi skor 2, dan Sangat Tidak Baik diberi skor 1.
3.6 Penilaian Pendapat Pasien
Penilaian pendapat pasien dengan cara menjumlahkan nilai total dari semua pertanyaan, sehingga akan didapat total skor dari setiap pasien, adapun kriteria pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan:
1. (0 – 30) = Tidak Baik 2 (31 – 60) = Baik
(36)
3.7 Definisi Operasional
1. Pendapat adalah tindakan menggungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Tindakan itu bisa pemberi suara, pernyataan verbal, dokumen tertulis atau bahkan diam, singkatnya tindakan apapun yang bermakna adalah ungkapan pendapat (Nimmo, 2000).
2. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan pelayanan yang dapat memenuhi keinginan konsumen/pelanggan yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi. Kualitas pelayanan diukur dengan lima indikator pelayanan (kehandalan, daya tanggap, jaminan,dan empati, bukti langsung). 3. Kehandalan (reliability) merupakan kemampuan instalasi farmasi untuk
menghasilkan produk pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan. Diantaranya adalah janji ditepati sesuai jadwal dan diagnosisnya terbukti akurat.
4. Daya Tanggap (responsiveness) merupakan sikap petugas instalasi farmasi dalam menanggapi keluhan serta masalah yang dihadapi oleh pasien. Diantaranya adalah mudah diakses, tidak lama menunggu, dan bersedia mendengar keluh kesah pasien.
5. Jaminan (assurance) adalah pengetahuan yang cukup luas, keramahan, dan kesopanan karyawan yang harus dimiliki oleh para petugas instalasi farmasi dalam memberikan rasa percaya serta keyakinan kepada para pasien. 6. Empati (emphaty) adalah kemampuan pihak instalasi farmasi untuk
(37)
mengenal pasien dengan baik, mengingat masalah (penyakit, keluhan) sebelumnya, dan sabar.
7. Bukti fisik (tangible) adalah keberadaan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan, karyawan, sarana komunikasi dan alat-alat pendukung yang berujud dari rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada para pasien. Diantaranya ruang tunggu, ruang operasi, dan peralatan (Bustami, 2011).
3.8Uji Validitas dan Uji Reabilitas Kuesioner 3.8.1 Uji Validitas
Tabel 3.1 Hasil uji validitas kuesioner
Korelasi Nilai Korelasi Singnifikasi Keterangan
Pert 1 terhadap Total 0,734
0,05
Valid
Pert 2 terhadap Total 0,576 Valid
Pert 3 terhadap Total 0,742 Valid
Pert 4 terhadap Total 0,831 Valid
Pert 5 terhadap Total 0,753 Valid
Pert 6 terhadap Total 0,860 Valid
Pert 7 terhadap Total 0,827 Valid
Pert 8 terhadap Total 0,867 Valid
Pert 9 terhadap Total 0,724 Valid
Pert 10 terhadap Total 0,734 Valid
Pert 11 terhadap Total 0,827 Valid
Pert 12 terhadap Total 0,881 Valid
Pert 13 terhadap Total 0,859 Valid
Pert 14 terhadap Total 0,666 Valid
Pert 15 terhadap Total 0,782 Valid
Pert 16 terhadap Total 0,669 Valid
Pert 17 terhadap Total 0,687 Valid
(38)
Berdasarkan Tabel 3.1 nilai korelasi masing-masing item pertanyaan > 0,5, maka disimpulkan bahwa semua item pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2005).
Kuesioner penelitian ini mengadopsi kuesioner Utami (2014), yang terdiri dari 18 pertanyaan variabel-variabel pendapat yaitu:
- 4 item pertanyaan untuk kehandalan - 4 item pertanyaan untuk ketanggapan - 3 item pertanyaan untuk keyakinan - 3 item pertanyaan untuk empati
- 4 item pertanyaan untuk bukti langsung
3.8.2 Uji Reabilitas
Hasil uji reliabilitas kuesioner pada masing-masing variabel dapat dilihat seperti dibawah ini:
Tabel 3.2 Hasil uji reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
Pert 0,959 Reliabel
Dari Tabel 3.2 dapat diketahui bahwa variabel penelitian mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan dari kelima variabel adalah reliabel. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,6 (Imam, 2005).
