hubungan dengan keikutsertaan PUS dalam program KB, karena diperoleh nilai p= 0,017
5.1.4. Hubungan Penghasilan dengan Keikutsertaan PUS dalam Program KB
Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa keikutsertaan responden dalam program KB berdasarkan penghasilan per bulan adalah sebagai berikut responden
dengan penghasilan per bulan 1.000.000 mayoritas tidak aktif. Responden dengan penghasilan 1.000.000-1.500.000 per bulan mayoritas tidak aktif, dan responden
dengan penghasilan 1.500.000 per bulan juga mayoritas tidak aktif. Berdasarkan hasil uji statistik dibuktikan bahwa variabel penghasilan tidak ada hubungan dengan
keikutsertaan PUS dalam program KB, dengan nilai p = 0,641
5.1.5. Hubungan Jumlah Keluarga PUS dengan Keikutsertaan PUS dalam Program KB
Berdasarkan Tabel 4.27 diketahui bahwa keikutsertaan responden dalam program KB berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah sebagai berikut jumlah
keluarga 5 semuanya aktif. Jumlah keluarga 6 mayoritas tidak aktif, dan jumlah keluarga 7 semuanya tidak aktif. Berdasarkan hasil uji statistik dibuktikan bahwa
variabel jumlah anggota keluarga memiliki hubungan dengan keikutsertaan PUS dalam program KB, dengan nilai p=0,000
Untuk mengatasi hal ini, policy maker dalam penyuluhan perlu pendekatan khusus, untuk menemukan cara-cara penanggulangan masalah di atas. Penyuluh
perlu menyampaikan kepada masyarakat bahwa tingginya angka kelahiran dapat
Universitas Sumatera Utara
memberikan dampak negatif oleh karena itu suamiisteri diharapkan akan lebih berhati-hati menerima kehamilan-kehamilan berikutnya.
Selain itu mengikuti program KB tidak bisa hanya diikuti oleh pihak isteri saja karena akan bertentangan dengan pihak suami bila tidak disetujui. Sebenamya
partisipasi atau keikutsertaan suami dalam KB sangat penting karena : Pertama, pria adalah partner dalam reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila laki-
laki dan perempuan berbagi tanggung jawab dan peran secara seimbang dalam kesehatan reproduksi; Kedua, pria bertanggung jawab secara sosial dan ekonomi,
sehingga keterlibatan pria dalam pengambilan keputusan untuk menentukan jumlah anak ideal dan jarak kelahiran akan memperkuat ikatan batin yang lebih kuat antara
suami istri dalam kehidupan berkeluarga; Ketiga, pria secara nyata terlibat dalam ferlititas dan mereka mempunyai peran penting dalam memutuskan kontrasepsi yang
akan digunakan oleh istrinya; Keempat, partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi diharapkan mampu mengubah pandangan bahwa KB
hanya hak dan tugas perempuan saja, melainkan merupakan hak bersama laki-laki dan perempuan.
5.1.6. Hubungan Nilai-nilai Agama dengan Keikutsertaan PUS dalam Program KB
Berdasarkan Tabel 4.28 diketahui bahwa seluruh responden 19 orang; 100 dengan nilai agama yang baik aktif dalam keikutsertaan program KB, sedangkan
responden dengan nilai agama kurang baik ada 73,3 11 orang yang tidak aktif dalam keikutsertaan program KB dan 26,7 4 orang yang aktif dalam keikutsertaan
Universitas Sumatera Utara
program KB. Responden dengan nilai agama tidak baik seluruhnya 48 orang; 100 tidak aktif dalam keikutsertaan program KB. Berdasarkan hasil uji statistik dibuktikan
bahwa nilai-nilai agama memiliki hubungan dengan keikutsertaan PUS dalam program KB, dengan nilai p=0,000
5.1.7. Hubungan Nilai-nilai Budaya dengan Keikutsertaan PUS dalam Program KB