13 Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara
Dengan luas wilayah sekitar 38.140 km
2
, secara rata-rata setiap km
2
wilayah Sulawesi Tenggara ditinggali oleh 62 orang penduduk, dengan rata-rata 4 orang per rumah tangga.
Pada tahun 2013, persentase penduduk usia 15+ angkatan kerja adalah sebesar 62,86, sedangkan yang bukan angkatan
kerja sebesar 21,14, kelompok yang mengurus rumah tangga, 9,16 kelompok yang berstatus sekolah, 2,94 pengangguran, dan
3,91 kelompok lainnya Gambar 2.4.
Sumber : Sakernas, 2013 Gambar 2.4. Persentase penduduk usia 15+
di Provinsi Sulawesi Tenggara Keterbatasan lapangan kerja menyebabkan tidak semua angkatan
kerja yang tersedia terserap di pasar kerja. Selain itu, tenaga kerja di beberapa bidang telah tergantikan oleh mesin serta teknologi yang
tinggi.
2.4. Kontribusi Sektor Pertambangan terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara
Sektor utama perekonomian berasal dari Pertanian, Perdagangan dan Jasa - jasa. Pertumbuhan ekonomi di berbagai
sektor cenderung menuju ke arah positif sampai dengan tahun 2013, termasuk sektor Pertambangan dan Penggalian yang tumbuh
sebesar 0,63.
Hanya saja, sejak berlakunya UU Nomor 4 Tahun 2009, yang salah satu di antaranya mengamanatkan peningkatan nilai tambah
mineral, pertumbuhan sektor Pertambangan menurun dari 43,03
14 Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara
pada tahun 2012 menjadi 6,74 pada tahun 2013, menurun lagi menjadi -1,49 pada kuartal 3 tahun 2014.
Dari keseluruhan PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara, sektor Pertambangan memberikan kontribusi negatif, yakni sebesar -0,13
di tahun 2014 Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kontribusi Pertumbuhan Sektoral Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber : BI Sultra
2.5. Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Sulawesi Tenggara
Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, pengertian wilayah adalah ruang yang merupakan satuan geografis
beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau
aspek fungsional, sehingga batasan wilayah tidak selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Bagian-bagian wilayah ini
mencakup komponen biofisik alam, sumber daya buatan infrastruktur, manusia, serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan
demikian, istilah wilayah menekankan hubungan yang sangat penting antarmanusia dengan sumber daya-sumber daya lainnya
yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu.
Wilayah pengembangan seperti Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus KEK adalah perwilayahan untuk tujuan
pengembangan ekonomi atau wilayah untuk pembangunan development. Tujuan pembangunan ini terkait dengan lima kata
kunci, yaitu: 1 pertumbuhan; 2 penguatan keterkaitan; 3 keberimbangan; 4 kemandirian; 5 keberlanjutan.
15 Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara
Pengertian pembangunan dalam sejarah dan
perkembangannya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategi pembangunan yang menekankan kepada:
1 penekanan pertumbuhan ekonomi,
2 penekanan pertumbuhan dan kesempatan kerja,
3 penekanan pertumbuhan dan pemerataan,
4 penekanan kepada kebutuhan dasar basic need approach,
5 penekanan pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan
6 penekanan pembangunan berkelanjutan suistainable
development. Pendekatan yang diterapkan dalam pengembangan ekonomi
wilayah provinsi di Indonesia sangat beragam, karena dipengaruhi oleh perkembangan teori dan model ekonomi berkelanjutan melalui
penyebaran penduduk lebih rasional, meningkatkan kesempatan kerja dan produktivitas Mercado, 2002.
Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang, Kementerian Permukiman dan Prasarana Wilayah
2002, prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan ekonomi wilayah provinsi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1 Sebagai pusat pertumbuhan growth center. Pengembangan
wilayah provinsi tidak hanya bersifat internal wilayah provinsi, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh
spread effect pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah provinsi sekitarnya, bahkan secara nasional.
2 Pengembangan wilayah provinsi memerlukan upaya kerja
sama pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah provinsi.
3 Pola pengembangan wilayah provinsi bersifat integral yang
merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan.
Dalam pengembangan wilayah provinsi, mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan
wilayah provinsi. Dalam pemetaan strategi pengembangan wilayah provinsi satu wilayah provinsi pengembangan diharapkan
mempunyai unsur-unsur strategis antara lain berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur yang saling berkaitan
dan melengkapi sehingga dapat dikembangkan secara optimal dengan memperhatikan sifat sinergisme di dalam pelaksanaannya
Direktorat Pengembangan Wilayah dan Transmigrasi, 2003.
16 Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam terutama mineral nikel.
Kekayaan mineral nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara diharapkan mampu menjadi pemicu bagi pengembangan ekonomi. Dalam
konteks internasional, perekonomian dunia yang bergerak cepat, seperti globalisasi dan pasar bebas yang menyebabkan terjadinya
perubahan dan dinamika sosial, politik, dan budaya, mengakibatkan kebutuhan terhadap berbagai komoditi, termasuk komoditi mineral
nikel dapat memacu pertumbuhan ekspor di negara pemilik sumber daya mineral.
Berdasarkan pertimbangan di atas, pengembangan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Kawasan Ekonomi Khusus
KEK merupakan bagian penting dalam pembangunan suatu negara, provinsi, kabupaten kota untuk menghadapi persaingan
perubahan ekonomi wilayah yag baik dengan mempertimbangkan aspek sumber daya yang dimiliki, aspek internal, sosial, dan
pertumbuhan ekonomi.
17 Dampak Pembangunan Smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB 3 KONDISI SMELTER NIKEL DI PROVINSI