Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Islam. Pada agama manapun, di era modern ini, selalu ditemukan ajaran untuk berpakaian sopan di depan umum, setidaknya menurut pandangan secara universal bahwa manusia itu harus menutupi bagian-bagian tubuh yang tidak seharusnya diperlihatkan di depan umum. Islam memberikan rambu-rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan antara estetika dan syariah. Di dunia modern, banyak wanita mengalami alienasi keterasingan diri. Mereka mencari identitas dengan menampilkan pakaian- pakaian yang sedang “in” atau sedang menjadi mode pada zamannya. Bahkan seorang wanita yang tiba-tiba naik pada posisi tinggi mengalami krisis identitas. Dan untuk memperteguh identitas dirinya ia akan mencari busana yang melambangkan status barunya. 4 Adapun seruan Allah dan Rasul-Nya tertuang dalam nash-nash berikut ini ketika wanita ada dalam kehidupan umum. QS. Al-Ahzab : 59, perintah untuk mengenakan jilbab.                         Artinya : “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri- istri orang mu’min: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ketubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal, karena itu tidak diganggu. Dan Allah adalah Mah a Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Ahzab33:59. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinnya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya. Semiotik 4 Jalaludin Rakhmat, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1997, Cet. Ke-8, h.140. mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. 5 Semiotik mengkaji busana pada tataran fungsi sosial. Setiap busana yang dikenakan dipandang sebagai tanda. Dalam semiotik struktural Barthes, busana adalah “penanda” signifiant yang mempunyai “petanda” signifie, yakni makna tertentu. 6 Pembahasan sistem tanda tak akan lepas dari bahasan semiotika. Semiotika semiotics berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang berarti tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif, mampu menggantikan suatu yang lain stand for something else yang dapat dipikirkan atau dibayangkan Broadbent, 1980. Manusia melalui kemampuan akalnya berupaya berinteraksi dengan menggunakan tanda sebagai alat untuk berbagai tujuan, salah satu tujuan tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan. 7 Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja dikatakan juga semiologi. Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni; 1 tanda, 2 acuan tanda, dan 3 penggunaan tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu yang berada diluar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda. Tanda-tanda tersebut kemudian dimaknai sebagai wujud dalam memahami kehidupan. 5 Rachmat Kriyantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group, 2007, h. 261. 6 Benny H. Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, Depok : Komunitas Bambu, 2011, h. 144. 7 www.id.wikipedia.orgwikisemiotika. Melihat dari fenomena ini, maka ada ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk meneliti rubrik mode pada majalah Ummi sebagai subjek penelitian. Hal ini dikarenakan sekarang ini busana muslimah bukan hanya sekedar untuk menutupi aurat saja, tetapi kini busana muslimah sudah menjadi trend para wanita masa kini khususnya wanita muslim. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah rubrik fesyen dalam majalah Ummi sebagai media dakwah dalam cara berpakaian muslimah yang baik. Sementara dari aspek semiotik, penulis tertarik karena semiotik mengkaji busana pada fungsi sosial. Secara sosial budaya tata busana berkaitan dengan soal kepantasan, kesopanan dan kepatutan dalam situasi tertentu. Setiap komunitas mempunyai aturannya sendiri. Dalam masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural ini, pengaturan berbusana tidak dapat diseragamkan. Peneliti melihat bahwa dakwah merupakan kegiatan menyampaikan gagasan atau pesan yang mempunyai cakupan yang sangat luas dan tidak monoton. Dakwah dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk diantaranya adalah mencari keseimbangan dalam hal ini mengenai busana gaya atau mode busana untuk para wanita muslimah. Peneliti berkeinginan meyakinkan kepada masyarakat luas bahwa busana muslimah juga mampu bersaing di pentas mode, dan bagi para pemakainya bisa tetap tampil cantik, modis, aktif dan dinamis dengan berbusana muslimah tidak kalah dengan busana remaja pada umumnya. Melihat hal ini peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan busana yang terkait sebagai media dakwah. Dalam hal ini penulis mengambil judul “Analisis Semiotika Terhadap Rubrik Mode Pada Majalah Ummi ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang, untuk memfokuskan pembahasan maka penulis membatasi masalah pada Analisis Semiotika Fashion Style Majalah Ummi yaitu pada edisi spesial tiga bulanan November 2010 - Januari 2011. Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian serta mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka penulis memandang perlu menyampaikan batasan-batasan terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam judul diatas. Adapun masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis keempat foto busana muslimah dengan pendekatan analisis semiotika model Charles Sanders Peirce ? 2. Petanda dan penanda dalam keempat foto busana muslimah ? 3. Makna foto di rubrik mode menurut pembaca majalah Ummi ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian skripsi ini adalah : 1. Mengetahui analisis keempat foto busana muslimah dengan pendekatan semiotika model Charles Sanders Peirce. 2. Mengetahui petanda dan penanda dalam keempat foto busana muslimah. 3. Mengungkapkan makna menurut pembaca rubrik mode Majalah Ummi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi positif pada bidang ilmu komunikasi, terutama dalam konteks analisis semiotika, serta dapat memberikan informasi kepada Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang akan menggunakan pakaian atau modefashion yang terdapat pada majalah Ummi.

b. Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam agar lebih mengetahui mengenai fashion, dan sebagai perbandingan dan masukan bagi kita semua sebagai mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang busana muslimah yang lazim digunakan oleh kebanyakan orang. 2. Dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi para pecinta mode atau fashion style , khususnya para pembaca majalah Ummi.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah. Selain dari buku-buku yang jadi rujukan utama, data-data yang diperoleh pada penelitian ini berfokus pada fashion perempuan di media massa cetak. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang penulis lakukan sampai saat ini hanya menemukan, yaitu : Siti Rahmawati menulis tentang Analisis Semiotika Terhadap Realitas Simbolik Dalam Karya Foto Jurnalistik ED Zoelverdi, 8 Selain itu penulis juga menjadikan skripsi Sella Nurmaya Sari yang berjudul “Analisis Semiotika Terhadap Iklan; Hidup Adalah Perbuatan Soetrisno Bachir”. 9 Pada skripsi ini terdapat perbedaan objek penelitiannya. Pada skripsi ini objek penelitiannya adalah iklan Partai Amanat Nasional di media televisi “Hidup Adalah Perbuatan” yang mencoba menggali simbol dan indeks dan icon yang terdapat dalam iklan dengan menggunakan perspektif semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini menganalisis sebuah iklan televisi. Penulis juga menambahkan satu judul skripsi lagi karya Trigustia Pusporini tentang Analisis Semiotika Rubrik Fashion Style Majalah Kawanku, 10 persamaan skripsi ini sama-sama menjelaskan mengenai makna dalam foto busana, serta mendiskripsikan dan menganalisa makna dibalik foto-foto busana, dengan menggunakan pendekatan semiotika. Bedanya penelitian yang dilakukan penulis dengan skripsi karya Trigustia ini adalah penelitian yang digunakan oleh peneliti lebih menggunakan teori Charles Sanders Peirce yang membagi objeknya kepada ikon indeks, dan simbol, dan objek dari penelitian ini adalah foto busana muslimah yang terdapat pada majalah Ummi. 8 Siti Rahmawati, Analisis Semiotika Terhadap Realitas Simbolik Dalam Karya Foto Jurnalistik ED Zoelverdi, Kosentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. 9 Sella Nurmaya Sari, Analisis Semiotika Terhadap Iklan; Hidup Adalah Perbuatan Soetrisno Bachir, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. 10 Trigustia Pusporini, Analisis Semiotika Rubrik Fashion Style Majalah Kawanku, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.