VI
-
15
E. Pembinaan Batas Wilayah
1. Kebijakan dan Kegiatan
Landasan kebijakan dalam pelaksanaan batas daerah, sebagai berikut : a.
Undang Undang yang berlaku sebagai
Lex Generalis
, yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang merupakan acuan
dasar dan umum terkait segala hal pemerintahan daerah; b.
Undang Undang yang berlaku sebagai
Lex Specialis
, yaitu berbagai undang- undang tentang Pembentukan Daerah Otonom;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2002 jo Peraturan Pemerintah No. 78
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Daerah; d.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Ketelitian Peta Tata Ruang;
e. Peraturan DaerahPeraturan Pemerintah yang terkait dengan Pembentukan
Wilayah Tingkat KecamatanDesa; f.
Kesepakatan Antar Daerah Tentang Batas; g.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah; dan
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 Tentang Penetapan Dan
Penegasan Batas Wilayah Desa. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penegasan Batas Daerah, menyatakan bahwa Penegasan Batas Daerah adalah kegiatan penentuan batas secara pasti di lapangan yang dititikberatkan pada
upaya mewujudkan batas daerah yang jelas dan pasti, baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan serta dilakukan dalam rangka menentukan letak dan posisi batas
secara pasti di lapangan sampai dengan titik koordinat di atas peta. Beberapa prinsip pokok penegasan batas daerah, yaitu mewujudkan batas
antar daerah yang jelas dan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan, berpedoman
pada batas-batas
daerah tersebut
dalam undang-undang
pembentukannya daerah, melalui tahapan yang disepakati, dilakukan oleh Tim Penegasan Batas Daerah PBD Pusat, Provinsi dan Kabupatenkota serta
penyelesaian perselisihan batas daerah antar provinsi, dan kabupatenkota. Batas Daerah sangat penting, untuk tertib admisitrasi kewilayahan, tertib
penyelenggaraan pembangunan, tertib pelayanan umum dan tertib kegiatan kemasyarakatan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan. bahwa penataan batas
daerah bukan berarti mengkotakkan wilayah nusantara, tetapi sifatnya lebih pada penataan batas wilayah kerja administrasi pemerintahan, yang pada gilirannya
VI
-
16 mempermudah koordinasi pelaksanaan pembangunan maupun pembinaan kehidupan
masyarakat di wilayahnya. Jadi kunci suksesnya adalah kesepakatan. Peran Pemerintah Provinsi adalah memfasilitasi penegasan batas daerah,
melaksanakan penegasan batas daerah, memfasilitasi penyelesaian perselisihan batas daerah dan koordinator Tim Penegasan Batas Daerah yang bersangkutan.
Provinsi Jawa Barat terdiri dari 26 kabupatenkota memiliki 65 segmen perbatasan, baik yang berbatasan antar kabupatenkota di Jawa Barat maupun antar
kabupatenkota di Jawa Barat dengan kabupatenkota di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Dari 65 segmen batas yang sudah mendapatkan penetapan dari
Menteri Dalam Negeri, baru 22 segmen yang sudah ditetapkan. Jadi masih terdapat 43 segmen yang belum ditetapkan.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan