Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 18
Gambar 3. Alur Pencacahan Pedagang •
Jika pada saat pencacahan, komoditi yang diproduksi bukan merupakan komoditi
seperti yang tercantum pada Daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN, maka pengawas
harus mencari perusahaanusaha yang memproduksi komoditi yang sama untuk
dijadikan sebagai sampel pengganti secara purposive.
• Nomor urut perusahaan untuk sampel pengganti dimulai dari 8000 untuk setiap
kabupatenkota. •
Untuk Perusahaanusaha yang terpilih sampel secara purposive nomor urutnya
dimulai dari 9000 untuk setiap kabupatenkota.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 19
Gambar 4. Alur Pencacahan Produsen
3.8 Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13-DSP.PRODUSEN
Daftar VPDP13-DSP adalah daftar yang memuat nama perusahaanusaha yang terpilih sebagai sampel untuk pedagang maupun produsen. Berdasarkan daftar ini, PCS mengunjungi
dan melakukan pencacahan perusahaanusaha yang menjadi beban tugasnya. Keterangan rincian dan kolom Daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG dan VPDP13-
DSP.PRODUSEN adalah sebagai berikut: 1.
Rincian Provinsi, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama provinsi.
2. Rincian KabupatenKota, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama
kabupatenkota. 3.
Rincian Kecamatan, yang tercantum pada rincian ini adalah kode dan nama kecamatan
4. Kolom 1 : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut.
5. Kolom 2 : Nomor Urut Perusahaan, yang tercantum pada kolom ini adalah
nomor urut perusahaanusaha yang terpilih sebagai sampel dalam suatu kabupatenkota.
6. Kolom 3 : Nama Lengkap PerusahaanUsaha, yang tercantum pada kolom ini
adalah nama perusahaanusaha yang terpilih sebagai sampel. 7.
Kolom 4 : Alamat, yang tercantum pada kolom ini adalah alamat dari perusahaanusaha yang tercantum pada kolom 3.
Buku 2: Pedoman Lapangan VPDP13 20
8. Kolom 5 : Kegiatan Utama, yang tercantum pada kolom ini adalah kegiatan
utama perusahaanusaha yang terpilih sebagai sampel. 9.
Kolom 6 : KBLI - Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, merupakan KBLI dari kegiatan utama.
10. Kolom 7 : Jenis komoditi yang diperdagangkandihasilkan
11. Kolom 8 : Fungsi kelembagaan yang diidentifikasi dari frame
12. Kolom 9 : Hasil pencacahan, kolom ini berisi kode kondisi hasil pencacahan
perusahaanusaha, yaitu: 1 = Ditemukan, dan jenis komoditi yang diperdagangkandiproduksi sesuai dengan
daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-DSP.PRODUSEN 2 = Ditemukan, namun jenis komoditi yang diperdagangkandiproduksi tidak sesuai
dengan daftar VPDP13-DSP.PEDAGANG atau daftar VPDP13-PRODUSEN 3 = Ditemukan, tetapi bukan sebagai pedagang Untuk VPDP13-DSP.PEDAGANG
atau
Ditemukan, tetapi bukan sebagai produsen Untuk VPDP13-DSP.PRODUSEN 4 = Pindah dan tidak dapat ditelusuri
5 = Tutup 6 = Tidak Ditemukan
7 = Gandadouble
3.9 Penentuan Nomor Urut Perusahaan Pedagang
Nomor urut perusahaan dibangun per kabupaten berdasarkan tahapan sebagai berikut: a.
Berdasarkan hasil penentuan fungsi kelembagaan perusahaanusaha dari SE06- UMB-G, tentukan nomor urut perusahaan, dimulai dari fungsi kelembagaan
perusahaan perdagangan sebagai distributor, setelah selesai memberi nomor urut seluruh perusahaan ”distributor”, kemudian dilanjutkan untuk subdistributor, agen,
subagen, eksportir dan seterusnya sampai pengecer. b.
Untuk perusahaan yang bersumber dari selain SE06-UMB-G, nomor urut perusahaan merupakan kelanjutan dari nomor urut pengecer.
Contoh : Dari hasil pembentukan frame perusahaan perdagangan, dalam suatu kabupaten ada 129
perusahaan dari SE06-UMB, dan 79 perusahaan dari sumber lainnya. Pemberian nomor urut perusahaan seperti dibawah ini: