Indonesian Economic Review and Outlook
4
2. Rancangan APBN Perubahan Tahun Anggaran 2017
Tabel 1 Perbandingan Asumsi Dasar Ekonomi Makro pada APBN dan RAPBN-P 2017
Beberapa asumsi makro mengalami perubahan
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2017
Pada Rancangan APBN Perubahan 2017, perubahan asumsi pada beberapa indikator makro mengindikasikan prospek
ekonomi yang lebih baik selama paruh akhir tahun ini. ■
Asumsi pertumbuhan ekonomi dinaikkan 0.1 percentage
point menjadi 5.2 persen secara year on year pada RAPBN-P 2017.
■ Ketetapan ini didasarkan pada kuatnya konsumsi rumah
tangga dan konsumsi LNPRT yang menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2016, kinerja ekspor, serta
peningkatan belanja infrastruktur sepanjang semester-II 2017 nanti.
■ Timbul peluang akan kenaikan ketersediaan pendanaan
domestik yang bersumber dari dana repatriasi hasil tax
amnesty yang berakhir Maret 2017 lalu. ■
Aliran dana investasi asing juga diproyeksikan akan meningkat seiring dengan naiknya rating investasi oleh
Standard Poor SP. ■
Asumsi tingkat inlasi ditingkatkan 0.3 percentage point ke level 4.3 persen, sedangkan kurs diasumsikan terdepresiasi
hingga ke level 13.400 rupiah per USD. ■
Naiknya inlasi diperkirakan ikut dipengaruhi oleh tren kenaikan harga minyak dunia.
■ Prakiraan depresiasi kurs ini merupakan hasil pertimbangan
potensi risiko terkait rencana kebijakan The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan seiring dengan upaya
proteksi perdagangannya. ■
Terakhir, tingkat bunga rata-rata SPN 3 bulan turun 0.1 pp ke 5.2 persen—berpeluang menurunkan deisit 0,14 hingga
0,21 percentage point.
Tabel 2 Realisasi APBN 2016 dan Perbandingan Postur APBN dan RAPBN-P 2017
Rancangan APBN Perubahan disusun lebih realistis
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia 2017
Pada RAPBN-P 2017, adanya revisi kebijakan pendapatan maupun belanja negara berpeluang untuk meningkatkan
pembiayaan guna menutupi pagu deisit yang lebih besar 2,92 persen terhadap PDB.
■ Sebagai akibat dari turunnya proyeksi penerimaan
perpajakan, total pendapatan negara diperkirakan turun hingga 2,1 persen dibandingkan APBN 2017.
■ Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP tercatat
diperkirakan meningkat 10.041,9 Miliar Rupiah, dengan memperhitungkan beberapa kemungkinan, di antaranya
potensi meningkatnya pendapatan dari sektor migas akibat naiknya harga minyak mentah serta batu bara.
Belanja Negara total pada RAPBN-P 2017 diperhitungkan naik 1,5 persen dibanding APBN 2017.
■ Selain akibat perubahan asumsi makro, ini juga disebabkan
oleh penyerapan anggaran untuk agenda prioritas pemerintah pusat—seperti pendidikan dan kesehatan
seperti penguatan kelembagaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dengan skema
sovereign wealth fund SWF— serta untuk melunasi kewajiban-kewajiban pemerintah.
■ Kenaikan prakiraan belanja untuk subsidi juga ikut memicu
pembengkakan belanja negara. ■
Secara netto, turunnya proyeksi pendapatan dan naiknya anggaran belanja ini menjadikan potensi deisit melebar
hingga ke level 2,92 persen terhadap PDB. ■
Meski begitu, deisit RAPBN-P 2017 ini diperkirakan akan terealisasi lebih rendah sekitar 2,67 persen akibat tren
potensi serapan belanja yang masih terbatas dari tahun ke tahun.
