Derajat penyempitan Kerangka Konsep Penelitian Definisi Operasional

2.5 Derajat penyempitan

Derajat penyempitan pembuluh darah coroner dapat dilihat secara visual oleh operator yang berpengalaman atau dapat digunakan angiografi kuantitatif untuk mendapatkan penilaian computer mengenai derajat keparahan Gray dkk, 2005. Penyempitan koroner di nterpretasikan bermakna jika persentasi stenosis ≥ 50 pada LMCA atau ≥ 75 pada arteri coroner lainnya. Sintha et al pada tahun 1997 dalam Gani Manurung tahun 2008 dikatakan bahwa derajat penyempitan dibagi menjadi : - Grade 0 : penyempitan 25 - Grade 1 : penyempitan 25-49 - Grade 2 : penyempitan 50-74 - Grade 3 : penyempitan 75-94 - Grade 4 : penyempitan ≥ 95 Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Gambar 4. Kerangka konsep penelitian

3.2 Definisi Operasional

1. Intervensi Koroner Perkutan IKP adalah suatu teknik untuk menghilangkan trombus dan melebarkan pembuluh darah koroner yang menyempit dengan memakai kateter balon. 2. Faktor risiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu dimana secara statistik berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya. Faktor risiko yang Intervensi Koroner Perkutan IKP Faktor risiko Indikasi IKP Lokasi penyempitan Derajat penyempitan -Jenis kelamin -Usia -Riwayat merokok -Riwayat hipertensi -Diabetes Mellitus -STEMI -NSTEMI -Stable Angina -Unstable Angina Universitas Sumatera Utara termasuk dalam penelitian ini berupa usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi, merokok, diabetes mellitus. - Usia menyatakan umur pasien dibedakan atas 41, 41-50, 51-60, 61-70 dan 70. - Jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan - Riwayat hipertensi dilihat dari tekanan darah pasien dan disesuaikan dengan klasifikasi JNC VII. Apabila sistol 140-159 mmHg ke atas dan diastol 90-99 mmHg ke atas, maka sudad tergolong hipertensi. - Riwayat merokok merupakan riwayat apakah pasien perokok atau tidak - Riwayat diabetes mellitus untuk melihat apakah pesien memiliki peninggian kadar gula darah atau diabetes mellitus sebelumnya. - Riwayat hiperkolesterolemia dilihat dari peninggian kadar kolesterol pasien. 3. Indikasi IKP adalah petunjuk kapan IKP bisa dilakukan. Dalam hal ini peneliti ingin melihat jenis penyakit apa saja yang dilakukan tindakan PCI dan persentasinya. Beberapa contoh indikasi dilakukannya tindakan PCI tersebut adalah penyakit jantung koroner meliputi STEMI, NSTEMI, stable and unstable angina , dan infark miokardium. STEMI adalah tipe miokard infark dengan elevasi atau peninggian segmen ST. NSTEMI Non STEMI adalah tipe infark miokard tanpa elevasi segmen ST yang disebabkan oleh obstruksi koroner akibat erosi dan ruptur plak. 4. Lokasi penyempitan adalah daerah pada pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Lokasi tersebut dibedakan berdasarkan anatomi yaitu Left Coronary Artery LCA , Left Marginal Artery LMA , Right Coronary Universitas Sumatera Utara Artery RCA , Left Anterior Descending LAD , Right Marginal Artery RMA , Circumflex Artery dan Posterior Descending Artery. 5. Derajat penyempitan adalah tingkatan yang mengatakan banyaknya daerah penyempitan yang terbagi dalam beberapa kelompok yang terbagi atas : - Grade 0 : penyempitan 25 - Grade 1 : penyempitan 25-49 - Grade 2 : penyempitan 50-74 - Grade 3 : penyempitan 75-94 - Grade 4 : penyempitan ≥ 95 Alat ukur : data rekam medis Cara ukur : menganalisis data rekam medis yang menunjukkan profil Intervensi Koroner Perkutan pada unit kateterisasi RSUP HAM pada tahun 2009-2010 Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian