Konsep Analisis Wacana Van Dijk
22
3. Konteks sosial
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana di sini dipandang
diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Mengikuti Guy Cook, analisis wacana juga memeriksa konteks dari
komunikasi: siapa yang mengkomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana
perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi dan hubungan untuk setiap masing-masing pihak.
11
Konteks sosial juga melihat bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat atas suatu wacana. Analisis Van Dijk disini menghubungkan analisis tekstual yang memusatkan perhatian melalui pada teks kea rah
analisis yang komprehensif bagaimana teks berita itu diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu wartawan maupun dari masyarakat.
12
Dalam pandangan Van Dijk, teks bisa dianalisis dengan menggunakan elemen, dan untuk memperoleh gambaran elemen-elemen struktur wacana
teks tersebut, berikut adalah penjelasan singkatnya : 1.
Tematik Secara harfiah tema
berarti “sesuatu yang telah diuraikan”, atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini berasal dari kata Yunani
tithenai yang berarti „menempatkan‟ atau „meletakkan‟. Dilihat dari sudut
11
Ibid, h. 8
12
Ibid, h. 225
23
sebuah tulisan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya Keraf, 1980:107.
Kata Tema kerap disandingkan dengan apa yang disebut topic. Kata topic berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat.
13
Teun A Van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu wacana.
Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Dalam teks akan di dukung
oleh beberapa subtopik ini mendukung, memperkuat, bahkan membentuk topik utama. Gagasan van dijk didasarkan pada pandangan ketika
wartawan meliputi suatu peristiwa dan memandang suatu masalah didasarkan pada suatu mental atau pikiran tertentu.
14
Kognisi atau mental ini secara jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam berita.
Karena topik disini dipahami sebagai mental atau kognisi wartawan, tidak mengherankan jika semua elemen dalam berita mengacu dan mendukung
topik dalam berita.
15
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama
dari suatu teks.
16
2. Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 75
14
Ibid, h. 75-76
15
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Teks Media, Yogyakarta: LKiS, 2006, Cet ke- 5, h. 231
16
Ibid, h. 229
24
bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti.
17
Kalau topik menunjukkan makna umum dari suatu wacana, maka skematik atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks.
Bentuk umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah, penutup,
dan lain sebagainya. Skematik dapat dikatakan strategi dari komunikator untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan
pendukung. Struktur skematik memberikan tekanan pada bagian mana yang harus didahulukan dan bagian mana yang bisa dikemudikan sebagai
strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian informasi ini dilakukan dengan menempatkan bagian penting di bagian
akhir agar terkesan kurang menonjol.
18
Meskipun wacana berita mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya secara hipotetik mempunyai dua kategori skema
besar. Pertama yaitu summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema ini merupakan elemen yang paling
penting. Judul dan lead menunjukkan tema yang ingin disampaikan oleh wartawan dalam pemeberitaannya, lead digunakan sebagai pengantar
ringkasan apa yang ingin disampaikan atau dikatakan sebelum masuk ke dalam isi berita secara lengkap. Kedua yaitu story yang merupakan isi
berita secara keseluruhan yang secara hipotetik mempunyai dua
17
Ibid, h. 231
18
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 76
25
subkategori. Pertama berupa situasi, proses, atau jalannya suatu peristiwa. Dan kedua adalah komentar yang ditampilkan dalam teks.
Subkategori situasi adalah penggambaran kisah dari suatu peristiwa yang terdiri dari episode atau kisah utama dari peristiwa, dan
yang kedua latar yang mendukung setiap episode yang disajikan kepada khalayak agar peristiwa lebih jelas ketika disampaikan atau disajikan
kepada khalayak.
19
Adapun subkategori komentar adalah menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat memberikan komentar atas suatu peristiwa
secara hipotetik yang terdiri atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokoh yang dikutip oleh wartawan. Kedua,
kesimpulan yang diambil oleh wartawan dari berbagai komentar para tokoh.
Struktur skematik menurut pandangan Van Dijk dilihat sebagai satu kesatuan yang koheren dan padu. Apa yang diungkapkan dalam
superstruktur pertama akan dikutip dan di dukung oleh bagian-bagian lain dalam berita. Apa yang diungkapkan dalam lead yang menjadi gagasan
utama dalam teks berita akan diikuti dan di dukung oleh bagian berita yang lain seperti dalam kisah dan kutipan. Semua bagian dalam skema ini
dipandang strategi, tidak hanya bagaimana bagian dalam teks berita itu hendak disusun, tetapi juga bagaimana membentuk pengertian
sebagaimana dipahami dan dimaknai oleh wartawan dari suatu peristiwa.
20
19
Ibid, h. 232
20
Ibid, h. 233
26
Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan
menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian
sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan di bagian akhir agar
terkesan kurang menonjol.
21
3. Semantik
Yang penting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukkan oleh struktur teks. Dalam analisis wacana, makna kata adalah
praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi. Dalam pengertian umum, semantik adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah
makna satuan lingual baik makna leksikal maupun gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang disebut leksem,
sedangkan makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari gabungan satuan-satuan bahasa. Van Dijk mengkategorikan semantik sebagai makna
local yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang menghubungkan makna tertentu dalam suatu bangunan teks.
22
4. Sintaksis adalah Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan
lawan secara negative, itu juga dilakukan dengan manipulasi politik menggunakan sintaksis kalimat seperti pada pemakaian kata ganti, aturan
tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat
21
Ibid, 234.
22
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 78
27
aktif atau pasif, peletakkan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks dan sebagianya.
23
Ringkasnya Sintaksis, itu adalah studi penghimpunan dan tautan timbale balik antara kata-kata, frase-frase,
klausa-klausa dalam kalimat. Kita boleh saja berkesimpulan bahwa kalimat adalah kesatuan maksimum bagi analisis gramatik, tapi
kesimpulan ini perlu di damping satu catatan bahwa ini tidak berarti tidak ada kesatuan lebih besar dari pada kalimat---alinea,wacana, karangan dan
sebagainya, itu adalah kesatuan di atas kalimat.
24
5. Stilistik, pusat perhatiannya adalah Style gaya bahasa yaitu cara yang
digunakan penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.
6. Retoris, adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau
menulis. Misalnya dengan pemakaian kata yang berlebihan hiperbolik atau bertele-tele. Retoris mempunyai fungsi persuasive, dan berhubungan
erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak.
25