Manajemen Decompression Sickness .1 Perawatan Prehospital

2.13 Manajemen Decompression Sickness 2.13.1 Perawatan Prehospital Mengeluarkan pasien dari dalam air dan lakukan imobilisasi bila ada kecurigaan terhadap trauma. Umumnya, rekompresi dalam air bukanlah suatu pilihan yang aman karena akan terjadi masalah dengan suplai udara, hipotermia, toksisitas oksigen potensial, dehidrasi, dan lingkungan yang tidak terkendali membuatnya kurang ideal dan meningkatkan risiko tenggelam. Namun bila berada di daerah terpencil tanpa adanya dukungan ruang HBO, ini mungkin satu-satunya pilihan. Terapi dapat diberikan dengan cara berikan oksigen 100, intubasi jika perlu, dan pemberian normal saline atau ringer laktat intravena. Pertolongan pertama dengan menggunakan oksigen terbukti sangat menguntungkan. Divers Alert Network DAN telah mengupayakan untuk menempatkan oksigen pada lokasi-lokasi penyelaman, khususnya bagi yang membutuhkan waktu panjang untuk sampai pada tempat adanya ruang HBO dan memastikan pula bahwa orang terampil dalam menggunakannya. Sebuah studi tentang pertolongan pertama penggunaan oksigen menemukan bahwa waktu rata-rata penggunaannya setelah di permukaan adalah 4 jam dan 2,2 jam setelah timbulnya gejala DCS. 47 persen dari korban menerima oksigen. Gejala-gejala hilang sempurna ditemukan pada 14 korban. Bahkan yang lebih mengejutkan adalah bahwa 51 dari korban menunjukkan perbaikan. Ini adalah dengan pemberian oksigen sebelum pengobatan HBO. Bahkan setelah pengobatan HBO tunggal, mereka yang telah menerima oksigen sebelum menyelam HBO beberapa jam sebelumnya, akan memperoleh hasil yang lebih baik setelah diterapi HBO. 5 Aspirin biasanya dipertimbangkan dan diberikan dalam kecelakaan menyelam untuk aktivitas antiplatelet jika pasien tidak berdarah. Namun, tidak ada data saat ini untuk mendukung praktek ini. Gelembung nitrogen berinteraksi dengan trombosit, menyebabkan adhesi dan aktivasi, yang diduga berkontribusi pada obstruksi vena mikro dan iskemia yang dihasilkan dalam DCS; Namun, 32 belum ada penelitian atau efek percobaan atau manfaat dari aspirin pada proses ini yang telah dilakukan. Pemberian aspirin dapat meningkatkan perdarahan, terutama dalam DCS parah. Lakukan resusitasi jantung dan advanced cardiac life supprt, jika diperlukan, serta dekompresi dada dengan jarum jika curiga tension pneumothorax. 5 Jangan menempatkan pasien dalam posisi Trendelenburg. Menempatkan pasien dalam posisi kepala di bawah dianggap sebagai pengobatan standar cedera menyelam untuk mencegah embolisasi gas serebral. Praktek ini harus ditinggalkan karena sebetulnya proses ini akan meningkatkan tekanan intra trakeal dan memperburuk cedera blood brain barrier. 5

2.13.2 Penatalaksanaan DCS di UGD

- Berikan oksigen 100 untuk mencuci nitrogen keluar dari paru-paru dan mengatur peningkatan gradien difusi untuk meningkatkan pelepasan nitrogen dari tubuh. 5 - Berikan cairan intravena untuk rehidrasi sampai output urin adalah 1-2 ml jam. Rehidrasi bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi dan perfusi. 5 - Mengobati pasien untuk mual, muntah, nyeri, dan sakit kepala. 5 - Hubungi fasilitas terdekat hiperbarik untuk mengatur transfer dan melepas seluruh peralatan selam darii tubuh pasien. 5

2.13.3 Terapi definitif

Terapi defintif dari pasien yang mengalami decompression sickness adalah dengan menggunakan terapi hiperbarik oksigen. Untuk lebih lengkap, pembahasan tentang terapi ini akan dibahas di bab tiga. 33

2.13.4 Pemberian Obat-obatan

Agen antiplatelet : Aspirin memblok aksi sintesa prostaglandin dan menghambat pembentukan agregasi platelet tromboxan A2. Mekanisme aksinya dalam DCS belum terlalu jelas. 15 Kortikosteroid : Methylprednisolone Berguna dalam mengobati inflamasi dan reaksi alergi dengan cara menghambat aktivitas PMN dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Mekanisme untuk terapi DCS juga masih belum jelas. 15 Anestetik : Lidocaine Mengurangi permeabilitas ion natrium di membrane neuron, menghambat depolarisasi dan memblok transmisi impuls saraf. Mekanisme kerjanya juga masih belum jelas. 15

2.14 Prevensi