9 yang telah ditetapkan. Sehingga anggaran berfungsi sebagai fungsi
perencanaan, fungsi pengendalian, fungsi koordinasi dan sebagai pedoman
kerja. Seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Fungsi Perencanaan
Proses perencanaan baik perencanaan jangka pendek perencanaan taktis maupun perencanaan jangka panjang perencanan strategis, adalah
komponen dari keseluruhan sistem. Hal ini merupakan dasar bagi elemen lainnya karena melaui proses perencanaan ini kita menentukan apa yang
akan kita lakukan, bagaimana kita akan melakukannya, dan siapa yang akan
mengerjakannya. Perencanaan
beroperasi seperti
pusat pemikiranotak dalam perusahaan. Anggaran sebagai alat perencanaan
tertulis memberikan gambaran yang jelas atas perencanaan suatu organisasi.
2. Fungsi Pengendalian Controlling
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian dalam suatu organisasi. Pengendalian merupakan suatu kegiatan yang
diperlukan untuk mengusahakan agar tujuan, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik semaksimal mungkin.
3. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
10 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya
koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran
yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana
kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam
perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.
4. Pedoman kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran
berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian
dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. d. Hubungan anggaran dengan manajemen
Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, anggaran merupakan alat perencanaan kerja, alat pengkoordinasian kerja pedoman kerja serta alat
pengawasanpengendalian kinerja. Dengan memahami dan membiasakan diri melakukan penganggaran, perusahaan akan lebih mampu dalam memprediksi
perubahan yang akan terjadi dan dampaknya bagi operasi usaha, serta mempersiapkan sedini mungkin segala perangkat diperlukan untuk mencapai
11 tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dengan penganggaran, tidak hanya
perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan, tetapi juga koordinasi dan pengendaliannya. Ketiga fungsi manajemen ini perencanaan, koordinasi dan
pengendalian secara sekaligus tercermin dalam proses penganggaran. Skenario anggaran dapat disusun dengan mudah dalam tampilan
komputer, tapi yang perlu dihayati adalah hakikat anggaran cenderung banyak persamaan dengan hubungan antar manusia human relations daripada
sekedar rekayasa angka. Pengendalian biaya dilakukan oleh manusia. Teknik- teknik kalkulasi yang telah diciptakan untuk membantu manajemen tidak akan
berhasil jika realisasinya tidak benar. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu anggaran tergantung dari sikap attitude para individu yang bersangkutan.
Mekanisme anggaran semata-mata merupakan tehnik yang diyakini bahwa kinerja yang baik dapat dicapai, perlu ditetapkan suatu standar. Bila dalam
realisasinya terdapat kondisi yang akomodatif, maka tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat berhasil. Dengan demikian tampak bahwa anggaran
mempunyai kaitan yang erat dengan proses manajemen. Proses manajemen adalah suatu kumpulan kegiatan yang saling berhubungan yang dilakukan
oleh manajemen dari suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen.
Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan planning, mengadakan pengorganisasian
organizing, mengadakan pengarahan dan pembimbingan directing,
12 mengadakan pengkoordinasian coordinating serta mengadakan pengawasan
controling terhadap orang-orang dan barang-barang. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa
pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik serta sempurna, tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajemen manajer yang trampil dan berbakat.
Disamping itu, anggaran sebagai suatu alat masih juga mengandung beberapa kelemahan-kelemahan, seperti yang dikatakan oleh Hansen dan Mowen
2005:377, antara lain: a Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran forecasting. Betapapun
cermatnya taksiran tersebut dibuat namun amatlah sulit untuk mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan kemudian sama sekali
tidak berbeda dengan kenyataannya nanti. b Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan
berbagai data, infoffilasi dan faktor-faktor baik yang controlable maupun yang uncontrolable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahan-
perubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut akan merubah pula ketetapan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut.
c Berhasil atau tidaknya pelaksanaan realisasi anggaran sangat tergantung pada manusia-manusia pelaksananya. Anggaran yang baik tidak akan bisa
direalisasikan bilamana para pelaksananya tidak mempunyai ketrampilan serta kecakapan yang memadai.
13 Dengan demikian nampaklah bahwa anggaran sebagai suatu alat,
penggunaan, modifikasi serta pelaksanaannya sangat tergantung pada manusia-manusianya. Oleh sebab itulah maka kehadiran manajemen
manajer mutlak diperlukan bagi perusahaan. Begitu pula halnya dengan perusahaan, perusahaan yang cenderung memandang kedepan, akan selalu
memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan datang. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan-perusahaan ini tinggal
berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Dimana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu
mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan kepada seseorang General Manager yang
sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam
membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan,
seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih atau menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metoda-
metoda produksi, metoda-metoda distribusi, termin penjualan. Dalam kaitan dan hubungan antara anggaran dan managemen yang sangat erat dalam hal
penyusunan perencanaan. Dalam hal ini anggaran bermanfaat untuk
14 membantu manajemen meneliti, mempelajari masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan penelitian dan
pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencana- rencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitas- fasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, pengembangan produk
dan lain sebagainya. Dalam bidang perencanaan lain misalnya mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan untuk menentukan arah atau kegiatan yang
paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk jangka waktu yang panjang dan schedule yang teratur, akan sangat membantu dalam
mengerahkan dengan tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesmen, kepala cabang dan semua tenaga operasional. Dalam menentukan tujuan-tujuan
perusahaan manajemenlah yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis dapat dilaksanakan adalah manajemen yang akan berhasil. Penentuan
tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih; mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana
yang tidak. Dengan di susunnya perencanaan yang terperinci, dapat dihindarkan biaya-biaya yang timbul sehingga membantu dan menyokong
tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
15 e. Proses penyusunan anggaran
Proses penyusunan anggaran didahului dengan penyusunan program. Dalam penyusunan program melibatkan peran dari departemen anggaran dan
komite aggaran. Departemen anggaran bertugas mengusulkan dan menyebarkan pedoman umum penyusunan anggaran, mengkoordinasikan
berbagai usulan anggaran, menyerahkan anggaran final kepada manajemen puncak dan dewan komisaris untuk disahkan kepada berbagai unit organisasi.
Anggaran disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, yang berlaku selama tahun anggaran. Apabila kondisi sesungguhnya ternyata berbeda
dengan yang diasumsikan maka ada kemungkinan anggaran yang telah disusun perlu direvisi. Revisi anggaran hanya dilakukan jika kondisi yang
mendasari penyusunan anggaran menyimpang dari yang diasumsikan semula. f. Dampak anggaran terhadap perilaku manusia
Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh orang- orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu,
penyusunan anggaran harus dilakukan sedemikian rupa agar para pelaksana termotivasi
untuk melaksanakan
anggaran dengan
sebaik-baiknya. Penyusunan anggaran hendaknya tidak terjadi hanya mencakup aspek teknik
saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan fihak-fihak yang terkait. Para pelaksana anggaran bukanlah mesin-mesin yang tidak mempunyai perasaan,
tetapi merupakan individu-individu yang mempunyai kebutuhan, motif maupun apresiasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penganggaran yang
16 merupakan bagian dari sistem akuntansi manajemen tidak akan efektif dalam
mendukung fungsi-fungsi manajemen tanpa memperhatikan para pelaksana. Beberapa hal yang berkaitan dengan aspek perilaku keorganisasian
yang berkaitan dengan penganggaran, yaitu anggaran sebagai alat penilaian prestasi, tingkat kesulitan anggaran, serta partisipasi pemimpin dan bawahan
dalam penyusunan anggaran. 1 Anggaran sebagai alat penilaian prestasi
Dalam Supriyanti Ilyas 2002 anggaran akan berpengaruh terhadap perilaku para pelaksana apabila anggaran dikaitkan dengan
prestasi pelaksana yang bersangkutan. Penggunaan anggaran dalam kaitannya dengan penilaian prestasi dapat dilakukan dalam dua pola.
Pertama, anggaran dipandang sebagai target yang harus dicapai, dan yang kedua, anggaran tidak digunakan sendiri untuk mengukur prestasi.
Anggaran sebagai target akan memotivasi atau menghambat pencapaian sasaran adalah tergantung kepada tingkat kesulitan anggaran
tersebut. Dalam hal anggaran tidak sendirian dalam penggunaannya untuk penilaian prestasi, anggaran tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya
target yang harus dicapai, tetapi hanya merupakan salah satu diantara beberapa alat pengukur. Dengan pola ini, anggaran akan cenderung
menjadi motivator karena pencapaian anggaran tanpa merugikan tujuan jangka panjang akan dipandang sebagai prestasi yang baik walaupun
penilaian prestasi tidak semata-mata hanya berdasarkan anggaran.
17 2 Tingkat kesulitan anggaran
Tingkat kesulitan pencapaian anggaran akan mempengaruhi motivasi pelaksana anggaran. Anggaran yang merangsang motivasi
pelaksana adalah anggaran yang “menantang”, yaitu anggaran yang cukup sulit untuk dicapai tetapi para pelaksana berkeyakinan bahwa mereka
mampu melaksanakannya. Anggaran yang tidak mungkin dilaksanakan akan menghilangkan
motivasi kerja para pelaksana. Sebaliknya, anggaran yang terlalu mudah dilaksanakan juga akan menimbulkan perilaku yang kurang senonoh
dysfunctional behavior. Apabila anggaran terlalu mudah, para pelaksana cenderung untuk bekerja tidak pada tingkat kemampuan maksimum. Hal
tersebut dilakukan
untuk menghindari
penyimpangan yang
menguntungkan dalam jumlah yang terlalu besar agar pada tahun yang akan datang tidak memperoleh tugas yang lebih sulit akibat
penyimpangan yang menguntungkan. 3 Partisipasi atasan dan bawahan
Agar anggaran dapat menjadi motivator dalam pencapaian sasaran, partisipasi aktif pimpinan atasan dan para manager pelaksana
bawahan sangatlah diperlukan. Dengan partisipasi aktif tersebut, keputusan anggaran akan benar-
benar dapat merupakan suatu komitmen atasan dan bawahan. Partisipasi pimpinan terletak pada proses penelaahan dan pengesyahan anggaran.
18 Pengesyahan oleh pimpinan hendaknya tidak hanya sekedar “stempel”
saja. Tanpa partisipasi aktif pimpinan dalam hal tersebut, para pelaksana akan cenderung untuk mengusulkan anggaran yang begitu mudah agar
prestasinya nampak bagus. Dengan demikian, para pelaksana dapat mengharapkan adanya keuntungan dari “prestasinya” tersebut. Selain itu
pimpinan masih perlu melaksanakan tindak lanjut atas hasil anggaran. Tanpa adanya umpan balik feed back dari pimpinan, sistem
penganggaran yang berlaku tidak akan efektif. Partisipasi para manager pelaksana selaku bawahan pada
umumnya berupa partisipasi dalam hal pengusulan anggaran. Para manager berkesempatan untuk melakukan perencanaan untuk bidang
kerjanya masing-masing. Partisipasi ini selain akan mendorong adanya komitmen atasan bawahan juga akan memberikan keyakinan kepada para
bawahan atas kewajaran anggaran. Hasilnya, para pelaksana cenderung termotivasi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Objek dari penelitian ini
adalah perusahaan jasa yang ada di Jabotabek. Penelitian ini menggunakan data primer dengan unit analisis berupa manajer tingkat bawah lower level manager.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada di Jabotabek. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random
sampling pemilihan sample acak sederhana, yaitu metode yang memberikan
kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel Indriantoro dan Supomo, 2002:124.
C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media perantara Indriantoro dan Supomo, 2002:146.