6
BAB II DASAR TEORI
2.1 Teknologi VoIP
Salah satu multimedia network yang sedang berkembang saat ini yaitu pada bidang telepon internet yang biasa dikenal dengan Voice over Internet Protocol
VoIP. Layanan VoIP merupakan salah satu teknologi untuk melewatkan suatu sinyal suara melalui jaringan paket Internet Protocol IP. Oleh karena itu, telepon
internet atau VoIP juga dikenal dengan sebutan IP Telephony[1].
2.1.1 Mekanisme Kerja VoIP
Pada sisi pengirim transceiver, sinyal suara yang dihasilkan ditransformasikan atau dikodekan encode menjadi data digital, kemudian data
digital tersebut dikompresi dan dipaketisasi menjadi paket-paket kecil. Data yang sudah berbentuk paket ini kemudian disalurkan transmisikan melalui jaringan IP.
Kemudian pada sisi penerima receiver, data yang diterima dalam bentuk paket data yang telah dikodekan, sekarang didekode decode kembali agar dapat membentuk
sinyal suara audio seperti sinyal suara yang dikirimkan. Mekanisme tersebut tersebut diperlihatkan seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Mekanisme Kerja VoIP
Universitas Sumatera Utara
7 Pemrosesan sinyal sinyal suara meliputi mekanisme sampling, kuantisasi,
encoding , dan decoding. Sampling merupakan proses yang mengubah sinyal kontinyu menjadi sinyal diskrit. Sinyal suara yang kontinyu akan di-sampling pada
domain waktu dengan kecepatan sampling tertentu kemudian diambil nilai amplitudanya. Keluaran dari proses sampling yaitu sinyal diskrit pada domain waktu
dan sinyal kontinyu pada domain amplituda. Mekanisme selanjutnya adalah kuantisasi. Pada mekanisme kuantisasi, sinyal
diskrit keluaran dari proses sampling dipetakan bersadarkan amplituda tertentu. Jika pada proses sampling sinyal didskritkan pada domain waktu maka pada proses
kuantisasi sinyal didiskritkan pada domain amplituda. Keluaran dari proses kuantisasi berupa sinyal yang diskrit pada domain waktu dan amplituda. Sinyal
keluaran dari proses kuantisasi didigitalisasi dengan mekanisme encoding. Suatu dereten bit keluaran hasil kuantisasi akan dipetakan menjadi suatu codeword bit
tertentu. Keluaran dari encoder ini adalah sinyal digital. Teknik yang melakukan proses sinyal suara ini biasa dikenal dengan istilah codec.
International Telecommunication Union-Telecommunication ITU-T telah menstandarisasi beberapa codec seperti G.723, G.726, G.729, dan lain-lain. Setiap
codec mengimplementasikan algoritma kompresi yang berbeda-beda. Bitrate serta ukuran frame yang dihasilkan pun berbeda-beda. Oleh karena itu untuk mendapatkan
kualitas layanan VoIP yang baik dan efisien maka codec merupakan satu hal yang tidak boleh dilupakan.
Universitas Sumatera Utara
8 Agar sinyal digital dapat ditransmisikan dalam jaringan paket, maka sinyal
digital perlu dipaketisasi menjadi paket-paket yang lebih kecil. Sinyal digital diberi header-header yang diperlukan agar paket tersebut mengikuti protokol stack seperti
Transfer Control Protocol Internet Protocol TCPIP atau protokol jaringan yang digunakannya. Informasi tambahan seperti alamat IP, jumlah urutan paket,
timestamps, dan lain-lain semuanya diperlukan untuk memudahkan pentransmisian paket melalui jaringan. Keluaran dari mekanisme ini yaitu berupa frame. Ukuran
frame untuk layanan VoIP biasanya berkisar antara 10 – 30 ms. Frame inilah yang dipertukarkan dalam jaringan.
Pada sisi penerima paket – paket IP tersebut akan di-decode kembali menjadi sinyal digital. Karena sinyal suara tadi dipecah-pecah menjadi paket – paket IP maka
pada sisi penerima paket – paket tersebut perlu dikumpulkan sementara pada sebuah buffer sebelum direkontruksi menjadi sinyal suara. Setelah sinyal digital suara
diterima dan dikumpulkan sementara dalam buffer penerima, sinyal tersebut kemudian di-decode sesuai urutan aslinya[2].
2.1.2 Protokol VoIP