Pembelajaran Konvensional versus PBL

Menurut Mustakim 2011 dalam Anisah et al. 2012 metode konvensional memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Kelebihan metode konvensional: 1 Guru mudah menguasai kelas, 2 Mudah mengorganisasikan tempat dudukkelas, 3 Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, 4 Mudah dalam pelaksanaannya, 5 Guru dapat menerangkan pelajaran dengan baik. Sedangkan kekurangan dari metode konvensional adalah: 1 Mudah menjadi verbalisme, 2 Tidak semua siswa dapat memahami pelajaran tersebut, 3 Lebih membosankan, 4 Menjadikan siswa pasif. Berbeda dengan lingkuangan atau suasana kelas yang konvensional, lingkungan atau kelas PBL siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dan mengubah suatu metode ke dalam situasi yang cocok Smith et al. dalam Roh, 2003. Dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, metode PBL membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penalaran Tan, 2004. Menurut Hmelo-Silver, Cemoblisky, dan DaCosta 2004 dalam Widjajanti 2011 menyatakan bahwa siswa yang belajar dalam konteks pemecahan masalah seperti PBL dapat mengingat kembali pengetahuan mereka tentang masalah baru. Sejak awal beridiri pada tahun 2010 Prodi Farmasi FKIK UMY dalam pelaksanaan program pendidikannya menggunakan metode pembelajaran PBL. Metode PBL yang digunakan dengan kriteria SPICES FK UMY, 2013. Metode SPICES mengidentifikasi enam strategi. Harden et al. 2009 membuat spektrum strategi tersebut dan membedakan antara metode PBL yang diformulasikan sebagai “SPICES” di satu sisi dan metode konvensional di sisi lain Tabel 2. Tabel 1. Perbedaan antara metode SPICES dan metode konvensional No. Metode SPICES Metode Konvensional 1 Student-centered Teacher-centered 2 Problem-based Information-gathering 3 Integrated Discipline-based 4 Community-based Hospital-based 5 Elective Uniform 6 Systematic approach Apprenticeship Sember: Haden et al., 2009

B. Tutorial

Metode pembelajaran utama dalam sistem PBL adalah tutorial. Tutorial dalam konteks PBL adalah suatu proses pembelajaran aktif di dalam diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor dan dipimpin oleh seorang mahasiswa terpilih dan dibantu oleh seorang sekretaris terpilih. Menurut Widjajanti 2011 dengan PBL diskusi tutorial mahasiswa akan berdiskusi secara intensif, sehingga mereka akan saling bertanya, menjawab, mengkritisi, mengoreksi, dan mengklarifikasi setiap konsep atau argumen masing-masing. Dalam diskusi tutorial PBL mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk membuat, memperhalus, dan mengeksplorasi dugaan - dugaan untuk keefektifan kelompok tutorial, sehingga dapat memantapkan pemahaman mereka atas masalah yang sedang dipelajari. Keefektifan, keberhasilan dan kemampuan pemecahan masalah banyak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, yaitu kualitas kasus, pengetahuan mahasiswa prior knowledge, kinerja tutor Sockalingam Schmidt, 2011; Schmidt Moust, 2000; Schmidt Moust, 1995; Schmidt et al., 1995. Mahasiswa harus mampu mengkomunikasikan ide mereka, baik secara lisan maupun tertulis, dalam rangka memecahkan masalah yang diberikan Widjajanti, 2011. Pada akhirnya diskusi tutorial dapat meningkatkan ilmu pengetauan dan membuahkan hasil belajar yang optimal. Di akhir pertemuan tutorial, mahasiswa diberikan soal post test atau minikuis yang mencangkup masalah dalam skenario. Nilai atau hasil yang didapatkan menandakan berhasil atau tidaknya mahasiswa tersebut memecahkan permasalahan dalam skenario. Dalam proses diskusi tutorial PBL, keefektifan kelompok tutorial juga merupakan salah satu cara terpenting dalam menjadikan mahasiswa sukses ujian. Hal ini secara empiris diteliti oleh Schmidt Moust 2000 dan Van Berkel Schmidt 2006 yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel tersebut. Menurut Singaram Dolmans 2008 dalam Karunia, keefektifan diskusi tutorial juga merupakan kunci kesuksesan dalam kurikulum PBL.

Dokumen yang terkait

Perbedaan keterampilan generik sains siswa yang diajar dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PJBL) pada konsep bakteri

13 145 275

Pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi laju reaksi : kuasi eksperimen di MAN Mauk Kabupaten Tangerang

1 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL), Problem Based Learninng (PBL), dan Problem Solving Pada Materi Animalia

5 29 376

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

0 3 128

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MAHASISWA FARMASI UMY TERHADAP METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

1 12 103

ASPEK BELAJAR MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PADA METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

0 6 86

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pokok Bahasan Trigonometri (PTK di kelas X SMA Muhammadiyah 1

0 3 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning (PBL) Melalui Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan Bangu

0 1 11