Pengawasan International Atomic Energy Agency untuk Program Nuklir

D. Pengawasan International Atomic Energy Agency untuk Program Nuklir

Iran Dalam Kaitannya dengan Kesepakatan Joint Plan of Action 2013 Sebagaimana telah diketahui seblumnya bahwa pada 24 November E3+3 menyepakati JPA dengan Iran di Jenewa. Pembukaan JPA yang menyebutkan “Tujuan perundingan JPA 2013 adalah mencapai solusi menyeluruh tentang persetujuan bersama jangka panjang yang akan memastikan bahwa program nuklir Iran akan seutuhnya damai.” merupakan bagian dari langkah awal kearah solusi jangka panjang tersebut, dimana Iran secara sukarela harus berusaha dalam periode 6 bulan “voluntary measures” terkait program nuklirnya. Sesuai dengan JPA, Komisi Bersama E3EU+3 dan Iran dibentuk guna mengawasi implementasi dari tindakan yang diambil dalam jangka waktu dekat. Komisi Bersama bekerja dengan IAEA untuk memfasilitasi resolusi terkait persoalan dewasa ini dan yang pernah ada. IAEA memiliki hak untuk melakukan pengawasan dan verifikasi dalam kaitannya dengan langkah-langkah atas nuklir seperti yang dikemukakan dalam JPA. Pengawasan dan verifikasi ditujukan untuk menegaskan bahwa Iran menjalankan sebagaimana yang disebutkan dalam JPA sebagai “voluntary measures ” dalam jangka waktu 6 bulan. E3EU+3 dan Iran telah menerima perbaharuan diskusi IAEA dalam hal implementasi dari langkah awal sebagaimana dikemukaakan dalam JPA. Kedua belah pihak melibatkan IAEA terkait langkah untuk verifikasi. Hal inilah yang memungkinkan Sekretariat IAEA Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara untuk mengembangkan rincian rencana pengawasan dan verifikasi yang dibutuhkan. 173 Status program nuklir Iran dalam kaitannya dengan “voluntary measures” telah disetujui pemberlakuannya akan dimulai pada 20 Januari 2014 sebagai bagian dari JPA. IAEA mengkonfirmasi bahwa mulai tanggal tersebut Iran akan memberhentikan pengayaan uranium diatas 5 di dua kaskade Sejumlah aktivitas tambahan yang dilaksanakan oleh IAEA di Iran dibutuhkan untuk memimpin usaha konfirmasi Iran dibawah JPA, dan akan dilaporkan ke Dewan Gubernur. Usaha tambahan yang demikian ditetapkan oleh IAEA. Secara khusus, frekuensi aktivitas verifikasi IAEA sangat dibutuhkan, seperti adanya akses ke lokasi selain yang saat ini sedang diverfikasi IAEA, pemasangan peralatan safeguard, sampel yang digunakan untuk analisis, dan informasi yang disediakan oleh Iran sebagai bagian dari langkah pengawasan. 174 di Pilot Fuel Enrichment Plant di Reaktor Lashkar Abad dan di Fordow Fuel Enrichment Plant Reaktor Fordow. 175 173 IAEA, Naskah dari Monitoring and Verification in the Islamic Republic of Iran in the relation to the Joint Plan of Action , IAEA Doc GOV20142 174 Kaskade cascade adalah susunan alat terdiri dari rangkaian bagian untuk pemisahan isotop. dimuat dalam https:www.batan.go.idKamusc.php ; diakses 26 Maret 2014 175 Pengayaan 20 uranium dicurigai dipindahkan ke reaktor pengayaan Fordow. Keberadaan fasilitas nuklir bawah tanah dengan bunker ini, baru diumumkan oleh Iran kepada dunia pada September 2009. IAEA mengkonfirmasi pada awal tahun 2012, bahwa fasilitas Fordow milik Iran telah melakukan pengayaan uranium sebesar 20. “Untuk damai atau Senjata Pemusnah Massal” dimuat dalam http:www.dw.deuntuk-damai-atau-senjata-pemusnah- massala-15745968 diakses 19 Maret 2014 Selain itu juga telah menipiskan UF-6, termasuk tidak adanya proses untuk mengubah kembali uranium oksida. Iran juga tidak lagi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mengadakan aktivitas lanjut yang lebih jauh di reaktor Natanz 176 dan reaktor Arak. 177 Sampai pada tulisan ini dibuat, perkembangan keadaan terbaru terkait program nuklir Iran dimuat dalam sebuah laporan yang ditujukan kepada Dewan Gubernur dan kepada Dewan Keamanan PBB khususnya. Laporan juga berisikan tentang perkembangan informasi mengenai implementasi Joint Statement on a Framework for Cooperation 178 dan Joint Plan of Action. Selanjutnya E3+3 dan Iran meminta IAEA untuk “menjalanan aktivitas pengawasan dan verifikasi yang dibutuhkan terkait nuklir. 