Persepsi Kualitas Pelayanan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Sakit

2.6 Persepsi Kualitas Pelayanan

2.6.1 Definisi Persepsi Menurut Slameto 2010 persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Menurut Robbins 2003 mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa diorganisir, diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna. Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu. 2.6.2 Definisi Persepsi Kualitas Pelayanan Persepsi kualitas perceived quality menurut Aaker dalam Gunawan 2013, didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Aaker juga menegaskan satu hal yang harus selalu diingat, yaitu bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi para pelanggan, oleh sebab itu persepsi kualitas tidak dapat ditetapkan secara obyektif. Selain itu, persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentin gan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa Gunawan, 2013. Maka dapat dikatakan bahwa membahas persepsi kualitas berarti akan membahas keterlibatan dan kepentingan pelanggan. Persepsi kualitas yang tinggi menunjukkan bahwa melalui penggunaan dalam jangka waktu yang panjang, konsumen memperoleh diferensiasi dan superioritas dari merek tersebut. Zeithaml mengidentifikasikan persepsi kualitas sebagai komponen dari nilai merek dimana persepsi kualitas yang tinggi akan mengarahkan konsumen untuk memilih merek tersebut dibandingkan dengan merek pesaing. Persepsi kualitas yang dirasakan oleh konsumen berpengaruh terhadap kesediaan konsumen tersebut untuk membeli sebuah produk. Ini berarti bahwa semakin tinggi nilai yang dirasakan oleh konsumen, maka akan semakin tinggi pula kesediaan konsumen tersebut untuk akhirnya membeli Gunawan, 2013. 2.6.3 Dimensi Kualitas Pelayanan Persepsi kualitas mencerminkan perasaan pelanggan yang tidak nampak dan secara menyeluruh mengenai suatu merek. Akan tetapi, biasanya persepsi kualitas didasarkan pada dimensi-dimensi yang termasuk dalam karakteristik produk tersebut dimana merek dikaitkan dengan hal-hal seperti keandalan dan kinerja. Lima dimensi kualitas jasa menurut Zeithaml et al, dalam Sukmawati, 2011 yang dipergunakan untuk memahami harapan dan persepsi konsumen terhadap kualitas jasa tersebut adalah : a. Tangibles bukti fisik; meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi serta kendaraan operasional. Dengan demikian bukti langsungwujud merupakan satu indikator yang paling konkrit. Wujudnya berupa segala fasilitas yang secara nyata dapat terlihat. b. Reliability kehandalan; merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. Menurut Lovelock, reliability to perform the promised service dependably, this means doing it right, over a period of time. Artinya, keandalan adalah kemampuan perusahaan untuk menampilkan pelayanan yang dijanjikan secara tepat dan konsisten. Keandalan dapat diartikan mengerjakan dengan benar sampai kurun waktu tertentu. Pemenuhan janji pelayanan yang tepat dan memuaskan meliputi ketepatan waktu dan kecakapan dalam menanggapi keluhan pelanggan serta pemberian pelayanan secara wajar dan akurat. c. Responsiveness daya tanggap; yaitu sikap tanggap pegawai dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan dengan cepat. Kecepatan pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap dari petugas dalam pemberian pelayanan yang dibutuhkan. Sikap tanggap ini merupakan suatu akibat akal dan pikiran yang ditunjukkan pada pelanggan. d. Assurence jaminan; mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pegawai, bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan. Jaminan adalah upaya perlindungan yang disajikan untuk masyarakat bagi warganya terhadap resiko yang apabila resiko itu terjadi akan dapat mengakibatkan gangguan dalam struktur kehidupan yang normal. e. Emphaty empati; meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan. Empati merupakan individualized attention to customer. Empati adalah perhatian yang dilaksanakan secara pribadi atau individu terhadap pelanggan dengan menempatkan dirinya pada situasi pelanggan. Menurut Tjiptono 2005, pengertian kualitas jasa yang dikembangkan oleh Garvin dalam Lovelock et al, 1988 ada 8 dimensi kualitas pelayanan yaitu : a. Kinerja performance karakteristik operasi pokok dari produk inti, misalnya kecepatan, kemudahan, kenyamanan. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap misalnya kelengkapan interior, AC, dll. c. Kehandalan reliability yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. d. Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan. e. Daya tahan durability berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus diunakan. f. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyaman, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan. g. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra

2.7 Harga Obat

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pengelolaan Obat Program Malaria Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

5 106 44

Evaluasi Pengelolaan Obat Program Filariasis Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

3 63 39

Evaluasi Pengelolaan Obat Program Diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

1 34 45

Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Instalasi Farmasi dan Harga Obat dengan Loyalitas Pasien Membeli Resep Obat (Studi Kasus pada Pasien Umum Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Paru Jember) (The Relationship between Perceived Quality of Service

0 5 6

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 3 8

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT Hubungan Mutu Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Pengambilan Obat Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Umum Daerah Surakarta Tahun 2013.

0 1 20

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SUKOHARJO PERIODE FEBR

0 1 14

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

4 22 16

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN SRAGEN.

0 0 19