c Tahap III : 12 sampai 15 periode pendidikan akal. d Tahap IV : 15 sampai 20 periode pendidikan watak.
c. Tahap perkembangan berdasarka n Psikologis Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan
menganalisa tahap perkembangan yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase
yang lain dalam perkembangannya. Dalam hal in i para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya individu mengalami
kegoncangan. Kegoncangan tersebut terjadi dua kali, yaitu pada tahun ketiga dan keempat dan pada permulaan pubertas.
Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu:
1 Dari lahir sampai masa kegoncangan pertama tahun ketiga atau keempat yang disebut masa kanak -kanak.
2 Dari masa kegoncangan pertama sampai masa kegoncangan kedua yang disebut masa kese rasian bersekolah.
3 Dari masa kegoncangan kedua sampai akhir remaja yang disebut masa kematangan.
65
d. Tahap perkembangan menurut konsep Islam. Periodesasi perkembangan individu secara garis besarnya dapat
dibedakan atas tiga fase, yaitu: 1 Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wu jud manusia belum terbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini
berkaitan dengan “bibit” manusia, yang akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan dilahirkan kelak.
65
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, cet 1, h. 73 -75
2 Periode pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.
Periode ini dibagi atas empat fase, yaitu: a Fase nuthfah, dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari
dalam kandungan. b Fase ‘alaqah, embrio selama 40 hari
c Fase mudhghah janin selama 4 hari, dan d Fase peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan
setelah genap berusia 4 bulan. 3 Periode kelahiran sampai meninggal dunia, yang terdiri atas
beberapa fase, yaitu: a Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kira -kira minggu
keempat. b Fase al-thifl, kanak-kanak mulai dari usia 1 bulan sampai usia
sekitar 7 tahun. c Fase
tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk. Fase ini dimulai
sekitar 7 sampai 12 atau 13 tahun. d Fase baliqh, yaitu fase di mana usia anak telah mencapai usia
muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki -laki dan haid bagi perempuan. Fase ini dimulai usia sekitar 15 sampai 40 tahun.
e Fase kearifan, dan kebijakan, yaitu fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional,
moral, spiritual, dan agama secara mendalam. Fase ini dimulai usia 40 tahun sampai meninggal dunia.
f Fase kematian, yaitu fase di mana nyawa telah hilang dari jasad manusia. Hilangnya nyawa menunjukkan pisahnya ruh d an
jasad manusia, yang merupakan akhir dari kehidupan dunia. 36
Fase ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.
66
Pendapat para ahli tentang pembagian fase atau rentangan usia adalah beragam, tetapi pada umumnya setiap fase melewati atau melalui proses
perkembangan yang sama. Dan pada umumnya fase usia tersebut terdapat tiga fase yaitu masa kanak, masa remaj a, dan masa dewasa.
67
Berikut ini penulis membatasi pada fase kanak -kanak yaitu umur 6 tahun sampai 12 tahun, Karena pada fase tersebut anak -anak sudah mulai
berkembang, yang meliputi perke mbangan fisik, bahasa, sosial, emosi, moral, dan intelektual. Dengan demikian sangat memudah bagi pendidik atau orang
tua untuk menanamkan nilai -nilai agama pada anak. Agar terbentuknya kepribadian yang utama pada diri anak.
B. Perkembangan Kepribadian An ak
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang
dikatakan oleh Van den Daele “Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif” ini berarti bahwa perkembangan b ukan sekedar penambahan
beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemauan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak sturktur dari fungsi
yang kompleks.
68
Perkembangan dapat juga diartikan sebagai The Progressive and Continuous change in the organism from brith to death suatu perubahan yang
progresif dan kontinu dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati Perkembangan dapat juga diartikan sebagai perubahan -perubahan yang
dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
66
Desmita, Psikologi perkembangan perserta didik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. Ke. 2, h. 25-26
67
Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi.., h. 75
68
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan.., h. 2
kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
69
Menurut menurut Syamsu Yusuf, ciri -ciri perkembangan secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terjadinya perubahan dalam a aspek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya, sedangkan b aspek
psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya memampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi
keratifnya. 2. Terjadinya perubahan dalam proporsi. a Aspek fisik: proporsi
tubuh anak berubah ses uai dengan fase perkembangannya dan pada usia remaja. b Aspek psikis: perubahan imajinasi dari fantasi ke
realitas; dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain kelompok
teman sebaya. 3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama; a tanda -tanda fisik: lenyapnya
kelenjar Thymus kelenjar kanak -kanak yang terletak pada bagian dada, kelenjar Pineal pada bagian bawah otak, rambut -rambut
halus dan gigi susu, b tanda -tanda psikis: lenyapnya masa mengoceh meraban, bentuk gerak -gerik kanak-kanak seperti
merangkak dan prilaku implusif dorongan untuk bertindak sebelum berfikir.
4. Diperolehnya tanda-tanda yang baru; a tanda -tanda fisik: pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik p rimer
menstruasi pada anak wanita, dan mimpi “basah” pada anak pria, maupun skunder perubahan pada anggota tubuh pinggul dan buah
dada pada wanita, kumis, jakun, suara pada anak pria, b tanda - tanda psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu teruta ma yang
69
Netty Hartati. Dkk, Islam dan Psikologi, Jakarta: PT. rajagrafindo Persada, 2004, cet. 1, h. 13-14
berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai -nilai moral, dan keyakinan beragama.
70
Perkembangan kepribadian pada anak usia sek olah dasar tahap awalnya adalah mencari identitas dengan cara mengagumi tokoh -tokoh dalam
sejarah, dalam cerita-cerita khayal, dalam sandiwara, film, atlet olah raga atau tokoh-tokoh nasinal. Anak mulai membentuk konsep diri yang ideal mengikuti
pola yang digariskan oleh orang tua, guru, dan orang -orang lain dalam lingkungannya.
71
Pada umumnya memasuki periode akhir masa kanak -kanak, anak berminat dalam keanggotaan kelompok, ia sangat terpukau dengan an ggapan
bahwa ia harus menyesuaikan diri dengan standar penampilan, berbicara dan berperilaku seperti yang ditetapkan kelompok. Karena takut kehilangan
dukungan dari anggota kelompok, anak berusaha menyesuaikan diri dengan baik.
Menurut penulis perkembangan kepribadian pada anak usia sekolah dasar merupakan masa yang stategis untuk membentuk kepribadian anak kea
rah positif sebab perkembangan kepribadian anak tidak hanya tergantung pada aspek hereditas, tetapi banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang dimulai dari
pengalaman pertama dalam lingkungan keluarga. Orang tua atau lingkungan keluarga harus memberikan pendidikan
yang dapat membantu perkembangan kepribadian anak. Misalnya dengan memberikan pendidikan agama. Pola kepribadian anak pada masa usia sekolah
dasar, sebagai dikatakan oleh Hurlock, anak tengah mencari identitas kepribadiannya melalui tokoh -tokoh yang dikaguminya. Orang tua, dalam hal
ini ayah misalnya, dapat menjadi sosok yang dikagumi anak dengan memberikan perilaku teladan yang baik. Dengan dem ikian anak akan memiliki
sosok yang dikaguminya.
70
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet.11, h. 16
71
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan.., h. 172