(39)
3.9 Prosedur Penelitian Meminta izin Dekan Fakultas Farmasi untuk melakukan penelitian di RSUD Dr.Pirngadi Medan Mengumpulkan data penelitian Membagikan kuesioner penelitian kepada responden Memberikan surat izin
penelitian dari Fakultas Farmasi ke
Bagian Tata Usaha RSUD Dr.Pirngadi Medan untuk melakukan penelitian Meminta persetujuan kepala Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan untuk melakukan penelitian Menyiapkan lembar kuesioner
yang akan diisi oleh responden
Mengolah data kuesioner Hasil
Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner penelitian Mengambil surat izin penelitian yang sudah
di validasi oleh Bagian Tata Usaha ke
Bagian Penelitian RSUD Dr.Pirngadi Medan Bagian Penelitian membalas surat dari fakultas farmasi bahwa penelitian telah selesai Memberikan surat izin
penelitian kepada kepala instalasi farmasi ( PBI dan Non-PBI) dari Bagian
Penelitian untuk melakukan penelitian Memberikan proposal penelitian serta slip pembayaran untuk penelitian kepada Bagian Penelitian Membayar biaya penelitian kepada bendahara RSUD Dr.Pirngadi Medan Memberikan surat selesai penelitian yang
telah disetujui kepala instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan kepada Bagian
Penelitian Meminta persetujuan selesai penelitian kepada kepala instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan Meminta surat izin
selesai penelitian kepada instalasi
farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan
(40)
3.10 Analisis Data
Data mutu pelayanan kefarmasian di RSUDDr.Pirngadi Medan dipersentasikan dalam bentuk persen dan tabel serta dibandingkan dengan standard yang ada. Sementara data pendapat pasien yang diperoleh dari kuesioner juga disajikan dalam bentuk tabel dan persen. Untuk membandingkan pendapat pasien berdasarkan karakteristik pasien dianalisis menggunakan statistic
(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Karakteristik Responden Penelitian
Responden penelitian ini diperoleh dari RSUD Dr.Pirngadi Medan dengan menggunakan pasien peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran dan bukan penerima bantuan iuran (PBI dan Non-PBI). Dalam penelitian ini peneliti mengambil 200 responden. Untuk pasien PBI sebanyak 20 responden, sedangkan untuk pasien Non-PBI sebanyak 180 responden, hal ini berdasarkan perbandingan jumlah kunjungan pasien setiap bulannya di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
4.1.1 Karakteristik Responden PBI
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat dari 20 responden yang diperoleh, 80 % pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUDDr.Pirngadi Medan berusiaberada pada rentang 18-50 tahun, dimana usia tersebut masih termasuk dalam usia produktif. Bahwa usia merupakan salah satu faktor dalam menentukan penilaian seseorang. Berdasarkan usia seseorang kita dapat menentukan penilaian konsumen karena pengetahuan, pandangan, dan pengalaman pada masa lalu akan mempengaruhi penilaian atau pendapat seseorang dalam mendapatkan pelayanan yang memuaskan terhadap sesuatu (Lita, 2003).
Berdasarkan jenis kelamin dari 20 responden yang diperoleh, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien rawat jalan peserta PBJS Kesehatan yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah Perempuan yaitu 40% dan diikuti oleh laki-laki sebanyak 60%.
(42)
Tabel 4.1 Krakteristik responden peserta BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
No Karakteristik PBI
n=20 %
1 Umur
18-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 51 Tahun ke atas
4 5 7 4 20% 25% 35% 20% 2 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 12 8 60% 40% 3 Pendidikan
SD SMP SMA Diploma S1 Lain-lain - 3 15 2 - - - 15% 75% 10% - - 4 Pekerjaan
Mahasiswa/i Wiraswasta PNS
Pegawai swasta Ibu rumah tangga Lain-lain - 8 - 5 6 1 - 40% - 25% 30% 5% 5 Penghasilan
< 1.000.000 1.000.000-5.000.000 > 5.000.000 12 8 - 60% 40% - 6 Kunjungan
Pertama kali 2-5 kali
Lebih dari 5 kali
4 7 9 20% 35% 45%
Berdasarkan tingkat pendidikan dari 20 responden yang diperoleh, dapat dilihat bahwa 15% pasien rawat jalan Peserta BPJS Kesehatan yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah tamatan SMP, 75% tamatan SMA, 10% tamatan Diploma.
Berdasarkan penghasilan dari 20 responden yang diamati, dapat dilihat bahwa 60% pasien yang datang ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi
(43)
Medanberpenghasilan< Rp 1.000.000,00 dan 40%berada pada rentang Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pekerjan pasien yang sebagian besar tamatan SMAdan bekerja sebagai pegawai swasta. Tingkat pendapatan tiap bulan dapat menggambarkan tingkat perekonomian keluarga,dimana perekonomian ini sangat mempengaruhi pola kehidupan seseorang. Sehingga secara tidak langsung hal ini juga akan mempengaruhi kepuasaan seseorang (Sutrisna, dkk., 2008).
Berdasarkan frekuensi penebusan resep keinstalasi farmasi dari 20 responden yang diamati, dapat dilihat bahwa pasien yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan 20% pertama kali datang,35%datang 2-5 kali dan 45% datang lebih dari 5 kali.
4.1.2 Karakteristik Responden Non-PBI
Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat dari 180 responden yang diperoleh, 90 % pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUDDr.Pirngadi Medan berusiaberada pada rentang 18-50 tahun, dimana usia tersebut masih termasuk dalam usia produktif. Berdasarkan jenis kelamin dari 180 responden yang diperoleh, dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien rawat jalan peserta PBJS Kesehatan yangdatang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah Perempuan yaitu 54,4% dan diikuti oleh laki-laki sebanyak 45,6%.
Berdasarkan tingkat pendidikan dari 180 responden yang diperoleh, dapat dilihat bahwa 1,1% pasien rawat jalan Peserta BPJS Kesehatan yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan adalah
(44)
tamatan SD, 5% tamatan SMP, 32,2% tamatan SMA, 22,2% tamatan Diploma dan diikuti dengan tamatan Perguruan tinggi sebanyak 38,9%.
