Pompa, pembangkit tenaga listrik, Saluran pemipaan dan lain-lain. 3.
PerusahaanFreight Forwarder PPJK Selain itu perusahaan ini juga bertidak sebagai freight forwarding agency
sekaligus perusahaan pengurusan jasa kepabeanan-PPJK expor-impor baik produk dan komoditas perkebunan maupun produk dan komoditas
lainnya. 4.
Perusahaan Depo Peti Kemas Perusahaan PT. Sarana Agro Nusantara juga sebagai perusahaan Depo Peti
Kemas diatas lahan 20.880 m
2
di Gabion Belawan.
E. Kinerja Usaha Terkini
Secara umum pencapaian kinerja perusahaan tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Laporan Posisi Keuangan
Pada Laporan Posisi Keuangan tahun 2014 total aset dan Liabilitas serta Ekuitas ditutup dengan masing-masing sebesar Rp 64.575.653.891.
2. Perhitungan Laba Rugi
Perusahaan pada tahun 2014 mengalami kerugian sebesar Rp. 4.644.260.000,- bila dibandinngkan dengan anggaran RKAP sebesar Rp.
7.490.227.000,- setelah pajak maka dibawah anggaran sebesar Rp. 12.134.487.000,- 162,00, dan dibawah tahun 2013 sebesar Rp.
9.337.555.000,- atau 198,96. 3.
Laporan Arus Kas. Arus kas pada tahun 2014 bila dibandingan dengan tahun 2013 yangturun
sebesar Rp. 2.398.614.391,- atau 18,18. 4.
Investasi Pelaksanaan investasi tahun 2014 sebesar Rp. 4.139.632.000,-
dibandingkan tahun 2013 dibawah sebesar Rp. 6.496.451.000,- atau 61,08 dan bila dibandingkan dengan anggaran tahun 2014 berada
dibawah sebesar Rp. 44.052.368.000,- atau 91,41.
F. Rencana Usaha
PT. Sarana Agro Nusantara SAN memiliki beberapa rencana usahakegiatan yang bertujuan untuk menciptakan nilai tambah
berkesinambungan dalam setiap kegiatan bisnis perusahaan, meliputi: 1.
Memperbesar ukuran logistik dengan meningkatkan kapasitas tangki timbun dan dry cargo.
2. Revitalisasi peralatan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi
pelayanan sesuai dengan kemampuan perusahaan. 3.
Melakukan pengembangan bisnin baru yaitu Depo Container. 4.
Peningkatan pelayanan untuk memenuh pasokan maka perbaikan infrastruktur jalan, tempat penerimaan CPO dan CPKO, jembatan
timbang, tangki timbun, mesin dan peralatan serta saraa pendukung lainnya menjadi prioritas.
5. Good Manufacturing Practice dalam pengoperasian mesin dan peralatan
instaasi untuk tercapainya efisiensi. 6.
Penerapan sistem manajemen mutu yang terintegrasi mulai dari ISO 9000 mutu produk, ISO 14000 mutu lingkungan, ISO 18000 mutu