10
Jadi menurut penulis dalam pemakaian huruf pada tulisan terdapat huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungn huruf konsonan
dan penggalan kata.
4. Penggunaan Huruf Kapital
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya : 1 Siapa yang datang tadi malam .
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung Misalnya :
1 Adik bertanya,” Kapan penulis ke Taman Safari “ ?
Bentuk Salah : 1
Adik bertanya ,” kapan Kakak pulang ?”
Huruf – huruf yang dicetak miring diatas , jelas tidak sesuai dengan
kaidah ejaan karena huruf – huruf itu mengawali petikan langsung.
5
Perbaikannya adalah seperti dibawah ini . Bentuk benar :
1
Adik bertanya ,” Kapan Kakak Pulang?”
Catatan tanda baca sebelum tanda petik awal adalah tanda koma ,, bukan tanda titik dua :. Tanda baca akhir tanda titik ,tanda seru,dan tanda tanya .
dibubuhkan sebelum tanda petik penutup.
6
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, penulisb suci, dan Tuhan termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
5
Tim Penyusun, Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah Yogyakarta: Diva Press.2011,h.17
6
Zaenal Arifin dan Farid Hadi, Seribu Satu Kesalahan Berbahasa,Jakarta:Akademika Pressindo 1993, h.140
11
1.
Tuhan akan menunjukan jalan kepada hamba – Nya
2.
Bimbing lah hamba- Mu , ya Tuhan , ke jalan yang Engkau beri rahmat.
Jadi huruf besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan h
– h keagamaan, penulisb suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti
– Nya. Huruf pertama pada kata ganti ku, mu, nya, sebagai kata ganti Tuhan, harus dituliskan dengan huruf kapital yang
dirangkaikan oleh tanda hubung - dengan kata sebelmunya. H- h keagamaan itu hanya terbatas pada nama diri, sedangkan kata
– kata seperti hin, iblis, surge, malaikat, mahsyar, zakat dan puasa, meskipun bertalian dengan
keagmaan tidak diawali dengan huruf kapital. Bentuk salah :
1.
Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba- nya
2. Bimbinglah hamba – Mu , Ya Tuhan , Ke jalan yang Engkau beri
Rahmat.
7
Kesalahan pada kalimat 3 dan 4 penulisan kata ganti Tuhan, yakni dengan huruf kecil, padah harus dengan huruf awal kapital.
Bentuk benar : 1.
Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba- Nya
2.
Semoga Tuhan Yang Maha kuasa merestui usaha penulis.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : 1.
Haji Agus Salim
2.
Imam Syafii
3.
Nabi Ibrahim
7
T im Penyusun ,op.cit, h.18
12
Misalnya : 1.
Dia baru saja diangkat menjadi Sultan 2.
Tahun ini ia pergi naik haji.
8
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, agama, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang.
Akan tetapi, jika didalam rangkaian tulisan itu sudah dapat ditafsirkan bahwa penyebutan yang tanpa nama mengacu kepada orang tertentu.
Dalam h ini dianggap sebagai pengganti nama orangnya dan harus menggunakan huruf kapital .
Bentuk Salah 1.
Pergerakan itu dipimpin oleh haji Agus Salim
Bentuk Benar : 1.
Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim
Jika nama gelar, jabatan, dan pangkat itu tidak diikuti nama atau tidak mengacu kepada orang tertentu, gelar , jabatan, dan pangkat, harus ditulis
dengan huruf kecil. Bentuk Salah :
1. Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
Gelar atau jabatan Haji, Presiden, Menteri,Gubernur,colonel pada kalimat diatas harus ditulis dengan huruf awal kecil karena tidak
diikuti nama . Bentuk Benar :
1. Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor
Penulis hrus menghilangkan keinginan untuk memberikan penghargaan kepada kata
– kata yang penulis anggap memiliki makna yang derajatnya tinggi, padah kata kata itu hanya menunjukan jenis bukan nama. Biasanya,
penghargaan itu dilakukan dengan cara menuliskan huruf kapital pada huruf
8
M endikbud Pedoman EYD dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Sistem
Transliterasi Arab latin Jakarta:Pustaka Widyatama.2007 h.6
13
pertamanya. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang salah karena menyalahi kaidah ejaan yang berlaku. Kata
– kata yang biasa dihargai dengan menuliskan huruf pertamanya kapital, padah kata
– kata itu tidak dikiuti nama, antara lain :
1Presiden, 2 Nasional, 3 Perguruan Tinggi , 4 Internasional ,5 Panglima, 6 Jenderal. Menurut ketentuan, kalau tidak diikuti oleh nama diri,
kata- kata tersebut cukup dituliskan 1 presiden, 2 nasional, 3 perguruan tinggi,4 internasional,5 panglima,6 jenderal. Kata atau istilah dalam
keagamaan sering dituliskan dengan huruf kapital semua seoerti 1AGAMA,2 SURGA,3 IBADAH,4 ZAKAT,5 PUASA,6 AMAL
SALEH,yang sebenernya cukup ditulis 1agama,2 surga,3 ibadah4 zakat,5 puasa,6 amalsaleh, krena kata kata tersebut hanya menunjukan
nama jenis, bukan nama diri.