Tabel 4.2Krakteristik responden peserta BPJS Kesehatan Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
No Karakteristik Non-PBI
n=180 %
1 Umur
18-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 51 Tahun ke atas
73 50 41 16 40,6% 27,8% 22,8% 8,9% 2 Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 82 98 45,6% 54,4% 3 Pendidikan
SD SMP SMA Diploma S1 Lain-lain 2 9 58 40 70 1 1,1% 5,0% 32,2% 22,2% 38,9% 0,6% 4 Pekerjaan
Mahasiswa/i Wiraswasta PNS
Pegawai swasta Ibu rumah tangga Lain-lain 12 48 30 56 31 3 6,7% 26,7% 16,7% 31,1% 17,2% 1,7% 5 Penghasilan
< 1.000.000 1.000.000-5.000.000 > 5.000.000 - 164 16 - 91,1% 8,9% 6 Kunjungan
Pertama kali 2-5 kali
Lebih dari 5 kali
23 38 119 12,8% 21,1% 66,1%
Berdasarkan tingkat pendidikan, dilihat bahwa pasien yang datang cukup memiliki pengetahuan sehingga dapat membantu peneliti untuk menjawab pertanyaan yang diberikan dengan memberikan penilaian yang obyektif. Pendapat
(45)
seseorang terhadap sesuatu biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah tingkat pendidikan dan intelektual seseorang. Bahwa tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap pengetahuan, daya tangkap informasi, sikap dan minat terhadap suatu alternatif atau pilihan sehingga dengan pendidikan yang tinggi diharapkan akan memberikan penilaian yang obyektif (Lita, 2003).
Berdasarkan penghasilan dari 180 responden yang diamati, dapat dilihat bahwa 91,1% pasien yang datang ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan berpenghasilan berada pada rentang Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 dan 8,9% berpenghasilan >Rp 5.000.000,00.
Berdasarkan frekuensi penebusan resep keinstalasi farmasi dari 20 responden yang diamati, dapat dilihat bahwa pasien yang datang berobat dan menebus resep ke instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan 12,8% pertama kali datang,21,6%datang 2-5 kali dan 66,1% datang lebih dari 5 kali.
4.2 Penilaian Pendapat pasien PBI dan Non-PBI
Penilaian pendapat pasien dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari variabel-variabel di atas, maka dapat diperoleh total nilai pendapat pasien terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan yaitu, untuk pasien PBI merasa sangat baik sebanyak 20 responden dengan persentase 100% dengan rentang skor 61-90, tidak ada pasien yang merasa tidak baik. Untuk pasien Non-PBI merasa baik sebanyak 141 responden dengan persentase 78,3%, dan 39 responden merasa sangat baik dengan persentase 21,7%. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.
(46)
Tabel 4.3 Penilaian Pendapat Pasien PBI dan Non-PBI Range Skor Pendapat
Pasien
PBI (n=20)
Non-BPI (n=180)
PBI (%)
Non-PBI (%)
(0 – 30) Tidak Baik - - - -
(31 – 60) Baik - 141 - 78,3%
(61 – 90) Sangat Baik 20 39 100% 21,7%
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada pendapat pelanggan (Kotler, 1994). Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau pendapat pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau pendapat pelanggan. Pendapat pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa.
4.3 Distribusi Pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan di RSUD Dr.Pirngadi Medan
4.3.1 Distribusi Pendapat pasien PBI
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat perolehan data penilaian pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapat pasien terhadap mutu pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan berdasarkan jumlah pasien yang dijadikan responden. Dari semua variabel kehandalan, mayoritas pasien menyatakan baik. Dimana untuk kecepatan pelayanan sebanyak 14 responden (70%), kelengkapan obat sebanyak 12 responden (60%), keramahan petugas sebanyak 8 responden (40%), tingkat kesiapan untuk membantu sebanyak 15 responden (75%).
Berdasarkan variabel ketanggapan, diperoleh mayoritas persentase untuk cepat tanggap petugas, pemberian solusi, dan informasi obat adalah baik dengan masing-masing jumlahresponden sebanyak 11 responden (55%), 12 responden
(47)
(60,%), dan 11 responden (55%).Begitu juga untuk komunikasi yang efektif diperoleh persentase terbesar adalah baik sebanyak 10 responden yaitu (50%). Berdasarkan dari variabel keyakinan, diperoleh persentase untuk pengetahuan dan keterampilan petugas terbesar adalah baik sebanyak 11 responden (55%). Untuk kualitas obat dan kesesuaian produk obat dengan yang diresepkan diperoleh persentase terbesar adalah baik, dimana masing-masing 18 responden dan 12 responden, yaitu (80%) dan (60%).Keyakinan pasien dalammemperoleh obat dengan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan, sehingga pasien yakin akan keahliandan profesionalisme tenaga farmasi dan petugas, karena pemberian obat dengan benar merupakan tanggung jawab tenaga farmasi.
Untuk variabel empati juga tidak berbeda dari variabel-variabel sebelumnya, dimana perhatian petugas kepada pasien, pelayanan yang diberikan petugas tanpa memandang status sosial, dan kenyamanan saat menunggu memperoleh persentase terbesar adalah baik, yaitu (55%) untuk 11 responden, (70%) untuk 14 responden, dan (50%) untuk 10 responden.
Berdasarkan variabel bukti langsung, diperoleh persentase kebersihan dan kerapian instalasi farmasi yang dirasakan pasien adalah baik sebanyak 14 responden yaitu (70%). Untuk kenyaman ruang tunggu diperoleh persentase terbesar adalah baik sebanyak 10 responden yaitu (50%). Pendapat pasien tentang eksterior dan interior ruangan adalah baik sebanyak 9 responden dengan persentase (45%). Untuk kebersihan dan kerapian petugas, sebanyak 15 pasien memiliki pendapat baik dengan persentase 75%. Ruang tunggu yang nyaman diharapkan pasien merasa betahselama menunggu obat.
