pengaruh keluarga. Misalnya, sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai model pakaian yang sama dengan pakaian anggota kelompok yang
poppuler, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh kelompok menjadi lebih besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obatan
terlarang, merokok, seks bebas maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikannya perasaan mereka sendiri Hurlock, 2003.
2.3.7 Penerimaan dan Penolakan Peer group
Dalam peer group, merupakan kenyataan adanya remaja yang diterima dan ditolak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja diterima
a. Penampilan performance dan perbuatan meliputi antara lain : tampang yang
baik, atau paling tidak rapi dan aktif dalam kegiatan-kegiatan kelompok b.
Kemampuan pikir antara lain : mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok dan mengemukakan buah pikirannya
c. Sikap, sifat, perasaan antara lain : bersikap sopan, memperhatikan orang lain,
penyabar atau dapat menahan marah jika berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan dirinya
d. Pribadi meliputi : jujur dan dapat dipercaya, bertanggung jawab dan suka
menjalankan pekerjaannya, mentaati peraturan-peraturan kelompok, mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi dan pergaulan sosial.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan seorang remaja ditolak
a. Penampilan performance dan perbuatan antara lain meliputi : sering
menantang, malu-malu, dan senang menyendiri b.
Kemampuan pikir meliputi : bodoh sekali atau sering disebut tolol c.
Sikap, sifat meliputi : suka melanggar norma dan nilai-nilai kelompok, suka menguasai anak lain, suka curiga dan suka melaksanakan kemauan sendiri
d. Ciri lain : faktor rumah yang terlalu jauh dari tempat teman sekelompok
Arti penting dari penerimaan atau penolakan peer group dalam kelompok bagi seseorang remaja adalah bahwa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
pikiran, sikap, perasaan, perbuatan-perbuatan dan penyesuaian diri remaja. Akibat langsung dari penerimaan peer group bagi seseorang remaja adalah
adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi kelompoknya. Hal yang demikian ini akan menimbulkan rasa senang, gembira, puas bahkan rasa bahagia. Hal
yang sebaliknya dapat terjadi bagi remaja yang ditolak oleh kelompoknya yakni adanya frustasi yang menimbulkan rasa kecewa akibat penolakan atau pengabaian itu
2.4 Landasan Teori
Meningkatnya hubungan remaja dengan peer groupnya bukan berarti peran orangtua dalam kehidupan anaknya menjadi tidak penting. Hubungan dengan
orangtua akan memengaruhi pembentukan hubungan dengan peer group, begitu juga sebaliknya Hardy Hayes 1988.
Gambar 2.1 Landasan Teori Menurut Calhoun Acocella 1990
2.5 Kerangka Konsep