Landasan Teori Evaluasi pemberian beasiswa oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditinjau dari sudut pandang pola konsumen mahasiswa

13 PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM STUDI KASUS PADA KECAMATAN TANAH SARAEL KOTA BOGOR. Skripsi ini membahas tentang pola konsumsi masyarakat, serta dampak dari pembelian secara kredit tersebut terhadap pola konsumsi ibu rumah tangga di Kecamatan Tanah Sarael Kota Bogor. Objeknya adalah pembelian pakaian secara kredit dengan ibu-ibu rumah tangga di kecamatan tersebut sebagai responden. Skripsi ini berbeda dengan skripsi terdahulu dimana waktu penelitian yang jauh berbeda, objek penelitian yang berbeda, serta responden yang dijadikan sampel pun berbeda. Selain itu, pada skripsi terdahulu tersebut, penelitinya tidak membedakan usia dan latar belakang pendidikan. Sehingga pada penelitian kali ini diharapkan tercermin apakah ada kesamaan pola konsumsi antara mahasiswa selaku kaum akademisi dengan ibu-ibu rumah tangga yang belum tentu semuanya berasal dari kaum akademisi. Disamping itu pembahasan kedua skripsi tersebut lebih mendalami perihal dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang, sedangkan skripsi saya membahas tentang sesuatu yang surut ke belakang.

F. Landasan Teori

a. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan maslahah dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar: 1 agama al-dien, 2 hidup atau jiwa nafs, keluarga atau keturunan 14 nasl, 4 harta atau kekayaan maal, dan intelek atau akal aql. Ia menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu, “ kebaikan dunia ini dan akhirat maslahat al-din wa al-dunya merupakan tujuan utamanya. Ia mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi kesejahteraan sosialnya dalam kerangka sebuah hirearki utilitas individu dan sosial yang tripartit meliputi : kebutuhan daruriat; kesenangan atau kenyamanan hajaat; dan kemewahan tahsiniaat-sebuah klasifikasi peninggalan tradisi Aristotelian, yang disebut oleh seorang sarjana sebagai “kebutuhan ordinal”. Kunci pemeliharaan dari kelima tujuan dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan pertama, yaitu kebutuhan seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Namun demikian, Al-Ghazali menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar demikian cenderung fleksibel mengikuti waktu dan tempat dan dapat mencakup bahkan kebutuhan-kebutuhan sosiopsikologis. Kelompok kebutuhan kedua “terdiri dari semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi lima fondasi tersebut, tetapi dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan kesukaran dalam hidup “ Kelompok ketiga “Mencakup kegiatan- kegiatan dan hal-hal yang lebih jauh dari sekadar kenyamanan saja; 15 meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau menghiasi hidup” ‘ 11 b. Tujuan ekonomi Islam menggunakan pendekatan antara lain: a konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia; b alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar ia mampu meningkatkan kecerdasan dan kemampuan teknologinya guna menggali sumber-sumber alam yang masih terpendam; c dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan; d pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal, maka zakat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana yang ampuh’. 12 c. Sunnatullah di dunia dan akhirat adalah setiap kita wajib mengetahui bahwa amal dalam Islam adalah wajib bagi setiap orang yang mampu. Seorang muslim tidak boleh duduk berpangku tangan, tidak mau beramal dan berusaha dengan alasan sibuk ibadah dan tawakkal kepada Allah. Karena sesungguhnya langit tidak akan menurunkan hujan emas, dan tidak pula menurunkan hujan perak. Islam juga tidak 11 Karim, Ekonomi Mikro Islami, h. 62. 12 Ali, Hukum Ekonomi Syariah, h. 4. 16 akan membolehkan seseorang hanya mengandalkan pertolongan orang lain, padahal ia adalah orang kuat yang mampu bekerja. 13 Berkaitan dengan hal ini, Rasullullah saw bersabda dalam sebuah hadis yang termaktub dalam kitab shahih al-Jami’ ash-Shaghir 7251 yang diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, dan al-Hakim dari Ibnu Umar serta riwayat Nasai dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah: ﻻ و ﻲﻨﻐ ﺔﻗﺪﺼ ا ﺤﺗ ﻻ يﻮﺳ ةﺮﻣ يﺬ “ Shadaqah itu tidak halal bagi orang yang kaya dan orang yang memiliki kekuatan fisik”

G. Metode Penelitian