(48)
Tabel 4.4Distribusi pendapat pasien peserta BPJS Kesehatan PBI
No Pertanyaan Jumlah responden (%)
1 2 3 4 5
1 KEHANDALAN
A1. Kecepatan pelayanan obat - - 14 (70)
6 (30)
- A2. Obat tersedia dengan lengkap - 1
(5) 4 (20) 12 (60) 3 (15) A3. Petugas melayani dengan ramah dan
tersenyum - - 7
(35)
8 (40)
5 (25) A4. Petugas selalu siap membantu - - 4
(20)
15 (75)
1 (5) 2 KETANGGAPAN
B1. Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen
- - 5 (25)
11 (55)
4 (20) B2. Petugas mampu memberikan
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen
- - 6 (30)
12 (60)
2 (10)
B3. Terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
- - 6 (30)
11 (55)
3 (15) B4. Konsumen mendapatkan informasi
yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebusnya
- - 3 (15)
10 (50)
7 (35) 3 KEYAKINAN
C1. Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja
- - 7 (35)
11 (55)
2 (10) C2. Obat yang diperoleh terjamin
kualitasnya
- - 1 (5)
18 (90)
1 (5) C3. Obat yang diberikan sesuai dengan
yang diminta
- - 3 (15)
12 (60)
5 (25) 4 EMPATI
D1. Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
- - 5 (25)
11 (55)
4 (20) D2. Petugas memberikan pelayanan
kepada semua konsumen tanpa memandang status sosial
- - 3 (15)
14 (70)
3 (35) D3. Konsumen merasa nyaman selama
menuggu obat
- 1 (5) 10 (50) 8 (40) 1 (5) 5 BUKTI LANGSUNG
E1. Apotek terlihat bersih dan rapi
- - 3 (15)
14 (70)
3 (15) E2. Kenyamanan ruang
Tunggu
- - 8 (40)
10 (50)
2 (10) E3. Penataan eksterior
dan interior ruangan
- 1 (5) 7 (35) 9 (45) 3 (15) E4. Petugas apotek berpakaian bersih
dan rapi
- - 1 (5)
15 (75)
4 (20)
(49)
Terciptanya suasana yang nyaman juga cukup berpengaruh terhadap waktu menunggu obat, jika suasana ruang tunggu nyaman maka waktu menunggu obat pasien akan terasa tidak lama. Ruang tunggu obat merupakan fasilitas yang harus dijaga kenyamanannya, karena hal ini cukup berperan penting dalam pelayanankesehatan. Suasana ruang. Sebaliknya jika suasana ruang tunggu tidak nyaman maka pasien merasa tidak betah dan merasa lebih lama berada di ruang tunggu obat. Begitu juga dengan eksterior dan interior ruangan, kebersihan dan kerapihan apotik, serta kebersihan dan kerapihan petugas juga merupakan salah satu hal yang penting karena dapat dilihat dan dinilai langsung oleh pasien.
4.3.2 Distribusi Pendapat pasien Non-PBI
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat perolehan data penilaian pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapat pasien terhadap mutu pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan berdasarkan jumlah pasien yang dijadikan responden. Dari semua variabel kehandalan,pasien menyatakan baik.Dimana untuk kecepatan pelayanan sebanyak 80 responden (44,4%), kelengkapan obat sebanyak 113 responden (62,7%), keramahan petugas sebanyak 84 responden (46,6%), tingkat kesiapan untuk membantu sebanyak 104 responden (57,7%). Sedangkan pasien menyatakan kurang baik, untuk kecepatan pelayanan sebanyak 82 responden (45,5%), kelengkapan obat sebanyak 21 responden (11,6%), keramahan petugas sebanyak 51 responden (28,3%), tingkat kesiapan untuk membantu sebanyak 45 responden (25%).
Berdasarkan variabel ketanggapan, diperoleh mayoritas persentase untuk cepat tanggap petugas, pemberian solusi, dan informasi obat adalah baik dengan masing-masing jumlah responden sebanyak 97 responden (53,8%), 90 responden
(50)
(50%), dan 108 responden (60%).Begitu juga untuk komunikasi yang efektif diperoleh persentase terbesar adalah baik sebanyak 91 responden yaitu (50,5%). Sedangkan pasien menyatakan kurang baik, untuk cepat tanggap petugas jumlah responden sebanyak 53 responden (29,4%), pemberian solusi 57 responden (31,6%), komunikasi yang efektif 49 responden (27,2%), dan informasi obat (19,4%).
Berdasarkan dari variabel keyakinan, diperoleh persentase untuk pengetahuan dan keterampilan petugas terbesar adalah baik sebanyak 99 responden responden (55%). Untuk kualitas obat dan kesesuaian produk obat dengan yang diresepkan diperoleh persentase terbesar adalah baik,dimana masing-masing 84 responden dan 91 responden, yaitu (46,6%) dan (50,5%). Keyakinan pasien dalammemperoleh obat dengan benar sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan, sehingga pasien yakin akan keahlian dan profesionalisme tenaga farmasi dan petugas, karena pemberian obat dengan benar merupakan tanggung jawab tenaga farmasi.
