berdiri tahun 1992. Namun jangkauan BMI terbatas pada wilayah-wilayah tertentu, misalnya di kabupaten, kecamatan dan desa. Oleh karena itu peran BPR Syariah
diperlukan untuk menangani masalah keuangan masyaraat di wilayah tersebut.
2.3.1 Tujuan BPR Syariah
Adapun tujuan yang dikehendaki BPR Syariah adalah: 1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islm, terutama masyarakat golongan
ekonomi lemah yang pada umumnya berada dipedesaan. 2. Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecamatan, sehingga dapat
mengurangi arus urbanisasi. 3. Membina semagat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka
meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai. Untuk mencapai tujuan operasionalisasi BPR Syariah tersebut diperlukan strategi
operasional sebagai berikut: 1. BPR Syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya fasilitas, melainkan
bersifai aktif dengan melakukan sosialisasi kepada usaha-usaha yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang
baik. 2. BPR Syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek
dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil. 3. BPR Syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat
kompetitifnya produk yang akan dideri pembiayaan.
2.3.2 Usaha – Usaha BPR Syariah
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya, sebagai lembaga keuangan syariah, BPR Syariah dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank- bank umum syariah. Dalam
usaha pengerahan dana masyarakat, BPRS dapat memberikat jasa-jasa keuangan dalam bentuk, antara lain:
1. Simpanan Amanah Disebut simpanan amanah, sebab dalam hal bank penerima titipan amanah dari
nasabah. Disebut dengan titipan amanah karena bentuk perjanjian adalah wadiah,yaitu titipan yang tidak menanggung risiko. Namun denikian bank akan
memberikan bonus dari bagi hasil keuntungan yang diperoleh bank melalui pembiayaan kepada nasabah.
2. Tabungan Wadiah Dalam tabungan ini bank menerima tabungan dari nasabah dalam bentuk
tabungan bebas. Sedangkan akad yang diikat oleh bank dengan nasabah dalam bentuk wadiah. Titipan nasabah tersebut tidak menanggung risiko kerugian, dan
bank memberikan bonus kepada nasabah. Bonus tabungan wadiahitu dapat diperhitungkan secara harian dan dibayarkan kepada nasabah oada setiap bulan.
3. Deposito Wadiah Mudharabah Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka dari nasabahnya. Akad yang
dlakukan ada yang berbentuk wadiah dan dapat pula berbentuk mudharabah. Lazimnya jangka waktu deposito ini adalah 1, 2, 6, 12 bulan dan seterusnya
sebagai bentuk penyertaan modal sementara. Maka nasabah deposan mendapat bonus keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh bank dari pembiayaan kredit
yang dilakukannya kepada nasabah-nasabah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas pengerahan dana tersebut juga dapat dipergunakan untuk menitipkan sedekah, infak, zakat, aqiqah, tabungan haji, tabungan kurban, tabungan
pendidikan, tabungan kepemilikan kendaraan, tabungan kepemilikan rumah, bahkan bisa juga untuk sarana penitipan dana-dana mesjid, dana pesantren,
yayasan dan lain sebagainya. Sementara, dalam menyalurkan dana masyarakat BPR Syariah dapat memberikan
jasa-jasa keuangan seperti: 1 Pembiayaan Mudharabah
Dalam pembiayaan ini, bank mengadakan akad dengan nasabah pengusaha. Bank menyediakan pembiayaan modal usaha bagi proyek yang dikelola oleh
pengusaha. Keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan kesepakatan yang telah diikat oleh bank dan pengusaha tersebut.
2 Pembiayaan Musyarakah Dalam pembiayaan ini, bank dengan pengusaha mengadakan perjanjian. Bank dan
pengusaha berjanji bersama-sama membiayaai suatu proyek yang juga dikelola secara bersama-sama. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi
sesuai dengan penyertaan masing-masing pihak. 3 Pembiayaan Bai’Bithaman Ajil
Dalam pembiayaan ini, bank mengikat perjanjian dengan nasabah. Bank menyediakan dana untuk pembelian sesuatu barang aset yang dibutuhkan oleh
nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang diusahakan. Namun begitu, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998, BPR Syariah hanya dapat
melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2 Memberikan kredit. 3 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lainnya. Pembatasan usaha BPR Syariah secara lebih tegas dijelaskan dalam pasal 27 SK
Direktur BI No.3236KEPDIR1999. Menurut surat keputusan ini, kegiatan operasional BPR Syariah adalah:
1 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: a. transaksi jual-beli berdasarkan prinsip:
- Murabaha - Istisna
- Ijarah - Salam
- jual beli lainnya b. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip:
- Mudharabah - Musyarakah
- bagi hasil lainnya c. Pembiayaan lain berdasarkan prinsip:
- Rahn
Universitas Sumatera Utara
- Qardh Dibanding bank umum syariah, kegiatan operasional yang dapat dilakukan BPR
Syariah lebih terbatas.BPR Syariah dilarang untuk: - Melakukan kegiatan usaha dalam bentuk valuta asing,
- Melakukan penyertaan modal, - Melakukan usaha peransuransian.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kredit Pembiayaan