BAB I PENDAHULUAN DAN ISI DISTORSI PASAR PERSPEKTIF ISLAM Autosaved

(1)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ekonomi Islam memandang bahwa pasar, negara dan individu berada dalam keseimbangan (Iqtishad), tidak boleh ada sub-ordinat, sehingga salah satunya menjadi dominan dari yang lain. Pasar dijamin kebebasannya dalam islam. Pasar bebas menentukan cara-cara produksi dan harga, tidak boleh ada gangguan yang mengakibatkan rusaknya keseimbangan pasar. Dalam konsep Ekonomi Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Pertemuan antara permintaan dan penawaran tersebut harus taterjadi rela sama rela, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam melakukan transaksi barang tertentu (Q) pada tingkat harga tertentu (P). Namun keadaan yang terjadi dilapangan, tidaklah sesuai dengan pasar yang ideal menurut prinsip islam. Dan gangguan-gangguan yang terjadi itulah disebut sebagai Distorsi Pasar (market distortion).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Distorsi Pasar ? 2. Apa saja bentuk-bentuk Distorsi Pasar ?


(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Distorsi Pasar : Perspektif Islam

Kata distorsi dalam kamus Bahasa Indonesia memiliki arti yaitu sebuah gangguan yang terjadi atau pemutar balikan suatu fakta, aturan dan penyimpangan dari fakta yang seharusnya terjadi. Sedangkan pengertian pasar secara umum yaitu suatu tempat bertemunya antara penjual dengan pembeli. Distorsi pasar adalah sebuah gangguan yang terjadi terhadap sebuah mekanisme pasar yang sempurna menurut prinsip islam atau bisa dikatakan juga suatu fakta yang terjadi dimekanisme pasar, yang mana pasar tersebut tidak sesuai dengan teori-teori yang seharusnya terjadi dalam sebuah mekanisme pasar.

B. Bentuk-Bentuk Distorsi Pasar

Pada garis besarnya, ekonomi islam mengidentifikasi tiga bentuk distorsi pasar, yakni sebagai berikut :

1. Rekayasa Permintaan (False Demand) dan Rekayasa Penawaran (False Supply)

Dalam fiqh islam, rekayasa permintaan dikenal sebagai ba’i najasy, sedangkan rekayasa penawaran lebih dikenal sebagai ihtikar.

a) Ba’i Najasy

Transaksi ba’i najasy diharamkan karena si penjual menyuruh orang lain memuji barangnya atau menawar dengan harga tinggi agar orang lain tertarik untuk membeli, sementara si penawar tidak bermaksud untuk benar-benar membeli barang tersebut. Ia hanya ingin menipu kepada orang lain yang benar-benar ingin membeli.

Rasulullah SAW. bersabda: “Janganlah kamu sekalian melakukan penawaran terhadap barang tanpa bermaksud untuk membeli.” (H.R. Tirmidzi).

Dari hadits Nabi di atas jelaslah bahwa praktek jual beli najasy merupakan salah satu praktik penawaran palsu yang akan menaikkan harga dan dilarang dalam agama islam.

Contoh dari ba’i najasy banyak sekali. Pada waktu Indonesia dilanda krisis moneter 1997 misalnya, terjadi isu kelangkaan pangan karena takut kehabisan persediaan beras, maka masyarakat ramai-ramai menyerbu toko-toko memborong beras. Akibatnya terjadi peningkatan permintaan terhadap beras sehingga harga beras naik.


(3)

Bersumber dari Said bin al-Musayyab dari Ma’mar bin Abdullah al-Adawi bahwa Rasulullah SAW. bersabda :

: :

ركتحيل لوقي ملسو هيلع هللا يلص هللا لوسر تعمس لاق ةلضف نب هللادبع نبارمعم نع

(ىدمرتلا هاور ئطاخلا) . “Tidaklah orang yang melakukan ihtikar itu kecuali ia bersalah (berdosa) (H.R.Tirmidzi).”

Ihtikar bukanlah monopoli atau penimbunan. Dalam islam, siapa pun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual (monopoli) atau ada penjual lain. Menyimpan stock barang untuk keperluan persediaan pun tidak dilarang dalam islam. Jadi, monopoli sah-sah saja. Demikin pula menyimpan persediaan. Yang dilarang adalah ihtikar, yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi (Monopoly’s Rent-seeking).

c) Tallaqi Rukban

Tallaqi rukban adalah tindakan yang dilakukan oleh pedagang kota (atau pihak yang lebih memiliki informasi lebih lengkap) membeli barang petani (atau produsen yang tidak memiliki informasi yang benar tentang harga dipasar) yang masih di luar kota, untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari harga pasar yang sesungguhnya. Transaksi tallaqi rukban dilarang, karena mengandung dua hal : Pertama,

rekayasa penawaran yaitu mencegah masuknya barang ke pasar (entry barrier), dan

kedua, mencegah penjual luar kota untuk mengetahui harga pasar yang berlaku.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang berbunyi : Dari Anas ra., ia berkata : “Rasulullah SAW. melarang orang-orang kota menjualkan barang orang desa yang baru datang sebelum sampai pasar, walaupun orang itu saudara kandungnya sendiri.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Mencari barang dengan harga yang lebih murah tidaklah dilarang, namun apabila transaksi jual beli antara dua pihak dimana yang satu memiliki informasi yang lengkap dan yang satu tidak mengetahui harga dipasar yang sesungguhnya dan kondisi demikian dimanfaatkan untuk mencari keuntungan yang lebih, maka terjadilah penzaliman antara pedagang kota dengan petani di luar kota tersebut, maka hal inilah yang dilarang.


(4)

Kondisi ideal dalam pasaar adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang barang yang akan diperjualbelikan. Apabila salah satu pihak tidak mempunyai informasi seperti yang dimiliki oleh pihak lain, maka salah satu piha akan merasa dirugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.

Kitab suci Al-Qur’an dengan tegas telah melarang semua transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-An’aam : 152 yang artinya :

اسفن فلكنل طسقلاب نازيملاو ليكلااوفواو هدشا غلبي يتح نسحا يه يتلاب لا ميتيلا لاماوبرقتلو

هب مكصو مكلد اوفوا هللادهعبو يبرقاد ناكولو اول دعاف متلق ادادهعبو يبرقاد ناكولو اول دعاف متلق اداو اهعسولا نوركدت مكلعل. “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah SWT. kepadamu agar kamu ingat.”

Untuk menghindari penipuan, masing-masing pihak harus mempelajari strategi pihak lain. Dalam ekonomi konvensional hal ini dikenal dengan Game Theory.


(5)

- Dominant Strategy; adalah strategi dalam sebuah permainan yang memberikan hasil yang lebih baik daripada strategi apapun yang diambil oleh pihak lain.

- Nash Equilibrium; adalah kombinasi strategi-strategi dalam suatu permainan dimana tidak ada satupun pemain yang memiliki insentif untuk mengubah strategi yang diambil oleh pihak lain. Dalam Nash Equilibrium, strategi yang diambil oleh satu pihak akan memengaruhi strategi yang harus diambil oleh pihak lain.

- Mixed Strategy: adalah strategi di mana kedua pihak membuatt pilihan random dari dua atau lebih pilihan yang ada berdasarkan probability.

b) Macam-macam Tadlis

1) Tadlis dalam Kuantitas (Quantity)

Tadlis dalam bentuk ini adalah penipuan dimana dengan mengurangi takaran (timbangan) serta memberikan harga yang tidak sesuai dengan kuantitas yang diperoleh oleh pembeli.

Misalnya, beras harga 100 ton, karena jumlahnya banyak dan dikirim dalam container sehingga pembeli hanya percaya pada kiriman penjual. Namun sesungguhnya penjual hanya mengirim barang seberat 98 ton.10 Perlakuan penjual yang tidak jujur selain merugikan pihak penjual juga merugikan pihak pembeli. Apapun tindakan penjual maupun pembeli yang tidak jujur akan mengalami penurunan utility. Begitu pula dengan pembeli yang mengalami penurunan utility. 2) Tadlis dalam Kualitas (Quality)

Tadlis kualitas merupakan bentuk penipuan dimana barang yang diberikan (dikirim) tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Misalnya, dalam penjualan motor bekas dengan kualitas 80% baik, dengan harga Rp 10.000.000,-. Pada kenyataanya, tidak semua penjual motor menjual motor bekas dengan kualifikasi yang sama. Sebagian penjual, menjual motor dengan kualifikasi dan barang (utamanya mesin) seperti itu, dipasaran hanya dijual 7.000.000,-. Pembeli tidak dapat membedakan mana motor dengan kualifikasi rendah dan mana motor dengan kualifikasi lebih tinggi, hanya penjual saja yang mengetahui dengan pasti kualifikasi barang yang dijualnya.

3) Tadlis dalam Harga (Price)

Tadlis (penipuan) dalam harga ini termasuk menjual harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar karena ketidaktahuan pembeli atau penjual. Dalam fiqih di sebut Ghaban.

Contoh, katakanlah musafir dari Bandung menggunakan kereta api menuju Yogyakarta, ketika tiba di stasiun Yogyakarta dia memutuskan untuk naik taksi, namun sang musafir tidak mengetahui harga jasa layanan taksi yang harus dibayar untuk menuju alamat rumah yang hendak di tujunya. Karena melihat gelagat orang baru yang tidak tahu ongkos pasaran taksi maka sang supir memasang tarif jasa


(6)

layanan taksi sebesar Rp 70.000,- menuju alamat yang ingin dituju sang musafir. Padahal dengan jarak demikian, pasarannya biasanya hanya Rp 40.000,- kelebihan harga Rp 30.000,- merupakan bentuk penipuan yang dilakukan oleh supir taksi yang dilarang dalam islam. Telah terjadi di zaman Rasulullah SAW. terhadap tadlis dalam harga yaitu: diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Umar :“Kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang membawa hasil panen mereka dari luar kota, lalu kami membelinya dari mereka. Rasulullah SAW melarang kami membelinya sampai nanti barang tersebut dibawa kepasar”.

4) Tadlis dalam Waktu Penyerahan (Time of Delivery)

Tadlis dalam waktu penyerahan Seperti juga pada tadlis (penipuan) dalam kuantitas, kualitas, dan harga, Tadlis dalam waktu penyerahan pun dilarang. Contoh tadlis dalam hal ini ialah bila si penjual tahu persis bahwa ia tidak akan dapat menyerahkan barang tepat pada waktu yang dijanjikan, namun ia sudah berjanji akan menyerahkan barang pada waktu yang telah dijanjikan.

Dalam Hadits yang diriwiyatkan oleh Abdullah bin ‘Abbas r.a, Bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa menjual makanan, maka jangganlah engkau menjualnya sehingga kau mampu menyempurnakan penjualan tersebut.”

3. Taghrir (Uncertain to Both Parties)

Taghrir berasal dari Bahasa Arab gharar, yang berarti akibat, bencana, bahaya resiko dan ketidakpastian. Dalam istilah fiqih Mu’amalah, taghrir berarti melakukan sesuatu secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi, atau mengambil resiko sendiri dari suatu perbuatan yang mengandung resiko tanpa mengetahui dengan persis apa akibatnya, atau memasuki kancah resiko tanpa memikirkan konsekuensinya.

Menurut Ibnu Taimiyah, gharar akan terjadi apabila seorang tidak tahu apa yang tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan jual beli.

Dalam ilmu ekonomi, taghrir ini lebih dikenal sebagai uncertainty (ketidakpastian) atau resiko.

Taghrir terbagi menjadi empat bentuk, yaitu : a) Taghrir dalam Kuantitas

Contoh taghrir dalam kuantitas adalah sistem ijon. Misalnya petani sepakat menjual hasil panennya (beras dengan kualitas A) kepada tengkulak dengan harga Rp. 750.000,-. Padahal pada saat kesepakatan dilakukan sawah petani belum dapat di panen. Dengan demikian , kesepakatan jual beli dilakukan tanpa menyebutkan spesifikasi mengenai berapa kuantitas yang di jual (berapa ton, berapa kwintal misalnya) padahal harga sudah ditetapkan. Dengan demikian, terjadi ketidakpastian menyangkut kuantitas barang yang ditransaksikan.


(7)

kandungan induknya. Penjual sepakat untuk menyerahkan anak sapi tersebut segera setelah anak sapi itu lahir, seharga Rp 1.500.000,-. Dalam hal ini, baik si penjual maupun si pembeli tidak dapat memastikan kondisi fisik anak sapi tersebut bila nanti sudah lahir. apakah akan lahir normal, cacat, atau lahir dalam keadaan mati. Dengan demikian, terjadi ketidakpastian menyangkut kualitas barang yang ditransaksikan. c) Taghrir dalam Harga

Taghrir dalam harga terjadi ketika misalnya seorang penjual menyatakan bahwa ia akan menjual satu unit panic merk ABC seharga Rp. 10.000,- bila dibayar tunai, atau Rp. 50.000,- bila dibayar kredit selama lima bulan, kemudian si pembeli menjawab “setuju”. Ketidakpastian muncul karena adanya dua harga dalam satu akad. Tidak jelas harga mana yang berlaku, yang Rp.10.000,- atau yang Rp.50.000,. Apabila pembeli membayar lunas pada bulan ke-3, berapa harga yang berlaku? Atau ekstremnya satu hari setelah penyerahan barang, berapa harga yang berlaku? Ekstrem lainnya adalah bagaimana menentukan harga bila dibayar lunas sehari sebelum akhir bulan ke-5? Dalam kasus ini, walaupun kuantitas dan kualitas barang sudeh ditentukan, tetapi terjadi ketidakpastian dalam harga barang karena si penjual dan si pembeli tidak mensepakati satu harga dalam satu akad.

d) Taghrir Menyangkut Waktu Penyerahan

Misalkan Rangga kehilangan mobil Ferari F12 Berlinetta-nya. Maya kebetulan sudah lama ingin memiliki mobil Ferari F12 Berlinetta seperti yang dimiliki oleh Rangga, dan karena itu ia ingin membelinya. Akhirnya Rangga dan Maya membuat kesepakatan. Rangga menjual mobil Ferari F12 Berlinetta-nya yang hilang tersebut seharga Rp.5 milyar. Harga pasaran mobil tersebut adalah Rp.8 milyar. Dalam transaksi ini terjadi ketidakpastian mengenai waktu penyerahan barang, karena barang yang dijual belum diketahui keberadaannya. Mungkin mobil tersebut akan ditemukan satu bulan lagi, satu tahun lagi atau bahkan mungkin tidak akan ditemukan sama sekali. Hal inilah yang membuat transaksi tersebut dilarang dan diharamkan.


(8)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mekanisme perdagangan saham syariah sama pentingnya dengan metode penyaringan (screening) saham syariah. Di banyak negara yang memiliki indeks dan bursa saham syariah, mekanisme perdagangan yang sesuai dengan syariah belum diatur resmi. Dibandingkan dengan manipulasi pasar yang dikenal di perdagangan saham konvensional yang di kategorikan menjadi manipulasi informasi, tindakan, dan perdagangan. Dewan Syariah Nasional Indonesia mengklasifikasikan manipulasi menjadi lima kategori. Tadlis dan ghabn fahisy dikategorikan sebagai manipulasi informasi. Taghrir dapat di kategorikan sebagai manipulasi tindakan. Najsy, ihtikar, dan ghisy di klasifikasikan sebagai manipulasi perdagangan.

Di Indonesia, otoritas pasar modal telah mengidentifikasi beberapa manipulasi pasar di perdagangan saham syariah seperti marking at the close, alternate trade, pump and dump, hype and dump. Meskipun saham-saham tersebut sudah sesuai syariah, melalui temuan tersebut, otoritas pasar modal menganggap transaksi tersebut “tidak sesuai dengan prinsip syariah”.

Dengan adanya peraturan ini dan penegakkannya peraturan, manipulasi pasar dapat diminimalisir. Sehingga, pergerakan harga saham syariah bisa menjadi lebih stabil dan seimbang.

B. Saran

Di era globalisasi yang semakin maju, dan keadaan ekonomi yang semakin kompleks ini, kita sebagai mahasiswa yang kritis dan ber intelektual harus bisa bersaing, dan mewujudkan ekonomi islam sebagai dasar dan prinsp dalam mengembangkan usaha serta bisnis perekonomian suatu negara.


(9)

- Ekonomi Mikro Islam / Adiwarman A. Karim,-Ed. Kelima, - Cet. 6, - Jakarta: Rajawali Pers, 2014.


(1)

Kondisi ideal dalam pasaar adalah apabila penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang barang yang akan diperjualbelikan. Apabila salah satu pihak tidak mempunyai informasi seperti yang dimiliki oleh pihak lain, maka salah satu piha akan merasa dirugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.

Kitab suci Al-Qur’an dengan tegas telah melarang semua transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam segala bentuk terhadap pihak lain. Seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-An’aam : 152 yang artinya :

اسفن فلكنل طسقلاب نازيملاو ليكلااوفواو هدشا غلبي يتح نسحا يه يتلاب لا ميتيلا لاماوبرقتلو

هب مكصو مكلد اوفوا هللادهعبو يبرقاد ناكولو اول دعاف متلق ادادهعبو يبرقاد ناكولو اول دعاف متلق اداو اهعسولا نوركدت مكلعل.

“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah SWT. kepadamu agar kamu ingat.”

Untuk menghindari penipuan, masing-masing pihak harus mempelajari strategi pihak lain. Dalam ekonomi konvensional hal ini dikenal dengan Game Theory.


(2)

a) Game Theory

- Dominant Strategy; adalah strategi dalam sebuah permainan yang memberikan hasil yang lebih baik daripada strategi apapun yang diambil oleh pihak lain.

- Nash Equilibrium; adalah kombinasi strategi-strategi dalam suatu permainan dimana tidak ada satupun pemain yang memiliki insentif untuk mengubah strategi yang diambil oleh pihak lain. Dalam Nash Equilibrium, strategi yang diambil oleh satu pihak akan memengaruhi strategi yang harus diambil oleh pihak lain.

- Mixed Strategy: adalah strategi di mana kedua pihak membuatt pilihan random dari dua atau lebih pilihan yang ada berdasarkan probability.

b) Macam-macam Tadlis

1) Tadlis dalam Kuantitas (Quantity)

Tadlis dalam bentuk ini adalah penipuan dimana dengan mengurangi takaran (timbangan) serta memberikan harga yang tidak sesuai dengan kuantitas yang diperoleh oleh pembeli.

Misalnya, beras harga 100 ton, karena jumlahnya banyak dan dikirim dalam container sehingga pembeli hanya percaya pada kiriman penjual. Namun sesungguhnya penjual hanya mengirim barang seberat 98 ton.10 Perlakuan penjual yang tidak jujur selain merugikan pihak penjual juga merugikan pihak pembeli. Apapun tindakan penjual maupun pembeli yang tidak jujur akan mengalami penurunan utility. Begitu pula dengan pembeli yang mengalami penurunan utility.

2) Tadlis dalam Kualitas (Quality)

Tadlis kualitas merupakan bentuk penipuan dimana barang yang diberikan (dikirim) tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Misalnya, dalam penjualan motor bekas dengan kualitas 80% baik, dengan harga Rp 10.000.000,-. Pada kenyataanya, tidak semua penjual motor menjual motor bekas dengan kualifikasi yang sama. Sebagian penjual, menjual motor dengan kualifikasi dan barang (utamanya mesin) seperti itu, dipasaran hanya dijual 7.000.000,-. Pembeli tidak dapat membedakan mana motor dengan kualifikasi rendah dan mana motor dengan kualifikasi lebih tinggi, hanya penjual saja yang mengetahui dengan pasti kualifikasi barang yang dijualnya.

