penderita. Contohnya anak -anak dan orang tua biasanya tidak memiliki gejala yang sering didapat atau tidak ada gejala sama sekali. Oleh karena
itu ulkus biasanya diketahui ketika komplikasi terjadi. Hanya setengah dari pe nderita ulkus duodenum mempunyai gejala
yang sama seperti perih, rasa seperti terbakar, nyeri, pegal, dan lapar. Rasa nyeri berlangsung terus -menerus dengan intensitas ringan sampai berat
biasanya terletak di bawah sternum. Kebanyakan orang yang menderita ulkus duodenum, nyeri biasanya tidak ada ketika bangun tidur tetapi
timbul menjelang siang. Minum susu dan makan yang menyangga keasaman PH lambung atau meminum obat antasida mengurangi nyeri,
tapi mulai timbul kembali setelah 2 atau 3 jam kemudian. Nyer i yang dapat membangunkan orang ketika malam hari juga ditemukan. Seringkali
nyeri timbul sekali atau lebih dalam sehari selama beberapa minggu dan hilang tanpa diobati. Namun, nyeri biasanya timbul kembali 2 tahun
kemudian dan terkadang juga dalam beberap a tahun kemudian. Penderita biasanya akan belajar mengenai pola sakitnya ketika kambuh biasanya
terjadi ketika stres. Makan bisa meredakan sakit untuk sementara tetapi bisa juga
malah menimbulkan sakit. Ulkus lambung terkadang membuat jaringan bengkak edema yang menjalar ke usus halus, yang bisa mencegah
makanan melewati lambung. Blokade ini bisa menyebabkan kembung, mual, atau muntah setelah makan. Keshav, 2004.
2.1.6 Patofisiologi
Permukaan epitelium dari lambung atau usus rusak dan berulkus dan hasil dari inflamasi menyebar sampai ke dasar mukosa dan
submukosa. Asam lambung dan enzim pencernaan memasuki jaringan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada pembuluh darah dan jaringan di
sekitarnya Keshav, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7 Faktor Resiko
Konsumsi Rokok
Bukti yang cukup kuat menunjukkan bahwa mengonsumsi rokok merupakan faktor yang cukup besar yang berhubungan dengan kejadian,
lama kejadian, rekurensi dan komplikasi dari ulkus peptikum yang disebabkan oleh
Helicobacterpylori.Suatu penelitian epidemiologi menunjukkan merokok meningkatkan resiko baik ulkus duodenal maupun
ulkus lambung dan resikonya tergantung pada jumlah rokok yang dikonsumsi. Merokok memperlambat penyembuhan ulkus, menyebabkan
rekurensi , dan meningkatkan resiko komplikasi. Berhenti merokok sangat penting untuk mencegah rekurensi dari ulkus duodenal.
Konsumsi Alkohol
Konsentrasi tinggi dari alkohol menyebabkan kerusakan pembatas mukosa lambung terhadap ion hidrogen dan berhubungan dengan lesi
mukosa lambung akut yang disebabkan pendarahan mukosa. Alk ohol sendiri menstimulasi sekresi asam, dan komposisi dari minuman
beralkohol selain dari alkohol juga menstimulasi sekresi asam.
Faktor Psikologi
Faktor psikologis walaupun belum diketahui dengan pasti mekanismenya, juga dapat meningkatkan resiko ulkus peptikum. Stres
psikologi dapat menyebabkan perilaku menyimpang seperti meningkatkan konsumsi rokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat -obatan dan kurang
tidur yang bisa menyebabkan pertahanan mukosa rusak sehingga bisa mengarah pada ulkus. Perilaku menyim pang tadi juga bisa menyebabkan
sekresi asam berlebihan, aliran darah berkurang, motilitas lambung meningkat, motilitas usus menurun sehingga menyebabkan jumlah asam
yang memasuki usus meningkat. Kekebalan tubuh juga dapat menurun
Universitas Sumatera Utara
sehingga mudah terinfeksi Helicobacter pylori yang dapat menyebabkan ulkus Soll, 2009.
2.1.8 Diagnosis