Gambaran Klinis penyakit TB di rongga mulut.

2.4 Gambaran Klinis penyakit TB di rongga mulut.

Lesi TB dapat terjadi dimana saja di rongga mulut, palatum, bibir, mukosa bukal, gingiva dan frenulum. Biasanya lesi tuberkulosis berupa ulser yang tidak teratur, superfisial atau dalam, sakit dan cenderung bertambah besar secara perlahan - lahan. Lesi ini sering ditemukan pada daerah trauma dan sering disalahartikan secara klinis dengan ulser traumatik sederhana atau karsinoma. Kadang – kadang lesi mukosa menunjukkan pembengkakan atau fisur yang tidak mengalami ulserasi. Bentuk yang jarang dari TB adalah tuberkulosis gingivitis yang terlihat berupa poliferasi yang difus, hiperemi nodular atau papula pada jaringan gingiva, tetapi tidak terlihat adanya ulserasi secara klinis. 15 Selain itu kelenjar saliva dapat terinfeksi oleh TB. Terdapat dua jenis infeksi yaitu, pertama berkembang lebih lambat dalam beberapa tahun dan membentuk kapsul secara kronis dan kedua secara akut, inflamasi berkembang dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Secara klinis, infeksi ini pertama kali muncul dengan pembengkakan kecil yang dapat digerakkan. Kelenjar parotis sering terkena, sedangkan kelenjar sublingual jarang terkena. 1 Lesi pada lidah biasanya berbentuk ulser. Berbagai laporan menunjukkan bahwa batas lateral, ujung, dorsum anterior dan dasar lidah merupakan daerah yang paling sering terlibat tuberkulosis. 15 Dilihat pada gambar 2.5-2.7 Tuberkulosis lebih sering melibatkan palatum keras daripada palatum lunak dan keterlibatan palatum biasanya karena sekunder dari tuberkulosis paru-paru. Lesi palatum biasanya berukuran kecil. 15 Lesi gingiva biasanya berasal dari infeksi primer. Lesi primer pada gingiva sering berupa lesi granulasi meskipun dilaporkan adanya ulser atau erosi mukosa. 21 Lesi ini dapat terlihat secara bersamaan dengan periodontitis marginalis. Lesi TB pada bibir biasanya berbentuk ulser granulasi yang dangkal. 15 Tuberkulosis pada Universitas Sumatera Utara maksila dan mandibula biasanya infeksi pada tulang osteomyelitis. Infeksi tulang rahang biasanya pada TB sekunder meskipun terdapat laporan mengatakan TB primer juga dapat terjadi. Dipercaya bahwa keterlibatan tulang rahang biasanya berkaitan perluasan atau penyebaran yang dalam di lesi gingiva, infeksi soket post ekstraksi, tuberkulosa granuloma pada apeks gigi atau penyebaran infeksi hematogenus. Infeksi tulang rahang disebabkan karena penyebaran hematogenus yang dalam bentuk difus osteomielitis dan biasanya lebih serius dari infeksi periapikal. 15 Gambar 2.5: Ulser pada dasar mulut dan permukaan Gambar 2.6:Ulser pada permukaan lingual lidah 23 lingual lidah 23 Gambar 2.7: Ulser pada lidah 24 Gambar 2.8: Ulser pada kanan bukal mukosa. 25 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 LAPORAN KASUS

1. Riwayat Medis

Seorang pasien bernama Kardin Simatupang berusia 54 tahun, datang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tanggal 24 Agustus 2009,yang kemudian dirujuk ke Bagian Penyakit Paru dengan keluhan mengalami sesak nafas selama 2 minggu timbul mendadak berhubungan dengan aktifitas tapi tidak berhubungan dengan cuaca. Pasien ini juga mengalami nyeri dada selama 2 minggu dan rasanya seperti tertekan beban berat serta batuk dialami sejak 2 minggu bersama dahak warna kuning. Ada riwayat demam sejak 2 minggu terakhir, terutama pada sore hari, dan demam tidak terlalu tinggi dan turun dengan pemberian obat serta berkeringat pada malam hari. Pasien ini juga mengalami Hipertensi yang tidak terkontrol sejak 5 tahun. Riwayat Diabetes Mellitus DM sejak 5 bulan. Melalui data rekam medis, riwayat merokok sudah lebih kurang 20 tahun, 12 batanghari dan bekerja sebagai mandor pelabuhan selama 30 tahun. Berdasarkan rekam medis, diagnosis akhirnya pyopneumothoraks sin.ec. TB paru + anemia.

2. Pemeriksaan Klinis

Tekanan darah : 13080 mmHg Suhu badan : 37.7 o C Status Lokalisata : • Kepala : Mata anemia -, ikterus -,clubbing finger-, dsypnea+ • Leher: pembesaran Kelenjar Getah Bening - Universitas Sumatera Utara