5
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
b. SEKToR moNETER DAN PASAR FINANSIAL
1. Bank Indonesia bersikap konservatif atas outlook perekonomian domestik, sentimen positif global dan do- mestik menopang perkembangan pasar modal
Gambar 6 Suku Bunga LPS, Deposito, dan 7-days Repo Rate,
2012 – 2017
Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan
Sumber: CEIC Database dan Bank Indonesia 2017
Gambar 7 Pergerakan IHSG, 2012 – 2017
Bursa saham Indonesia masih dipengaruhi sentimen pasar positif
Sumber: CEIC Database 2017
Gambar 8 Kapitalisasi Pasar IHSG, 2012 – 2017
Kapitalisasi pasar didorong penawaran perdana, investor non-residen memulai aksi penjualan bersih
Sumber: CEIC Database dan Bloomberg 2017
Bank Indonesia masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan 7-days Reverse Repo Rate di tingkat 4,750.
■ Tingkat ini masih dipertahankan Bank Indonesia sejak
Oktober 2016 dengan mempertimbangkan pemulihan keadaan makroekonomi Indonesia pada Kuartal II 2017
yang belum sekuat perkiraan awal. ■
BI masih akan terus mewaspadai risiko perekonomian domestik dan global.
■ LPS masih mempertahankan suku bunga penjaminan di
level 6,25 persen sejak September 2016.
Suku bunga deposito masih bertahan pada tingkat yang sama pada kuartal sebelumnya dan cenderung melemah.
■ Rata-rata tertimbang suku bunga deposito pada April
2017 adalah 6,370 persen, turun 7 bps dibandingkan bulan
sebelumnya atau 58 bps dari tahun sebelumnya.
■ Tren pelemahan imbal hasil sejumlah aset keuangan berbasis
simpanan dan hutang seperti deposito dan obligasi masih terus berlanjut hingga Kuartal II.
Pasar saham masih melanjutkan tren penguatan yang terjadi semenjak awal tahun 2017.
■ Pada akhir bulan Juni 2017, Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG bertengger pada posisi tertingginya 5.829 poin, naik 1,6 persen
m-t-m atau telah memberikan imbal hasil sebesar 16,2 persen
y-o-y. ■
Sentimen positif pengumuman investment grade oleh
lembaga pemeringkat SP kinerja sejumlah emiten, dan data makroekonomi Indonesia pada Kuartal II 2017
mempengaruhi pergerakan IHSG.
Di sisi lain, investor non-residen mulai menarik dananya dari pasar modal Indonesia secara bertahap.
■ Pada Juni 2017, tercatat non-residen membukukan transaksi
jual bersih Rp4,32 triliun, angka yang lebih tinggi dari nilai jual bersih non-residen pada Mei 2017 sebesar Rp624 miliar.
■ Nilai kapitalisasi pasar bursa efek Indonesia semakin
meningkat didukung oleh 12 emiten baru yang mulai listing
di bursa.
Gambar 9 MSCI Equity Markets Benchmark Indices
Pasar modal dunia masih menunjukkan tren positif
Sumber: Bloomberg 2017
Sejalan dengan optimisme yang terjadi di pasar Indonesia, pasar modal dunia menunjukkan tren
bullish secara umum.
■ Hingga 30 Juni 2017, indeks MSCI All-Country World yang
merangkum pergerakan pasar modal global telah naik 10,1 persen
y-t-d. ■
Pasar modal di negara-negara emerging markets pun masih
menunjukkan pergerakan positif terlihat dari indeks MSCI Emerging Markets yang telah naik 17,2 persen
y-t-d. ■
Bursa saham negara-negara emerging Asia yang
direpresentasikan oleh indeks MSCI emerging Asia telah naik 22,07 persen secara
y-t-d secara keseluruhan.
Indonesian Economic Review and Outlook
6
Gambar 10 Kurs Rupiah terhadap Dolar AS, Juni 2012 – Juni 2017
Stabilitas Rupiah masih terjaga pada Juni 2017
Catatan: = mulai Mei 2013, data kurs menggunakan JISDOR Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia dan CEIC 2017, diolah
2. Kurs rupiah melanjutkan apresiasi, cadangan devisa membaik