74
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam sejarah migrasi Etnis Nias ke berbagai daerah dilatarbelakangi oleh budaya mereka yang mengenal pelapisan masyarakat. Kelompok sawuyu budak
yang mendorong adanya penjualan budak dari Nias ke daerah-daerah di luar daerah Nias. Di Sibolga sendiri budak-budak dari Nias di bawa oleh Belanda sebagai buruh
kontrak. Setelah habis masa kontrak mereka akan memilih melanjutkan kontrak mereka atau mencari pekerjaan lain di Sibolga. Mereka memilih untuk tidak kembali
ke daerah asal mereka karena budaya mereka yang terlalu mengekang golongan sawuyu dan menguntungkan golongan siulu bangsawan. Perkembangan Kota
Sibolga dalam segala aspek kehidupan seperti ekonomi, pendidikan, transportasi dan infrastruktur lainnya mendorong tingginya mobilitas penduduk Nias ke Sibolga di
tahun 1971. Sebagai kelompok pendatang, Etnis Nias melakukan penyesuaian dengan
lingkungan baru mereka dengan berinteraksi terhadap masyarakat Sibolga. Dalam kehidupan sosial budaya Etnis Nias di Sibolga, mereka hidup dan berinteraksi dengan
beragam etnis di Sibolga melalui pekerjaan, pendidikan, pergaulan lingkungan sosial serta adanya pernikahan campuran.
Dalam interaksi sosial Etnis Nias, ada streotip buruk tentang mereka yang berkembang di masyarakat Sibolga. Hal ini, sering memicu terjadinya konflik
sehingga berdampak pada terhambatnya perkembangan kehidupan sosial budaya
75
Masyarakat Nias di sana. Selain itu, adanya kelompok dominan, hak historis serta minimnya penguasaan mereka terhadappotensi alam dan keterbelakangan pendidikan
juga menjadi penghambat interakasi sosial Etnis Nias di Sibolga.Akan tetapi, seiring perkembangan jaman mereka sudah banyak yang berpendidikan sehingga mereka
mampu menyamai posisi mereka dengan etnis lainnya. Hal ini secara perlahan mengikis streotip buruk tentang mereka.
Pernikahan campuran antara Etnis Nias dengan Etnis Pesisir Sibolga lebih mengacu pada pernikahan dengan adat istiadat sumando. Partisipasi Etnis Nias dalam
pernikahan tersebut hanya terlihat dalam penampilan Tari Maenadan acara menandu mempelai wanita.
Dalam pernikahan sesama Etnis Nias di Sibolga, mereka selalu berusaha untuk melaksanakan tahapan-tahapan pernikahan sesuai dengan adat istiadat yang ada
di Nias. tahap-tahapan pernikahan Etnis Nias yang terdiri dari empat tahapan yakni Famuli mbola, fangoto bongi, fangowalu dan famuli nuchadilaksanakan secara
lengkap. Akan tetapi hal inipun telah disesuaikandengan kondisi tempat, waktu dan ekonomi mereka.
Kegiatan kebudayaan Nias di Sibolga selalu difasilitasi oleh pemerintah Kota Sibolga tanpa ada pembedaan dengan Etnis lain. Hal ini dapat dilihat dari
pembangunan area lompat batu di Simaremare kecamatan Sibolga Ilir. Hubungan antar etnis berjalan dengan baik. Walaupun ada terjadi konflik, namun dapat
diselesaikan dengan musyawarah.
76
5.2 Saran