3) Tadlis dalam Harga (Price)

Tadlis (penipuan) dalam harga ini termasuk menjual harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar karena ketidaktahuan pembeli atau penjual. Dalam fiqih di sebut Ghaban.

Contoh, katakanlah musafir dari Bandung menggunakan kereta api menuju Yogyakarta, ketika tiba di stasiun Yogyakarta dia memutuskan untuk naik taksi, namun sang musafir tidak mengetahui harga jasa layanan taksi yang harus dibayar untuk menuju alamat rumah yang hendak di tujunya. Karena melihat gelagat orang baru yang tidak tahu ongkos pasaran taksi maka sang supir memasang tarif jasa


(3)

layanan taksi sebesar Rp 70.000,- menuju alamat yang ingin dituju sang musafir. Padahal dengan jarak demikian, pasarannya biasanya hanya Rp 40.000,- kelebihan harga Rp 30.000,- merupakan bentuk penipuan yang dilakukan oleh supir taksi yang dilarang dalam islam. Telah terjadi di zaman Rasulullah SAW. terhadap tadlis

dalam harga yaitu: diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Umar :“Kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang membawa hasil panen mereka dari luar kota, lalu kami membelinya dari mereka. Rasulullah SAW melarang kami membelinya sampai nanti barang tersebut dibawa kepasar”.

4) Tadlis dalam Waktu Penyerahan (Time of Delivery)

Tadlis dalam waktu penyerahan Seperti juga pada tadlis (penipuan) dalam kuantitas, kualitas, dan harga, Tadlis dalam waktu penyerahan pun dilarang. Contoh tadlis dalam hal ini ialah bila si penjual tahu persis bahwa ia tidak akan dapat menyerahkan barang tepat pada waktu yang dijanjikan, namun ia sudah berjanji akan menyerahkan barang pada waktu yang telah dijanjikan.

Dalam Hadits yang diriwiyatkan oleh Abdullah bin ‘Abbas r.a, Bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa menjual makanan, maka jangganlah engkau menjualnya sehingga kau mampu menyempurnakan penjualan tersebut.”

3. Taghrir (Uncertain to Both Parties)

Taghrir berasal dari Bahasa Arab gharar, yang berarti akibat, bencana, bahaya resiko dan ketidakpastian. Dalam istilah fiqih Mu’amalah, taghrir berarti melakukan sesuatu secara membabi buta tanpa pengetahuan yang mencukupi, atau mengambil resiko sendiri dari suatu perbuatan yang mengandung resiko tanpa mengetahui dengan persis apa akibatnya, atau memasuki kancah resiko tanpa memikirkan konsekuensinya.

Menurut Ibnu Taimiyah, gharar akan terjadi apabila seorang tidak tahu apa yang tersimpan bagi dirinya pada akhir suatu kegiatan jual beli.

Dalam ilmu ekonomi, taghrir ini lebih dikenal sebagai uncertainty (ketidakpastian) atau resiko.

Taghrir terbagi menjadi empat bentuk, yaitu :

a) Taghrir dalam Kuantitas

Contoh taghrir dalam kuantitas adalah sistem ijon. Misalnya petani sepakat menjual hasil panennya (beras dengan kualitas A) kepada tengkulak dengan harga Rp. 750.000,-. Padahal pada saat kesepakatan dilakukan sawah petani belum dapat di panen. Dengan demikian , kesepakatan jual beli dilakukan tanpa menyebutkan spesifikasi mengenai berapa kuantitas yang di jual (berapa ton, berapa kwintal misalnya) padahal harga sudah ditetapkan. Dengan demikian, terjadi ketidakpastian menyangkut kuantitas barang yang ditransaksikan.


(4)

Contoh taghrir dalam kualitas adalah menjual anak sapi yang masih di dalam kandungan induknya. Penjual sepakat untuk menyerahkan anak sapi tersebut segera setelah anak sapi itu lahir, seharga Rp 1.500.000,-. Dalam hal ini, baik si penjual maupun si pembeli tidak dapat memastikan kondisi fisik anak sapi tersebut bila nanti sudah lahir. apakah akan lahir normal, cacat, atau lahir dalam keadaan mati. Dengan demikian, terjadi ketidakpastian menyangkut kualitas barang yang ditransaksikan.

c) Taghrir dalam Harga

Taghrir dalam harga terjadi ketika misalnya seorang penjual menyatakan bahwa ia akan menjual satu unit panic merk ABC seharga Rp. 10.000,- bila dibayar tunai, atau Rp. 50.000,- bila dibayar kredit selama lima bulan, kemudian si pembeli menjawab “setuju”. Ketidakpastian muncul karena adanya dua harga dalam satu akad. Tidak jelas harga mana yang berlaku, yang Rp.10.000,- atau yang Rp.50.000,. Apabila pembeli membayar lunas pada bulan ke-3, berapa harga yang berlaku? Atau ekstremnya satu hari setelah penyerahan barang, berapa harga yang berlaku? Ekstrem lainnya adalah bagaimana menentukan harga bila dibayar lunas sehari sebelum akhir bulan ke-5? Dalam kasus ini, walaupun kuantitas dan kualitas barang sudeh ditentukan, tetapi terjadi ketidakpastian dalam harga barang karena si penjual dan si pembeli tidak mensepakati satu harga dalam satu akad.

d) Taghrir Menyangkut Waktu Penyerahan

Misalkan Rangga kehilangan mobil Ferari F12 Berlinetta-nya. Maya kebetulan sudah lama ingin memiliki mobil Ferari F12 Berlinetta seperti yang dimiliki oleh Rangga, dan karena itu ia ingin membelinya. Akhirnya Rangga dan Maya membuat kesepakatan. Rangga menjual mobil Ferari F12 Berlinetta-nya yang hilang tersebut seharga Rp.5 milyar. Harga pasaran mobil tersebut adalah Rp.8 milyar. Dalam transaksi ini terjadi ketidakpastian mengenai waktu penyerahan barang, karena barang yang dijual belum diketahui keberadaannya. Mungkin mobil tersebut akan ditemukan satu bulan lagi, satu tahun lagi atau bahkan mungkin tidak akan ditemukan sama sekali. Hal inilah yang membuat transaksi tersebut dilarang dan diharamkan.


(5)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mekanisme perdagangan saham syariah sama pentingnya dengan metode penyaringan (screening) saham syariah. Di banyak negara yang memiliki indeks dan bursa saham syariah, mekanisme perdagangan yang sesuai dengan syariah belum diatur resmi. Dibandingkan dengan manipulasi pasar yang dikenal di perdagangan saham konvensional yang di kategorikan menjadi manipulasi informasi, tindakan, dan perdagangan. Dewan Syariah Nasional Indonesia mengklasifikasikan manipulasi menjadi lima kategori. Tadlis

dan ghabn fahisy dikategorikan sebagai manipulasi informasi. Taghrir dapat di kategorikan sebagai manipulasi tindakan. Najsy, ihtikar, dan ghisy di klasifikasikan sebagai manipulasi perdagangan.

Di Indonesia, otoritas pasar modal telah mengidentifikasi beberapa manipulasi pasar di perdagangan saham syariah seperti marking at the close, alternate trade, pump and dump, hype and dump. Meskipun saham-saham tersebut sudah sesuai syariah, melalui temuan tersebut, otoritas pasar modal menganggap transaksi tersebut “tidak sesuai dengan prinsip syariah”.

Dengan adanya peraturan ini dan penegakkannya peraturan, manipulasi pasar dapat diminimalisir. Sehingga, pergerakan harga saham syariah bisa menjadi lebih stabil dan seimbang.

B. Saran

Di era globalisasi yang semakin maju, dan keadaan ekonomi yang semakin kompleks ini, kita sebagai mahasiswa yang kritis dan ber intelektual harus bisa bersaing, dan mewujudkan ekonomi islam sebagai dasar dan prinsp dalam mengembangkan usaha serta bisnis perekonomian suatu negara.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

- Ekonomi Mikro Islam / Adiwarman A. Karim,-Ed. Kelima, - Cet. 6, - Jakarta: Rajawali Pers, 2014.