9
Hruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya :
1.
Profesor Sopomo
2.
Gubernur Irian Jaya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : 1.
Kemarin Brigadir Jendral Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
10
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur unsur nama orang Misalnya :
9
Arifin dan Hadi ,op,cit h.42
10
P usat Pembinna dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bandung :Pustaka Setia,2008,h.14
14
1.
Muhammad Ali
2.
Akbar Maulana
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran
Misalnya : 1.
10 volt 2.
5 ampere.
11
Misalnya : 1.
Salah satu nama suku di Pulau Sumatera adalah suku Melayu
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
1. Keinggris- inggrisan
2. Kejawa- jawaan.
12
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari,hari raya, dan nama peristiwa sejarah
Misalnya : 1.
Setiap, 10 November bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan
2.
Nabi Muhammad Saw. Lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah.
13
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas Geografi. Misalnya :
11
Suhardi, Kamus Istilah Bahasa dan Sastra Indonesia Banten: Yayasan Pendidikan Islam Nurul Falah ,2005. h. 65
12
Ramlan Maulana Abdul Ganidan ,Mahmudah Firiyah Z.A, Disiplin Berbahasa Indonesia Jakarta: FITK PRESS 2011,h..29
13
R amlan Abdul Gani dan Mahmudah Firiyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia
Jakarta: FITK Press 2007, h.30
15
Bentuk salah : 1.
Salah satu daerah di Sumatera adalah danau Toba
2.
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh selat Sunda Huruf d pada danau dan s pada selat harus dituliskan kapital sudah termasuk
nama geografi. Nama khas geografi diatas ditulis seperti berikut. Bentuk Baku :
1. Salah satu daerah pariwisata di Sumatera adalah Danau Toba
2. Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dihubungkan oleh Selat Sunda. Akan
tetapi , jika tidak menunjukan nama khas geografi , kata kata selat , teluk, terusan, kali, gunung, danau, dan bukit ditulis dengan huruf kecil.
Bentuk Salah : 1.
Perahu – perahu itu akan melewati Selat yang airnya deras.
14
Kata selat diatas bukan nama geografi , tetapi hanya nama jenis. Oleh krena itu, kata- kata tersebut cukup dituliskan dengan huruf kecil.
Bentuk Benar : 1.
Perahu –perahu itu akan melewati selat yang airnya deras
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsure nama resmi Negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan dan nama dokumen
resmi, kecuali kata tugas seperti dan,oleh, atau, dan untuk .
Misalnya : 1.
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi Negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama
dokumen resmi.
14
Arifin dan Hadi ,op.cit ,h. 14
16
Misalnya : 1.
Menurut undang- undang yang berlaku
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan
atau, badan, dan nama dokumen resmi. Misalnya :
1.
Perserikatan Bangsa – Bangsa
2.
Yayasan Ilmu – Ilmu Sosial
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata termasuk semua unsure kata ulang sempurna didalam judul buku, majalah surat kabar, dan
makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal. Misalnya :
1.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsu singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama sendiri.
Misalnya : 1.
Dr.
doktor 2.
Sdr
Saudara Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kaka, dan paman yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya : 1.
Besok Paman akan datang
2.
Surat Saudara sudah saya terima
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan
Misalnya : 1.
Penulis harus menghormati bapak dan ibu penulis
17
2.
Dia tidak memiliki saudara yang tinggal di Jakarta
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda Misalnya :
1. Surat Anda telah kami terima dengan baik.
15
5. Karangan
a. Pengertian Karangan
karangan merupakan bentuk pengungkapan gagasan berupa gubahan yang tercermin dalam susunan beberapa kalimat.
16
H ini sesuai dengan pendapat Mahsussi , yaitu kata karangan terdiri atas kata dasar karang dan
akhiran. Diantara arti kata karang yaitu rangkai, susun, gubah, cipta. Karangan berate rangkaian, susunan, gubah, ciptaan, komposisi, karya.
Bandingkan dengan kata “ karangan bunga“ Karangan bunga berarti rangakaian beberapa tangkai bunga berarti rangkaian beberapa tangkai
bungan yang disusun oleh sedemikian rupa. Sehingga membentuk komposisi yang baik dan indah dipandang.
“ karang” dipadukan juga dengan kata “ taruna” menjadi “karang taruna”. Arti karang taruna adalah
kumpulan kaum muda atau muda mudi dengan tata tertib tertentu. Sebagaimana telah diuraikan diatas maka berdasarkan makna
katanya, karangan berarti rangkaian, susunan atau komposisi. H yang dirangkai adalah beberapa kesatuan pikiran kemudian diwujudkan dalam
bentuk kalimat – kalimat yang disusun sesuai kaidah komposisi.
Karangan bias berpuluh – puluh atau beratus – ratus haman
dan ada yang dibagi- bagi menjadi beberapa bab. Akan tetapi , ada karangan dalam bentuk kecil atau bentuk mini yang disebut paragraph. Ia
mengandung satu pikiran utama atau topic yang dinyatakan dalam satu
15
Tim Penyusun ,op,cit h.27
16
Fatimah Djajasudarma,Wacana
Pemahanan dan
Hubungan Antarunsur,
Bandung:Erefika Aditama,2006, h.19
18
kalimat utama dan dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas, misalnya dua sampai lima kalimat. Karangan sederhana dan karangan
luas pada hakikatnya adalah rangkaian karangan bentuk kecil yang satu dengan yang lain berkaitan erat dan relevan dengan ide utama
keseluruhan karangan.
17
Menurut Bambang Kaswanti Purwo, kegiatan mengarang merupakan pokok bahasa n yang kurang memperoleh porsi besar didalam
pengajaran bahasa Indonesia. Padah sudah jamak terdengar keluhan bahea tulisan para mahasiswa Negara Indonesia sangat jelek , kacau, sulit
diikuti, karena jalan ceritanya tidak tertata secara urut dan rapi. Banyak guru bahasa Indonesia yang menganggap kegiatan mengarang merupakan
pekerjaan yang memberatkan. Beratnya beban ini antara laian disebabkan oleh besarnya jumlah siswa setiap kelasnya, sehingga makin banyaknya
siswa Semakin banyak bahan yang harus dikoreksi oleh guru bahasa
Indonesia. Beban memeriksa sebegitu banyak kertas. Hasil mengarang siswa , masih ditambah lagi dengan dengan
berbagai persoalan yang harus ditangani, yaitu mulai dari ejaan, tanda baca, kosa kata, tata bahasa, sampai pada gaya bahasa, semuanya ini
bernaung dibawah satu nama “pelajaran mengarang “.
18
Jadi sekurang kurang nya da atiga komponen yang tergabung dalam kegiatan meulis, yaitu 1 penguasaan bahasa tullisan yang akan berfungsi
sebagai media tulisan yang meliputi : kosakata, diksi, struktur kalimat, paragfraf, ejaan, dan sebagainya,2 penguasaan tentang jenis jenis
tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan
17
Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia Jakarta: FITK UIN Jakarta,2004 h.229 18
Bambang Kaswanti
Purwo, Prakmatik
dan Pengajaran
Bahasa Yogyakarta:Kanisus,1990, h.35
19
bahasa tulisan sehingga membentu sebuah komposisi yang diinginkan. Seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya .
b. Jenis –jenis Karangan
Karangan terbagi menjadi empat jenis, yaitu karangan narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
19
Suparno Muhammad Yunus, karangan terbagi menjadi lima jenis yaitu karangan narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi dan persuasi.
20
Sabarti Akhadiah dalam bukunya menulis 1 membagi karangan kedalam lima jenis, yaitu karangan narasi, deksripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
21
Minto Rahayu dalam bukunya Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi , membagi karangan kedalam empat jenis yaitu
deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi.
22
c. Karangan Narasi
Narasi adalah penceritaan.
23
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas- jelasnya kepada pembaca suatu
peristiwa yang telah terjadi.
27
Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan, mengisahkan atau menyejarahkan . jenis ini mementingkan
urutan kejadian dan tokoh, baik manusia ataupun binatang, jenis karangan narasi mencakup fiksi rekaan seperti cerpen , novel, dongeng. Non fiksi
bukan rekaan, misalnya sejarah dan biografi.
24
Karangan narasi adalah karangan yang isinya menceritakan sesuatu dan terdapat unsur-unsur intrinstik cerita, seperti tokoh, alur, latar, dan
19 Mahsusi, op,cit, h.20 20
Suparno Muhammad
Yunus, Menulis
jilid 4
dan 5,
Jakarta:UniversitasTerbuka,2009,h.1 21 Sabarti Akhadiah dkk. Keterampilan Dasar Menulis 1 Jilid 7 dan 8 Jakarta:
Universitas Terbuka h. 1 22
Minto Rahayu,
Bahasa Indonesia
di Perguruan
Tinggi Jakarta:PT.
Grasindo,2007,h.158 23 Henry Guntur Trigan, Menulis Sebagai Suatau Keterampilan Berbahasa,
Bandung:Angkasa, 2008 24 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: PT. Gramedia,2003,h 1
20
sebagainya.
25
Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari kata bahasa inggris narration ceria dan narrative yang menceritakan. Karangan
yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha meyanpaikan serangkaian menurut urutan terjadinya kronologis, dengan
maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
26
Karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang mengisahkan atau menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dalam suatu rangkaian waktu.
27
Jadi karangan narasi adalah suatu bentuk karangan yang memuat kejadian secara kronologis.
Suatu teknik pengkajian segala aspek kesalahan berbahasa secara cermat dan mendalam dengan teori
– teori serta prosedur berdasarkan linguistic.
d. Penyebab Terjadinya Kesalahan Berbahasa
Para sarjana bahasa dalam literaturnya membedakan dua macam kesalahan berbahasa. Dalam literatur bahasa Inggris dipergunakan istilah
serta dibedakan anatara mistake kekeliruan dan eror kesalahan. Mistake adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor- faktor
performace kinerja seperti kleterbatasan ingatan. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika penutur atau pembicara diingatkan. Eror adalah
penyimpangan-penyimpangan yang sistematis dan konsisten serta menjadi cirri khas berbahasa siswa yang belajar bahasa pada tingkat tertentu.
28
Jadi, kekeliruan adalah peyimpangan yang disebabkan oleh seseorang yang sudah
mengetahui ilmunya terhadap suatu h, karne afgaktor keterbatasan ingatan lupa sehingga kesakahan tersebut terjadi . kesalahan adalah penyimpangan
25
Suhardi, op,cit. h.167 26 Suparno Muhammad Yunus, op.cit, Jilid 4, h. 31
27
Sabarti Akhadiah,dkk, op.cit. Jilid 7, h.3
28
J.D Parera, Analisis Kontrastif Bahasa dan analisi Kesalahan Berbahasa, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Jakarta,1997,h.56
21
yang disebabkan oleh seseorang yang belum mengetahui ilmunya terhadap sesuatu, sehingga kesalahan tersebut terjadi.
Dalam analisis kesalahan berbahasa perlu diketahui sumber kesalahan berbahasa . Analisis sumber kesalahan berbahasa dapat digunakan untuk
mengetahui proses pembelajaran bahasa anak. Kesalahan berbahasa dapat dirangkum kedalam dua kelompok yaitu transfer interlingual dan transfer
intralingual. Transfer interlingual pada hakikatnya adalah sumber kesalahan berbahasa yang berasal dari bahasa pertama atau bahasa ibu. Bahasa ibu atau
bahasa pertama pembelajaran merupakan sumber kesalahan berbahasa, terutama pada awal pembelajaran bahasa sasaran. Hal itu disebabkan
pembelajar belum menguasai kaidah bahasa sasaran dengan baik dan akhirnya pembelajar.
6. Analisis Kesalahan Berbahasa
a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa
Analisis kesalahan berbahasa adalah kajian segala aspek kesalahan berbahasa.
29
Ellis dalam Henry Guntur Tarigan dan djago Tarigan mendefinisikan bahwa analisi kesalahan berbahasa adalah suatu
prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para ahli peneliti dan guru bahasa yang meliputi pengumpulan sampel , pengidentifikasian kesalahan
yang terdapat
dalam sampel
penjelasan kesalahan
tersebut, pengklasifikasian kesalahan tersebut berdasarkan penyebabnya, serta
pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan tersebut.
30
Corder dalam sri uteri subyakto dan nababn mendifinisikan bahwa analisi kesalahan merupakan suatu aktifitas yang mengkaji kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar bahasa target dalam proses
29
Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 1988, h.67
30 Ibid ,h.68
22
belajar mengajar bahasa target tersebut.
31
Menurut Henry Guntur Tarigan analisi kesalahan berbahasa adalah pengkajian segala aspek kesalahan
secara cermat dan mendalam.
32
b. Penyebab Terjadinya Kesalahan Berbahasa
Para sarjana bahasa dalam lieraturnya membedakan kesalahan berbahasa. Dalam literatur bahasa inggris dipergunakan istilah serta
dibedakan antara mistake kekeliruan dan eror kesalahan. Mistake adalah penyimpangan yang disebabkan oleh faktor-faktor performance
kinerja seperti keterbatasan ingatan. Kesalahan seperti ini mudah diperbaiki jika penutur atau pembicara diingatkan. Eror adalah
penyimpangan-penyimpangan yang sistematis dan konsisten serta menjadi ciri khas berbahasa siswa yang belajar bahasa pada tingkat
tertentu.
33
Jadi, kekeliruan adalah penyimpangan yang disebabkan oleh sesorang yang sudah mengetahui ilmunya terhadap suatu h, karena faktor
keterbatasan ingatan lupa sehingga kesalahan tersebut terjadi. Kesalahan adalah penyimpangan yang disebabkan oleh seseorang yang belum
mengetahui ilmunya terhadap suatu h sehingga kesalahan tersebut terjadi. Dalam analisis kesalahan berbahasa perlu diketahui sumber
kesalahan berbahasa. Analisis sumber kesalahan berbahasa dapat digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran bahasa anak.
Kesalahan berbahasa dapat dirangkum kedalam kedua kelompok, yaitu transfer inter lingual dan transfer intra lingual. Transfer inter lingual pada
hakikatnya adalah sumber kesalahan berbahasa yang berasal dari bahasa pertama atau bahasa ibu. Bahasa ibu atau bahasa pertama pembelajar
merupakan sumber kesalahan berbahasa, terutama pada
awal
31 Sri Utarai Subyakto, Nababan. Analisis Kontraktif dan Kesalahan Suatu Kajian Dari Sudut Pandang Jakarta Timur Program Pasca Sarjana Pendidikan IKIP Rawamangun,1994,h.5
32 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Remedy Bahasa,Bandung : Aangkasa:2009, h.6 33 J.D Parera, Analisis Kontrastif Bahasa dan Analisis Kesalahan Berbahasa,
Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Jakarta,1997, h.56
23
pembelajaran bahasa sasaran. Hal itu, disebabkan pembelajaran belum menguasai kaidah bahasa sasaran dengan baik dan akhirnya pembelajar
menggunakan kaidah bahasa yang sudah akrab dengannya, yakni kaidah bahasa pertama atau bahasa ibunya. Transfer intra lingual menunjukan
bahwa bahasa sasaran atau bahasa yang sedang dipelajari pembelajar merupakan sumber bahasa kesalahan berbahasa. Sistem kaidah bahasa
sasaran memang dapat menimbulkan kesalahan. Dalam bahasa sasaran banyak kaidah yang memungkinkan kesalahan itu terjadi. Morfem-
morfem gramatikal misalnya, yang sulit dipahami maknanya termasuk kaidah yang merupakan sumber kesalahan berbahasa.
B. Penelitian yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah menelusuri beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penulis
lakukan ini. Penelitian terdahulu akan dipaparkan sebagai berikut : 1
Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMPN 5 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
20082009 oleh Indah Susanti. Dari hasil penelitiannya kesalahan terbanyak ditemukan pada tataran penggunaan huruf kapital, yaitu hampir 48 siswa
melakukan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital,
34
Adapun perbedaan penelitian Indah Susanti dengan skripsi ini yaitu terletak pada masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti oleh Indah Susanti
yaitu bukan hanya kesalahan ejaan tetapi juga kesalahan kosakata, sedangkan masalah yang penulis teliti hanya pada kesalahan kosakata.
2 Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda Baca dalam
Karangan Narasi pada Siswa Kelas IX MTs Nurul Ikhwan Tahun Pelajaran
34
Indah Susanti, “Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam
Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMPN 5 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 20082009 ”,
Skripsi Jakarta:UNINDRA, 2009
24
20112012 oleh Ahmad Razik Irawan. Dari hasil penelitiannya kesalahan terbanyak ditemukan pada tataran penggunaan tanda baca, yaitu 67 siswa
melakukan kesalahan dalam menggunakan tanda baca,
35
. Adapun perbedaan penelitian Ahmad Razik Irawan dengan skripsi ini
yaitu terletak pada masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti oleh Ahmad Razik Irawan adalah kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda baca.
