Penetapan Kadar Mangan Pada Air Untuk Pembuatan Teh Botol Sosro
PENETAPAN KADAR MANGAN PADA AIR UNTUK PEMBUATAN TEH BOTOL SOSRO DI PT. SINAR SOSRO
PABRIK DELI SERDANG
TUGAS AKHIR
Oleh :
ANDRI S. NASUTION : 062410052
PROGRAM DIPLOMA III ANALIS FARMASI dan MAKANAN FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PENETAPAN KADAR MANGAN PADA AIR UNTUK
PEMBUATAN TEH BOTOL SOSRO DI PT. SINAR SOSRO
PABRIK DELI SERDANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III Analisis Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh :
ANDRI S. NASUTION : 062410052
Medan, Mei 2009 Disetujui oleh : Dosen Pembimbing,
Dra. Saodah Msc, Apt NIP 131 672 239
Disahkan oleh : Dekan,
Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP 131 283 716
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Agung yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penetapan Kadar Mangan Pada
Air Untuk Pembuatan Teh Botol Sosro” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar ahli madya pada program Diploma III Analis Farmasi dan Makanan di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang-orang terkasih: Ayahanda H. Irwan Nasution dan Ibunda tercinta Hj. Bismawati Pulungan yang selalu bersabar dalam memberikan dorongan, nasihat, serta do’a kepada penulis. Dan kepada kakak tersayang Qori Tahira Nasution yang telah memberi semangat agar penulis tidak pernah berhenti untuk menempuh cita-cita yang diharapkan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan orang lain maka penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini, kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU.
(4)
2. Ibu Dra. Saodah,Msc. Apt., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, dan memberikan bantuan berupa nasehat, saran dan hingga selesainya Tugas Akhir ini.
3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M. App. Sc, Apt., selaku Koordinator Program Diploma III Analis Farmasi Fakultas Farmasi USU.
4. Ibu Debora Tamba, selaku kepala bagian Laboratorium beserta staf PT. Sinar Sosro yang telah membimbing penulis saat PKL di PT. Sinar Sosro.
5. Dosen-dosen Farmasi beserta stafnya yang telah banyak membimbing dan membantu penulis selama perkuliahan di Diploma III Analis Farmasi.
6. Sahabat-sahabatku angkatan 2006 Diploma III Analis Farmasi .
Sebagai manusia dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak guna kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Medan, Mei 2009 Penulis,
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Tujuan dan Manfaat ... 2
1.2.1. Tujuan ... 2
1.2.2. Manfaat ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1. Air ... 3
2.1.1. Pencemaran Air………. 2.1.2. Pengolahan Air……….. 2.1.2.1. Proses Pengolahan Air………. 2.2. Sumber-sumber Air ... 4
2.2.1. Air Laut ... 4 .
2.2.2. Air Tanah……….. 2.2.4.1. Air Tanah Dangkal ... 6
2.2.4.2. Air Tanah Dalam ... 7
2.2.4.3. Mata Air ... 7 2.2.3. Air Hujan……….. 2.3. Standar Kualitas Air………...
(6)
2.4. Logam Mangan……….. 2.4.1. Logam Mangan Dalam Air……… 2.4.2. Sumber Logam Mangan……….... 2.4.3. Fungsi Mangan Dalam Tubuh………... 2.4.4. Pengaruh Kekurangan Mangan………. 2.4.5. Pengaruh Kelebihan Mangan……… 2.4.6. Pengaruh Mangan Dalam Kehidupan Sehari-hari………
BAB III METODOLOGI ... 20
3.1. Penentuan Kadar Mangan ... 20
3.1.1 Peralatan ... 20
3.1.2. Bahan ... 20
3.1.3. Prosedur Pengujian... 20
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN ... 22
4.1. Hasil ... 22
4.2. Pembahasan ... 22
BAB V KESIMPULAN dan SARAN ... 24
5.1. Kesimpulan ... 24
5.2. Saran ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 25 LAMPIRAN
(7)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam proses kehidupan makhluk hidup, air merupakan suatu kebutuhan yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari manusia. Tidak akan ada kehidupan jika di bumi ini tidak ada air. Air yang bersih sangat dibutuhkan oleh manusia, untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena air merupakan salah satu sumber penularan penyakit.
Namun saat ini, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka penggunaan dari air sudah bervariasi. Air bukan hanya di masak lalu di gunakan untuk air minum, tapi air dapat di olah menjadi minuman yang mempunyai variasi berbeda-beda dan rasa yang menyegarkan. Dengan memenuhi kebutuhan manusia akan minuman, maka di dirikan sebuah pabrik minuman yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu dari sekian banyak minuman yang ada yaitu PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang yang menjadikan daun teh sebagai bahan minuman botol yang menyegarkan.
Sumber air yang di ambil oleh PT. Sinar Sosro untuk proses pengolahan teh botol sosro adalah air yang bersumber dari bawah tanah yang di pompakan dari sumur dengan kedalaman 200-250 meter. Di dalam air juga harus di perhatikan kandungan mangan dalam air
(8)
Pencemaran air banyak dikarenakan oleh kegiatan manusia, seperti limbah industri dan limbah- kegiatan rumah tangga. Masuknya logam yang dapat membuat air tercemar bisa berasal dari buangan limbah pertambangan yang dapat menyebabkan tingginya kadar logam seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Ni, dan Co sehingga dapat menimbulkan masalah yang cukup serius pada air.
Air yang mengandung garam-garam mineral dalam jumlah yang melampaui batas tertentu akan menyebabkan air kurang enak rasanya untuk di minum, tetapi apabila mengandung garam-garam mineral di bawah jumlah tertentu maka air dapat memenuhi kebutuhan manusia akan mineral-mineral.
Kadar mangan tidak lebih dari persyaratan air bersih menurut Menkes RI No. 416 Menkes/Per/IX/1990 tanggal 03 September 1990 yaitu 0,5 mg/I.
1.2. Tujuan dan Manfaat 1.2.1. Tujuan
Untuk mengetahui kadar Mangan yang terkandung pada sampel air untuk pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang.
1.2.2. Manfaat
Dapat mengetahui kadar Mangan yang terkandung dalam air, maka kita dapat mengetahui kualitas air tersebut dan hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai informasi kapada masyarakat.
(9)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut.
Melalui penyediaan air bersih baik dari segi kualitas atau kuantitasnya di suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut di harapkan bisa di tekan sedemikian mungkin. Penularan penyakit perut ini di dasarkan atas pertimbangan bahwa air merupakan salah satu mata rantai penularan penyakit perut. Agar seseorang menjadi sehat di pengaruhi oleh adanya kontrak manusia tersebut dengan makanan dan minuman.
Dengan perkembangan peradaban serta serta semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini, dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupannya yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air yang pada hakikatnya di butuhkan. Padahal beberapa abad yang lalu, manusia dalam memenuhi kebutuhan akan air (khususnya air minum) cukup mengambil dari sumber-sumber air yang ada di dekatnya dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Namun sekarang ini, khususnya di kota yang sudah langka akan sumber air minum yang bersih tidak mungkin menggunakan cara demikian. Di mana air sudah tercemar dan ini berarti
(10)
harus mempergunakan suatu peralatan yang modern untuk mendapatkan air minum agar terbebas dari berbagai penyakit. (Sutrisno, 1992)
2.1.1 Pencemaran Air
Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 82 tahun 2001 menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.
Di indonesia, peruntukan badan air atau air sungai menurut kegunaannya ditetapkan oleh gubernur. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya adalah :
- Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
- Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. - Golongan C : Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
- Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air.
Menurut defenisi di atas, bila suatu sumber air yang termasuk dalam golongan B (air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami pencemaran
(11)
yang berasal dari air limbah suatu industri sehingga tidak dapat lagi dimanfaatkan untuk air baku air minum, maka dikatakan sumber air tersebut telah tercemar. (Ricki, 2005)
Pencemaran air dapat semakin luas, tergantung dari kemampuan badan air penerima polutan untuk mengurangi kadar polutan secara alami. Apabila kemampuan badan air tersebut rendah dalam mereduksi kadar polutan, maka akan terjadi akumulasi polutan dalam air sehingga badan air akan menjadi tercemar. (Robert dan Roestam, 2005)
Menurut Gabriel (2001), akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air adalah : a. Terganggunya kehidupan organisme air.
b. Pendangkalan dasar perairan. c. Punahnya biota air seperti ikan.
d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber. e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air.
2.1.2 Pengolahan Air
Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengolahan terhadap air akan di perlukan terutama sebagai air minum dengan mutlak di perlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang di maksud bisa di mulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang mahhir/lengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber air tersebut. Semakin kotor semakin berat pengolahan yang di butuhkan, dan semakin banyak pula teknik-teknik yang di perlukan untuk mengolah air tersebut, agar bisa di manfaatkan sebagai
(12)
air minum. Oleh karena itu dalam praktek sehari-hari pengolahan adalah menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa di pakai sebagai sumber persediaan atau tidak (Sutrisno, 1992).
2.1.2.1. Proses Pengolahan Air
Proses pengolahan air yang paling umum di lakukan ada 2 (dua) cara yaitu:
1. Koagulasi
Bila bahan-bahan padat terapung di dalam air ukurannya halus atau koloidal, sering di gunakan bahan-bahan kimia untuk menghilangkan benda-benda terapung dengan penuh sempurna. Koagulasi bereaksi dengan air dan partikel-partikel yang membuat keruh untuk membentuk endapan flokulan. Selama flokulasi, masing-masing partikel kumpulan di rubah menjadi partikel-partikel yang lebih besar pada waktu bertumbukan satu sama lain.Partikel-partikel yang lebih besar mempunyai kerapatan yang cukup untuk memungkinkan pembuangannya dengan cara pengendapan gravitasi.
2. Disinfeksi
Lebih dari 50% patogen di dalam air akan mati dalam waktu 2 (dua) hari dan 90% akan makan waktu satu minggu. Oleh karena itu, waduk-waduk penampung sebenarnya cukup efektif untuk mengendalikan bakteri. Walaupun demikian beberapa jenis patogen mungkin tetap hidup selam 2 (dua) tahun atau lebih sehingga di
(13)
butuhkan disinfeksi. Klorin telah terbukti merupakan disinfektan yang ideal. Bila klorin di masukkan ke dalam air akan mempunyai pengaruh yang cepat dan membinasakan makhluk mikroskopis. (Linslei dan Djoko, 1996)
2.2. Sumber Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi dilingkupi air sebanyak 70 %, sedangkan sisanya 30 % berupa daratan. Udara mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari mandi, membersihkan tempat tinggal, makan dan minum sampai kegiatan yang lainnya. (Gabriel, 2001)
Secara garis besar air bersumber dari air laut, air tanah dan air hujan.
2.2.1 Air laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut sebanyak 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat sebagai air minum.
2.2.2 Air tanah
Menurut Riyadi (1984), air tanah terbagi atas tiga yaitu : 2.2.2.1Air tanah dangkal.
Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri. Sehingga air
(14)
tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia atau garam-garam yang terlarut.
2.2.2.2Air tanah dalam .
Air tanah dalam terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama. Untuk memperolehnya harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalam tanah berkisar 100-300 meter. Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.
2.2.2.3 Mata air.
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan air dalam.
2.2.3 Air hujan
Air hujan dalam keadaan murni sangat bersih, tetapi karena adanya pengotoran yang disebabkan oleh asap industri dan debu, sehingga air hujan dapat bersifat korosif atau karat. (Riyadi 1984 )
(15)
2.3. Standar Kualitas Air Minum
Standar kualitas air minum menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah :
1. Bakteriologis
Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan Total Bakteri Coliform Jumlah per 100
ml sampel
0
2. Kimiawi
2.1. Bahan kimia Anorganik yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan
Antimon (mg/liter) 0,005
Air Raksa (mg/liter) 0.001
Arsenic (mg/liter) 0,01
Barium (mg/liter) 0,7
Boron (mg/liter) 0,3
Kadmium (mg/liter) 0,003
Kromium (mg/liter) 0,05
Tembaga (mg/liter) 2
Sianida (mg/liter) 0,07
Flourida (mg/liter) 1,5
Timbal (mg/liter) 0,01
Molybdenum (mg/liter) 0,07
Nikel (mg/liter) 0,02
Nitrat (mg/liter) 50
Nitrit (mg/liter) 3
Selenium (mg/liter) 0,01
2.2. Bahan Kimia Anorganik yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen
(16)
Ammonia (mg/liter) 1,5
Aluminium (mg/liter) 0,2
Klorida (mg/liter) 250
Tembaga (mg/liter) 1
Kesadahan (mg/liter) 500
Hidrogen Sulfida (mg/liter) 0,05
Besi (mg/liter) 0,3
Mangan (mg/liter) 0,1
pH (mg/liter) 6,5-8,5
Sodium (mg/liter) 200
Sulfat (mg/liter) 250
Total zat padat terlarut (mg/liter) 1000
Seng (mg/liter) 3
3. Fisik
Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
Warna TCU 15
Rasa dan Bau - - Tidak berbau dan berasa
Temperatur 0C Suhu udara ± 30C
Kekeruhan NTU 5
Sumber : DepKes RI
2.4. Logam Mangan
Kadar mangan pada kerak bumi sekitar 950 mg/kg. Mangan merupakan salah satu logam yang biasa digunakan dalam industri baja, baterai, gelas, keramik, cat. (Effendi, 2003)
Mangan adalah logam berwarna putih keabu-abuan, yang penampilannya serupa besi-tuang. Ia melebur pada suhu kira-kira 12500C. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hirogen :
(17)
Asam mineral encer dan juga asam asetat melarutkannya dengan menghasilkan garam mangan (II) dan hidrogen :
Mn + 2H+ → Mn2+ + H2↑ (Vogel, 1990) 2.4.1. Logam Mangan dalam Air
Kadar mangan pada perairan alami sekitar 0,2 mg/liter atau kurang. Kadar yang lebih besar dapat terjadi pada air tanah dalam dan pada danau yang dalam. Jika dibiarkan di udara terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan (Mn2+) tinggi akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloid ini mengalami presipitasi membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh. (Effendi, 2003)
Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan
pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn2- atau dalam air yang kekurangan oksigen. Oleh karena itu pemakaian air dari suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi. (Achmad, 2004)
2.4.2. Sumber Logam Mangan
Sumber Mn dapat diperoleh dari dalam biji-bijian (beras,gandum) yang belum diolah. Apabila sudah diolah menjadi tepung gandum kadar dari mangan akan menurun. Jenis makanan yang kaya akan Mn adalah teh kering, kopi, tepung, coklat, gandum dll. (Winarno, 1992)
2.4.3. Fungsi Mangan dalam Tubuh
Mangan berperan sebagai kofaktor berbagai enzim yang membantu bermacam proses metabolisme. Enzim-enzim lain yang berkaitan dengan mangan juga berperan
(18)
dalam sintesis ureum, pembentukan jaringan ikat serta pencegahan peroksidasi lipida oleh radikal bebas. (Almatsier, 2004)
2.4.4. Pengaruh Kekurangan Mangan
Defisiensi (kekurangan) mangan akan mengakibatkan kekurangan darah, perubahan tulang pada anak-anak, dan lupus erythematous. Tetapi jarang dijumpai adanya keracunan Mn dari air minum. (Sitepoe, 1997)
2.4.5. Pengaruh Kelebihan Mangan
Kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi oleh mangan. Pekerja tambang yang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah laku abnormal. (Almatsier, 2004)
2.4.6. Pengaruh Mangan dalam Kehidupan Sehari-hari
Endapan MnO2 akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda yang
berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada minuman. (Sutrisno, 1991)
Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa penyalur air dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih keruh, berwarna dan perubahan rasa. (Sitepoe, 1997)
(19)
BAB III METODOLOGI
3.1. Penentuan Kadar Mangan
Penentuan kadar mangan dalam sampel air di PT.Sinar Sosro pabrik Deli Serdang.
3.1.1. Peralatan
− Tabung reaksi
- Comperator Aquaquant Mn 1. 14406
3.1.2. Bahan
− Air sebagai sampel
− Reagent Aquaquant Mn 1. 14406
3.1.3. Prosedur Pengujian
− Bilas kedua tabung dengan air sampel
− Isi kedua tabung dengan sampel sampai tanda tera
− Tambahkan 8 tetes Mn-1 A (Hidroksilammonium) ke dalam tabung dan larutkan
− Tambahkan 4 tetes Mn-2 A (Hidroksilammonium klorida) ke dalam tabung dan larutkan selama 2 menit
(20)
− Tambahkan 4 tetes Mn-4 A (Formaldehid, Hidroksilammonium) ke dalam tabung dan larutkan
(21)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pemeriksaan kadar mangan pada sampel air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang dapat di lihat pada table berikut :
No. Sampel Tanggal Pemeriksaan Kadar Mangan yang diperoleh (mg/l)
1. Air 9 Februari 2009 0,03
2. Air 10 Februari 2009 0,03
3. Air 11 Februari 2009 0,03
4. Air 12 Februari 2009 0,03
5. Air 13 Februari 2009 0,03
6. Air 16 Februari 2009 0,03
4.2. Pembahasan
Kadar mangan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada sampel air adalah 0,03 mg/I.
(22)
Menurut DepKes RI No.907/MenKes/SK/VII/2002 tanggal 29 juli 2002, kadar maksimum mangan yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,1 mg/l dan menurut DepKes RI No.416/MenKes/Per/IX/1990 tanggal 03 september 1990, kadar mangan yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 0,5 mg/l. dengan demikian, dapat diartikan bahwa kadar mangan dari air untuk pembuatan teh botol sosro digunakan sebagai air minum dan air bersih karena kadar yang diperoleh tidak melebihi dari batas kadar maksimum yang diperbolehkan.
Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/l, dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan endapan mangan akan meninggalkan warna kecoklat-coklatan pada pakaian cucian yang berwarna putih, dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati. (Sutrisno, 1991)
Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa penyalur air dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih keruh, berwarna dan perubahan rasa. (Sitepoe, 1997)
(23)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang memiliki kadar mangan 0,03 mg/L. Ini berarti air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro telah memenuhi syarat mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 dan produknya layak di konsumsi.
5.2. Saran
− Diharapkan kepada pihak PT. Sinar Sosro agar tetap menjaga kualitas air yang didistribusikan pada setiap konsumen dan meningkatkan kualitas air yang diproduksi.
Diharapkan agar masyarakat senantiasa untuk menjaga kelestarian dan kebersihan sumber-sumber air di lingkungan sekitar
(24)
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R., (2004), “Kimia Lingkungan”, Penerbit Andi, Yogyakarta
Almatsier, S., (2004), “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”, Cetakan keempat, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Effendi, H., (2003), “Telaah Kualitas Air”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama, Penerbit Hipokrates, Jakarta Ricki,M, 2005, Kesehatan lingkungan.Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta
Riyadi.S, 1984, Pencemaran Air, Penerbit Karya Anda, Surabaya
Robert.J.K. dan Roestam S. 2005, Pengolahan Sumber Daya Alam Terpadu, Penerbit Andi, Yogyakarta
Sitepoe, M., (1997), “Air untuk Kehidupan”, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Sutrisno, C. T., (1991), “Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Cetakan kedua, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Winarno, F. G., (1992), “Kimia Pangan dan Gizi”, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
(1)
BAB III METODOLOGI
3.1. Penentuan Kadar Mangan
Penentuan kadar mangan dalam sampel air di PT.Sinar Sosro pabrik Deli Serdang.
3.1.1. Peralatan
− Tabung reaksi
- Comperator Aquaquant Mn 1. 14406
3.1.2. Bahan
− Air sebagai sampel
− Reagent Aquaquant Mn 1. 14406
3.1.3. Prosedur Pengujian
− Bilas kedua tabung dengan air sampel
− Isi kedua tabung dengan sampel sampai tanda tera
− Tambahkan 8 tetes Mn-1 A (Hidroksilammonium) ke dalam tabung dan larutkan
− Tambahkan 4 tetes Mn-2 A (Hidroksilammonium klorida) ke dalam tabung dan larutkan selama 2 menit
(2)
dalam tabung dan larutkan
(3)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pemeriksaan kadar mangan pada sampel air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang dapat di lihat pada table berikut :
No. Sampel Tanggal Pemeriksaan Kadar Mangan yang diperoleh (mg/l)
1. Air 9 Februari 2009 0,03
2. Air 10 Februari 2009 0,03
3. Air 11 Februari 2009 0,03
4. Air 12 Februari 2009 0,03
5. Air 13 Februari 2009 0,03
6. Air 16 Februari 2009 0,03
4.2. Pembahasan
Kadar mangan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada sampel air adalah 0,03 mg/I.
(4)
kadar maksimum mangan yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,1 mg/l dan menurut DepKes RI No.416/MenKes/Per/IX/1990 tanggal 03 september 1990, kadar mangan yang diperbolehkan untuk air bersih adalah 0,5 mg/l. dengan demikian, dapat diartikan bahwa kadar mangan dari air untuk pembuatan teh botol sosro digunakan sebagai air minum dan air bersih karena kadar yang diperoleh tidak melebihi dari batas kadar maksimum yang diperbolehkan.
Konsentrasi Mn yang lebih besar dari 0,5 mg/l, dapat menyebabkan rasa yang aneh pada minuman dan endapan mangan akan meninggalkan warna kecoklat-coklatan pada pakaian cucian yang berwarna putih, dan dapat menyebabkan kerusakan pada hati. (Sutrisno, 1991)
Pada kadar tertentu Mn dalam air minum akan mengakibatkan korosi pipa penyalur air dan terjadi persipitasi yang hitam sebagai tempat perkembangbiakan bakteri sehingga air lebih keruh, berwarna dan perubahan rasa. (Sitepoe, 1997)
(5)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro di PT. Sinar Sosro pabrik Deli Serdang memiliki kadar mangan 0,03 mg/L. Ini berarti air yang di gunakan untuk pembuatan teh botol sosro telah memenuhi syarat mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 dan produknya layak di konsumsi.
5.2. Saran
− Diharapkan kepada pihak PT. Sinar Sosro agar tetap menjaga kualitas air yang didistribusikan pada setiap konsumen dan meningkatkan kualitas air yang diproduksi.
Diharapkan agar masyarakat senantiasa untuk menjaga kelestarian dan kebersihan sumber-sumber air di lingkungan sekitar
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R., (2004), “Kimia Lingkungan”, Penerbit Andi, Yogyakarta
Almatsier, S., (2004), “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”, Cetakan keempat, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Effendi, H., (2003), “Telaah Kualitas Air”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama, Penerbit Hipokrates, Jakarta Ricki,M, 2005, Kesehatan lingkungan.Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta
Riyadi.S, 1984, Pencemaran Air, Penerbit Karya Anda, Surabaya
Robert.J.K. dan Roestam S. 2005, Pengolahan Sumber Daya Alam Terpadu, Penerbit Andi, Yogyakarta
Sitepoe, M., (1997), “Air untuk Kehidupan”, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Sutrisno, C. T., (1991), “Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Cetakan kedua, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Winarno, F. G., (1992), “Kimia Pangan dan Gizi”, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta