Perkembangan Belanja Modal Perkembangan Variabel Penelitian

56 Tabel 4.8 Belanja modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2015 Kabupaten Kota Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Bangka 96 777 435589 79 758 392 963 155 292 495 030 162 201 126 134 161 294 472 683 237 322 849 623 Belitung 327 809 061 402 131 048 999 843 183 237 830 812 209 996 464 240 151 570 498 436 247 314 185 946 Bangka barat 124 109 639 596 127 526 710 935 190 334 420 261 167 900 913 817 175 587 628 598 190 334 420 261 Bangka tengah 96 777 435586 113 137 719 735 173 116 092 027 154 339 962 766 164 353 582 283 101 857 391 400 Bangka slatan 103 159 446 241 87 025 087 703 146 974 965 884 178 788 262 303 196 120 864 404 205 755 983 659 Belitung timur 147 568 151 865 119 102 200 012 172 458 391 709 177 481 185 192 168 785 911 902 205 955 371 976 Pangkalpinang 93 132 058392 102 159 212 341 134 837 432 134 159 001 417 847 170 446 721 009 196 105 837 101 Sumber: Bangka Belitung Dalam Angka 2016 Perkembangan belanja modal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. Di tahun 2010 dan 2011 belanja modal paling tinggi di Belitung sebesar 327.809.061.402 dan 131.048.999.843 sedangkan di tahun 2012 belanja modal paling tinggi di Bangka Barat sebesar 190.334.420.261, tahun 2013 di Belitung sebesar 209.996.464.240, tahun 2014 di Bangka Selatan sebesar 196.120.864.404 dan tahun 2015 yang paling tinggi di Belitung 247.314.185.946 dan paling rendah di Bangka Tengah sebesar 101.857.391.400. Dilihat dari tabel diatas, dari tahun 2010-2015 yang paling banyak pengeluaran belanja modal yaitu di Kabupaten Belitung. 57

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2010-2015. Metode anlisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan model fixed effect yang menggunakan program statistik komputer, yakni Eviews 9.0. hasil dari pengolahan data dalam bab ini dianggap merupakan hasil estimasi terbaik karena dapat memenuhi kriteria dalam teori ekonomi, ekonometrika dan statistika. Berdasarkan model regresi data panel yang terdiri atas tiga pendekatan, yaitu model fixed effect, random effect dan common effect, untuk menentukan model manakah yang akan digunakan dalam penelitian ini maka terlebih dahulu penelitian ini menggunakan uji Chow dan uji Hausman.

A. Uji Kualitas Data

1. Uji Heterokedastisitas

Indikator suatu model mengalami heteroskedastisitas adalah nilai  i membentuk hubungan yang signifikan dengan variabel prediktornya. Dengan adanya heteroskedastisitas ini maka akurasi model dapat mengalami penurunan pada nilai variabel prediktor yang semakin besar 58 jika terjadi korelasi positif atau pada nilai variabel prediktor yang semakin kecil jika terjadi korelasi negatif Nawari, 2010. Uji Heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik yaitu terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas diantaranya metode Uji Park,Uji White, Uji Jenjang Spearman, Uji Glesjer, Uji Chi-Square Ghozali, 2005. Tabel 5.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White F-statistic 0.904446 Prob. F 3,38 0.4480 Obs R-squared 2.799086 Prob. Chi-Square3 0.4237 Scaled explained SS 1.270994 Prob. Chi-Sqaure3 0.7360 Berdasarkan tabel diatas, karena nilai Prob. Chi-Square3 0.4237 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan model diatas tidak mengandung heterokedastisitas. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear yang pasti antara peubah-peubah bebasnya. Multikolinearitas terjadi pada model regresi dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen regresi berganda dimana terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen. Adanya korelasi tersebut menyebabkan nilai taksir dari  k semakin tidak