179 Hal yang esensi bagi Iran dan IAEA untuk berdialog secara intensif, dimana diperlukan tersedianya klarifikasi mengeni persoalan-persoalan yang mucul, termasuk akses atas informas, dokumentasi, situs, material dan personil terkait di Iran. Sesuai dengan Framework for Cooperation yang telah disepakati, IAEA dan Perkembangan-perkembangan tersebut antara lain : 1. Klarifikasi atas Persoalan yang belum terselesaikan 176 Iran memulai dengan 20 pengayaan uranium di reaktor Natanz pada tahun 2010. Sebelumnya Iran gagal dalam negosiasi internasional untuk mendapatkan pasokan uranium. Pejabat Iran mengklaim bahwa pengayaan uranium yang lebih tinggi di Natanz dibutuhkan untuk keperluan riset reaktor di Teheran. Demi mendukung proyek itu, mereka mendapatkan uranium dari Argentina, kemudian pasokan itu semakin menipis. Reaktor penelitian itu diklaim memproduksi radio isotop untuk keperluan medis dan pertanian. “Untuk damai atau Senjata Pemusnah Massal” dimuat dalam http:www.dw.deuntuk-damai-atau-senjata-pemusnah- massala-15745968 diakses 19 Maret 2014 177 Naskah dari Status ofIran’s Nuclear Programme in relation to the Joint Plan of Action, IAEA Doc GOVINF20141 dimuat dalam http:www.iaea.orgPublicationsDocumentsBoard2014govinf2014-1.pdf diakses 27 Maret 2014 178 Merupakan persetujuan antara IAEA dan Iran pada tanggal 11 November 2013, dimana IAEA dan Iran sepakat untuk bekerjasama lebih jauh untuk aktvitas verifikasi yang diusahakan oleh IAEA untuk mengatasi semua persoalan terdahulu dan yang sekarang, serta untuk meneruskan aktivitas demikian dengan cara selangkah demi selangkah. 179 Naskah dari Implementation of the NPT Safeguards Agreement and relevant provisions of security Council resolutions in the Islamic Republic of Iran, IAEA Doc GOV201410 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Iran meninjau ulang enam langkah praktis untuk dilaksanakan oleh Iran. Keenam langkah tersebut telah dilaksanakan oleh Iran antara lain : 1. Klarifikasi atas Persoalan yang belum selesai a. Iran menyediakan informasi yang relevan kepada IAEA dan akses ke Heavy Water Production Plant di Arak, tertanggal 8 Desember 2013 b. Iran menyediakan informasi yang relevan kepada IAEA termasuk hal-hal yang berkaitan dengan produksi Uranium Ore Concentrate UOC 180 c. Menginformasikan kepada IAEA bahwa “Iran berencana untuk membangun reaktor tipe light water pool , dan akses ke Gchine mine di Bandar Abbas. IAEA diberikan akses ke situs lokasi yang diminta., tertanggal 29 Januari 2014 181 d. Menginformasikan kepada IAEA bahwa Iran mengajukan sebuah proyek pengidentifikasian “calon lokasi” untuk PLTN baru. 10 MW dengan 20 pengayaan uranium oxida, untuk memenuhi permintaan nasional dalam bidang riset nuklir, uji material, produksi radio isotop kedokteran dan aplikasi lainnya”. e. Mengklarifikasi pengumuman sebelumnya bahwa Iran memutuskan untuk membangun 10 fasilitas tambahan pengayaan uranium. Iran menyampaikan IAEA bahwa pemilihan situs untuk lima fasilitas 180 Merupakan endapan kuning yang disebut pekatan atau konsentrat atau sering disebut “yellowcake”. Ini diperoleh dari biji-biji yang ditemukan kemudian diolah karena kadar uranium dalam biji pada umumnya sangat rendah, sehingga diperlukan pengolahan untuk mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang tidak diperlukan. lihat bab sebelumnya 181 Light water reactor atau reaktor air ringan adalah reaktor nuklir dengan bahan moderator air ringan H2O atau air biasa. Bahan moderator ini berfungsi pula sebagai pendingin yang mengambil panas reaksi fisi dari teras reaktor. dimuat dalam http:www.batan.go.idKamusl.php diakses 28 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pengayaan tersebut telah dimulai tetapi belum “selesai”. Iran juga menyatakan bahwa dalam “6 bulan langkah pertama” tidak akan ada lokasi baru untuk pengayaan selain yang telah ada di Fordow dan Natanz. f. Iran mengklarifikasi lebih jauh tentang pernyataan yang dibuat pada Februari 2010 mengenai teknologi pengayaan laser. 2. Fasilitas yang dilaporkan dibawah Persetujuan Safeguard Iran Iran telah melaporkan 17 fasilitas nukir dan 9 lokasi diuar fasilitas dimana material nuklir biasa digunakan. Sekalipun demikian, IAEA tetap melanjutkan verifikasi mterial di fasilitas-fasilitas tersebut. 3. Aktivitas yang terkait Pengayaan a. Reaktor Natanz IAEA mengambil tindakan pengamatan tambahan untuk mengkonfirmasi bahwa tidak ada material nuklir yang diisi melebihi apa yang telah ditentukan di situs pengayaan uranium. Berdasarkan hasil verifikasi yang diadakan IAEA tertanggal 9 Februari 2014, pengayaan uranium adalah 5. b. Reaktor Fordow Data tertanggal 18 Januari 2012 menunjukan adanya pengayaan uranium sampau 20. Iran melaporkan telah mengehntikan pengayaan hanya sampai 55 saja. IAEA telah melakukan tindakan untuk memverifikasi pernyataan Iran tersebut, akan tetapi hasilnya masih pada tahap evaluasi IAEA. c. Aktivitas Pengayaan lainnya yang terkait Iran menginformasikan bahwa tentang lokasi-lokasi dan ruang kerja yang berhubungan dengan aktivits demikian. IAEA masih dalam tahap menganalisa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara informasi yang disediakan oleh Iran tersebut dan telah meminta klarifikasi tambahan atas informasi tersebut. 4. Aktivitas Proses Ulang Sesuai dengan Resolusi Dewan Gubernur IAEA dan Dewan Keamanan PBB, dimana ditetapkan agar Iran menangguhkan aktivitas proses ulang, 182 Iran menyatakan tidak akan menggunakan proses ulang atau membangun fasilitas yang mampu memproses ulang selama “6 bulan langkah awal JPA”. Pengawasan IAEA berlanjut terhadap penggunaan hot cell 183 Iran mengadakan sejumlah aktivitas di Uranium Conversion Facility, Enriched UO2 Power Plant , Fuel Manufacturing Plant dan Fuel Plate Fabrication Plant di Eshafan, dimana aktivitas di tempat-tempat tersebut dengan inspeksi dan verifikasi informasi bahwa memang tidak ada proses ulang terkait aktivitas di fasilitas-fasilitas yang sebelumnya diawasi karena ada kegiatan yang mencurigakan. 5. Proyek Air Berat Iran telah menghentikan produksi pemasangan bahan bakar nuklir di fasilitas yang ditandai sebagai IR-40. Verifikasi dan observasi yang dilakukan oleh IAEA tanggal 12 Februari 2014 menunjukkan tidak ada komponen yang dipasang sejak November 2013. 6. Konversi Uranium dan Pabrikasi Bahan Bakar 182 Proses ulang merupakan proses atau operasi yang bertujuan untuk menggali radioaktif isotop dari bahan bakar untuk penggunaan yang lebih jauh. Plutonium yang mengalami proses ulang dapat digunakan untuk memproduksi senjata nuklir. dirangkum dari http:www.iaea.orgnstutorialsregcontrolintroglossaryq_r.htmR dan http:www.pbs.orgwgbhpagesfrontlineshowsreactionreadingskeeny.html 183 Hot cells digunakan dibidang energi nuklir dan kedokteran nuklir. Fungsinya adalah untuk menguji dan memeriksa unjuk kerja elemen bahan bakar nuklir dan cuplikan bahan struktur yang telah di-iradiasi di reaktor nuklir Asli Purba “Studi Teknik Pelaksanaan Dekontaminasi Hot Cell ZG-102103 IRM ”, BATAN, hal. 89 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bertentangan dengan kewajibannya untuk menangguhkan aktivitas pengayaan dan proyek air berat. IAEA mengadakan verfikasi pada Februari 2014 atas laporan tersebut dan hasilnya bahwa tidak ada lagi hal-hal yang bertentangan. 184 Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa IAEA dan Iran sepakat untuk bekerjasama lebih lagi untuk menyelesaikan semua pesoalan terdahulu dan kini. Iran diminta memberikan informasi dan penjelasan kepada Selain keenam hal diatas, Laporan Direktur Jenderal sebelumnya mengenalkan persoalan terkemuka yang berhubungan dengan kemungkinan dimensi militer dari program nuklir Iran. IAEA memperhatikan mengenai adanya kemungkinan Iran tidak menyingkapkan aktivitas nuklir yang melibatkan organisasi militer, termasuk aktivitas yang berkaitan dengan pengembangan alat- alat nuklir untuk rudal. Iran diminta untuk bekerjasama penuh dengan IAEA dalam segala persoalan yang dikemukakan, khususnya yang memunculkan perhatian tentang dimensi militer dari program nuklir, termasuk menyediakan akses tanpa penundaan ke semua situs, peralatan, orang-orang dan dokumen yang diminta oleh IAEA. Rincian analisis informasi yang tersedia di IAEA selama ini menunjukkan bahwa Iran telah melaksanakan aktivitas yang berhubungan dengan pengembangan alat peledak nuklir. Informasi ini ditaksir oleh IAEA. Iran juga pernah menolak pernyataan tersebut dan menganggapnya sebagai dugaan yang tidak berdasar. 184 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara IAEA untuk menilai pernyataan tentang kebutuhan Iran akan pengembangan detonator Exploding Bridge Wire”. 185 IAEA juga tetap meminta jawaban dari Iran atas rincian pertanyaan yang ditujukan kepada Iran mengenai Parchin dan keberadaan para ahli asing. 186 Kemudian meminta akses ke lokasi khusus di situs Parchin. 187 Iran telah melaksanakan enam langkah praktis yang ditentukan dalam periode tiga bulan pertama Framework for Cooperation. IAEA masih tetap menganalisa informasi yang disediakan oleh Iran dan telah meminta klarifikaasi tambahan atas beberapa informasi. Sampai saat penulisan ini dibuat, IAEA telah memulai dan masih tetap melakukan pengawasan dan verifikasi terkait langkah- langkah yang ditentukan dalam JPA. Sejak permintaan akses pertama diajukan, ditemukan bahwa aktivitas yang luas telah berlangsung di lokasi ini. Sehingga IAEA sangat serius untuk menggali kemampuan demi verifikasi yang efektif. Sejak laporan tersebut, IAEA telah meninjau melalui satelit terkait apa yang muncul dari bangunan dan reruntuhan yang ada di lokasi. 188 185 Exploding Bridge Wire adalah sebuah tipe detonator yang digunakan untuk menginisiasi reaksi pada material yang bersifat peledak. Inilah yang biasa digunakan dalam senjata nuklir. dimuat dalam http:en.wikipedia.orgwikiExploding-bridgewire_detonator diakses 28 Maret 2014 186 IAEA memiliki informasi yang didapatkan dari negara-negara anggota yang mengindikasikan Iran telah membangun tempat ruang penahan ledakan besar di lokasi ini, sebagai tempat eksperimen hydrodynamic. Eksperimen yang demikian menjadi indikator kuat tentang kemungkinan dari pengembangan senjata nuklir. paragraf 49-51 GOV201165 dimuat dalam http:www.iaea.orgPublicationsDocumentsBoard2011gov2011-65.pdf diakses 28 Maret 2014 187 Parchin adalah komplek militer Iran yang terletak sekitar 30 km sebelah tenggara Teheran. IAEA diberikan akses ke situs militer tersebut pada 1 November 2005 dan mengambil beberapa sampel dari lingkungan sekitar. Hasil sampel pada saat itu menunjukkan tidak ada maerial nuklir di lokasi tersebut. paragraf 32 GOV200615 dimuat dalam http:www.isisnucleariran.orgassetspdfiaea-iranreport-022706.pdf diakses 28 Maret 2014 188 Ibid Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan