9
2.2 Kekeruhan Turbidity
Kekeruhan adalah sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan adsorbsi cahaya yang melaluinya. Uji kekeruhan adalah mengukur suatu sifat optik dari
suatu sampel air yaitu hasil penyebaran dan penyerapan cahaya oleh bahan-bahan yang terdapat dalam sampel. Jumlah dari kekeruhan yang terukur tergantung pada
berbagai macam variabel seperti : ukuran, bentuk dan indeks refraksi dari pertikel. Kekeruhan tidak mempunyai hubungan langsung terhadap berat berbagai bahan
yang terdapat pada suspensi karena bentuk dan indeks refraksi dari berbagai
pertikel mempunyai efek terhadap penyebaran sinar dari suspensi[21].
Ada tiga metode pengukuran kekeruhan, yaitu : 1. Metode Neflometrik unit kekeruhan NTU dan FTU
2. Metode Helliege Turbidimeter unit kekeruhan Silika 3. Metode Visuil unit kekeruhan Jakson
Kekeruhan dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu seperti : tawas, Fe III atau suatu polielektrolit organik.
Selain penambahan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan akhirnya
mengendap.
2.3 Padatan Total
[21] menjelaskan bahwa dalam air alam terdapat dua kelompok zat yaitu zat terlarut garam, molekul dan zat padat tersuspensi koloid. Perbedaan pokok
antara kedua kelompok ini ditentukan melalui ukuran-ukuran partikelnya.
Analisis zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen
air secara lengkap, serta untuk perencanaan serta pengawasan proses pengolahan
dalam bidang air minum maupun dalam air buangan.
Jenis partikel koloid adalah penyebab kekeruhan dalam air yang disebabkan oleh penyimpangan sinar nyata yang menembus suspensi. Partikel-
partikel koloid tersebut tidak terlihat secara visual sedangkan larutannya terdiri dari ion-ion dan molekul-molekul. Larutan menjadi keruh bila terjadi
pengendapan yang merupakan kejenuhan suatu senyawa kimia. Dimana adanya proses pengadukan akan mempercepat terjadinya pengendapan. Partikel-partikel
tersuspensi biasa, mempunyai ukuran lebih besar dari partikel koloid dan dapat
Universitas Sumatera Utara
10 menghalangi sinar yang akan menembus suspensi.
Dalam analisa zat padat, pengertian zat padat total adalah semua zat-zat padat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana
tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang dapat bersifat organik dan inorganik seperti
dijelaskan dalam skema berikut ini :
Zat Padat Total Total Padatan Terlarut
TDS Zat Padat Terendap
anorganik Total Padatan Tersuspensi
TSS Zat Padat Teruapkan
organik Zat Padat Teruapkan
organik Zat Padat Terendap
anorganik Total zat padat volatil
Total zat padat terendap
Gambar 2.3 Skema Pembagian Zat Padat [21]
2.4 Chemical Oxygen Demand COD
Kebutuhan oksigen kimiawi atau COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia. Dalam hal ini, bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bikromat K
2
Cr
2
O
7
menjadi gas CO
2
dan H
2
O serta sejumlah ion krom. Kalium bikromat digunakan sebagai sumber oksigen oxidizing agent. Oksidasi
terhadap bahan buangan organik akan mengikuti reaksi berikut : C
a
H
b
O
c
+ Cr
2
O
7 2-
+ H
+ katalis
CO
2
+ H
2
O + Cr
3+
Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalis perak sulfat Ag
2
SO
4
untuk mempercepat reaksi. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi
oksidasi terhadap bahan buangan organik sama dengan jumlah kalium bikromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti semakin banyak oksigen yang
diperlukan semakin banyak juga kalium bikromat yang terpakai.
Universitas Sumatera Utara
11 Tabel 2.4 Baku Mutu Air Limbah Industri Tahu
No Parameter
Satuan Baku Mutu Limbah Cair
1 Temperatur
C 38
2 BOD
mgL 50
3 COD
mgL 100
4 TSS
mgL 200
5 pH
- 6,0
– 9,0
2.5 Kadar Air