Untuk variabel empati juga tidak berbeda dari variabel-variabel sebelumnya, dimana perhatian petugas kepada pasien, pelayanan yang diberikan petugas tanpa memandang status sosial, dan kenyamanan saat menunggu memperoleh persentase terbesar adalah baik, yaitu (51,6%) untuk 93 responden, (56,6%) untuk 102responden, dan (42,7%) untuk 77 responden. Sedangkan pasien menyatakan kurang puas, dimana perhatian petugas kepada pasien jumlah responden sebanyak 61 responden (33,8%), pelayanan yang diberikan petugas tanpa memandang status sosial 48 responden (26,6%), dan kenyamanan saat menunggu 72 responden (40%).
(51)
Tabel 4.5 Distribusi pendapat pasien peserta BPJS Kesehatan Non- PBI
N o
Pertanyaan Jumlah responden (180)
1 2 3 4 5
1 KEHANDALAN
A1. Kecepatan pelayanan obat 5 (2,7) 82 (45,5) 80 (44,4) 12 (6,6) 1 (0,5) A2. Obat tersedia dengan lengkap - 21
(11,6) 113 (62,7) 45 (25) 1 (0,5) A3. Petugas melayani dengan ramah
dan tersenyum 1 (0,5) 51 (28,3) 84 (46,6) 43 (23,8) 1 (0,5) A4. Petugas selalu siap membantu 1
(0,5) 45 (25) 104 (57,7) 30 (16,6) - 2 KETANGGAPAN
B1. Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen 3 (1,6) 53 (29,4) 97 (53,8) 26 (14,4) 1 (0,5) B2. Petugas mampu memberikan
penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen 1 (0,5) 57 (31,6) 90 (50) 32 (17,7) -
B3. Terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
2 (1,1) 49 (27,2) 91 (50,5) 36 (20) 2 (1,1) B4. Konsumen mendapatkan
informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebusnya 2 (1,1) 35 (19,4) 108 (60) 32 (17,7) 3 (1,6)
3 KEYAKINAN
C1. Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja
- 10 (5,5) 99 (55) 69 (38,3) 2 (1,1) C2. Obat yang diperoleh terjamin
kualitasnya 1 (0,5) 17 (9,4) 84 (46,6) 77 (42,7) 1 (0,5) C3. Obat yang diberikan sesuai
dengan yang diminta
2 (1,1) 17 (9,7) 91 (50,5) 65 (36,1) 5 (2,7) 4 EMPATI
D1. Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
5 (2,7) 61 (33,8) 93 (51,6) 21 (11,6) - D2. Petugas memberikan pelayanan
kepada semua konsumen tanpa memandang status sosial
6 (3,3) 48 (26,6) 102 (56,6) 21 (11,6) 3 (1,6) D3. Konsumen merasa nyaman
selama menuggu obat
5 (2,7) 72 (40) 77 (42,7) 25 (13,8) 1 (0,5) 5 BUKTI LANGSUNG
E1. Apotek terlihat bersih dan rapi
- 9 (5) 96 (53,3) 68 (37,7) 7 (3,8) E2. Kenyamanan ruang
Tunggu 4 (2,2) 24 (13,3) 100 (55,5) 44 (24,4) 8 (4,4) E3. Penataan eksterior
dan interior ruangan
- 11 (6,1) 115 (63,8) 52 (28,8) 2 (1,1) E4. Petugas apotek berpakain bersih
dan rapi
- 7 (3,8) 71 (39,4) 93 (51,6) 9 (5)
(52)
Berdasarkan variabel bukti langsung, diperoleh persentase kebersihan dan kerapian instalasi farmasi yang dirasakan pasien adalah baik sebanyak 96 responden yaitu (53,3%). Untuk kenyaman ruang tunggu diperoleh persentase terbesar adalah baik sebanyak 100 responden yaitu (55,5%). Pendapat pasien tentang eksterior dan interior ruangan adalah baik sebanyak 115 responden dengan persentase (63,8%). Untuk kebersihan dan kerapian petugas, sebanyak 93 pasien memiliki pendapat baik dengan persentase (51,6%). Sedangkan pasien menyatakan kurang baik, dimana kenyamanan pada ruang tunggu sebanyak 24 responden (13,3%).
Pendapat pasien tentang pelayanan kesehatan telah banyak diabaikan diberbagai tempat pelayanan kesehatan yang ada di negara-negara berkembang. Sehingga perlu dilakukan perubahanperubahan untuk mengatasi hal tersebut. Penilaian mutu pelayanan kefarmasian, salah satunya dilakukan dengan cara mengetahui pendapat konsumen apotek terhadap pelayanan yang sudah diterimanya selama ini (Aris, 2013).
4.4. Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Dengan Pendapat Pasien
4.4.1 Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Pendapat Pasien
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa tidak terdapat pengaruh karakteristik demogrfi pasien terhadap pendapat pasien, dimana p value > 0,05. Hal ini mungkin disebabkan karena pasien mendapatkan keringanan yaitu semua biaya perobatan di rumah sakit tidak dibebankan kepada pasien, sehingga pasien tetap menerima bagaimana keadaan pelayanan yang diberikan kepada pasien tersebut.
(53)
Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan untuk PBI Jaminan Kesehatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Presiden RI, 2012).
Tabel 4.6 Analisis Hasil Uji karakteristik Demografi Pasien PBI dengan Pendapat Pasien
Karakteristik demografi Pasien
Metode Uji Statistik p value
Umur Chi-Square tests 0,232
Jenis Kelamin Chi-Square tests 0,494
Pendidikan Chi-Square tests 0,659
Pekerjaan Chi-Square tests 0,937
Penghasilan Chi-Square tests 0,068
Frekuensi Kunjungan Chi-Square tests 0,090
Berdasarkan hasil analisis pada karakteristik umur, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan frekuensi kunjungan diperoleh nilai p value> 0,05
sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan frekuensi kunjungan terhadap pendapat pasien karena tidak
terdapat perbedaan yang signifikan.Hal ini disebabkan petugas memberikan pelayanan yang baik terhadap segala jenis usia. Walaupun biasanya usia <30 tahun memilikin harapan-harapan yang lebih tinggi dibandingkan usia > 50 dan biasanya juga orang lebih tua lebih banyak memaklumin keadaan karena kedewasaannya, Tetapi karena semua pasien mendapatkan perhatian yang sama dan kebutuhan yang sama yaitu mendapatkan obat dan mendapatkan informasi tentang obat, maka tidak terdapat perbedaan pendapat pasien berdasarkan karakteristik umur pasien. Menurut Inglehard (dalam Eddington dan Shuman, 2005), telah dilakukan penelitian dengan 170.000 responden dari 16 negara, dan hasil yang ditemukan adalah tidak terdapat perbedaan tingkat kebahagiaan antara
(54)
wanita dan pria. Begitu juga dengan pekerjaan, pendidikan dan frekuensi kunjungan yang menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan dengan pendapat pasien dikarenakan pasien yang datang mayoritas menggunakan kartu jaminan kesehatan sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dan petugas juga memberikan pelayanan yang baik terhadap semua jenis status pasien.
4.4.2 Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) Dengan Pendapat Pasien
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa pendapat pasien dipengaruhi oleh penghasilan dan frekwensi kunjungan, dimana terdapat perbedaan signifikan pendapat pasien dengan p value < 0,05.Hal ini mungkin disebabkan karena petugas memberikan pelayanan yang kurang baik terhadap segala jenis usia. Walaupun biasanya usia <30 tahun memilikin harapan-harapan yang lebih tinggi dibandingkan usia > 50 dan biasanya juga orang lebih tua lebih banyak memaklumin keadaan karena kedewasaannya, Tetapi karena semua pasien mendapatkan perhatian yang sama dan kebutuhan yang sama yaitu mendapatkan obat dan mendapatkan informasi tentang obat, maka tidak terdapat perbedaan pendapat pasien berdasarkan karakteristik umur pasien. Begitu juga dengan penghasilan, hal ini mungkin disebabkan karena pasien Non-PBI yang setiap bulannya membayar iuran tetapi tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai seperti yang diharapkan sehingga mempengaruhi pendapat pasien itu sendiri.
Frekwensi kunjungan juga berpengaruh terhadap pendapat pasien, hal ini mungkin disebabkan pada saat penebusan resep di instalasi farmasi untuk pasien yang baru pertama kali berkunjung terasa menunggu sangat lama, sehingga pasien
(55)
merasakan jenuh. Sedangkan pasien yang sudah lebih dari dua kali merasa sudah biasa walaupun waktunya sama.
Tabel 4.7 Analisis Hasil Uji Karakteristik Demografi Pasien Non-PBI Dengan Pendapat Pasien
Karakteristik demografi Pasien
Metode Uji Statistik p value
Umur Chi-Square tests 0,545
Jenis Kelamin Chi-Square tests 0,281
Pendidikan Chi-Square tests 0,690
Pekerjaan Chi-Square tests 0,543
Penghasilan Chi-Square tests 0,021
Frekuensi Kunjungan Chi-Square tests 0,005
Berdasarkan hasil analisis pada karakteristik jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikandiperoleh nilai p value> 0,05 sehingga didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan terhadap pendapat pasien karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
4.5 Perbandingan Pendapat Pasien Antara Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI
Berdasarkan Tabel 4.8 hasil uji tingkat kepuasaan antara pasien peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI terdapat perbedaan yang signifikan. Pasien peserta BPJS Kesehatan PBI lebih merasa puas terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh instalasi farmasi sedangkan Pasien peserta BPJS Kesehatan Non-PBI belum sesuai harapan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Pendapat Pasien Antara Pasien Peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI di RSUD Dr.Pirngadi Medan
Perbandingan Pendapat Pasien
Metode Uji Statistik p value
(56)
Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor Internal dan Eksternal. Faktor Internal dari pasien yaitu tingkat penghasilan pasien, tingkat penghasilan pasien sangat mempengaruhi pendapat pasien karena kepesertaan Pasien BPJS Kesehatan PBI dibiayai oleh pemerintah, sedangkan Kepesertaan pasien BPJS Kesehatan Non-PBI dibiayai oleh pasien itu sendiri. Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan untuk PBI Jaminan Kesehatan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Presiden RI, 2012). Faktor Eksternal merupakan faktor dari instalasi farmasi terhadap pasien peserta BPJS Kesehatan PBI dan Non-PBI, pasien PBI lebih berpendapat sangat baik terhadap pelayanan yang di berikan oleh instalasi farmasi sedangkan pasien Non-PBI berpendapat kurang baik terhadap pelayanan yang diberikan oleh instalasi farmasi di RSUD Dr.Pirngadi Medan. Hal ini mungkin disebabkan karena waktu tunggu pelayanan resep di instalasi farmasi Non-PBI yang cukup lama sehingga pasien merasa jenuh dan bosan.
(57)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
c. Berdasarkan pendapat pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di RSUD Dr.Pirngadi Medan, untuk PBI 20 pasien (100%) berpendapat sangat baik, untuk Non-PBI 141 pasien (78,3%) berpendapat baik, dan 39 pasien (27,7%) berpendapat sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa pasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan berpendapat baik terhadap pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh petugas instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan, tetapi jika hasil penilaian pendapat pasien didistribusikan maka akan terlihat pada bagian kecepatan pelayanan obat 82 pasien (45,5%), petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen 57 pasien (31,6%), dan konsumen merasa nyaman selama menuggu obat 72 pasien (40%) sehingga harus diperbaiki dan lebih ditingkatkan lagi.
d. Terdapat pengaruh karakteristik demografipasien rawat jalan peserta BPJS Kesehatan (Non-PBI) terhadap pendapat pasien (tingkat penghasilan dengan p
value 0,021, dan frekuensi kunjungan dengan p value 0,005) terhadap
pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan.
5.2 Saran
a. Disarankan untuk lebih meningkatkan pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan, seperti penambahan jumlah petugas agar pasien akan terlayani dengan baik dan cepat.
(58)
b. Disarankan agar RSUD Dr.Pirngadi Medan rutin membagikan angket atau kuesioner kepada pasien rwat jalan peserta BPJS Kesehatan untuk lebih mengetahui kelemahan atau kekurangan pelayanan yang diberikan berdasarkan pendapat atau tanggapan pasien sehingga akhirnya RSUD Dr.Pirngadi Medan dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang sesuai harapan pasien.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Aris, W. (2013). Persepsi Konsumen Terhadap Pelayanan Apotek di Kota Ranai
Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna
Azwar, A. (1995). Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Halaman 54.
Bahfen, F. (2006). Aspek Legal Layanan Farmasi Komunitas Konsep
Pharmaceutical Care. Majalah Medisina. Halaman 20.
Bustami, M.S. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan &
Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga. Halaman 5 - 6.
Ghozali., dan Imam. (2005). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halaman 140. Kotler., Philip., dan Kevin, L.K. (1994). Menejemen Pemasaran. Cetakan
Pertama, Edisi Bahasa Indonesi, Jakarta: PT Indeks. Halalaman 177.
Lusiana, P. (2013). Upaya Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Kesehatan Menggunakan Integrasi Quality function Deployment Dengan Analtycal
Process (Ahp)
Diakses tanggal 1 Juli 2014.
Menkes RI. (1992). Keputusan Menteri Kesehatan RI No.983/Menkes/SK/IX/1992
Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Menkes RI. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi. Tesis dan Instrumen Keperawatan. Ed II.
Jakarta: Salemba Medika. Halaman 80-89
Pemerintah RI. (2011). Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Jakarta: Tambahan Lembaran
Negara RI. No. 5256
Pemerintah RI. (2009). Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Jakarta: Tambahan Lembaran Negara RI. No. 5063
Pemerintah RI. (2004). Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Tambahan Lembaran Negara RI.
No. 4456
Presiden RI. (2012). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 tahun
2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.
(60)
Presiden RI. (2013). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2012 Tentang Jaminan Kesehatan. Jakarta:Lembaran
Negara RI. No. 255.
Rowland., dan Rowland. (1984). Hospital Administration Handbook. Maryland : Aspen Publisher Inc
Saryono. (2011). Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Halaman 127.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sutrisna, E.M., Meiliana, D., dan Tri Yulianti. (2008). Pendapat Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan Di Apotik Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Sragen. Publikasiilmiah.ums.ac.id/betstream/
handle/123456789/3209/Pendapat pasien rawat jalan. Pdf?sequence =1. Diakses tanggal: 1 April 2014.
(61)
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Peserta Penelitian
LEMBAR PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN
Saya Doni Kurniawan, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi di Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “ PENDAPAT PASIEN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN di RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014 “. Saya akan mengikutsertakan anda dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat pasien peserta BPJS kesehatan terhadap pelayan kefarmasian RSUD dr. Pirngadi Medan.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Pada penelitian ini identitas anda akan di samarkan dan kerahasiaan data anda akan di jamin sepenuhnya.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisifasi dan ketersediaan waktu bapak/ibu, saya ucapakan terima kasih.
Peneliti
(62)
Lampiran 2. Lembar Persetujuan Peserta Penelitian
LEMBAR PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN
Saya yang bertanda di bawah ini : Nama lengkap responder :
Jenis kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Berat badan : Kg
Tinggi badan : Cm
Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap tentang penelitian.
Judul :PENDAPAT PASIEN PESERTA BPJS
KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN di RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN TAHUN 2014
Nama peneliti : Doni Kurniawan
Jenis peneltian : Deskriptif
Lokasi : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan
Instansi : Fakultas Farmasi Universitas Sumatera utara
Maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.
Medan, November 2014 peserta
... No:
(63)
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KUESIONER
PENDAPAT PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN
Kuesioner ini adalah kuesioner untuk penulisan skripsi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), oleh karena itu saya sebagai peneliti akan sangat berterima kasih jika Bapak/Ibu/Saudara/Saudari bersedia mengisi dan menjawab setiap pertanyaan dengan sukarela.