Sedangkan masalah yang penulis teliti hanya kesalahan pada penggunaan huruf kapital.
3 Kesalahan Penggunaan Kata Depan dan Huruf Kapital dalam Karangan
Deskripsi Siswa Kelas XI SMAN 9 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 20062007 oleh Heru Purnomo. Dari haisl penelitiannya kesalahan terbanyak
ditemukan pada tataran penggunaan huruf kapital, yaitu hampir 78 siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan huruf kapital,
36
Adapun perbedaan penelitian Heru Purnomo dengan skripsi ini yaitu terletak pada masalah yang diteliti. Masalah yang diteliti oleh Heru Purnomo adalah
kesalahan penggunaan kata depan dan huruf kapital, sedangkan masalah yang penulis teliti yaitu hanya pada kesalahan penggunaan huruf kapital.
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian ini merupakan penelitian yang terkini yang berusaha memperkaya khazanah penelitian. Dengan demikian
hasilnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.
35
Ahmad Razik Irawan, “Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital dan Tanda
Baca dalam Karangan Narasi pada Siswa Kelas IX MTs Nurul Ikhwan Tahun Pelajaran 20112012
”, Skripsi Jakarta:UHAMKA, 2011
36
Heru Purnomo, “Kesalahan Penggunaan Kata Depan dan Huruf Kapital dalam
Karangan Deskripsi Siswa Kelas XI SMAN 9 Kota Tangerang Tahun Pelajaran 20062007 ”,
Skripsi Tangerang:STKIP Purnama, 2006
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah dilakukan dalam mencari kebenaran, cara mendapatkan kebenaran itu ditempuh
melalui metode ilmiah.
1
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sekolah Madrasah Tsanawiyah Darul Abror Kota Bekasi, yang beralamat di Jalan Raya Kranggan, Gg.Camar, KelurahanJatiraden,
KecamatanJatisampurna, Kota Bekasi. Adapun waktu penelitian berlangsung dari bulan Januari sampai dengan bulan
Juli 2014.
B. Metode Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian ini, menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode peneitian kualitatif yaitu jenis metode penelitiann
yang tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi
perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya.
2
Menurut Lexy J. Moleong, bahwa penelkitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahamo fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan
secara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
3
Anselm Strauss dan Juliet Corbin berpendapat bahwa, penelitian kualitatif yaitu jenis
penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau
1
M.Sabana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung:CV Pustaka Setia, 2009, h.10
2
Dedy Maulana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2001, h.50
3
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h.6
26
bentuk hitungan lainnya.
4
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang cara pengamatan dan pengumpulan datadilakukan dalam latar alamiah, artinya tanpa
memanipulasi subjek yang diteliti ”.
5
Bodgan dan Taylor dalam Bambang Setiyadi berpendapat bahwa,
“penelitian kualitatif adalah prosedur peelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan
perilakunya yang dapat diamati sehingga bertujuan untuk memahami individu dan latarbelakangnya secara utuh.
”
6
C. Teknik Pengumpulan Data
Penulis dalam mengumpulkan data menggunakan tes menulis mengarang dengan metode langsung. Tes menulis dengan metode langsung, yaitu dilaksnakan
dengan cara penguji langsung meminta siswa untuk menulis atau menyusun karangan narasi dengan menggunakan kata-kata sendiri secara bebas sesuai
dengan ide atau perasaannya sejalan dengan topik atau judul karangan tertentu.
7
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik penglahan data kesalahan :
a. Mengumpulkan data, yaitu berupa karangan narasi siswa.
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan, yaitu mengenali dan
memilah-milah kesalahan berdasarkan aspek kesalahan. c.
Menjelaskan kesalahan, yaitu menggambarkan letak kesalahan, penyebab kesalahan, dan memberikan contoh yang benar.
d. Memperingkat kesalahan, yaitu mengurutkan kesalahan berdasarkan
frekuensi atau keseringannya.
4
Anselm Strauss
dan Juiet
Corbin, Dasar-Dasar
Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta:PT.Pustaka Pelajar,2009, h.4
5
Kadir dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta:FITK UIN Jakarta, 2011, h.51
6
Bambang Setiyadi, Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakartra : Graha Ilmu, 2006, h.219
7
Kosadi Hidayat dkk, Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia, Bandung:Alfabeta, 1994, h. 58