Beri tanda (√) pada pilihan yang sesuai I. IDENTITASRESPONDEN
1. Kode (diisi peneliti) :
2. Tanggal :
3. Nama :
4. Umur :
5. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
6. Pendidikan : SD Diploma SMP S1
SMA Lain-lain 7. Pekerjaan
Mahasiswa/Mahasiswi Pegawai swasta
Wiraswasta Ibu rumah tangga
Pegawai negeri sipil Lain-lain (Pensiun)
8. Tingkat penghasilan kepala keluarga/bulan
< Rp 1.000.000,00 Rp 1.000.000,00 – Rp 5.000.000,00 > Rp 5.000.000,00
9. Sudah berapa kali anda datang ke Rumah Sakit ini:
(64)
Lampiran 3. (Lanjutan)
Pilih jawaban yang anda rasa tepat dengan tanda (√) pada kolom yang sesuai II. Persepsi Pasien
A. KEHANDALAN
A1. Kecepatan pelayanan obat
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik A2. Obat tersedia dengan lengkap
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik A3. Petugas melayani dengan ramah dan tersenyum
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik A4. Petugas selalu siap membantu
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
B. KETANGGAPAN
B1. Petugas cepat tanggap terhadap keluhan konsumen
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik B2. Petugas mampu memberikan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi konsumen
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik B3. Terjadinya komunikasi yang baik antara petugas dan konsumen
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik B4. Konsumen mendapatkan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang resep/obat yang ditebusnya
(65)
Lampiran 3. (Lanjutan)
C. KEYAKINAN
C1. Petugas mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam bekerja Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik C2. Obat yang diperoleh terjamin kualitasnya
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik C3. Obat yang diberikan sesuai dengan yang diminta
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
D. EMPATI
D1. Petugas memberikan perhatian terhadap keluhan konsumen
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik D2. Petugas memberikan pelayanan kepada semua konsumen tanpa memandang status sosial
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik D3. Konsumen merasa nyaman selama menunggu obat
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik
E. BUKTI LANGSUNG
E1. Apotek terlihat bersih dan rapi
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik E2. Kenyamanan ruang tunggu
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik E3. Penataan eksterior dan interior ruangan
Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik E4. Petugas apotek berpakain bersih dan rapi
(66)
Lanjutan 3. (Lanjutan)
III. Saran dan Tanggapan Anda
Komentar dan saran anda atas pelayanan BPJS Kesehatan yang diberikan kepada anda :
... ... ... ... ... ...
(1)
Lampiran 8.
(Lanjutan)
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
wiraswasta 8 40,0 40,0 40,0
pegawai swasta 5 25,0 25,0 65,0
ibu rumah tangga 6 30,0 30,0 95,0
lain-lain 1 5,0 5,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
< 1.000.000 12 60,0 60,0 60,0
1.000.000-5.000.000 8 40,0 40,0 100,0
Total 20 100,0 100,0
kunjungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
pertama kali 4 20,0 20,0 20,0
2-5 kali 7 35,0 35,0 55,0
lebih dari 5 kali 9 45,0 45,0 100,0
(2)
FREQUENCIES VARIABLES=umur jeniskelamin pendidikan pekerjaan penghasilan kunjungan
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet1] D:\Δ Smad-Lock (Brankas Smadav) Δ\data uji karakter.save
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
18-30 tahun 73 40,6 40,6 40,6
31-40 tahun 50 27,8 27,8 68,3
41-50 41 22,8 22,8 91,1
51 tahun keatas 16 8,9 8,9 100,0
Total 180 100,0 100,0
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
laki-laki 82 45,6 45,6 45,6
perempuan 98 54,4 54,4 100,0
Total 180 100,0 100,0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
SD 2 1,1 1,1 1,1
SMP 9 5,0 5,0 6,1
SMA 58 32,2 32,2 38,3
Diploma 40 22,2 22,2 60,6
S1 70 38,9 38,9 99,4
Lain-lain 1 ,6 ,6 100,0
Total 180 100,0 100,0
Statistics
umur jeniskelamin pendidikan pekerjaan penghasilan kunjungan
N Valid
180 180 180 180 180 180
(3)
Lampiran 9.
(Lanjutan)
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
mahasiswa/i 12 6,7 6,7 6,7
wiraswasta 48 26,7 26,7 33,3
PNS 30 16,7 16,7 50,0
pegawai swasta 56 31,1 31,1 81,1
ibu rumah tangga 31 17,2 17,2 98,3
lain-lain 3 1,7 1,7 100,0
Total 180 100,0 100,0
penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1.000.000-5.000.000 164 91,1 91,1 91,1
>5.000.000 16 8,9 8,9 100,0
Total 180 100,0 100,0
kunjungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
pertama kali 23 12,8 12,8 12,8
2-5 kali 38 21,1 21,1 33,9
lebih dari 5 kali 119 66,1 66,1 100,0
(4)
Kesehatan PBI dan Non-PBI
NPar Tests
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
skor 200 56,2500 7,76654 32,00 76,00
Pendapat PasienBPJS 200 1,90 ,301 1 2
Mann-Whitney Test
Ranks
PendapatPasienBPJS N Mean Rank Sum of Ranks
PBI 20 190,45 3809,00
Non-PBI 180 90,51 16291,00
Total 200
Test Statisticsa
skor
Mann-Whitney U 1,000 Wilcoxon W 16291,000
Z -7,333
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: TingkatkepuasanBPJS
(5)
(6)